Every Story is an Adventure [...

By fmuzakki

1.6K 155 36

Muhammad 'FixOne' Zainuddin atau yang dikenal dengan Zayn adalah seorang gamer yang bermimpi menjadi atlet e... More

Prologue (Part 1)
Chapter 1: Awal Petualanganku di SMK
Chapter 2: Adik seorang Top Player dan Kakak seorang Newbie
Chapter 3: Rasanya Ditolak Cewek itu seperti ketika Mau Menang
Chapter 4: Pertarungan di Jam Kosong
Chapter 5: Malming? Maksudnya, Malam Gaming?
Chapter 6: Ketika Muridmu Menyatakan Cinta Kepadamu
Chapter 7: Pertemuan Offline Arif
Chapter 8: Waktunya Terkenal!
Chapter 9: Awal Petualangan Kagami di Dunia e-Sport
Chapter 10: Menjadi Duo dalam Game bukan Berarti Homo
Chapter 12: Setiap Kesedihan Pasti ada Kebahagiaan yang lebih Besar
Chapter 13: Pertarungan para Pemimpi
Epilogue (Part 1)
Foster-san dan Haru-chan Show (Cuma Info)
Prologue (Part 2)
Chapter 14: Terkadang Fans Lebih Menakutkan dibanding Hantu
Chapter 15: Menyatakan Perasaan Sesulit Keluar dari Tier Bronze
Chapter 16: Setiap Orang Punya Rahasianya Sendiri-Sendiri
Chapter 17: Brian dan Segelnya
Chapter 18: Kembali ke Dunia Kompetitif
Chapter 19: Dia menyukaiku, tapi tidak Mencintaiku
Foster-san and Haru-chan Show (part 2)
Chapter 20: Tak Selamanya Kemenangan Membuat Kau Bahagia

Chapter 11: Karena Bertemu Rival di Final Sudah Terlalu Mainstream

55 7 0
By fmuzakki

Sabtu, 21 Juli 2035

Narita International Airport, Tokyo

Di sebuah bandara terbesar sekaligus termodern di dunia, aku bersama laptopku sedang menunggu seseorang. Tak pernah kubosan menunggu, selama ada laptop yang setia menemaniku.

VICTORY

[OK]

"Yosh!"

Aku sangat senang sekali hari ini. Selain temanku dari Korea akan datang ke sini, aku kembali memenangkan Ranked Match dan aku baru dipromosikan ke Tier Bronze IV. Itu berarti aku bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Bronze V yang selalu menemaniku selama kurang lebih setahun.

Sudah kurang lebih 3 jam kumenunggu, terlihat dari jam tanganku menunjukkan pukul 9 pagi. Itu berarti aku menunggunya dari jam 6 pagi. Lama waktu kuhabiskan untuk menunggu tak membuatku merasa bosan. Selama ada laptop dan WiFi gratis, menunggu seharian pun tak menjadi masalah buatku.

Bentar! Jam 9?

Oh, ya! Penerbangan dari Korea dijadwalkan tiba jam 9.10. Itu berarti temanku hampir tiba ke sini. Aku harus segera menyambutnya.

Dengan membawa kertas bertuliskan 'Tae-Min', aku bersama dengan puluhan orang lain menyambut orang yang kami tunggu.

Tak lama kemudian, aku melihat seorang lelaki berkacamata dan berambut coklat memandangku dan berteriak "Kagami ...!"

Aku meresponnya dengan lambaian tangan dan berteriak "Tae-Min!"

Dia berlari menghampiriku, dan aku juga ikut-ikutan berlari ... ke toilet. Karena aku sudah menahan sakit perutku saat menunggu tadi.

15 menit kemudian ...

Salah satu hal yang paling nikmat di dunia ini ketika kau hidup adalah kau bisa mengeluarkan kotoran yang kau tahan sejak lama di perutmu. Itu adalah yang saat ini kurasakan.

"Sudah lega?" ejek Tae-Min kepadaku.

"Sebenarnya belum. Kusimpan buat nanti di rumah." Balasku dengan tertawa pahit.

"Jorok amat!"

"Bercanda. By the way, selamat datang di Jepang, Tae-Min!"

"Terima kasih atas penyambutan yang sangat megah ini."

Ternyata dia bisa bercanda juga.

"Maaf, habis perutku sakit tadi. Berhubung kau sudah di sini, bagaimana kita ke sekolahku?"

"Heh?!" teriaknya terkejut. "Katanya kau keluar dari sekolahmu?" lanjutnya sambil memiringkan kepalanya.

"Memang. Kita ke sana cuma menjemput manajer tim." Jawabku sambil mengedipkan mata sambil mengacungkan jempol.

******

10 menit kemudian ...

Wallenstain Academy, Tokyo

"Sebentar, ya?"

Kutinggalkan Tae-Min sebentar di mobilku untuk menjemput seorang putri yang otaknya rada-rada bego. Kalian tahu kenapa? Nanti kalian tahu. Dengan perjuangan panjang naik ke lantai tiga, akhirnya aku sampai di kamarku, lebih tepatnya, sih, mantan kamarku.

