Sorry for many typo...
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
junhoe menatap jinhwan dan hanbin dengan pandangan sangsi apalagi saat mendapati jinhwan merapikan pakaiannya.
"Apa yang kalian lakukan?"junhoe meletakan seplastik apel dinakas.
"Mwo?" Jinhwan terlihat kebingungan sekaligus gugup.
"Memangnya kami melakukan apa?"tanya hanbin kembali dengan wajah bodohnya.
"Kami?" Ujar junhoe dengan nada sarkatis.
"Uijangnim...menjenguk hanbin?"tanya jinhwan berusaha mengalihkan pembicaraan yang membuat atmosfer semakin canggung.
"Tentu saja.. dia 'sepupuku' dan kau?"
Oke,junhoe terlihat cemburu jinhwan menjenguk sepupunya..
"uijangnim.. hanbin ternyata adalah tetanggaku hahaha..apartemen kami berhadapan.." ujar jinhwan berusaha mencairkan suasana,tapi yang ada malah junhoe menatap hanbin tajam dan sebaliknya.
"begitu ya?" Ujar junhoe semakin menatap hanbin dengan tatapan menusuk.
"Ya memang kenapa?"
Tak mau salah tembak dalam perang antara goo junhoe dan kim hanbin,jinhwan memutuskan untuk pulang karena atmosfer diruangan ini sudah benar-benar tak dapat dikendalikan.
"Eeh.. uijangnim,hanbin.. sebaiknya aku permisi..ada kepentingan yang harus ku urus.."jinhwan bangkit dari duduknya.
"Hati hati jinan,gomawo sudah datang.."junhoe menatap hanbin semakin tajam mendengar hanbin memanggil jinhwan dengan sebutan 'jinan'.
Begitu jinhwan sudah menghilang dibalik pintu Hanbin langsung mengubah ekspresinya menjadi serius.
"Apa yang kau lakukan di korea? Tidak cukup aku membuangmu cukup lama di luar negeri?" Tanya junhoe. Hanbin hanya menghela nafas.
"Hyung.."panggil hanbin dengan nada penuh penekanan.
"Tidak cukup kau sudah menyakiti namja itu dulu ?"
"Kau tidak malu pada dirimu sendiri..?"
"Kim hanbin sadarlah.. aku mengatakan ini karena perduli pada-"
"Kau menyukai jinhwan kan hyung?" Tanya hanbin dengan cepat membuat junhoe mengatupkan bibirnya seketika.
"B-bukan urusanmu.."junhoe mengalihkan pandangnya.
"Kau belum memberi tahu ayahmu?"junhoe berusaha mengalihkan pembicaraan.
Hanbin terdiam,jemarinya bergerak gelisah.
"Hyung.. aku benci terkekang didalam kandang.." hanbin berkata sangat jujur dengan nada sedihnya.
Pandangan junhoe melunak,ia menepuk bahu hanbin.
"Aku berharap ayahmu berubah.. dan kurasa benar.. dia tidak akan melakukan apa yang sudah ia lakukan pada kakakmu dulu.."junhoe menepuk pundak hanbin.
"Tapi aku belum bisa menerimanya.."
Junhoe mengangguk mengerti.Kehilangan seorang yang satu satunya Hanbin andalkan memang sulit dilupakan.
"Baiklah.. tak apa..kuharap kau tidak menyesalinya.. dan cepatlah sembuh Bin.. kau tidak cocok sakit.."junhoe mencoba tertawa meski candaannya terkesan garing.
Hanbin tertawa dengan terpaksa...
Ia sadar,tatapan goo junhoe pada jinhwan..
Berbeda,
Sayangnya... itu bukan hal yang cukup baik bagi hatinya.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
TRAK
Jinhwan menjatuhkan sumpitnya dilantai mengharuskan ia untuk berjalan ke couter kafetaria untuk mengambil lagi,namun tiba tiba sumpit baru sudah ada di tempat makannya.
"Dasar ceroboh.."jinhwan mendongak menatap sosok tinggi didepannya.
