Lies✔

By HanJjemin

61.2K 5.7K 318

"Kau tidak boleh terlalu dekat dengan tuan dan nyonya ingat itu!" bentak Min Ah terhadap anak kecil berusia 5... More

Prolog
I
II
III
V
VI
VII
VIII
IX
ENDING

IV

4.5K 495 11
By HanJjemin



4 minggu telah berlalu, selama 4 minggu itu pun Yunho menjalani terapi secara rutin hingga saat ini ia mampu berbicara kembali, Jaejoong pun senang karena perlahan penyakit Yunho menghilang. Setelah Yunho menganggap dirinya sudah sehat, Yunho meminta Jaejoong untuk menghentikannya untuk berobat, Yunho mau pun Jaejoong terus saja berdebat akan ini, tapi Yunho sudah tak ingin untuk terus kembali mengontrol kondisinya, ia sudah sangat yakin akan kesehatannya tersebut.

Hari ini Yunho dan Jaejoong sedang berjalan bersama setelah menjalani terapi Yunho yang terakhir.

"Aahhh akhirnya aku dapat bernafas lega setelah kau kembali dapat berbicara Yun." ujar Jaejoong tersenyum, Yunho pun ikut tersenyum mendengarnya.

"Ya, aku sangat berhutang padamu tuan muda."

"Berhenti bilang seperti itu, kau pun seperti kemarin karena ulahku, jadi wajar saja aku bertanggung jawab dengan semua ini." ujar Jaejoong, Yunho pun mengangguk mendengarnya.

"Ah ya, satu lagi. Jangan panggil aku tuan muda, bukankah kita sudah memutuskan untuk menjadi teman? panggil namaku saja Yun." ujar Jaejoong.

"Maaf aku ti-.."

"Ini perintah Yun." bantah Jaejoong, Yunho hanya terdiam mendengarnya. Jaejoong terkekeh melihat Yunho.

"Kau itu terlalu naif ya Yun." ujar Jaejoong, Yunho hanya mampu menyeritkan dahinya tak mengerti maksud Jaejoong.

"Appa Ummaku menyayangimu, berkali-kali aku melakukan tindakan jahat padamu tapi kau selalu saja diam, kau pun mengabaikan semua perbuatanku, bisa saja bukan Kau membalasnya, yang ku tau kau juga ahli berkelahi." ujar Jaejoong, Yunho kembali tersenyum. Ia menghelakan nafas beratnya sebelum membuka mulutnya untuk berbicara.

"Aku bukan orang seperti itu, lagi pula walau tuan dan nyonya menyayangiku, yang berhak atas Kasih sayang penuh mereka hanya anda, anaknya."

"Begitu? baguslah jika kau berfikir seperti itu, aku tak perlu cemaskan hal itu lagi, yang aku punya hanya appa dan umma jadi aku mohon, untuk yang satu itu jangan kau rebut." Yunho terkekeh dan mengangguk setelahnya, Jaejoong tersenyum melihat anggukan Yunho.

"Yasudah, aku ada tempat bagus, kau akan aku ajak kesana."

"kemana?"

"Nanti kau pun tau." Jaejoong dan Yunho pun pergi, Jaejoong berjanji pada dirinya sendiri tak akan melakukan perbuatan gila lagi setelah ini.

.

Bukannya Cinta di mulai dari persahabatan?

.

Min ah menatap penuh kejut terhadap orang yang kini berada di hadapannya.

"Woo bin-ah?" ujarnya, lelaki itu hanya tersenyum sinis melihat ekspresi yang ia dapati dari Min ah, sang mantan istrinya tersebut.

"Hai, lama tidak berjumpa ya, 4 minggu lalu aku bertemu dengan keponakan kesayanganku. Yunho." ujarnya, Min ah mencoba santai menanggapinya walau dalam hatinya ia sangat takut.

"Mengapa kau bisa ada disini?" Tanya Min Ah ketus, Woo bin tertawa geli mendengar pertanyaan yang Min Ah lontarkan.

"Kau ini kejam sekali, ternyata kau hidup bahagia disini, dan lagi yang ku dengar Yunho di perlakukan sangat baik oleh tuan dan nyonya di sini, wow memang keponakanku itu hebat."

