The Third Person

By felaza

154K 7.6K 179

Apa yang ada dalam fikiran kalian tentang orang ketiga dalam sebuah hubungan pernikahan? Haruskah orang ketig... More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

3

5.1K 252 0
By felaza

Author

Balroom hotel mulai ramai dan terlihat para peserta sudah mulai menduduki tempatnya masing-masing. Mereka tampak asik berbincang dan sebagian ada yang sibuk dengan gadget. Ini adalah pertemuan komite antara pegawai dari Rs Tama Putra Group, rs swasta yang terkenal dengan pelayanan berkelas dan hampir tersebar diberbagai kota besar diIndonesia, acara ini rutin diadakan setiap enam bulan sekali, selain sekedar bertemu dan beramah tamah tujuan lain dari pertemuan ini adalah membahas kendala apa saja yang dihadapi pada masing-masing departemen serta kebijakan baru apa saja yang akan diterapkan pada masing-masing rumah sakit agar dapat meningkatkan mutu dan mampu menjadi kepercayaan masyarakat.

"sejak kapan nama kamu jadi Diandra F.H? Tanya deo heran saat mendapati wanita manis yang duduk dibangku dengan tulisan nama tersebut. Yah meja disini disediakan dalam bentuk bulat dan satu meja diduduki oleh empat orang, dan nama mereka telah ditempel dimeja, sehingga mereka tidak bisa memilih tempat duduk sesuai dengan keinginan mereka.

Wanita itu menatap ke arah deo dan tersenyum manis memamerkan deretan gigi putihnya "hai deo" ucapnya riang, deo mengangkat alisnya dan tidak merespon, deo duduk disamping wanita tersebut masih dengan pandangan yang tidak beralih.

"please deo,jangan pandang aku kayak gitu" ucap wanita tersebut mulai kesal.

"..."

"aku gantiin diandra karena tadi pagi, tiba-tiba dia harus pulang untuk urusan penting" ucap wanita tersebut sambil berusaha melebarkan matanya, seolah-olah dia marah ke deo karena deo masih tidak merespon. deo tiba-tiba saja tertawa melihat tatapan mata tersebut.

"stop melototin mata kayak gitu karin, udah aku bilang kamu itu gak bakat.Mata kamu itu terlalu sipit bahkan bola mata kamu gak keliatan hahahaha" tawa lepas deo dan membuatnya mendapatkan pukulan serta cubitan.

Karin adalah sahabat deo sejak SMA dan saat ini karin bekerja sebagai dokter spesialis jiwa di Rs Tama Putra Group pusat. Karena itulahkarin menggunakan bahasa tidak formal pada deo sekalipun ia tau bahwa deo adalah putra pertama dari Pratama Putra pemilik Rs Tama Putra Group, tidak hanya itu, Tama Putra Group juga bergerak dalam industri perhotelan dan juga mal, dimana ada Rs Tama Putra Group maka didaerah itu juga pasti ada hotel dan mall dengan nama sejenis.

"tumben kamu dateng ke acara pertemuan komite, emang kamu ngerti sama materi yang diomongin?"

"yahh mu gimana lagi, Alina lagi sibuk persiapan PPDS, you know lah kalau aku gak mau bakal gimana raja sama ratu tama putra group"

"sok-sok mu mandiri dan gak mau bergantung ma TPG tapi takut kalau sampai dicoret dari daftar ahli waris huu dasar munafik" cibir Karin dengan senyum mengejek. Karin tau benar topik ini mampu membuat deo emosi

"kamfret rin, mulut kamu tuh jujur banget gak pake basa basi kalau ngomong"ujar deo sambil memukul lengan karin dengan kertas materi yang tersedia dimeja. Karin hanya tertawa puas, melihat deo spaneng karena membahas masalah seperti ini sudah biasa baginya.

"yah aku sih rasional aja, makanan basi tuh gak enak, jadi omongan basa-basi juga gak akan enak to" ucap Karin sambil menekankan kata to dengan aksen jawa medoknya. "eh Sabrin kapan balik de?"

