Author POV
Yuna pun tidak dapat kabur lagi dari jebakan yang sudah di siapkan oleh Park Chanyeol. Dan ia hanya menuruti permainan dari Park Chanyeol dengan terpaksa dan berat hati.
"Ne.. Eomma, arraseyo" apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah berbohong kepada eomma.
"Eomma aku akan masuk ke kamar dan membereskan baju ku sekarang ya" Ucap Yuna dengan menundukan kepala nya karena gelisah telah berbohong kepada eomma nya.
"Iya Yuna, cepet bereskan baju mu sekarang. Dan turun untuk makan ok?".
"Arraseyo eomma" Yuna pun berjalan memasuki kamar nya dengan berat hati. Seraya mengembangkan pipi nya yang tirus itu.
Setelah memasuki kamar nya, Yuna pun mengunci pintu kamar nya dan terduduk di depan pintu kamar. Air mata yang sudah ia tahan pun menetes perlahan membasahi pipi nya yang tirus itu.
"Ottokhe yo, aku sudah berbohong padahal selama ini aku belum pernah berbohong kepada eomma. Apakah aku sudah berdosa? Ya aku berdosa. Maafkan aku eomma aku tidak dapat melakukan apa-apa"
"Yuna sayang, apakah kau sudah selesai berkemas nya sayang? Eomma sudah memasak banyak makanan kesukaan kau sayang. Ayok makan sekarang bersama eomma" pinta ibu Yuna dengan mengetuk pelan pintu kamar gadis itu.
"Araseo eomma, aku akan keluar sebentar lagi eomma. Aku sedang berganti baju" jawab gadis itu dengan lantang nya.
Gadis itu pun segera berkemas dengan sigap nya dan mengusap air mata di pipi nya agar tidak keliatan dia habis menangis.
"Yuna kau kuat, GO GO YUNA" Teriak Yuna dengan semangat nya dan melangkah keluar dari kamar nya itu.
Seraya menuruni tangga, Yuna berpikir cukup keras bagaimana cara untuk kabur dari Park Chanyeol.
Apakah tidak ada cara untuk kabur dari Park Chanyeol? Atau aku harus meminta bantuan dari Kookie? Yuna pun berpikir cukup keras memikirkan masalah ini.
"Ne eomma, kalau aku tidak ada di rumah... Apakah eomma tidak akan kesepian?" Tanya Yuna sembari mengunyah makanan di mulut nya.
"Eomma sudah terbiasa sendirian di rumah sayang, kau tidak perlu mencemaskan eomma. Ara?, dan jangan berbicara ketika masih mengunyah makanan di mulut sayang tidak sopan" Ucap ibu Yuna dan mengacak acak rambut Putri kesayangan nya.
"Kyaaa jangan mengacak rambut ku eomma, ara ara" Yuna langsung berhenti makan dan merapikan rambut nya. Setelah itu ia lanjut makan dengan lahap dan menghabiskan 1 piring nasi.
Sesudah melahap makanan yang di sediakan ibu nya itu, Yuna pun beranjak dari kursi nya.
"Ne eomma, yuna berangkat sekarang ya? Ingat eomma, selama yuna tidak ada eomma harus makan tepar waktu dan jaga kesehatan ne? Atau tidak yuna naik jet secepat kilat kalau mendengar kabar yang tidak baik tentang eomma. Arraseo?" ucap Yuna sembari melontarkan senyum termanis nya itu.
"Iya ya ampun yuna sayang, eomma sudah bukan anak kecil lagi sayang. Semesti nya eomma yang berkata begitu ke kamu" ibu melayangkan kecupan yang lembut ke jidat yuna yang mulus itu.
"Okayy kalau begitu yuna berangkat sekarang eommaa, saranghaeyo eomma"
"Nado yuna"
Yuna berlari kecil menyusuri lorong rumah nya dan menuju ke pintu utama, karena Chanyeol sudah menunggu nya sedari tadi di dalam mobil sports milik nya itu.
Dapat terlihat jelas dari kaca mobil yang tembus pandang itu, kalau Chanyeol cukup kesal karena telah menunggu terlalu lama di sana.
Sesudah Yuna memasuki mobil tersebut, Chanyeol langsung membuka obrolan.
"Mengapa kau begitu lama? Kau ingin membuat pantat ku tepos dengan berduduk lama-lama di mobil ini? Memang nya kau ingin bertangung jawab kalau pantat ku beneran tepos?" sembur Chanyeol dengan kesal nya.
Yuna hanya menatap tidak percaya kalau orang di depan nya ternyata bisa kesal cuman karena hal sepele seperti ini? Dan lagi apa yang barusan dia katakan? Pantat nya tepos? Memang nya bisa apa? Yuna hanya tertawa kecil membayangkan hal tersebut.
"Apa yang kau tertawakan? Tidak ada yang lucu tau" terlihat sekali kalau Chanyeol sedang sangat kesal kepada nya, "Mungkin tidak buruk juga, kalau aku mencoba tinggal dengan nya?" .
Sesudah Chanyeol mengatakan itu, keheningan pun melanda kembali di mobil itu. Atmosfer di mobil terasa sangat lembut.
Di antara mereka tidak ada yang mau membuka obrolan, mau tidak mau Yuna terpaksa membuka obrolan untuk memecahkan suasana yang canggung ini.
"Em Chanyeol-ssi?"
"Hm?"
"Apakah aku boleh bertanya sesuatu?"
"Hm"
"Sebenarnya apa alasan kau menyuruh ku untuk tinggal bersama mu?"
"....." Chanyeol hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Yuna, karena sebenarnya dia pun tidak tau alasan utama nya menyuruh perempuan di samping nya ini untuk tinggal bersama nya apa.
"Chanyeol-ssi? Apakah kau melamun?"
"Tidak"
"Jadi... Apakah kau mendegarkan pertanyaan ku tadi?"
"Ya"
"Jadi jawaban dari pertanyaan ku tadi apa?"
"Berisik"
Hanya dengan mendengar jawaban singkat padat dan jelas dari Chanyeol, dapat membuat Yuna diam beribu bahasa. Dia tidak berani untuk bertanya lebih lanjut.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••