Setiap aku memulai pembicaraanku dengan seseorang dichattingan, aku selalu menyapanya dengan kata "Hai!" agar lebih sopan dan memberikan kesan baik. Aku selalu diajarkan orang tuaku untuk menjadi diri yang lebih cantik. Cantik didalam. Harus baik kepada semua orang, jangan melukai perasaan orang, dan yang paling penting, harus menjadi diri sendiri.
'Lagi apa?' sapa Erwin.
'Hai' kalimat yang kukirim untuk Erwin sebagai awalan 'lagi nonton' klise sekali bukan jawabanku?
Aku adalah orang yang tidak suka dengan keheningan yang terlalu lama. Aku harus mencari topik saat berbicara dengan orang yang sedang mengirimiku pesan. Aku juga tidak bisa mengakhiri sebuah percakapan dengan baik. Maka dari itu, aku selalu menjawab dalam sebuah percakapan ini.
'Oh iya, lu itu kembaran ya sama temen lo, namanya Rica' mulainya
Rica itu, teman seangkatan ku yang baru pindah disekolahku saat kelas 7. Ya, dia memang benar benar cantik, maka dari itu banyak laki laki disekolahku menganggumi dia.
Aku menjawabnya, 'Ya, banyak dari mereka bilang kalau gue ini mirip Rica'
'Cantik ya?' what?! Ini, memuji diri Rica atau muji diri Selin nih??
Iya cantik. Gue gitu loh! Apa aku harus jawab ini dengan rasa pedenya? Atau
Ah~ biasa aja. Cantikan dia kali. Uuh!! Sekarang Otakku sedang bermain main dengan imajinasi yang membuatku sedikit gila.
'Iya dia cantik' kubalas saja ini kepada Erwin. Soal jawaban, lihat saja nanti.
'Hahaha.. Bukan dia, tapi lo!' deg! Jantungku berhenti seketika dan aku merasakan pipiku benar benar panas sekarang.
Huwaaa!! Aku senang sekali membaca kalimat itu!!
Aku membalas pesan itu dengan mengetik pesan dengan pelan pelan. Karena aku SANGAT SANGAT SENANG!!
'Te-ri-ma-ka-sih'
Lalu dia mengirimkan stiker orang yang sedang tertawa. Entahlah ini tertawa menyindirku atau tertawa ke arah yang lain.
Ya, aku masih merasakan hal yang sama.
***
Malam ini, banyak sekali tugas dari sekolah T^T. Aku harus semangat kerjain pr ini. Ulangan ini. Jangan hanya meratapi saja tugasnya.. "Memangnya kamu betah ratapin mereka itu? Ukh, enggak ya, makasih"
Seperti biasa, jika aku mengerjakan sesuatu seperti tugas sekolah ini, aku suka mengambil headset lalu kucolokkan ke hp ku dan memutarkan lagu lalu mendengarkannya.
"Nananana.. Oh beybeh!! Love me love me uuuh" aku benar benar tidak hafal liriknya!! Aaaaa.
Lalu tiba tiba saja mamaku memanggilku
"Selin" panggilnya.
"Apa ma?"
"Besok ada kesekolah gak?"
"Sabtu ya.. Emm" beneran deh, aku mungkin bisa dicap pelupa dengan orang orang yang sudah mengenalku lama sekali. Kenapa ya aku bisa pelupa begini.. Lama lama aku tidak tahan dengan ini.
"Ada"aku melanjutkan "besok aku ada latihan ansamble. Pulangnya jam setengah 1 ya ma"
Mamaku mengangguk tanda mengerti "oke oke"
Ini ceritaku selanjutnya, dari kecil, dari kelas 4 sd, aku suka sekali main musik. Ya, yang banyak orang ketahui, pasti sebagian besar anak kecil bisa main pianika. Aku bisa main pianika saja sudah bangga.. Apalagi main musik lainnya. Untunglah disaat eskul ansamble yang ku ikuti dulu, aku bisa memainkan seruling. Semenjak itu, aku jatuh cinta sekali dengan seruling atay recorder ini.
Disaat aku memainkan bagianku, pasti bagianku memainkan recorder. Aku dan dia tak terpisahkan.
