Dikerajaan bumi, tampak pangeran Willy yang sedang berlatih pedang sendirian. Biasanya pangeran Willy berlatih pedang bersama dengan kakaknya pangeran Richard. Dan saat itu tampak kekesalan diwajah pangeran Willy.
"Lagi-lagi aku harus berlatih sendirian. Kakak selalu saja menghilang. Sepertinya sudah menjadi hobi kakak untuk menghilang." Gumam pangeran Willy kesal.
"Pangeran dimana kakak mu? Kenapa dia tidak ikut berlatih?" Tanya raja Albert yang sedari tadi memperhatikan pangeran Willy.
"Aku tidak tau kakak dimana. Akhir-akhir ini kakak sering sekali menghilang."
"Menghilang?"
"Iya yah. Malam tadi saja kakak tidak ada diistana."
"Kalau kakak kamu ada nanti, suruh dia untuk temui ayah. Kamu lanjutkan saja latihan pedangnya!" Raja Albert terlihat marah.
....
Pangeran Richard dan Cedric duduk berdekatan. Walaupun mereka berdua duduk berdekatan, mereka tidak saling bicara. Putri Courtney mulai merasa kesal saat melihat kelakuan pangeran Richard dan Cedric saat itu.
"Kalian kenapa sih?" Tanya putri Courtney.
"Gapapa" Jawab pangeran Richard dan Cedric bersamaan.
"Kalian musuhan ya?" Tanya putri Courtney lagi.
"Nggak kok" Lagi-lagi mereka berdua menjawab bersamaan.
"Terserah!" Ucap putri Courtney kesal dan pergi keluar rumah. Akan tetapi saat itu Wildark datang menghampiri putri Courtney.
"Kau. Mau apa kau kesini?" Tanya putri Courtney marah saat melihat kedatangan Wildark.
"Ternyata kau tinggal dirumah ini."
"Kau mau apa? Apa kau mau merampas rumah ini juga, sama seperti kau merampas istana ku?" Putri Courtney sangat marah saat melihat Wildark. Pangeran Richard dan Cedric langsung keluar karena mendengar suara Wildark.
"Mau apa kau kesini ha?" Tanya pangeran Richard marah.
"Oh ternyata ada pangeran Richard juga disini."
"Pergilah dari sini!" Ucap Cedric.
"Aku kesini untuk mengunjungi mu" Ucap Wildark kepada Cedric.
"Untuk apa kau mengunjungi Cedric? Apa kau mengenalnya?" Tanya putri Courtney kepada Wildark.
"Mengenalnya? Tentu aku sangat mengenalnya"
"Pergilah sekarang juga dari sini!" Ucap Cedric. Cedric takut jika nanti ayahnya itu mengatakan kalau dia adalah anaknya.
"Baiklah. Tapi kau datanglah keistana ku putri! Ada pertunjukkan yang menarik yang aku buat untuk mu" Ucap Wildark.
"Aku tidak akan datang kesana" Ucap putri Courtney.
"Tapi kau harus datang! Kakak mu menunggu kedatangan mu putri" Wildark pergi setelah mengatakan itu kepada putri Courtney.
"Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Aku takut jika nanti dia melakukan sesuatu ke kakak" Wajah putri Courtney terlihat sangat khawatir.
"Tidak usah khawatir! Aku akan menemani mu nanti" ucap pangeran Richard.
Sebenarnya apa lagi yang direncanakan ayah?. Batin Cedric.
....
"Jerald" Panggil Wildark kepada orang kepercayaannya itu.
"Ada apa tuanku?" Tanya Wildark.
"Keluarkan pangeran Anthony dari penjara! Dan bawa dia kehalaman istana!"
"Apa yang ingin kau lakukan tuanku?"
"Tidak usah bertanya! Kerjakan saja apa yang aku perintahkan! Dan satu lagi, ikat tangannya ditiang yang sudah disiapkan!"
"Baiklah tuanku yang mulia." Jerald langsung pergi menuju penjara bawah tanah. Sesampainya dipenjara itu, Jerald langsung menarik paksa pangeran Anthony keluar. Tentu saja ratu Calissa tidak tinggal diam melihat putranya itu ditarik secara paksa.
"Singkirkan tangan mu yang kotor itu dari putraku! Mau kau bawa kemana putra ku ha?" Tanya ratu Calissa sembari menghadang Jerald.
"Menyingkirlah dari hadapanku!" Jerald mendorong ratu Calissa hingga terjatuh.
"Yang mulia" Ucap Kathleen sembari menolong ratu Calissa.
