Recycle [completed]

By IvankaLarasati

146K 8K 432

Gue dulu emang gak pernah dianggap ada sama kalian semua. Tunggu sebentar lagi, kalian akan ngejar ngejar gue... More

Prolog
#1 : here i am
#2 : change
#3 : look at me
#4 : real
#5 : friend
#6 : rain
#7 : warm
#8 : dating
#9 : maureen?
#10 : can i belive u?
#11 : who are u
#12 : answer
#13 : ur story? HA.
#14 : sorry
#15 : s e ( t ) a n
#16 : everytime
#17 : idk.
#18 : end?
epilog.

#19 : good bye~

5.6K 279 19
By IvankaLarasati

9.00

"Reen, kayaknya gue pengen nembak seseorang cewek. Pengen gue jadiin hak milik." ujar Sean sambil menunduk dan menggerakan kakinya didalam air.

"Sama siapa cieeeee?" goda Maureen sambil tersenyum.

"Sama Alice." Sean menatap Maureen lembut dan memberikan senyuman terbaiknya.

Maureen tersenyum cerah, seperti mendapat pencerahan

"Eum, terlalu to the point ya?" tanya Sean.

"Iyasih. Ini masih pagi loh, Se. Udah ngomong begitu, mandi aja lo belom." jawab Maureen asal. "Tapi lebih cepat, lebih baik sih."

Sean tertawa kecil. "Mandi gak mandi, namanya juga sayang mau gimana lagi?"

Sean sukses membuat wajah Maureen memerah, itu membuat Maureen menundukan kepala.

"Jadi gimana cara nembaknya?" Sean menatap Maureen dengan tatapan memohon.

"Cara nembak? Yaa gitu, masa gak tau si?

"Lupa, udah lama gak pacaran."

"Najis."

"Gimana Reen?"

"Coba kalo versi lo gimana?"

"Oiya. Mau gak sama gue?"

"Hm..." Maureen melihat Sean dengan tatapan malas. "Sumpah, najis. Nembak cewek kok gitu, jangan gitulah. Standar abis, ga ada romantisnya sama sekali. Gak asik."

"Mulai dah bacotannya, bikin jleb." Sean memutar bola matanya.

"Ya kan ngoreksi." jawab Maureen sambil tertawa renyah.

"Yaudah gimana dong Reen?"

"Gini, lo datengin dia, pegang tangannya. Bilang 'Alice, mungkin ini waktu yang tepat, hmmm, gue pengen jadiin lo sebagai hak milih gue, lo mau gak jadi pemilik hati ini?' gitu." terang Maureen.

Sean berfikir sejenak. "Itu gak alay ya Reen? Gue juga gak apal kata-katanya."

"Iyasih, alay. Alice bukan tipe cewek yang demen di puitisin kan? Yaudah lo kasih bunga. Terus bilang 'Would u be mine?' gitu. Simple."

"Mungkin yang kedua lebih baik." Sean akhirnya menyetujui cara yang diajukan Maureen. "Enaknya nembak Alice kapan ya?"

"SEAN SEAN!!!" teriak seorang cewek dengan nyaring. Itu Aulia.

"Bisa gak, gak teriak?" tanya Sean sambil berdiri menghampiri Aulia yang terlihat lelah.

"Alice kemana Se?!!" tanya Aulia panik.

"Hah?"

Maureen ikut berdiri dan mendengar apa yang dimaksud Aulia.

"Alice tuh ilang, dia gak ada di villa, dikamarnya, gaada samsek. Terus juga, Kevin ilang, kayaknya Alice sama Kevin. Tapi barang-barang Alice udah gaada, Kevin masih ada. Gak ngerti gue, gak mungkin Kevin bawa kabur Alice. Ini kenapa?!" Aulia terlihat panik, dan tidak bisa mengontrol napasnya.

"Aul, napas." Sean menepuk pundak Aulia.

"Kalo gue gak napas, gue udah mati sekarang, BEGO." Aulia menatap Sean kesal.

Haykal menghampiri Aulia, Sean dan Maureen. "Tadi gue telfon Alice, hapenya gak aktif. Terus tadi gue telfon Kevin, diangkat, tapi ada suara Alice yang bilang 'diem' sambil nangis. Terus mati." jelas Haykal, tak kalah panik.

"Daripada panik, sekarang gue mau nyusul mereka." Sean berlari menuju villa untuk mengambil kunci mobilnya.

"Tapi lo mau nyusul kemana njing?" Haykal mengikuti Sean menuju villa.

