ROTASI

By BLueFKey

210K 9.3K 973

13 Juni 2015 "Kejutan ini terlalu berat. Aku rasa ini bukanlah kejutan. Lebih tepatnya batu besar yang menimp... More

Pengenalan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

37

2.6K 171 33
By BLueFKey

Kayanya bukan hanya Naomi aja yang perlu cari reverensi buat pertandingannya. Akupun harus belajar tentang boxing..hhe

Tapi kalo aneh sorry. Soalnya aku ga nyari reverensi tentang boxing nya. Jadi sekenanya aja ya..

Sorry kalo aneh

naomi pov

sudah tiga jam aku berkutat dengan laptopku. Hanya untuk melihat teknik boxing dalam video. Jujur aja, aku gak punya sama sekali skill atau mengerti teknik boxing. Selama bergabung aku memakai gerakan freestyle ku, gerakan yang tak jauh beda saat bermain street ball. Hanya saja aku harus memasang kuda-kuda.

Boxing disini bukan seperti pertandingan tinju yang hanya menggunakan tangan. Kita disini bisa menggunakan kaki dan siku. Jadi sebenarnya aku hanya perlu melatih titik pertahananku dan menggunakan taktik yang tepat.

"Cici harus banyak istirahat sebelum pertandingan." Ucap dudut yang memasuki kamarku.

Dudut memelukku dari belakang yang terduduk di depan laptop.

"Cici yakin ngelakuin semua ini?" Tanya dudut.

"Aku yakin dut."

"Kalo cici kenapa-napa gimana?" Sinka sepertinya sangat khawatir padaku.

"Kok gitu ngomongnya? Makanya dudut doain cici biar menang." Ucapku.

"Apa kak ve tau ci?" Aku menggelengkan kepala. "Apa aku perlu ngasih tahu ka ve? Kali aja kalo dengan dukungan kak ve. Cici jadi lebih semangat bertandingnya."

"Ga usah dut. Cici ga mau ve khawatir."

Ya. Veranda memang lebih baik tak tahu tentang pertandingan ini. Dan tak mengetahui tujuanku yang sebenarnya atas pertandingan ini.

***

Pukul 21.40

Aku sudah berasa di club 20 menit lebih awal dari jadwal pertandingan. Aku datang bersama sinka, ghaida, melody dan juga frieska.

Keadaan club pun tak seperti biasanya. Club yang biasanya ditutup untuk anggota tertentu saja yang masuk kini dibuka umum. Jadi seperti ajang kumpulan kaum L dari berbagai komunitas. Salah satunya komunitas balapanku.

"Lo udah siap kan Mi?" Tanya gahaida. Aku mengangguk. "Okey bagus. Desta punya stamina yang sangat baik. Jadi lo..."

"Sudah lo tenang aja. Yang penting aku bisa bertahan hingga ronde 12 kan?" Aku tersenyum. "Tenang. Aku takkan jatuh dengan mudah." Aku meyakinkan.

"Lo yakin Ta ngelawan desta?" Tanya dhikey.

Aku mengangguk, meyakinkan. Kenapa sih semua orang terlihat mengkhawatirkanku bertanding dengan desta?

"Gue tau lo tangguh dalam pertandingan pendek. Lo bisa buat K.O sebelum pertandingan usai. Tapi desta dia orang yang berbeda Ta. Lo ga bisaaaa.." ucapan dhikey kupotong.

"Gue yakin dhik. Lo hanya perlu menjadi juri yang jujur jikalau samapi ronde 12 kami masih bisa bertahan." Ucapku sembari menepuk pundaknya.

Aku mengenakan baju tanpa lengat yang longgar dan celana dibawah lutut. Stelanku selalu ala anak basket. Rambutku telah terikat rapi.

Ku pakai pelindung dadaku. Pelindung kepalaku. Dan telapak tangan hingga pergelangan tanganku terbalut kain. tanpa sarung tinju.

Ghaida menjadi wasit pertandingan ini. Dan dhikey akan menjadi juri jika hasil draw atau tak ada yang tumbang hingga ronde 12. Setiap ronde akan berlangsung selama 150 detik. Dan diberikan waktu istirahat peronde selama satu menit.

Semua bagian tubuh tak ada larangan sentuhan pukulan. Hanya bagian sensitif yang dilarang untuk menjadi sasaran serangan.

Aku dan desta sama-sama sudah memasukki ring pertandingan. Diikuti ghaida yang menjadi wasit pertandinga.

"Okey guys. Gue harap maen secara sportif. Gerakan semacam apapun diperbolehkan selama tidak menyerang area terlarang. Di larang melakukan smackdown. Ini bukan pertandingan menyakiti. Tapi ini pertandingan persahabat." Ghaida mengingatkan aku dan desta akan peraturan pertandingannya.

Gemuruh terdengar. Baru kali ini aku mendengar gemuruh yang lain dari biasanya. Gemuruh di street ball itu sudah biasa saja. Sorak sorai balapan pun tak terlalu menarik. Tapi disini entah mengapa jantungku berdesir kuat. Entah sebagai sebuah kekuatan atau mungkin sebuah ketakutan.

Tring. ronde pertama berbunyi.

Aku menggunakan tak tik yang sama seperti biasanya. Memiluh tak banyak menyerang di 120 detik pertama. Tapi menahan serangannya yang cukup bertenaga membuatku cukup kewalahan apalagi posisi pertahananku memang masih belum sempurna.