"Berhenti bicara, jawab pertanyaanku, bagaimana kau bisa di sini? " Woo bin kembali tersenyum sinis.

"Aku dengar Mansion ini butuh tukang kebun, maka dari itu aku mengambil pekerjaan itu, ya dengan begini aku bisa hidup nyaman."

"Jangan sampai kau bertindak macam-macam, jika terjadi hal buruk aku akan segera mengusirmu."

"Wow wow, kau berani lakukan itu? memang kau siapa? pemilik rumah megah ini? jika aku keluar dari rumah ini, aku pun akan memastikanmu keluar dari sini Min ah sayang." Min ah menatap tajam Woo bin saat ini, sementara Woobin tersenyum meledek pada Min Ah.

"Ingat, rahasiamu ada padaku, dan bagaimana jika Yunho tau kebohonganmu selama ini? Keponakan kesayanganmu itu akan di buang sayang, dan Yunholah yang akan kembali pada tempat asalnya. Ahahahahaha." Min Ah hanya mampu diam terpaku, Woobin pun pergi meninggalkan Min Ah yang tak mampu berkata-kata, apakah akan seperti itu? Jaejoong akan terbuang saat Yunho kembali? Min Ah tak akan membiarkannya terjadi, Jaejoong lah yang harus tetap berada dalam kemegahan ini bukan Yunho.

.

.

Jaejoong dan Yunho mendaki bukit kecil yang begitu indah, bahkan angin sejuk menerpa wajah mereka dengan begitu lembut. Gelak tawa mereka mewarnai perjalanan mereka yang sangat riang, bahkan tangan Yunho dan Jaejoong tak pernah lepas, sadarkah mereka telah membuat moment yang tak akan pernah terlupakan.

Mereka pun telah sampai pada Puncak bukit, Yunho menatap takjub keindahan yang ada dari sana, Jaejoong tersenyum dengan merentangkan kedua tangannya, ia menghirup segar udara bukit tersebut, setelahnya ia menatap Yunho.

"Indah bukan?" Tanya Jaejoong, Yunho pun mengangguk.

"Sangat, bagaimana kau bisa tau tempat seperti ini?" tanya Yunho, Jaejoong mendengus sebal dan mengerucutkan bibir chery miliknya.

"Kau menghina sekali, kau fikir akau tak tau tempat-tempat seperti ini?" Yunho terkekeh mendengar bahkan melihat ekspresi manis Jaejoong.

"Aku selalu sendiri ke tempat ini, jadi kau orang pertama yang beruntung aku ajak kemari, penduduk setempat meyakini bukit ini sangat istimewa." ujar Jaejoong, Yunho hanya mampu menyeritkan dahinya.

"Jika mereka bersahabat, datang ketempat ini maka persahabatan mereka akan abadi, lalu jika mereka sepasang kekasih maka Cinta mereka akan tetap kuat dan tak akan terpisahkan."

"Begitukah?" Tanya Yunho, Jaejoong pun mengangguk dan tersenyum.

"Jadi, saat ini kau menganggapku sahabat atau kekasih?" Gurau Yunho, Jaejoong hanya mampu menatap tajam Yunho atas pertanyaan yang ia lontarkan.

"Ahahaha, aku hanya bercanda, lagi pula mana pantas aku jadi-.." Ucapan Yunho terhenti saat Jaejoong menarik pakaian Yunho sehingga Yunho sedikit menunduk, mata Yunho membulat sempurna saat bibirnya bersentuhan dengan bibir chery Jaejoong. Nafas mereka seakan terhenti sesaat. Jaejoong melepas ciuman tersebut dan menatap lembut Yunho.

"Jika sepasang kekasih yang saling mencintai berciuman di tempat ini, maka-.."

"maka?" Yunho tersenyum menatap Jaejoong yang tersipu.

"Mereka tak akan pernah terpisahkan." Jawab Jaejoong, Yunho tersenyum.

"Apa kau mencintaiku?" Tanya Yunho kembali.

"Tidak, apa kau mencintaiku?" ujar Jaejoong.

"Pembohong sekali, jika tidak mengapa kau menciumku?" Jaejoong pun segera mendorong dada Yunho, ia mendengus sebal mendengar pertanyaan Yunho. Yunho menahan diri supaya ia tak tertawa melihat wajah kesal Jaejoong.