Goo junhoe.
Mau tak mau jinhwan tersenyum.Junhoe mendudukkan tubuhnya didepan jinhwan lalu memakan makan siangnya dengan cuek.
"Uijangnim.. tidak makan dengan ketua tim lain? "Tanya jinhwan sambil melirik meja agak jauh dari mejanya.
Meja tempat berkumpulnya para 'iblis' perusahaan majalah MUSE yang suka menindas namja lemah seperti jinhwan,minus ketua Gong yang melambai ramah ke arahnya.
Junhoe menatap gerombolan itu sejenak kemudian melanjutkan makannya.Merasa pertanyaannya tak dijawab jinhwan memilih menyuapkan sepotong dadar kimchi kemulutnya.
"Aku tidak suka bergosip.."ujar junhoe,jinhwan mengangguk sambil mengaduk nasinya.
"Apalagi bergosip tentangmu...."
Seketika jinhwan menghentikan adukan sendoknya.Jantungnya seakan ingin meledak saat itu juga padahal junhoe mengungkapkannya dengan ringan dan santai.
"Hei..jangan melamun..waktu istirahat makan akan berakhir 5 menit lagi.."junhoe menggoyang-goyangkan sendoknya didepan wajah jinhwan yang bengong.
Jinhwan meringis dan mempercepat makannya.
"Ne uijangnim.."
Diam diam junhoe tersenyum kecil ditengah makannya yang tergesa gesa.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Jinhwan menguap untuk yang keberapa kalinya malam itu.Semua ruangan kantor sudah gelap dan dikunci,hanya mejanya yang masih menyala dan ruang ketua Goo yang memang bisa dijadikan tempat bermalam.
Jinhwan masih berkutat dengan laptopnya.Menerjemahkan artikel memang sangat sulit tapi itu adalah pekerjaan yang biasa bagi seorang kim jinhwan. Ia menatap tumpukan flashdisk disampingnya.Masih ada 5 file lagi yang harus ia selesaikan hari itu juga.
Jinhwan mengeluh pada atasannya yang seenaknya memberi perintah.
Tapi jinhwan bersyukur,ini belum apa apa dari apa yang sudah ia alami dulu.
Bagi seorang kim jinhwan,ini adalah hal yang cukup normal.
"Ekhem.."Jinhwan menoleh mendapati goo uijangnim dibelakangnya dengan wajah segar setelah mandi atau cuci muka mungkin.
"Uijangnim.. belum pulang? Jam pulang sudah lewat 3 jam.."jinhwan menengok jam kecil dimejanya.
"Kau sendiri? Selain ketua tim tidak boleh berada di kantor lebih dari jam kerja.."ujar junhoe membuat jinhwan bingung sekaligus kaget.
"Tapi ketua kang mengatakan kalau..."
Junhoe mengacak lembut rambut jinhwan sambil tertawa.Sinting, kim jinhwan seperti patung batu seketika.
"kau ini.. cepat pulang.. aku tidak mau kau kena flu.. dan kelelahan.."
Nanti tidak ada lagi namja manis yang akan mencuri perhatianku saat rapat
"Lalu uijangnim sendiri? Tidak pulang ?" Tanya jinhwan lagi.Terkesan ada nada gugup di kalimatnya.. okay bruh siapa yang tidak grogi jika kau dalam posisi kim jinhwan.
"Hmmm tidak.. aku memang selalu tidur disini..kka.. cepat,sebelum kau tidak mendapat bis terakhir"junhoe mengambil tas jinhwan dan memberikan pada jinhwan.
"Ne..gomapseumnida.."jinhwan mengangguk sambil tersenyum.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
''
'
'
'
'
'
'
'
"Tetangga!!"
Jinhwan berbalik sambil menatap bingung namja dengan hoodie hitam dan jeans.
"Kim hanbin?" Tanya jinhwan,namja itu membuka hoodienya dan tampaklah senyum bodoh khas hanbin.
"Baru pulang?" Hanbin menjejeri langkah pendek jinhwan dengan santai.padahal jinhwan sedang jalan cepat. Oke.. jinhwan berkaki 'rendah'.
