Wake Up Hard

By LouvinPark

3.2K 291 54

Aku tahu bagaimana rasanya ketika mendengar suatu kata yang sebenarnya lazim diucapkan namun ditangkap dan di... More

(2) Fingers and...
(3) I Know

(1) Editor Min

1.3K 146 42
By LouvinPark








"Kau sudah membaca surat-surat dari penggemarmu?"

Jimin menyesap latte-nya lalu menggeleng setelah meletakkan kembali cangkirnya. "Aku belum sempat."

Yoongi mengangguk paham, memaklumi kesibukan Jimin sebagai penulis sekaligus pemilik restoran. "Bacalah jika kau memiliki waktu luang. Ada yang ingin kubicarakan menyangkut penggemarmu."

Jimin menatap obsidian Yoongi, memberi isyarat agar pria di depannya memulai pembicaraan mereka. Sepertinya ini cukup penting.

"Ini tentang genre dan konsep untuk novelmu selanjutnya."

Jimin menopang dagu dengan kedua tangannya di atas meja, terlihat tertarik dengan kalimat Yoongi. Namun ia tetap diam karena tidak ingin memotong pembicaraan.

"Selama ini karyamu diterima dengan baik di seluruh kalangan, baik dari segi konsep hingga gaya tulisan. Hampir semua genre sudah kau coba dan hasilnya selalu melebihi ekspektasi." Tutur Yoongi, menyisipkan pujian meski dengan wajah datar. "Tapi ada satu genre yang belum kau coba."

Glek.

Sepertinya Jimin tahu arah pembicaraan Yoongi.

"Hyung, kita sudah pernah membahasnya. Bahkan Jin-hyung juga telah memberi tahumu bahwa jika aku menulis dengan genre itu, anak TK sekalipun tidak akan meliriknya." Ungkap Jimin panik, berusaha menyadarkan Yoongi akan apa yang terjadi.

Jin alias Kim Seokjin, adalah editor yang sebelumnya menangani Jimin. Pria manis itu digantikan oleh Min Yoongi karena ia menikah dengan Kim Namjoon, pemilik perusahaan penerbit tempat mereka bekerja.

Ceritanya klasik. Namjoon jatuh cinta pada Jin beberapa lama setelah Jin bergabung dengan perusahaannya, mendekati Jin dan berakhir dengan sebuah pernikahan mewah lalu meminta Jin agar berhenti bekerja dan tinggal di rumah. Setelah itu, Yoongi dipindah untuk menjadi editor Jimin sampai sekarang.

"Dengarkan aku dulu." Tegas Yoongi. "Aku tahu kau bisa melakukannya. Kau hanya tidak ingin belajar selama ini. Tapi aku tahu kau bisa. Lagi pula ini bukan genre biasa."

Jimin memutar matanya malas. "Lalu genre apa? Romance-comedy? Romance-sad? Romance- Oh, apapun itu yang membuatku merinding."

"Karena itu kubilang dengarkan aku dulu." Yoongi menghela nafas, menutup laptopnya dan ikut menopang dagu seperti Jinin. "Para penggemarmu meminta kau membuat novel erotis BL."

Jimin membelalak tidak percaya. "Tunggu- Apa? BL? Boys Love? Dan... Erotis?"

Yoongi menyangkut mantap. "Novel yang ditujukan untuk pembaca berumur delapan belas tahun ke atas."

Jimin menggeleng kuat, mengambil cangkirnya dan menyesap minumannya kasar. Membantingnya tanpa peduli jika isinya tumpah ke meja dan lantai. Menatap Yoongi nyalang, nafasnya memburu.

"Apa kau gila, hyung?! Menulis romance straight saja aku tidak bisa, apalagi yaoi?!"

"Hei, tenanglah." Yoongi menepuk pelan lengan atas Jimin. "Jangan begitu. Kita menjadi pusat perhatian."

Jimin mengumpat. Ia tidak peduli lagi dengan pengunjung café di sini. Toh, dia datang dan memesan memakai uangnya sendiri, kan?

"Kenapa kau begitu frustasi?" Tanya Yoongi yang tetap tenang -atau paling tidak dia berusaha tetap tenang.

Jimin mengacak rambut hitam gelapnya kasar, "Aku tidak memiliki pengalaman seperti itu! Terlebih sesama laki-laki! Yang benar saja?!"

"Jadi kau frustasi hanya karena tidak berpengalaman?" Yoongi terkekeh setelah mengatakan itu. "Sungguh, Jimin?"

"Apa yang lucu?" Tanya Jimin tanpa minat. Mood-nya turun drastis karena hal ini.

"Bukankah kau hanya tinggal mempelajarinya jika belum pernah melakukannya?"

"Hah?"

Jimin menatap editornya bingung. Dahinya mengernyit melihat Yoongi yang sepertinya sudah kehilangan kewarasannya karena tiba-tiba tersenyum sinis.

"Aku tahu bagaimana cara mengatasinya."






-OoO-






Jimin tidak tahu kalau maksud dari semua kalimat Yoongi di café akan berdampak seperti ini. Ia merutuki dirinya sendiri yang terlalu polos meski sudah memasuki umur 22 tahun. Sungguh, Jimin menyesal.

Tapi semua sudah terlambat.