"Bodoh, seharusnya kau yang kesal akan jawabanku, kenapa kau yang buatku kesal! Apa harus aku yang mengakatakan aku mencintaimu? hei Yunho-ah! itu mau-.. mmh." mulut Jaejoong terkunci dengan bibir Yunho, Yunho melumat bibir Jaejoong sementara tangannya memegang pinggang ramping Jaejoong, Jaejoong tersenyum dalam ciuman tersebut, bahkan tangannya meremas rambut Yunho, mereka berciuman begitu panas dengan saksi bukit dan angin yang berhembus segar.

Setelah cukup lama mereka berciuman, Yunho pun segera melepaskan ciuman tersebut, Jaejoong menunduk tersipu malu.

"Sejak kapan kau mencintaiku hn?" tanya Yunho, sesekali ia merapikan rambut Jaejoong yang menghalangi wajah manis Jaejoong.

"Entahlah. Mungkin saat kita sering menjalani hari-hari bersama." Yunho pun tersenyum.

"Kau tulus mencintaiku atau kasihan hn?"

"Apakah kau tak yakin padaku Yun, aku tulus mencintaimu."

"Begitu? " Jaejoong terdiam, ia sedikit menjaga jarak dengan Yunho, tetapi tangan Yunho menahan pinggang Jaejoong agar tak menjauh darinya.

"Aku mencintaimu Jae." Ujar Yunho, Jaejoong menatap Yunho, mata mereka saling bertemu satu sama lain. Yunho mengecup lembut bibir Jaejoong, mereka kembali berciuman.

.

.

Sekali kau berbohong, maka kau akan terus berbohong.

.

.

Jaejoong sudah sampai di mansionnya, wajahnya merona akibat aktivitasnya bersama Yunho seharian ini.

"Selamat malam Tuan muda." Ujar pria yang tak ia kenal, Jaejoong hanya mampu menyeritkan dahinya.

"Siapa kau?" tanya Jaejoong ketus.

"Aku tukang kebun baru, ahhh sepertinya anda tampak sangat senang. Tak aku sangka ya kehidupan tuan muda menyenangkan seperti ini, seharusnya kau berterima Kasih pada Ajhumamu Min Ah, karena dia kau dapat hidup nyaman, ah dan lagi dengan Yunho, dialah orang yang patut kau hormati karena -.."

"Woobin-ah!" Min ah pun menghentikan ucapan Woobin, Woobin tersenyum mendengarnya, Jaejoong menatap bingung dengan apa yang terjadi.

"Tuan muda, masuklah. Jangan kau anggap serius ucapan lelaki ini."

"Siapa dia?"

"Dia tukang kebun baru."

"Katakan padanya bicara yang benar, jika tak mau ku pecat." ujar Jaejoong, Woobin hanya tersenyum meledek, Jaejoong mengabaikannya dan berjalan menuju kamarnya, mood baiknya hilang karena tukang kebun baru tersebut.

Min Ah menarik Woobin ke tempat yang cukup sepi.

"Sekali lagi kau lakukan hal seperti tadi, aku akan.. "

"Apa?!" Min Ah pun terdiam.

"Kau tidak bisa apa-apa sayang, ahahaha. Lagi pula aku tak akan secepat itu membongkar kebohonganmu. Aku ingin menikmati uang mu dulu, ayo cepat berikan aku uang."

"Kau fikir aku banyak uang hah? aku disini hanya pembantu."

"Baiklah aku akan ceritakan semuanya pada keponakan kesayanganmu itu agar ia terkejut ahahahaha." Min Ah hanya terdiam dan berdecak kesal mendengarnya.

"Baik, aku akan memberimu uang nanti, setelah itu kau pergi. "

"Aahhh boleh, tapi jika uang ku habis aku pasti kembali."

"Kau!" erang Min Ah, Woobin hanya tertawa dan pergi melihat ekspresi yang Min Ah berikan, ia benar-benar habis kesabaran menghadapi sikap Woobin, jika saja saat itu Woobin tak mendengar ucapan Min Ah yang sedang berbicara dengan bayi Yunho, Woobin tak akan pernah tau akal hal ini.