"gak tau, dia masih sibuk ma show nya di paris, nti juga kalau dia balik bakal ngabarin" jawab deo tak bersemangat. Mengungkit tentang Sabrin mampu membuat dia merindukan sosok tersebut.


From:Alina

kak, udah ketemu sama andra? Kalau gak jelas kk bisa tanya-tanya ama dia,dia orangnya bisa diandelin

To:Alina

orang yang kata y bisa diandelin malah kabur dan digantiin ma Karin

From:Alina

kenapa?Gak biasanya dia kayak gitu kak

To:Alina

idon't know, tanya sendiri deh ma Karin atau si siapa itu yang kata km bisa diandelin

Deo memasukkan ponsel ke sakunya dan berusaha mendengarkan materi yang disampaikan, hanya membahas tentang peningkatan mutu pelayanan deo masih bisa paham, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa umum, untung saja, coba kalau membahas tentang kendala-kendala ataubeberapa komplain yang terjadi biasanya mereka akan menggunakan mantra-mantra sihir yang bahasanya susah dipahami oleh deo.

"de, aku denger dari alin katanya restoran kamu mu pake timnya diandra buat proyek pembuatan HACCP?"

"iya, alin tuh yang milihin tim, katanya tim yang dia pilih udah kompeten dan sering diminta tolong buat proyek beginian ma hotel-hotel besar, jadi ya gak ada salahnya deh aku coba"

"tenang aja, diandra diandelin orangnya" ucap Karin sambil menikmati dessert makan siang mereka. Mendengar jawaban yang disampaikan karin membuat deo menjadi penasaran.

"emang andra itu orangnya gimana sih rin, kok kayaknya kamu ma alin pro banget ma dia"

"emm gimana apanya? Pro gimana maksudnya?"

"gak usah kayak orang bego deh rin" jawab deo jutek, karin yang melihat deo sudah memasang tampang jengah hanya bisa tertawa, dia paling suka menggoda deo, deo adalah tipe lelaki serius dan tempramen yang akan langsung to the point dan jika dia bertanya tapi justru dijawab dengan pertanyaan maka deo akan langsung memasang tampak juteknya.

"hahahaha lucu banget sih de, kayak anak SD gak dapat permen tau gak, inget umur deh, gak usah sok ngambek-ngambek gitu.... lhoo kok deo ilang"ucap karin menghentikan tawanya saat tau deo sudah tidak ada didepannya.

Pletak "au" ucap karin saat kepalanya tiba-tiba dijitak dari belakang dan deo ganti tertawa karna berhasil mengerjai karin.

"aku bilang juga apa, kamu itu kalau ketawa jangan merem, ditinggal aja sampe gak tau" ujar deo sambil kembali duduk dihadapan karin dengan senyum puas karena berhasil menjitak kepala karin. deo selalu suka membahas mata karin. Karin memiliki mata sipit padahal dia orang jawa tulen, dengan kulit kuning langsat khas wanita jawa, dipadu dengan wajah mungilnya membuat karin masih seperti anak usia 28 an, padahal dia telah berusia 36.

"ya mu gimana lagi, kan aku dah bilang ke kamu, aku ini keturunan jawa tapi bermata korea" kilah Karin sambil mengerucutkan bibirnya."tentang andra, dia itu menurut aku wanita yang jenius dengan loyalitas kerja yang gak diragukan lagi... eh bentar alin telfon nih"ucapnya sambil berdiri dan menjauh dari Deo

"iya tadi pagi dia sms bilang buat gantiin dia"

"..."

"pas ditelfon dia gak angkat dia bilang dia lagi gak bisa angkat telfon"

"..."

"iya aku juga mikir sama kayak gitu lin, pasti ada yang terjadi, tenang aja, pulang dari pertemuan ini nanti aku cari tau"

"..."

"ok, see you"

"katanya bisa diandelin, tapi mana buktinya, dia mangkir dari tugasnya buat ngehadirin pertemuan ini" sindir deo saat karin kembali ketempatnya. Entah mengapa deo merasa kesal dengan diandra sekalipun deo belum pernah bertemu, deo merasa dia tidak profesional.Seharusnya diandra yang menjelaskan kepada dia tentang apa saja inti dari pertemuan ini, tapi ini dia malah tiba-tiba menghilang dan deo jadi merasa tidak dihargai. Sekalipun bukan atasan secara langsung, tapi setidaknya wanita bernama diandra itu menghormatinya, batin deo kesal.