*tok, tok!

"Stella, sudah belum?" sambil mengetuk pintu.

"Sabar, ini lagi mau siap-siap?"

Aku berani bertaruh, pasti dia masih memakai pakaian dalam. Kayaknya harus dipaksa lagi.

"Stella, sampai lima menit gak kelu ..."

"Ayo, berangkat!"

"... ar."

Aku terkejut ketika dia sudah memakai gaun putih dengan balutan jaket cokelat dan topi jeraminya yang nyaman tiduran di kepalanya. Kukira dia masih lama.

"Hei, ayo berangkat!"

"Eh?!" sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. "Sudah kau bawa semua pakaian dalammu?"

"Sudah." Jawabnya ketus.

"Stella ... Stella ..., kau juga ngapain pakai acara celana dalam ketinggalan."

"Namanya juga lupa." Lagi-lagi dia menjawabnya dengan ketus.

"Lupanya gak rasional amat? Ayolah, Tae-Min sudah menunggu di mobil."

Daripada terus berdebat, kami segera menuju ke bawah untuk berangkat.

Namun ketika kuberbalik, aku tak sengaja melihat Hime-chan keluar dari kamarnya dan melihatku berdua dengan Stella. Dia pun terkejut melihatku, diikuti dengan tatapan jengkelnya.

"Ka-ga-mi ...!"

"Ayo, Stella. Tae-Min sedang menunggu di mobil."

"Ba-ba-baik."

Tanpa basa-basi lagi, aku segera meninggalkan Hime-chan yang menatapku dengan penuh amarah. Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri "sampai kapan dia marah kepadaku?"

Kulupakan sejenak apa yang baru saja terjadi, aku segera masuk ke mobil dan melihat Tae-Min sedang asyik dengan ponselnya.

"Maaf, menunggu lama."

"Tenang saja. Aku juga baru buka ponsel tadi."

"Stella, kau duduk di bangku belakang saja. Barangmu letakkan di bagasi." Sambil menaruh jempolku Fingerprint. Sekarang kebanyakan mobil listrik menggunakan Fingerprint sebagai pengganti kunci mobil.

"Baik."

Stella masuk ke dalam mobil dan duduk berdua bersama Tae-Min di kursi belakang. Ini saatnya untuk ...

"Bro, kenapa penyihir terkenal ada di sini? Jangan-jangan ..."

"Benar sekali." Potongku mengetahui apa yang dia pikirkan.

Setelah itu, aku yakin Tae-Min akan berkenalan dengan Stella. Mungkin sebaiknya kubiarkan begitu, karena kulihat Tae-Min sangat tertarik dengan Stella. Mungkin aku harus berangkat sekarang, karena mungkin timku sedang menunggu kami bertiga.

******

Akihabara, Tokyo

Kami bertiga sampai di sebuah café maid langgananku, tempat yang cocok untuk berkumpul bagi penggemar anime sepertiku. Dan juga tempat yang cocok buat cuci mata para jomblo.

"Kemana, nih, mereka?"

"Kita sebenarnya mencari siapa, Kagami?" tanya Tae-Min.

"Anggota tim kita. Kita disuruh ngumpul di sini tapi ... Kelihatannya mereka belum datang."

"Sudah kau periksa pesan dari mereka?"

"Belum. Bentar-bentar."

Segera kukeluarkan ponsel dari saku celanaku dan kuperiksa. Tak ada pesan satu pun yang masuk, sama seperti sebelumnya.

"Gak ada."

"Kirim pesan lagi, siapa tahu mereka lupa? Dan juga, kenapa kita tidak duduk? Gak enak, lho, dilihatin orang."

"Iya, juga."

Perkataan Stella ada benarnya. Kukirimkan pesanku ke grup chat tim dan kami bertiga duduk di samping jendela. Daripada bosan menunggu, langsung saja aku mulai basa-basinya. Mungkin kejadian di mobil tadi bisa jadi topik yang bagus.

"Hei, Stella, kenapa kau gak pacaran saja sama Tae-Min?"

"APA?!" teriak mereka secara serentak.

Sudah kuduga pasti begitu reaksinya. Tapi lucu juga.

"A-a-apa yang kau bilang, Kagami?! I-i-ini tidak seperti yang kau pikirkan!"

"Dia benar! Mana mungkin aku menyukai tsundere dengan kepang kotor kayak dia?! Karakter seperti dia harusnya dilenyapkan saja!"

"Apa kau bilang ...?!" dengan tatapan yang berapi-api.

"Tsundere dengan kepang kotor. Memang kenapa?!"

"Wow, ternyata kalian serasi sekali." Timpalku sambil bertepuk tangan.

"BERISIK!!!"

Dari cara membentakku, mereka berdua kompak banget. Kurasa aku harus merelakan Stella buat Tae-Min.

"Jangan mikir macem-macem, Kagami!"

"Eh, kampret! Jangan merusak narasi orang kenapa?! Lagipula aku gak mau ngerusak hubungan kalian."

"Sudah kubilang ..."