"Chakkaman.."Hanbin menarik lengan jaket Jinhwan membuat Jinhwan menoleh bingung.Hanbin menatap mobil tteobokki yang masih berjualan meskipun hari semakin larut.
"Mau sundae dengan sedikit soju ?"Tanya Hanbin,Jinhwan tersenyum dengan tatapan kenapa tidak?
Jinhwan beberapa kali mendesis kepedasan sambil terus memasukan tteobokkinya ke mulut.Hanbin yang sedang memakan sundae hanya tertawa kecil melihat tingkah imut si 'tetangga'.
"Kau pulang selarut ini? Apa semua produser musik pulang larut?"tanya jinhwan.
"Sebenarnya jam pulang sudah lewat 2 jam yang lalu tapi karena lirik yang kutulis belum selesai.."
"Seperti itulah.."ujar Hanbin mengeluarkan beberapa lembar won.
"kau mentraktir? Wah terima kasih.."jinhwan meringis dibalas anggukan Hanbin.
"Hanbin pasti kurang tidur.."ucap jinhwan.
"Hmm tidak juga.. aku keturunan kelelawar sih.."Hanbin menggerakan tangannya seolah terbang,jinhwan terkekeh melihatnya.
Hanbin melanjutkan obrolannya dengan menceritakan berbagai lelucon aneh untuk jinhwan.
Tak mereka sadari keduanya sudah sampai di depan pintu apartemen masing-masing.
"Hanbin-ah.. gomawo.."ujar jinhwan,hanbin hanya menaikan alisnya.
"Kau selalu membuatku lebih baik..."ucap Jinhwan,hanbin tersenyum.
"Jaljayo.."ujar hanbin sebelum masuk ke apartemennya.
"Ne..jalja,mimpi indah hanbin-ah.."jinhwan sedikit mengeraskan suaranya.
Hanbin duduk di sofa ruangtamunya.Ia menghela nafas beberapa kali.
"Kau tahu.. aku tidak pernah tidur sejak kecil.."ujar Hanbin bermonolog sendiri.
"Aku.."
'
'
'
'
'
'
"kenapa harus aku ayah?"
Sekali lagi hanbin melempar vas bunga meja kerja ayahnya dengan emosi,meski nada ucapannya terkesan datar.
"Aku...bukan kim jiwon.."
"Ayah Hanya ingin yang terbaik untukmu bin! Masa depan apa yang diharapkan dari produser musik?! Mau jadi apa kau hidup dengan menciptakan sesuatu tak berguna?!"
PRANGG!
Hanbin membiarkan tanganya berlumuran darah ketika ia meninju meja kaca ayahnya.
"Lalu apa bedanya? Hah?? Apa bedanya dengan hidup menjadi boneka pemegang saham di perusahaan?! Lemah..seperti ayah?!!" Ujar hanbin hingga mengeluarkan air matanya.
Dilepasnya jas SMA yang masih melekat di tubuhnya lalu ia buang sembarangan.
"Setidaknya kau bisa mengubahnya anaku.." Tuan kim terlihat frustasi dengan pertengkaran yang selalu mereka buat tiap hari hanya karena ini.
"Ayah selalu memikirkan diri ayah sendiri.."ujar hanbin pelan.
"Itu sebabnya ibu meninggalkan ayah.."
Hanbin bergetar mengucapkan kalimat terakhirnya. Ia berlari pergi meninggalkan ruang CEO rumah sakit Insang yang mewah itu.
Tuan kim hanya bisa menatap kepergian hanbin dengan nanar.
"Ibu..."
Hanbin tersenyum begitu sampai ditempat ibunya.Tempat terdamai yang pernah ia temukan.
"Aku bertengkar dengan ayah.."ujar hanbin menarik bangkunya.
"Aku selalu ingat ibu mengatakan padaku..kalau,dunia ini tercipta karena musik.."
"Bahkan awal kehidupan manusia itu juga musik.."