"Pokoknya menuju Jakarta." ucap Sean sambil terus berlari.

"Gue ikut."

"Cewek lo?"

"Ada Maureen."

Sean mengambil kunci mobilnya, dan dia tidak sempat ganti baju, ataupun mandi, langsung menuju parkiran mobilnya bersama Haykal.

Mereka berdua panik, karna sepertinya, yang menguasai mobil Kevin bukanlah Kevin. Puncak memiliki jalan yang berliku, menyetir sambil menangis itu sudah dipastikan berbahaya.

Sean dan Haykal langsung menjalankan mobil menuju Jakarta.

---

Alice kembali kekamarnya yang sudah kosong, sambil terisak-isak. Ia merapihkan semua barang bawaannya kedalam koper, tampak seperti semula.

Ia mengambil handphonenya dan terlihat sebuah notif dari ibunya.

mom : Kamu sudah punya pilihan?


Alice : aku ke london.

Mom : good Girl.

Alice segera turun kebawah dan menemukan Kevin yang baru selesai mandi. "Kev, pinjemin gue mobil lo."

"Lo mau kemana?" tanya Kevin yang melihat kearah koper yang Alice bawa.

"Gue ada urusan di Jakarta."

"Yaudah, gue anterin." Kevin mengambil kunci mobilnya.

Alice tersenyum kecil. "Tapi gue yang bawa ya." Alice mengambil kunci mobil Kevin dari tangan pemiliknya.

"Lo yakin? Mata lo sembab gitu loh. Lo abis nangis, lo banyak pikiran."

"Gue udah handal. Jadi tenang." Alice pergi keparkiran dan masuk kedalam mobil Kevin. Kevin pun duduk disebelahnya.

"Kev, jangan bilang siapa siapa." Alice mengambil Handphone Kevin yang ada ditangan Kevin.

"Kenapa?"

"Cuman lo yang tau."

Alice menyalakan mobil dan segera meluncur kearah tujuannya, Jakarta, Soekarno-Hatta.

.
.
.

TRING TRING!

Handphone Kevin berbunyi, tampak nama Haykal tertulis dilayar. Alice mengangkatnya. "Diam." kemudian mematikannya kembali.

"Alice... Lo kenapa?"

.
.
.

"Kita ngapain di bandara?" tanya Kevin sambil memastikan kalau ini benar-benar ada di Bandara Soekarno-Hatta.

"Diem aja deh." Alice meminggirkan mobil Kevin. Ia pun mematikan mesin mobil, dan turun. Diikuti oleh Kevin. "Mau ngapain lo disini?"

"Mau pulang."

---

"Sean, kita mau kemana? Kita udah di jakarta dan kita gak tau harus mau kemana."

"Coba tanya Maureen. Kali aja dia tau."

Haykal langsung mencari nomor Maureen dikontaknya. Dan hasilnya nihil. Dia tidak memiliki kontak Maureen. Akhirnya ia memutuskan menelfon Aulia.

"Sayang, coba tanya Maureen. Kira-kira Alice ada dimana?"

"Maureen? Oke sebenentar by."

"Oke."

"By, kata Maureen, Alice pernah cerita, kalo dia mau pindah. Coba ke bandara."

"Bandara? Oke, deket sini ada bandara Soekarno Hatta. Makasih sayang, jaga diri."

Sambungan terputus.

"Katanya mungkin ada di Bandara."

"Bandara? Oke." Sean langsung membelokan mobilnya masuk kegerbang bandara soekarno hatta.

Benar saja. Setelah putar-putar di Bandara, Ia melihat mobil Kevin terparkir di terminal.... MENUJU LONDON?

Sean memarkirkan mobilnya tepat dibelakang mobil Kevin. Ia segera turun, dan menemukan Kevin dan Alice sedang beradu bacot.

"Alice.." panggil Sean.

Alice menengok kearah Sean, seketika dia menangis. "Lo gak bareng sama cewek lo, Se?" tanya Alice sambil terisak.

"Cewek gue? Mana punya? Malah elo calonnya."

"Stop bikin gue terbang, Kalo lo emang mau jatohin gue lagi."

"Lice.." Sean memegang kedua tangan Alice dengan lembut, dan menatapnya. "Jangan pindah... Tetep disini, dideket gue, dan dihati gue. Jangan pergi."

Alice terdiam, dan menatap mata Sean dalam. "Mama gue udah nunggu didalam." Alice melangkah menjauh.

"Enggak, lo kagak boleh pergi." Sean memeluk Alice dari belakang. "Gue belom jadiin elo hak milik."