Bagaimana Min Ah mendapatkan uang yang banyak, sedangkan ia saja hanya seorang pembantu, uang yang di minta oleh Woobin sangatlah banyak, tetapi Min Ah harus segera dapatkan uang itu agar rahasianya tetap aman, dan Jaejoong akan tetap menjadi pangeran dalam mansion tersebut. Jalan satu-satunya yang harus Min Ah lakukan adalah meminta bantuan Yunho, tetapi bagaimana mungkin? Ia tak tau dimana Yunho saat ini, lagi pula ia takut jika Jihoon marah karena ia menemui Yunho. Min ah hanya mampu menghelakan nafas beratnya.

Min Ah kembali pada aktivitasnya di dapur, jujur saja ia tak konsentrasi dengan masalah kedatangan Woobin, di satu sisi ia tak mau menyusahkan Yunho 'lagi' tetapi di sisi lain, ia tak mau Jaejoong mengalami hal buruk, ia tak sanggup membayangkan jika Jaejoong terusir begitu saja jika kebohongan ini terungkap.

"Min Ah." Sapa Taehee yang baru saja datang karena melihat Min Ah yang melamun sejak tadi, Min Ah sedikit terkejut, ia pun melihat Taehee dan tersenyum kemudian.

"Maaf Nyonya, aku melamun." Taehee hanya mampu menatap wajah bingung Min Ah.

"Kau kenapa lagi hn? Memikirkan Yunho?" tanya Taehee, Min Ah pun tersenyum dan menggeleng.

"Tidak Nyonya, aku sedang kurang sehat saja sepertinya." Dusta Min ah.

"Benarkah? Sebaiknya kau segera istirahat, biar orang lain yang menggantikan tugasmu." Ujar Taehee, Min Ah pun menggeleng.

"Tidak usah, aku bisa Nyonya."

"Benar?" Tanya Taehee, Min Ah pun mengangguk. Taehee tersenyum dan pergi setelahnya, Min ah kembali menghelakan nafas beratnya, ia berfikir, jika kebohongan ini terbongkar, apakah Taehee masih memperlakukannya baik? Saat ia belum tau kebenaran akan Yunho anaknya pun Taehee sudah sangat mengistimewakan Yunho daripada Jaejoong, lalu bagaimana jika kebohongan ini terungkap? Bagaimana nasib Jaejoong? Fikir Min Ah. Haruskah ia terus berbohong dan terus menutup kebohongan ini dengan begitu rapat? Haruskah itu?

.

.

Yunho tersenyum riang menghampiri Yoochun di meja makan, bahkan ia bersiul senang, Yoochun hanya menatapnya heran, apakah Yunho salah minum obat? Fikir Yoochun heran.

"Kau kenapa?" tanyanya penasaran.

"Tidak." Ujar Yunho tersenyum, ia pun mengambil nasi dan lauk untuk ia santap, sementara itu Yoochun hanya menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya kau sudah mulai kembali lancar berbicara Yun." Ujar Yoochun, Yunho mengangguk dan menghabisi makanan di mulutnya sebelum ia berbicara.

"Ya, dokter mengatakan gejala yang ku alami belum terlalu parah dan masih bisa di sembuhkan."

"Syukurlah, tetapi bukannya kau masih harus melakukan pemeriksaan rutin?"

"Asshh, tak perlu, aku baik-baik saja Yoochun-ah." Ujar Yunho tersenyum.

"Kau ini ya." Kesal Yoochun, Yunho terkekeh mendengarnya.

"Terima kasih sudah menjadi teman baikku." Ujar Yunho, Yoochun tersenyum.

"Itu gunanya teman bukan? Ahahaha."

"Ya." Ujar Yunho tersenyum, mereka pun kembali melanjutkan aktivitas makan malam mereka. Setelah selesai makan, Yunho dan Yoochun kembali kepada aaktivitas mereka masing-masing. Yunho memilih kembali ke kamarnya sementara itu Yoochun mengambil kunci mobilnya untuk pergi menemui kekasihnya.

Tak lama ponsel Yunho pun berdering, ia tersenyum melihat siapa yang menelponnya tersebut, Jaejoong. Yunho segera menerima panggilan dari Jaejoong.