Di ronde kedua aku tak mungkin bisa menggunakan taktik yang sama, serangannya terlalu cepat dan keras. Aku tak mampu menangkis serangannya yang bergerak cepat antara memukul dan menendang yang bisa dilakukannya nyaris hampir bersamaan.

Karena itu di ronde dua aku cenderung melakukan penyerangan. gerakanku lebih banyak pukulan dibandingkan tendangan. Gerakan tendanganku masih lambat hingga dapat dengan mudah dibaca desta.

Ronde ke tiga dan ke empat aku mulai dapat membaca alur permainannya. Sehingga pukulannya dan tendangannya beberapa kali berhasil kutangkis. Juga pukulanku berhasil mengenai wajah dan tubuhnya.

Ve pov

Aku sudah memulai kembali latihan. Entah aku harus bersyukur atau tidak dengan ketidakberadaan naomi. Tapi aku merasa ada yang hilang. Merasa sesuatu telah terenggut dari kehidupanku.

20.48

Aku sedang di apartemantku menghabiskan waktuku bersama kinal. Nonton bersama dan sekarang kita tengah makan malam.

Kinal sangat banyak berbicara penuh semangat. Aku hanya mendengarkan. Sampai handphoneku berbunyi menghentikan ocehannya.

Ka ve. Sekarang ka naomi mau bertanding boxing di club. Aku sudah mencoba menghentikannya tapi ka naomi tak mau mendengarkanku. Aku tau ka ve masih peduli sama ka naomi. Cuman kak ve yang bisa menghentikannya. Chat Frieska membuatku seakan berhenti bernafas tak percaya.

"Siapa ve?" Tanya kinal yang menangkap keanehan dari ekspresiku. "Apa ada masalah?"

"Ahh.. tidak nal. Tidak ada apa-apa."

Usai makan, Aku sibuk mencuci piring. Pikiranku sedari tadi memikirkan chat dari frieska.

"Kamu mikirin apa sih ve?" Tanya kinal memelukku dari belakang.

"Ve kok kamu harum banget sih." Ucapnya seraya menchirup aroma parfum dari tengkuk leherku.

Bibir kinal mulai bermain diarea leher. Mengecup. Menghisapnya. Bahkan lidahnya bergerak liar menghapus keringatku.

Kinal menyibakkan rambutku yang menghalanginya. Bergerak nakal di telinga kiriku.

Tangan kanannya melonggarkan pelukkannya. Menjelahahi bagian punggungku. Bergerak membuka resleting blakang blousku. Terbuka seperempatnya.

Tangan dan bibirbya mulai bergerak bermain di bagian punggungku. Dengan lihai membuka pengait braku.

Seketika membalikkan tubuhku membuat kita saling berhadapan. Blous ku telah bertengger di setengah dadaku. Ciuman kinal mulai menjalar di belahan dadaku.

Aku diam bukan karena menikmatinya. Tapi memikirkan suatu hal.

Naomi.

Naomi

Shinta naomi

Entah sejak kapan tangan kiri kinal sudah bergerak mengelus pangkal pahaku.

Ini salah. Ini kesalahan.

Plak.

Aku menampar kinal, setelah sebelumnya mendorong tubuhnya menjauhiku.

"Kamu apa-apaan sih ve?" Ucapnya marah sembati memegangi pipi kirinya bekas tamparanki.

"Aku belum siap nal." Ucapku sembari membenarkan tubuhku.

Namun kinal malah mendorongku hingga terhimpit di tembok. mencium bibirku secara brutal. Sebisa mungkin aku mendorong tubuhnya.

sampai aku memiliki kesempatan untuk mendorong tubuhnya saat dia hendak mengalihkan ciumannya di leherku.

Kinal menatapku marah.

"Aku tuh cuman mau mencicipi kamu ve."

Apa katanya? Mencicipi? Apa dia anggap aku ini makanan?

"Kamu selalu menolakku giliran naomi yang menyentuhmu. Kamu selalu dengan senang hati memberikannya."

"Aku ingin tahu bagaimana rasamu ve. Aku ingin menghapus jejak naomi dalam tubuhmu ve. Aku ingin kamu melupakan naomi."

"PERGI NAL. PERGI." Usirku. "Kamu pergi sekarang atau aku akan menyuruh satpam untuk mengusirmu."

"Okey. Tapi kamu ingat satu hal. Kamu selalu milikku. Bibirmu dan seluruh bagian tubuhmu adalah milikku."





Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 95.9K 28
(BELUM DI REVISI!!! JADI MOHON DI MAKLUM APA BILA BANYAK KESALAHAN EYD , TYPO, DLL. SO, KALAU KALIAN MENEMUKAN KESALAHAN TOLONG COMMENT AGAR BISA SEG...
12.9K 671 8
Ini kisah-kisah fiksi pendek yang tak pernah terungakap. Kisah yang hanya bisa di pendam. Memendam sebuah perasaan yang sulit dimengerti. Cinta yang...
RINDU By Ganbatte

General Fiction

4.4K 362 9
Melupakanmu sama seperti mengunyah permen karet. Manis permen karet merupakan bagian termanis dari kenangan kita namun ketika sudah sampai di mana mu...
291K 33.3K 44
Berani senggol Naomi? Siapkan mental mu! *** Naomi itu keras kepala, bar-bar, rusuh, dan bermulut cabai. Seantero sekolah menyebutnya Cabe Berjalan...