"Berani-beraninya kau mendorong ibuku. Apa aku mau mati?" Pangeran Richard sangat marah.
"Tutup mulutmu itu! Kau tidak tau mau diapakan kau kelak. Dan sekarang kau bicara tentang kematian. Mungkin kau yang akan mati nantinya." Jerald menarik paksa pangeran Anthony keluar.
"Tunggu! Mau kau bawa kemana putra ku?" Ratu Calissa menangis.
"Yang mulia, aku mohon tenanglah! Pangeran Anthony akan baik-baik saja" Ucap Kathleen mencoba menguatkan ratu Calissa. Tapi bagaimanapun juga, Kathleen merasa sangat khawatir dengan keadaan pangeran Anthony.
....
Putri Courtney tampak sangat khawatir. Dia terus memikirkan kakaknya. Pangeran Richard yang melihat putri Courtney, mencoba untuk mendekatinya.
"Apa kau memikirkan keadaan kakakmu?" Tanya pangeran Richard.
"Iya. Aku sangat takut jika sesuatu terjadi pada kakak"
"Kalau begitu, ayo kita pergi keistana langit."
"Benarkah kau mau kesana?"
"Tentu. Aku akan menemanimu kesana"
"Aku juga akan ikut" Ucap Cedric.
"Terimakasih, karena kalian sudah mau menemaniku" Mereka bertiga langsung pergi menuju istana langit.
....
Diistana langit tampak pangeran Anthony yang sedang disiksa. Dengan menggunakan rantai, Jerald mencambuk pangeran Anthony. Cambukan itu terasa begitu sakit, karena pangeran Anthony dicambuk tanpa menggunakan baju. Seluruh tubuh pangeran Anthony luka karena cambukan itu. Darah juga mulai keluar dari luka yang ditimbulkan akibat cambukkan itu.
"Bagaimana rasanya pangeran Anthony? Apa sakit? Aku tidak akan menyuruh Jerald untuk berhenti mencambukmu, sebelum kau katakan dimana pedang milik leluhur mu itu"
"Aku tidak akan mengatakannya. Lebih baik aku mati daripada harus memberitahumu letak pedang itu" Ucap pangeran Anthony sembari menahan sakit. Dan saat itu putri Courtney datang.
"Kakak. Hentikan! Kenapa kalian mencambuk kakak ku?" Saat melihat kakaknya disiksa dengan cambukkan, putri courtney tidak bisa membendung air matanya. Pangeran Richard mencoba menahan putri Courtney untuk mendekati kakaknya, karena dia takut putri Courtney nantinya akan dilukai juga.
"Akhirnya kau datang juga. Bagaimana? Apa kau senang melihat semua ini?" Tanya Wildark licik.
"Apa yang kau lakukak terhadap kakak ku? Hentikan! Jangan cambuk dia lagi!" Air mata putri Courtney terus mengalir. Hatinya begitu sakit melihat kakaknya disiksa dihadapannya.
"Aku akan menghentikannya jika kau memberitahu ku dimana pedang leluhurmu itu"
"Tidak putri. Jangan kau beritahu dia! Ah" Pangeran Anthony menjerit kesakitan saat Jerald mencambuknya dengan keras.
"Kakak" Putri Courtney tersungkur ketanah. Dia tidak tahan melihat kakaknya disiksa. Air mata terus membasahi pipi putri Courtney.
"Wildark kau benar-benar biadab!" Ucap pangeran Richard yang melihat semua itu.
"Katakan saja dimana pedang itu berada! Maka aku akan menyuruh Jerald untuk berhenti mencambuk pangeran Anthony"
"Tidak putri. Ja..ngan kau katakan! Ber...janji...lah kalau k..kau tidak akan mengatakannya pu..tri!" Ucap pangeran Anthony terbatah-batah.
"Iya kak. Aku tidak akan mengatakannya!" Ucap putri Courtney terpaksa.
"Kurang ajar. Cambuk dia!" Perintah Wildark. Cambukkan yang begitu keras itu, membuat pangeran Anthony kehilangan kesadarannya.
"Kakak. Hentikan aku mohon! Dia sudah tidak sadarkan diri. Jangan cambuk kakak ku lagi!"
Akan ku balas kau Wildark! Akan ku buat kau membayar semua yang kau lakukan ini. Akan ku buat kau menyesal karena sudah membuat putri Courtney dan keluarganya menderita. Batin pangeran Richard.
Dan saat itu tiba-tiba ada yang melepaskan ikatan tangan pangeran Anthony, dan membawa kabur pangeran Anthony yang sudah tidak sadarkan diri.