"ibu...aku tidak salah kan? Aku berhak memilih impianku kan?"
"Ibu bilang jika aku sudah melakukan sesuatu aku harus melanjutkanya.."
Hanbin menyeka air matanya yang menetes.
"Aku juga tidak mau meninggalkan ayah.." ujar hanbin.
"Aku sangat menyayangi ayah.."
"ayah...sangat kesepian tanpa ibu...."
Hanbin menggenggam tangan pucat kurus kering itu.
"Ibu.. kapan bangun dari koma? Aku merindukan senyum ibu..."
'
'
'
'
''
'
''
'
'
'
'
CKLEK
"Hanbin-ah apa kau punya pa-"
Jinhwan menatap bingung hanbin.
Hanbin menutupi wajahnya dengan lengannya.Pipinya terlihat basah.
"Hanbin.."
Jinhwan duduk disamping Hanbin yang masih tak bergeming.
"Han.."Jinhwan menepuk bahu Hanbin pelan,Hanbin hanya mengerang sesekali terisak.
Jinhwan tergerak untuk memeluk hanbin.Ia meletakan kepala Hanbin di bahunya.
"Gwenchana..semuanya akan baik baik saja.." jinhwan menepuk-nepuk punggung Hanbin. Matanya menelusuri sebagian wajah hanbin.
"Kau.. sebenarnya kau orang yang seperti apa Hanbin-ah?"
'
'
'
'
'
'
''
'
'
Hanbin mengerjapkan matanya menyadari kalau ruangan sudah diterangi sinar matahari.Sepatunya masih melekat dikakinya dan ia tidur di sofa ternyata.
"Ige mworam?"
Hanbin merasakan tubuhnya sangat ringan.Ini pertama kalinya ia tidur dengan nyenyak setelah sekian lama mimpi buruk.Ia bermimpi memeluk ibunya ditempat yang indah.
Samar-samar Hanbin mendengar bunyi minyak panas dan penggorengan dari dapurnya.
Hanbin beranjak lalu melihat sosok mungil dengan sweater biru lembut berkutat di pantry dapurnya.
Jinhwan.
"Sudah bangun? Tidur mu nyenyak sekali seperti orang tak pernah tidur.." ujar jinhwan meletakan semangkuk sup abalone panas.
"Kenapa kau disini?" Tanya hanbin.Jinhwan mengerutkan keningnya bingung.
"Kau tak ingat?"ujar jinhwan.Hanbin hanya menggeleng pelan.
"Semalam.. aku kesini untuk meminjam palu tapi aku menemukanmu dalam keadaan- yah.. begitulah" jinhwan menyiapkan nasi dan sendok.
"Makanlah.. aku pikir kau butuh makan enak sekarang.Aku menemukan ribuan cup ramen di tempat sampahmu.. pantas saja"jinhwan melepaskan celemeknya.
Hanbin memperhatikan setiap gerak gerik jinhwan.
Jinhwan mencuci bekas peralatan masak hanbin.begitu ia berbalik ia berhadapan dengan leher hanbin yang sangat dekat dengan wajahnya.
"H-he..hei.." jinhwan menelan ludahnya gugup.hanbin mensejajarkan wajahnya dengan jinhwan.tanganya memagari samping kiri dan kanan jinhwan.
"Mwo?" Jinhwan mengerjapkan matanya berusaha tidak bertatapan dengan mata Hanbin.
"Kenapa...kau mau melakukan semua itu padaku?"
"Huh?" Jinhwan merasa pikiranya kosong seketika.
"Kenapa...aku?"ulang jinhwan.Jinhwan menggeleng pelan merasakan tak ada jawaban yang terucap dibibirnya.
Jinhwan mendorong hanbin menjauh dan menatap hanbin kesal.
"Harusnya kau berterima kasih bodoh! Kenapa malah menanyakannya??" Ucap jinhwan dengan mengerucutkan bibirnya.Ia terlihat makin imut.
Karena itu membuatku semakin merasa bersalah padamu...