"kamu tuh ya, kagak berubah neghtink mulu ma orang, dari hari pertama sampe kemarin dia itu selalu ontime dan bener-bener ngerjain tugasnya dengan baik, salah sendiri gak datang dari hari pertama"

"alin baru telfon ke kemarin pagi, sore aku baru sampe disini rin"

"jadi kamu beneran belum pernah ketemu sama yang namanya diandra?" "awas nti kalo dah ketemu dia, bisa naksir lagi ma dia hahaha"

"aku masih inget ikatan suci ma sabrin rin, gak mungkin lah selingkuh dari istriku tersayang"

"cih lagaknya, kamu gak selingkuh tapi one night stand dengan jadwal yang rutin" cibir karin sambil melempar pulpen kearahdeo, deo hanya menyikapi sambil tersenyum.

"iya aku emang punya jadwal rutin, tapi kan cuma sebatas itu, gak lebih, hati aku tetep buat si sabrin, aku gak mau ngekang dia dan menghambat karirnya, tapi aku juga gak munafik, aku ini pria normal, butuh penyaluran biologis juga" bela deo santai tanpa merasa risih atau malu membuat pengakuan seperti itu didepan karin.

"iyuuhhh jijik denger alasan kamu de, whatever apapun alasannya itu, bagi aku pernikahan kamu ma sabrina itu udahgak sehat and you know that kenapa aku ngomong kayak gini, tanpa perlu harus aku jelasin"

"..."

"kamu fikir lagi apa yang aku bilang barusan, mau sampai kapan kayak gini,waktu berjalan, kita semakin tua, dan gak bisa hanya terus-terusan seperti ini, kamu gak pingin punya keturunan? kamu gak pingin saat kamu capek pulang kerja ada istri dan anak kamu yang nyambut yang ngebuat rasa lelah dan penat kamu jadi hilang berganti kegembiraan?"

Karin tidak pernah habis fikir dengan kehidupan penikahan yang dijalani oleh sahabatnya ini, menikah, kemudian mereka hanya bisa bertemu satu tahun sekali bahkan terkadang lebih, jarak bukan menjadi alasan utama, tapi kesibukanlah yang membuat mereka menjalani kehidupan pernikahan LDR. Belum lagi dunia kerja mereka memiliki tingkat stress dan kejenuhan yang tinggi, siapa yang bisa menjamin bahwa pasangan mereka akan setia, lihat saja deo sekalipun dia bilang tidak pake hati, tapi tetap saja perbuatan deo masuk kategori perselingkuhan, dan bukan kah perselingkuhan itu menjadi tanda bahwa suatu hubungan itu tidak sehat. Kehidupan pernikahan macam apa yang bisa membiarkan pasangannya untuk bebas berselingkuh?

Karin berfikir seharusnya sabrina lah yang mengalah dalam kondisi seperti ini, bagimanapun juga kodrat seorang istri adalah mendampingi suami. Dia bisa berkarir sebagai model di Indonesia, toh deo juga tidak akanmengalami kesulitan secara finansial jika sabrina tidak berkerja, jika memang sabrina masuk kategori workaholic maka buat saja sekolah model disini, yang penting dia berada disamping deo dan bisa menjalani kehidupan pernikahan layaknya pasangan pada umumnya.

****

KarinaTiara Putri

Aku menunggu suamiku dilobi hotel, sambil berusaha menghubungi diandra,aku mulai khawatir karna ponsel diandra sejak tadi pagi tidak aktif, tidak biasanya anak ini menonaktifkan ponselnya. Em hai aku Karina Tiara Putri, jika ditanya hubungan antara aku dengan diandra maka bisa dibilang sebagai rekan kerja sekalipun kami beda divisi dan juga sebagai saudara sepupu ipar, suamiku Wijaya Saputra Yusman adalah kakak sepupu dari diandra dan berhubung aku serta suami adalah anak tunggal kami menganggap diandra seperti adik kami sendiri. Saat ini aku bekerja sebagai dokter spesialis jiwa di rs yang sama dengandiandra.