Ini salahnya karena menurut saja saat Yoongi mengajaknya ke flat sang editor untuk mengajari Jimin menulis novel erotis. Ini salahnya karena mengabaikan senyum licik Min Yoongi yang sudah jelas menyiratkan nafsu dan gairah tinggi.

Hingga ia berakhir di ranjang Editor Min sekarang.

"Ahk- Y-Yoon- Hmmph-"

Jimin tidak bisa menahan suara penuh dosa itu agar tidak keluar dari mulutnya, menguap menjadi lenguhan terputus yang membangkitkan gairah Min Yoongi saat pria itu mulai memasuki tubuh Jimin setelah semua persiapan tadi.

Yoongi tahu ini adalah yang pertama bagi Jimin, tapi ia tidak bisa menahannya lagi. Berusaha bergerak pelan sama saja dengan menyiksa Jimin dan dirinya sendiri.

"T-Tidak, jangan- AHK!"

Yoongi mengecupi wajah Jimin, menghisap air mata yang mengalir saat pria di bawahnya menggigit bibir sekuat mungkin dan meremat seprai ranjang, tidak memeluk ataupun mencakar Yoongi.

Bahkan Jimin masih memikirkan tubuh dominan yang sudah jelas menyakitinya.

Yoongi masih belum menggerakkan tubuhnya, menggenggam kedua tangan Jimin erat. "Kenapa kau tidak mencakar atau menggigit bahuku? Itu lebih baik untuk mengalihkan rasa sakitnya,"

Jimin menggeleng, membalas genggaman tangan Yoongi. "Tidak. Itu akan melukaimu."

Yoongi terperangah. Ia hampir tidak percaya dengan Jimin yang kelewat naif itu.

"Kau bodoh sekali,"

Tepat setelah mengatakan itu, Yoongi mulai bergerak secara perlahan, membiarkan Jimin menyesuaikan diri. "Rekam baik-baik memori ini di otakmu. Tulis semua yang kau pelajari dari ini."

Jimin mau tak mau mengangguk pasrah, hampir melupakan tujuan Yoongi menyetubuhinya hingga seperti ini.

Belum sampai lima menit, Yoongi berhenti bergerak. Menyisakan rengekan dari Jimin yang terus meminta lebih. Memutar paksa tubuh Jimin hingga pria itu menungging membelakangi Yoongi dengan tangan dan lutut sebagai penopang tubuhnya.

Yoongi menekan dalam-dalam barang miliknya, memeluk Jimin dari belakang dan mendekatkan telinganya pada submisif. "Ini namanya doggy style. Kebanyakan dominan menyukai gaya ini karena mereka bisa masuk hingga titik terdalam seperti aku sekarang."

"Ngh- Bergerak, Yoon. Cep- Akh, ah! Ngh- Sialan-"

Jimin sudah tidak peduli lagi dengan novelnya. Ia hanya menginginkan puncaknya sekarang.

"Nikmat, sayang?"

"Ngh- Yoon-"

Jimin mengetat, dan Yoongi tahu apa yang akan terjadi. Tapi dia ingin menggoda Jimin sekali lagi.

"Ah- Brengsek, kenapa kau berhenti?!" Maki Jimin saat Yoongi lagi-lagi berhenti.

Tapi itu tidak lama karena setelahnya Jimin sudah berada di atas Yoongi dengan tubuh mereka yang masih menyatu.

"Ini disebut uke on top, baby." Yoongi berbisik dengan suara yang berada di oktaf terendahnya, membuat sekujur tubuh Jimin merinding.

"AHN-" Jimin melengkungkan tubuhnya saat Yoongi menemukan titik itu. Titik di mana ia bisa meneriakkan nama Yoongi begitu keras tanpa malu.

Yoongi tersenyum puas dan membantu Jimin yang sudah terlalu lelah untuk bergerak. Menggapai puncak yang sebentar lagi akan diraih.

"AHK!" Jimin berhasil keluar setelah tiga hentakan terakhir. Yoongi menyusul beberapa saat kemudian dengan Jimin yang hampir tewas di bawahnya.

Mereka terkapar di ranjang dengan peluh bercucuran, tidak peduli lagi dengan aroma seks yang mulai memenuhi ruangan.

Yoongi memeluk Jimin erat, membisikkan kata maaf dan terima kasih sebelum bertutur lembut, "Aku melakukan ini bukan hanya untuk membantumu. Tapi karena aku menginginkanmu seutuhnya."

Dan berakhir terlelap dengan wajah Jimin yang bersembunyi di dada pucat Yoongi.






-OoO-






"Woah, karyamu jadi best seller, baby. Bukankah ini semua berkat bantuanku?"

"Terserah kau saja."

"Kau bahkan menulis dengan rinci setiap adegan kita, sayang."

"Min Yoongi, jaga ucapanmu."

"Jimin, aku ingin kita melakukannya lagi sebagai hadiah karena telah membantumu."

"Tidak. Bermainlah sendiri dengan sabun."

"Baiklah, aku akan menghukummu malam ini."

"Ya!!!"






-SsS-

Continue Reading

You'll Also Like

544K 57.8K 42
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.
1.8M 64K 89
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
172K 15.4K 50
FIKSI
132K 10.7K 35
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...