"Ah sudahlah! Di lemari es sudah ada kimchi dan beberapa makanan.Hangatkan semuanya nanti! aku mau pulang.."jinhwan berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Dan.." jinhwan berbalik ketika sampai di ambang pintu.
"Jangan dekat dekat,nanti kau suka padaku!" Jinhwan menutup pintu apartemen hanbin dengan keras.
"Aku sudah menyukaimu sejak dulu.."
"Dan itulah yang menyakitimu.."
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Jinhwan mencoret coret notesnya dengan ekspresi kesal.Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya membuat ketua Gong disampingnya bingung.
"Whats wrong with u kim jinhwan?" Ketua gong mengalihkan pandangannya dari komputer.Menatap jinhwan sambil menyesap americano dinginnnya.
"Minzy noonaaaa~"jinhwan beraegyo yang membuat ketua gong bergidik ngeri.
Sebenarnya sangat imut sih, tapi ketua gong tak mau mengakuinya.
"Katakan apa masalahmu.."sudah tahu dengan kebiasaan jinhwan ketua gong mengambil setoples permen.Jinhwan tersenyum.
"Aku... terus saja mengkhawatirkan orang yang bukan apa-apaku.."jinhwan mengunyah permen coklatnya dengan ganas.
"Padahal aku tidak punya perasaan apapun padanya.."ujar jinhwan.
"Kau serius tidak punya perasaan padanya?" Tanya minzy.
"Eh?" Jinhwan mengerjapkan matanya bingung.
"T-tentu saja.."ucap jinhwan,
"Lalu perasaanmu pada si goo junfucking-"
"Goo junhoe,noona jangan mengubah nama orang seenaknya.." potong jinhwan datar.
"Perasaanku tak berubah..sungguh.." jinhwan membetulkan posisi duduknya.
"Heii..jangan bilang kau suka dua duanya,omooo serakah sekali kau kim ..aku tahu kau memang menarik di mata namja gay tapi.."
"Noonaa!"jinhwan merajuk,ia tidak menyangka kalau janda cantik ini berpikir seperti itu.
"Ah waeee? Jangan berteriak diruanganku kim..staf lain akan terganggu nanti.."minzy mengedip cantik pada jinhwan.
"Ah molla!" Jinhwan terlanjur kesal berjalan keluar ruangan ketua tim Fashion itu.
Begitu ia selesai menutup pintu dan berbalik,wangi maskulin khas menguar tepat di hidungnya.
Ya.. jinhwan memang pria sih,tapi wanginya lebih mirip bayi dibanding disebut maskulin.
"editor kim sedang apa disini?"
Goo junhoe tampak tampan dengan kemeja merah maroon yang di lipat sampai siku dan jeans hitam sobek sobek.
Junhoe lebih cocok jadi model dibanding ketua tim editor.
"Eh..mengantar berkas.." jinhwan menunjukan map coklatnya yang hanya sebagai manipulasi untuk konsultasi.
"Ah aku ingin menanyakan..terjemahan artikel kemarin sudah kau selesaikan ?" Tanya junhoe,okay dia tersenyum dan itu makin tampan.
"Sudah..tapi bukannya uijangnim memintanya lusa? jadi aku tidak membawanya.." jinhwan menggaruk kepalanya.
"Mian.. aku baru di kontak oleh ketua redaksi kalau peluncurannya dimajukan.." ucap junhoe mengacak rambutnya frustasi.
Kim jinhwaan.. bernafaslah..
"Kalau begitu aku akan ijin pulang untuk mengambilnya.."tawar jinhwan sambil bersiap pergi.
Tanganya dicekal junhoe,junhoe menyentuh langsung kulit putih mulus jinhwan yang seperti yeoja karena jinhwan memakai kemeja lengan pendek.
"Kuantar.." jinhwan hanya bisa terbengong mengerjapkan matanya.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
"Dimana..?" Junhoe mengikuti langkah pendek jinhwan di depannya.
Jinhwan tidak berani berjalan beriringan dengan junhoe. Cukup dengan insiden hampir berciuman didalam mobil tadi saat junhoe memasangkan sabuk pengaman pada jinhwan.