Pagi tadi diandra menghubungiku melalui sms, padahal kami hanya beda satu lantai, dia dilantai lima sementara aku dilantai empat, kenapa dia tidak datang saja kekamarku sebelum dia menginggalkan hotel fikirku.

"dokter karin tadi menggantikan ibu diandra ya?" tanya seorang dokter senior sambil duduk dihadapanku. Aku melihat dan tersenyum.

"iya dok, kebetulan dia tadi pagi ada urusan mendadak"

"tadi sebelum ke acara, saya melihat bu diandra, tapi kok aneh ya dok, atau mungkin saya salah lihat?"

"maksudnya dok?"

"iya tadi saya melihat perempuan mirip dengan bu diandra tapi wajahnya seperti memar, pas saya mau sapa, dia pergi naik taksi, saya gak mungkin salah deh soalnya rambut panjangnya itu lho yang jadi ciri khasnya ibu diandra" jelas dokter elza. Aku mulai berfikir apa benar itu diandra, aku mengingat saat aku berusaha menelfonnya dia tidak angkat dan hanya mengirim pesan bahwa dia sedang sibuk dan tidak bisa angkat telfon, padahal jika dia memang dalam kondisi sibuk lebih baik dia telfon dari pada harus mengetik pesan.

"apa dia sakit ya dokter karin, soalnya saya lihat dia pucat" lanjut dokter elza tanpa memberikan kesempatan aku untuk merespon ucapannya yang sebelumnya. Aku hanya tersenyum "mungkin dok, tapi kalau diandra sakit dia pasti akan bilang langsung, mungkin dia memang sedang ada proyek lain dok" jelasku.

Aku masih berusaha menghubungi ponsel diandra setelah tadi sempat mengobrol dengan dokter elza. Dokter elza sudah pulang duluan sejak lima belas menit yang lalu. Masih tidak aktif, aku khawatir terlebih sejak mendengar cerita dari dokter elza tadi. Aku hendak menghubungi suamiku tapi mungkin lebih baik aku menunggu dulu, takut mengganggu konsentrasi mas jaya dalam menyetir.

"maaf lama sayang, jalanan macet" ucap suara yang sangat aku kenal, aku mengangkat kepala dan menemukan pria tampan yang tersenyum padaku. Aku bangkit mencium tangan, pipi dan dia mencium keningku.  Aku tersenyum. Dan dia menggandeng tangan kiriku sementara tangan kanannya membawa koperku.

"emm mas ponsel diandra dari tadi gak aktif nih" ucapku memulai pembicaraan saat mobil sudah memasuki kawasan jalan tol. Aku melihat alis kanannya naik ke atas menandakan dia sedang mencari jawaban.

"kok tumben, lowbat atau mungkin dia sibuk yang"

"tapi ini aneh, aku khawatir, apa lagi tadi dokter elza bilang lihat diandra sebelum pergi dengan kondisi yang gak bagus. Lagian dia paling anti yang namanya matiin ponsel" aku merasakan tangan kananku digenggam oleh mas jaya.

"sayang, setiap orang bisa berubah, sekalipun kita tau gimana diandra, tapi percaya deh, dia nanti juga akan ngehubungi kita kalau dia udah sempet, jangan khawatir dan mikir buruk gitu" aku hanya diam tersenyum pasrah. Semoga saja. Tiba-tiba ponselku berdering aku menatap siapa yang menelfon dan berharap itu diandra tapi ternyata alina.

"iya aku juga belum bisa ngehubungi dia"

"..."

"setau aku tadi malam habis dari perjamuan dia baik-baik aja kok, dia emang ke kamar duluan katanya mau istirahat lebih cepet"

"..."

"nanti juga dia bakal ngehubungi kita, semoga aja"

"..."

"ok, iya nti aku salamin"



Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
55.3M 4.2M 60
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
6.7M 498K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...