"Kau istirahatlah noona, hari ini aku ada acara". Arata mengenakan jaketnya kemudian berlalu pergi.
Hari ini aku tak ingin melakukan apapun. Malam kemarin adalah malam paling menyakitkan bagiku. Lebih sakit ketimbang putus dengan Yuki-kun. Aku menangis sampai pagi. Mataku sembab jelek sekali. Aku tak pulang kerumah keluarga Park, aku bermalam di apartemen milik adikku.
Yuna merabahkan dirinya kembali. Memeluk bantal menutupi pandangannya. Tenggelam dalam kegelapan.
^Bighit school.
"Kenapa Yuna belum datang hah?". Sang sahabat sudah mulai mengomel.
Waktu sudah menunjukkan jam 7.15 dan pelajaranpun sudah dimulai. Ye jin masih memandangi pintu kelas berharap Yuna datang. Tapi nihil dia tak menemukan sosok itu disana.
"Kemana dia". Ye jin mulai menggerutu tak jelas.
Saat bel istirahat berdering Ye jin sudah berlari kencang keluar kelas. Beberapa pasang mata menatapnya aneh, ia tak menghiraukan sama sekali pandangan orang.
Pandangannya menelusuri seisi kelas mencari jimin, Namun sosok itu tak ada. Langkahnya kembali terpacu. Kini ia berhenti disebuah gudang tua, tempat bangtans biasa berkumpul. Yah benar para member sedang berbincang dengan candaan sesekali.
"Jimin-ah". Seketika jimin menoleh diikuti beberapa member lain.
"Kemana Park Yuna". Ye jin memanyunkan bibirnya.
"Mwo? Dia tak masuk sekolah". Jimin menggaruk kepalanya bingung.
"Kau pun tak tau". Ye jin mulai merebahkan diri di bangku nafasnya masih tersengal.
"Ani.." jimin menggeleng. "Dia tak pulang tadi malam"
"Hah..". Semua orang berteriak kemudian mata mereka memandangi jimin dan namjoon bergantian.
"Berhentilah menatapku dengan wajah seperti itu?". Nam joon mulai bangkit dari tidurnya.
"Kalian berantem". Jungkook mulai heran.
"Benarkah? Kenapa?". Jin juga mulai penasaran.
"Entahlah". Nam joon melangkah keluar dari gudang.
Ye jin hanya menggaruk kepalanya frustasi. "Aishh". Umpatnya.
"Memang mereka kenapa jimin-ah". Hoseok mulai menyelidik.
Jimin mulai mendengus. "Kemarin yuna melarikan diri karena keluarga Furakawa datang".
"Furakawa?...
yuki maksutmu?". Jungkook memperlihatkan ekspresi melototnya.
Jimin mengangguk pelan. "Lalu". Yoongi berdecak menunggu.
"Aku tau Yuna terluka karena Yuki, tapi kemarin keluarganya datang untuk meminta maaf padanya, dengan harapan hubungan antara keduanya dilanjutkan".
"HAHhh. Mereka gila apa". Ye jin meninggikan suaranya.
"Keluargaku tak enak pada keluarga Furakawa karena mereka menunggu lama, disaat itu datanglah Arata". Jimin menghentikan penjelasannnya.
"Siapa dia?". Taehyung mulai mengikuti dengan seirus.
"Adik Yuna-yah". Perkataan jimin membuat beberapa member melongo.
"Dia punya adik". Ye jin memperjelas.
Jimin mengangguk. "Dia marah-marah tak jelas berteriak padaku dimana yuna dimana. Aku hanya terdiam dan kemudian menelpon nam joon".
"Yuna bersama leader?". Hoseok memastikan alisnya mengerucut.
"Ne.. dan karena itu Arata marah sekali dengan penuh emosi ia menjemput paksa Yuna".
"Lalu". Taehyung melipat kedua tangannya memandangi jimin antusias.
Jimin mengangkat kedua bahunya "entahlah".
"Pasti terjadi sesuatu". Taehyung menyimpulkan.
"Molla". Jimin mengangkat bahunya.
.
.
^Namjoon pov
Flashback malam kemarin.
Setelah Yuna pergi Hyungku juga berpamitan pergi, tapi kenapa Nana tidak. Dia masih berdiri didepanku dengan senyuman mengembang.
"Aku ingin berbicara denganmu namjoon-ah". Nana mulai merangkul lengan namjoon dengan manja.
Namjoon hanya memandanginya sekilas tanpa menjawab.
"Kau tau kemarin Hyungmu memutuskan hubungannya denganku". Namjoon ternganga mendengarnya.
"Kau bercanda bukan?". Namjoon mulai menyeringai aneh.
Nana menggeleng dengan cepat. "Tidak Namjoon-ah, dia sadar akan kesalahannya. Dia menyuruh kita untuk bersama". Namjoon mendorong Nana pelan untuk menjauh. Tangannya memegangi jidat, ia berpikir keras.
"Namjoon-ah".
"Kalian pikir aku bodoh, kalian dengan seenaknya meninggalkanku dan sekarang ingin kembali". Suaranya sedikit meninggi.
"Aku menyukaimu bukan Hyungmu... apa itu salah". Nana meninggikan pula suaranya.
"Yak!! Jung Nana.. kau tak seharusnya bermain-main dengan perasaan". Namjoon menatapnya sinis.
"Kenapa? Hae jin mengatakan padaku bahwa Yuna juga tau, dia menyetujui usul Hae jin". Nana mulai kesal.
"Usul?.. usul apa?". Tatapan Namjoon kini lekat dan tajam.
"Bahwa aku bisa kembali bersamamu dan dia bersama pacarnya".
Deg...deg..
Namjoon tersentak.. kini ia menyadari kenapa sikap Yuna berubah tadi. "Kau bercandakan?".
"Untuk apa aku bercanda, Park Yuna menyetujui semuanya". Nana menekan kalimatnya yang terakhir.
"Kita bisa kembali seperti dulu Namjoon-ah". Nana memeluk dada bidang Namjoon, sedang Namjoon tercekat tak melakukan apapun. Pikirannya masih berjalan tak mengerti.
###############
Bersambung..
Please vote n coment.
Don't be silent readers..
..
. .K.i.n.a.n
Terima kasih sudah membaca...