***
"Oke, jadi kita latihan saat ini, untuk mengisi acara disaat kalian krisma" mulai seorang guru yang mengajariku dan, anaknya adalah teman seangkatanku juga.
"Jadi tugas kita mengiri anak anak padus menyanyi" lalu pak guru itu melanjutkan dengan membagikan kertas partitur musik dan kita berlatih bagian kita masing masing.
Setelah itu, sudah jam setengah1, tandanya kita sudah selesai berlatih. Lalu temanku Karin ada didepan gerbang sekolah bersama sepeda gunungnya. Saat aku mendekati dia, dia mengangkat mulutnya dan memulai berbicara.
"Mau kerumahku gak,sel?" tawarnya
"Aku bosen banget dirumah. Main yuk?" tawarnya sekali lagi.
"hmmm" aku berfikir sejenak. Lalu aku menjawab "Boleh, tapi kubilang mamaku dulu ya?"
Aku ini anak mama, hal apapun harus bilang mamaku dan bila sekali sekali aku tidak memberitahunya, siap siap saja bila aku kembali dihadapan mamaku karena tidak memberitahunya. Dia marah!
Maka aku mengeluarkan handphoneku dan membuka ruang chat ku dengan mamaku dan memberitahunya bahwa aku akan pergi mengunjungi rumah Karin sampai jam 2. Lalu mamaku mengijinkanku pergi, asal aku hati hati dalam menjaga diri.
"Boleh" aku langsung menjawabnya setelah aku diijinkan
"Sip, ayok jalan!"
"Oh iya!" ucapan Karin menghentikan langkahku. "Aku lupa! Audi ikut kerumahku juga! Audiiii!" teriak Karin.
"Haiiik!(ya)" balas Audi.
"Sip, lengkap, ayo jalan!" ucapku
Selama perjalanan kerumah Karin, aku dan Audi bercerita soal anime yang sedang kita tonton bersama sama, dengan menyanyikan lagu opening dan ending lagu itu. Hingga kita parodikan gerakan itu.
"Hahaha! itu tuh bagian yang aku suka, Di" tawa lepasku membuat Karin menengok kearah belakang karena dibelakangnya, kita berjalan.
"Apanya yang lucu, sel?" Tanya Karin heran.
"Tuh, Audi" ku menunjuk Audi "tadi dia parodiin lagu anime. Kasih tau, Di"
Lalu Audi mulai menari nari, dan membuat Karin juga tertawa. Aku suka moment kita ini
***
Saat kita bermain dirumah Karin, mamaku mengirimi pesan bahwa sebentar lagi mamaku sudah mau sampai kesekolah, dan disana kita rencanakan bahwa akan berkumpul disana.
"Rin, aku pulang dulu deh ya. Mamaku udah mau nyampe sekolah"
"Yah, baru sebentar. Oke deh. Kuanteri. Yuk Di" Karin menjawab dengan lesu.
Selama perjalanan, sama seperti saat kita datang bertamu kerumah Karin, Aku dan Audi menyanyikan kembali lagu anime tersebut. Lalu Audi baru ingat, bahwa dia membawa headset dan meminjamkannya padaku. Lalu aku menyanyikan lagu dan Audi mengikuti melodi yang kubuat.
Lalu, Karin mengetahui juga siapa itu Erwin. Karena aku sudah banyak cerita pada Lucy dan Karin.
Jadi, selama perjalanan itu juga, Karin bercerita juga banyak hal tentang Erwin diperjalanan. Ya, Karin juga menceritakan bahwa kemarin ia ketemu Erwin ditaman yang sering ia lewati. Sedangkan Audi, dia hanya diam saja karena dia tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Tapi, Audi tidak peduli dengan bahasan aku dengan Karin. Lalu, tiba tiba saja Karin membuka mulutnya dan manatap aku.
"Sel, liat belakangmu deh" Karin mengundang kepalaku untuk melihat kebelakang.
Seketika mata ku mulai melebar dan ukurannya lebih lebar dari yang biasanya karena aku melihat seseorang yang pernah kukenal sebelumnya.