"Yeoboseyo." Ujar Yunho tersenyum.

"Kau sedang apa? sudah makan?" Ujar Jaejoong dari sebrang sana, Yunho kembali tersenyum mendengar sikap perhatian yang Jaejoong berikan.

"Aku sedang duduk saja di kamar, sudah. Kau sendiri sudah makan?" tanya Yunho, terdengar suara Jaejoong terkekeh senang.

"Sudah, apa kau merindukanku?" tanya manja Jaejoong, Yunho terkekeh geli mendengar pertanyaan yang di lontarkan kekasih sekaligus tuan mudanya tersebut.

"Aku tak menyangka di balik sikap angkuh dan kejammu ternyata kau manja dan begitu manis ya." Goda Yunho.

"Yak! Kau ini menyebalkan sekali, wajar saja bukan jika aku menayakan itu pada kekasihku?" Ujar Jaejoong, Yunho tersenyum mendengarnya.

"Ya, aku merindukanmu." Ujar Yunho, Jaejoong kembali terkekeh riang di sebrang sana.

"Aku juga merindukanmu, mulai besok kau berhenti dari Café Yoochun, kau harus kembali kemari."

"Aku tidak bisa-.."

"Tidak ada penolakan. Lagi pula aku sudah memecat pengawal pribadiku, jadi mau tidak mau kau harus menerima pekerjaan ini. dan dengan begitu kita bisa bersama bukan?"

"Kau memecat Dongho hyung?" tanya Yunho terkejut.

"Ya. Itu demi kita bukan? aku akan katakan pada Appa malam ini."

"Astaga Jung Jaejoong. Kau masih saja ya, Apa kau tidak berfikir bagaimana Dongho hyung mendapatkan perkerjaan setelah ini?" kesal Yunho.

"Yak! Kau tunggu aku selesai bicara baru membantah. Aku memang memecat Dongho hyung, tetapi hanya sebagai pengawal pribadiku, ia masih bekerja di rumah ini." bela Jaejoong, Yunho pun menghelakan nafas lega mendengarnya.

"Ku kira kau memecatnya dari seluruh pekerjaan di rumahmu."

"Maka dari itu dengarkan dulu. Bagaimana? Kau mau? Besok aku akan menjemputmu untuk bertemu Appa."

"Kau yakin?"

"Sangat Yun."

"Apa Tuan dan Nyonya tak akan aneh nantinya? Sebelum ini kau membenciku, dan kini mereka pasti bingung melihat kedekatan kita."

"Ya mudah, katakan saja kita berpacaran saat ini."

"Jae, kau mau Tuan marah? Bagaimana pun aku dan kau sangat berbeda, aku hanya anak pembantu Jae." Jaejoong terdiam, begitu pun Yunho untuk beberapa saat. Yunho menghelakan nafasnya.

"Jae." Panggil Yunho karena tak ada suara Jaejoong, hanya hembusan nafas Jaejoong saja yang sedikit terdengar.

"Jae, kau marah?" Tanya Yunho kembali.

"Aku tidak mau dengar penolakanmu Yun, mulai besok kau harus kembali bekerja padaku. Masalah hubungan kita, jika kau mau di rahasiakan tak apa, asalkan kau bersamaku." Ujar Jaejoong, terdengar sedikit isakan Jaejoong. Yunho pun menghelakan nafas beratnya, apa yang harus ia lakukan untuk saat ini?

"Yasudah, kau tidur sana, aku matikan ya." Ujar Jaejoong.

"Aku mencintaimu Jae." Ujar Yunho, Yunho tau Jaejoong kecewa padanya saat ini.

"Aku juga mencintaimu Yun." Balas Jaejoong, Yunho pun tersenyum.

"Jalja." Ujar Yunho, tak lama kemudian Yunho meletakan ponselnya pada nakas samping tempat tidurnya sesudah Jaejoong memutuskan komunikasi mereka. Setelah itu Yunho merebahkan tubuhnya pada kasur untuk memejamkan matanya.

Di lain tempat, Jaejoong sedang berjalan menuju ruang kerja Jihoon. Ia masuk kedalam sana, ia melihat Jihoon yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, hanya sekilas saja Jihoon melihat Jaejoong.