"Ha?" Alice menunduk malu, wajahnya sudah merah sekarang. Sekarang, mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang dibandara. "Tolong lepasin. Mama gue udah nunggu."

Sean malah memeluk Alice lebih erat. "Enggak."

"Se."

"Lice. Bawa gue ke mama lo, sekarang." Sean melepaskan pelukkannya dan menggandeng tangan Alice.

Alice berjalan menuju mama nya yang sudah berdiri didepan pintu tunggu.

"Tante. Alice gapapakan gak usah ikut? Nanti saya yang jagain." ucap Sean kepada mama Alice.

Mama Alice menggeleng. "Kamu emang siapanya?"

"Saya calon pacarnya."

"Kamu baru calon pacar aja udah ngatur-ngatur." celetuk mama Alice.

"Tante, sekali ini aja. Biarin Alice tinggal di Indonesia."

"Enggak bisa."

"Tan..."

"Oke."

"Yes."

"Tapi, kamu bener-bener harus jagain dia. Dia adalah anak tante, dan jangan pernah buat dia menangis. Joe akan ikut saya." ucap Mama Alice.

Alice tersenyum kecil, walaupun begitu, dia memang sedikit senang mendengar pernyataan mamanya.

"Saya janji."

"Tapi Alice bakalan tinggal sama siapa?" tanya mama Alice sedikit meragukan.

Ini benar-benar bantingan besar pada Sean, gak mungkin Alice tinggal dengannya, karna akan menimbulkan fitnah.

Sepertinya ia akan mengalah, jika begini.

"Saya gak bisa untuk itu. Maaf tante, saya terlalu menjamin kenyaman Alice, padahal saya tidak bisa. Memang seharusnya Alice pergi sama tante, toh itu juga keinginanya. Dan saya.. Belum menjadi siapa-siapanya. Maaf." Sean melepaskan tangan Alice dengan perlahan.

Alice tersenyum kecil, jujur, Sean menyerah seperti ini membuatnya sakit. Tapi mau bagimana lagi, mereka masih kelas 11.

Hidup gak sedrama itu.

Mungkin di novel mudah untuk menyelesaikan masalah ini, tapi ini kenyataan, itu bukan perkara yang mudah.

"Alice, maaf." Sean memeluk Alice sambil menangis, tak ada isakan, hanya ada air mata setetes yang jatuh. "Maaf gak bisa usaha buat lo disini. Gue sayang lo. dan gue janji, bakalan sama lo terus, gue gak akan pacaran sama cewek lain. Gue janji, bakalan nyusul lo ke London kalau sekolah gue selesai."

Alice membalas pelukan Sean, ia menangis juga. "Gapapa Sean. Gapapa. Ini takdir. Gue tunggu ya janji lo."

Mereka berdua mengakhiri pelukan. Dan keduanya tersenyum.

"Alice.. Kalo Sean nyusul lo, ntar gue sama Kevin ikutan kok. Jangan lupain kita ya, kita pasti bakalan sedih banget ditinggal ketua osis baru. Kita baru kenal sebentar, dan harus pisah lagi." Haykal menghampiri Alice dan memeluknya sekilas. "Gue yakin, kalo Aulia tau lo pindah, dia pasti nangis."

Kevin menghampiri Alice, dan mengusap rambutnya. "Jaga diri baik-baik. Lo pasti bakalan nemu temen kek gue, yang selalu ada buat lo. Asik."

Alice tertawa renyah. "Gue bakalan kangen kalian, jangan lupa video call ya."

"Iya."

"Jangan lupa salam ke Aul ama Maureen."

"Sampai jumpa nanti."

-♥♥♥-

END GA YA?

END.

---

THANKS UDAH BACA ALL. AKHIRNYA GUE BISA NYELESAIIN CERITA~

AKHIRNYAAAAHHH.

19 PART. SELESAI.

MAKASIH, SAMPAI JUMPA DI KARYA SELANJUTNYA.

mungkin kalo lagi mood, gue bakalan buat epilog BHAHAHAHAH. Dada.



Oiya, gue buat cerita lagi nih, baca ya :3

(( Temporary ))

Continue Reading

You'll Also Like

ZiAron [END] By ✧

Teen Fiction

7.9M 736K 69
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang...
13.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
16.4M 387K 17
[SUDAH TERBIT] Tentang Graziano Gerald Alexio, kapten basket populer yang terkenal dingin serta kejam dalam menyikapi para gadis yang menyukainya. Di...
THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...