"dua lantai lagi kita sampai.."jinhwan dengan sabar menaiki tangga yang sudah menjadi rutinitasnya.
Berbeda dengan si modern man goo junhoe yang terlihat lelah.
"Tinggal 5 tangga lagi menuju lantai apartemennya jinhwan menghentikan langkahnya mendengar suara Hanbin samar-samar dari balik pintu tangga.
"Kau dekat dengan tetanggamu kan?" Ujar teman hanbin atau siapa yang jinhwan yakini dia yeoja.
"Kim jinhwan? Tidak begitu.."ujar hanbin tertawa hambar.
"Ey..katakan saja kau berpacaran dengannya.."si yeoja terlihat menggoda atau sedng mengorek kalau hanbin single atau tidak.
"Kau tahu.. namja polos dan lugu sepertinya sama sekali bukan tipeku.. dia terlihat gampangan.."
DEG
Seketika hati jinhwan terasa perih dan matanya memanas,ia tidak menyangka hanbin akan mengatakan sebegitu kejinya setelah apa yang jinhwan lakukan untuk hanbin.
Junhor dibelakang jinhwan jelas paham dan mendengar semua yang sepupunya katakan.
"Editor kim.."junhoe mensejajarkan posisi nya pada jinhwan.
Jinhwan hanya bisa menunduk,mengepalkan tanganya dan menggigit bibirnya untuk meredam isakannya.
"Hei..." junhoe menepuk lembut bahu jinhwan.
"Apanya yang salah.. apa aku seburuk itu uijangnim..?" jinhwan menatap junhoe dengan beruraian air mata. Junhoe merasa perih melihat namja manis yang biasanya ceria itu beruraian air mata.
Tepat saat junhoe mendengar langkah hanbin mendekat.Ia melakukannya.
Ia yakin ini cara terbaik untuk melampiaskan kekesalannya pada sepupunya.
'
'
'
'
CUPP~
Junhoe menarik dagu jinhwan dan mencium lembut bibir jinhwan tepat didepan Hanbin yang ternyata berjalan bersama sahabatnya jenny.
Hanbin terpaku melihat tangan junhoe bergerak di memegang pinggang jinhwan posesif dan bibir mereka yang menempel.
jinhwan terlalu kaget untuk berpikir hingga ia hanya bisa membelalakan matanya kaget.
Few minutes ago..
"Aigoo kim kau terlihat berbohong saat mengatai jinhwan,kau pikir aku bukan sahabatmu apa? Kau selalu menepuk pundak lawan bicaramu saat berbohong.." bisik jenny.
Hanbin hanya terkekeh dan melangkah ke arah tangga.
TBC~~~
Haiiii pa kabar my readersniiim 😄😄😄😄😄😄
semoga semuanya baik dan diberi kesehatan amiiin🙏🙏
dah lama ya ngga byaabin update ? soalnya kemarin tuh agak down..why ? tanggapan fanfic binhwan itu loo ngga sesuai ekspektasi (?)
Ngga apa apa sih,Byaabinnya aja yang terlalu berlebihan..tapi jujur sebagi author abal-abal kaya byaabin emang yang paling dibutuhkan ya komentar ,tanggapan readersnim sama fanfic byaabin,🙌🙌🙌🙌
meskipun itu sekedar kata 'next' 'lanjut' 'fast update plis' tapi sudah bersyukur kalian mau meluangkan waktu untuk mengetik kata itu..apalagi sampai yang panjang banget itu bikin terharu dan jadi energi tersendiri saat menulis fanfic.
Jujur byaabin kalo nulis fanfic semangatnya ya inget kalian..para readersnim ku..
kesannya berlebihan ya? tapi itu kenyataannya sih,,
yaudah ngga usah lama-lama..
byaabin sangat berterima kasih yang sudah sempatin baca ff byaabin,nungguin updatean byaabin yang selalu ngga tepat waktu..
Terima kasih banyak readersnim *bow*
Salam Hangat
BYAABIN.