"Ada apa kau kemari hn?" tanya Jihoon tanpa melihat Jaejoong. Mata Jihoon fokus pada beberapa berkas penting di tangannya tersebut.

"Aku ingin meminta sesuatu pada Appa."

"Apa itu?"

"Aku ingin Yunho kembali, dan menjadi pengawal pribadiku. Yunho tak salah saat itu Appa." Jihoon pun terdiam, Jihoon memang tau Yunho tak bersalah, ia pun tak menyangka Jaejoong membela Yunho untuk saat ini. Jihoon menatap Jaejoong yang sedang berdiri di depannya.

"Yunho-.. Yunho tidak salah, malam itu aku mabuk bersama Seunghyun, Seunghyun mau meniduriku Appa tapi, Yunho datang untuk menolongku. Yunho tidak salah, selama ini akulah yang selalu jahat padanya, aku minta maaf Appa." Jaejoong menunduk, air matanya sudah berlinang, Jihoon masih setia mendengarkan apa yang akan Jaejoong katakan.

"Ku mohon terima Yunho kembali di rumah ini Appa." Mohon Jaejoong.

"Kenapa kau melakukan ini semua?" tanya Jihoon, Jaejoong menatap Jihoon tak mengerti maksud pertanyaan yang Jihoon lontarkan.

"Kenapa kau ingin Yunho kembali? Appa sudah tau kalau Yunho tidak salah, Appa ingin sekali melaporkan ulah Seunghyun kepada polisi, tetapi Appa berfikir kau pun akan terseret dalam hal ini, Appa pun tau kau pernah menyuruh Seunghyun melukai Yunho." Jaejoong terkejut mendengar ucapan Appanya, ia pun menunduk, badannya sudah bergetar karena takut.

"Maafkan Joongie Appa." Jihoon hanya mampu menghelakan nafas beratnya.

"Jelaskan pada Appa, apa alasanmu membawa Yunho kembali, untuk kau hina lagi hn? Appa rasa, Yunho mampu bekerja dengan baik di luar, mengapa harus di sini lagi?" Jaejoong diam sejenak, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya akan hubungannya dengan Yunho.

"Tidak ada, Joongie hanya ingin perbaiki kesalahan Joongie saja."

"Begitu?" tanya Jihoon, Jaejoong hanya mampu mengangguk.

"Hhhhh tak Appa sangka kau sudah dewasa." Ujar Jihoon tersenyum, Jaejoong melihat Jihoon sekilas sebelum ia kembali menunduk. Jihoon berdiri dari kursinya dan menghampiri Jaejoong.

"Besok, kau bawa Yunho kembali. Appa dan yang lain akan menerimanya."

"Jinjja? Ahhhh terima kasih Appa. Joongie sayang Appa." Jaejoong memeluk Jihoon setelahnya, ia sangat senang karena Jihoon mau menerima Yunho kembali. Jihoon tersenyum dan mengusap lembut punggung Jaejoong, keinginan Jaejoong telah tersampaikan saat ini.

.

Apa cinta mampu merubah segalanya?

.

Matahari pagi telah bersinar, Yunho telah bangun dari tidurnya. Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dari pintu kamarnya dan suara Yoochun yang memanggilnya. Yunho beranjak dari kasur empuknya tersebut untuk membuka pintu kamarnya.

"Ada Jaejoong, ia ingin menemuimu." Ujar Yoochun. Yunho pun mengangguk dan segera keluar menemui Jaejoong. Yoochun mengikutinya dari belakang, jujur saja Yoochun merasa ada kejanggalan di antara Yunho dan Jaejoong.

Jaejoong tersenyum riang melihat Yunho, begitupun sebaliknya.

"Aku sudah bilang pada Appa. Dan dia setuju. Hari ini kau resmi menjadi pengawal pribadiku." Ujar riang Jaejoong.

"Kau benar-benar melakukannya? Bukankah aku belum mengatakan Ya?" Jaejoong hanya mampu mengercutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada.

"Tidak boleh menolak!" ucap Jaejoong, Yunho hanya mampu menghelakan nafas beratnya. Yoochun semakin mencium situasi yang sangat aneh saat ini, mengapa sikap Jaejoong terkesan semakin manis di hadapan Yunho.

"Yoochun-ah, pecat Yunho sekarang. Mulai hari ini, ia akan kembali bekerja di rumahku." Yoochun hanya mampu melirik Yunho, Yunho hanya mampu mengangkat kedua bahunya, dengan maksud, terserahmu saja.

"Tunggu! Sebenarnya kalian membahas apa? Yunho akan kembali ke rumahmu Jae?" tanya Yoochun, Jaejoong pun mengangguk semangat.

"Lalu? Mengapa mendadak sekali?" lanjut Yoochun.

"Aku sudah membahas ini dengan Yunho dari semalam, apa Yunho tak bilang?" tanya Jaejoong, Yoochun pun menggeleng dan menatap Yunho untuk memberikannya penjelasan. Yunho kembali menghelakan nafasnya.

"Baiklah, aku akan kembali bekerja di sana, dan menjadi pengawal pribadimu." Ujar Yunho, Jaejoong pun terkekeh girang mendengarnya.

"Yoochun-ah, maafkan aku. Aku mengundurkan diri secara mendadak."

"Ya, itu tidak masalah Yun. Tapi tolong jelaskan mengapa kau mau kembali? Kau tidak takut dia melukaimu lagi?" bisik Yoochun terhadap Yunho, Jaejoong mendengar itu, ia hanya mampu tersenyum kecut dan menunduk mendengarnya, mengetahui kondisi Jaejoong, Yunho segera angkat bicara.

"Tidak akan, ia tidak akan melukaiku." Ujar Yunho, Yunho pun menghampiri Jaejoong dan menatap wajah cantik kekasihnya tersebut. Yoochun hanya mampu menyeritkan dahi karena bingung dengan sikap Yunho.

"Ia tidak akan melukai kekasihnya sendiri Yoochun-ah." Mata Yoochun membulat sempurna mendengarnya, sementara Yunho masih menatap Jaejoong dengan tersenyum.

"Bukan begitu hn?" tanya Yunho terhadap Jaejoong, Jaejoong pun tersenyum dan mengangguk.

"Tak akan." Jawab Jaejoong.

"Kalian pacaran? Sejak kapan? Bagaimana mungkin?" tanya Yoochun penasaran. Yunho hanya mampu tersenyum dan merangkul Jaejoong, Yoochun semakin yakin bahwa ini bukan hanya gurauan biasa, Yunho dan Jaejoong memang sedang menjalani suatu hubungan. Yunho pun menjelaskan semuanya terhadap Yoochun, Yoochun benar-benar masih tidak menyangkan dengan semua yang terjadi, ini gila fikir Yoochun. Ia kira 'benci menjadi cinta' itu hanya sebuah teori, tetapi ini faktanya lain.

.

.

Yunho dan Jaejoong pun telah kembali, kedatangan Yunho menjadi kejutan untuk Min Ah dan juga Tae Hee tentunya. Tetapi di sisi lain, seseorang menatap kedatangan Yunho benar-benar seperti harta karun, ia akan memperoleh harta banyak dari situasi ini, dan sepertinya ia akan betah tinggal dalam Mansion tersebut, Woobin benar-benar tersenyum senang melihatnya.

Apa yang akan Woobin rencanakan?

Apakah jalan cinta Yunho dan Jaejoong akan mulus?

.

.

TBC

Maaf banyak Typo, ggi malas edit u.uV

Makasih Votmentnya semuaaaa

Continue Reading

You'll Also Like

27K 2.7K 27
mereka berdua dipertemukan karena kisah yang sama. kisah dimana mereka sama sama kehilangan mate mereka. Takdir memaksa mereka untuk tetap hidup mere...
6.1K 1.2K 200
"Kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan, hanya Cahaya yang bisa melakukannya," kata Dewi Amalthea sambil memeluk William dengan penuh kasih. "Kebenc...
125K 15K 72
#LENGKAP# My Queen Panggilan itu bukan tanpa alasan,bahkan jika dia seorang upik abu sekalipun ia masih akan terus menjadi seorang ratu,ratu hatiku. ...
171K 13K 13
Yunho tiba-tiba saja menyudahi hubungannya dengan Jaejoong, alasannya karena namja cantik itu berubah. Namun Jaejoong tidak terima dan meyakini kalau...