Mereka berdua langsung terdiam ketika melihat semua pengunjung melihat ke arah mereka kedua. Wajah mereka pun memerah karena malu. Semakin lama melihat mereka, aku semakin ingin menikahkan mereka berdua. Habisnya mereka serasi banget.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Stella dengan kesal.

"Gak ada apa-apa, kok. Eh, ada pesan!"

Ponselku tiba-tiba bergetar. Kuperiksa ponselku dan ada pesan masuk dari grup.

IWantEmilia

Aku dan anak-anak sudah sampai. Kau dimana?

"Kenapa, Kagami?" tanya Stella.

"Mereka sudah di sini."

"Heh?! Dimana, dimana?!"

Dia langsung berdiri sambil menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencari mereka. Hmmm ...! Sepertinya aku dapat ide bagus.

Saya

Jika kalian melihat gadis bertwintail merah berdiri kayak orang bego (memang bego, sih), di situlah aku berada.

Dengan begini mereka pasti tahu dimana kami berada. Dan benar saja. Belum sampai 1 menit, mereka langsung menghampiri meja kami. Mereka semua memakai kaos hitam dengan kerah oranye dan bertuliskan '#SUZUKAPRIDE'.

"UraraVermillion-san?"

"Benar, kalian pasti dari Suzuka Dreamers?"

"Benar sekali. Aku mengikuti pesanmu untuk mencari gadis bertwintail bego di sini."

"Urk! Kagami ...!"

Dia langsung menatapku dengan aura apinya. Sudah lama sekali aku tak melihatnya begitu. Eh, ini bukan bahas begituan! Bisa-bisa café ini terbakar.

"Iya, iya, maaf."

Aura tersebut langsung padam, dan dia duduk kembali. Tae-Min yang melihatnya menahan tawanya, sebenarnya aku juga sama, sih.

"Aku tak menyangka bisa setim dengan penyihir dari Wallenstain Academy."

"Iya, aku juga tak menyangka penyihir paling disegani di Jerman dikatain 'bego'. Berani amat kau, UraraVermillion-san?" timpal salah satu teman di sampingnya sambil tertawa kecil.

"Maklum, sudah biasa. Kalian tahu, gak?"

"Gak." Jawab mereka serentak.

"Dengerin aku dulu! Tadi Stella keting ... Awww ...!"

Belum sampai selesai, kakiku yang berharga diinjak dengan sesuatu yang keras, terasa seperti high heels. Aku melirik ke arah Stella dan dia hanya memalingkan mukanya. Kalau saja dia bukan temenku, aku pasti ... gak apa-apain dia. Males aja kalau dapat masalah gara-gara bikin rebut sama orang tak dikenal, apalagi dia seorang tsundere.

"Sebelumnya kenalkan, namaku Aritomo Izumida, atau dikenal dengan 'IWantEmilia'. Dan mereka berdua '-YH-' dan 'Kazu-No'."

"Salam kenal."

"Kalau begitu kenalkan. Yang twintail rada bego kalian sudah tahu, lah."

"Hei!"

Mereka tertawa garing.

"Namaku Kagami Nakagawa atau yang biasa kalian panggil 'UraraVermillion'. Dan yang berkacamata ini namanya 'MinTz-'. Dia baru datang dari Korea."

"Keren!!! Aku dengar Korea surganya e-Sport. Kenapa kau gak main di Korea?" tanya Kazu-No dengan takjub.

"Di Korea seleksinya sangat ketat. Minimal kalian harus berada di tier Challanger V kalau kalian ingin masuk ke tim besar. Lah, aku sendiri, cuma berada di tier Gold V. Lagian, sekarang kiblat e-Sport pindah ke Indonesia."

"Tapi, kan, orang bilang 'tier Bronze di Korea sama dengan Challanger di Jepang'?" timpal –YH-.

"Bentar-bentar. Perasaan itu berlaku di game LoL saja." Potongku sambil memiringkan kepala.

"Tetap saja, pemain Korea hebat-hebat."

"Kalau gitu, terima kasih. Mudah-mudahan aku gak kecewain kalian."

Orang yang baru kutemui tadi ternyata orangnya rendah diri. Dia tak seperti lainnya yang suka memamerkan tier-nya, padahal mainnya kayak Unranked. Aku beruntung sekali bertemu teman seperti dia.

"Ngomong-ngomong alasan kami telat tadi hanya untuk mengambil pesanan. Bentar, ya?"

IWantEmilia langsung mengambil sesuatu di dalam ranselnya yang ternyata berisi jersey yang seperti mereka bertiga gunakan.

"Ini untuk kalian berdua."

Dia memberikan jersey itu kepada kami. Tak hanya itu, di bagian punggung juga tertulis namaku, 'UraraVermillion'. Itu sangat membuatku senang, karena tandanya aku sudah resmi menjadi bagian dari tim.

"Terima kasih." Sambil mencoba kaos yang baru kudapat. Lumayan, ukurannya pas dengan tubuhku.

"Dan untuk Kurobane-san ..."

"Stella!" Potongnya dengan nada ketus.

"Oh, ya, Stella, aku juga punya jaket untukmu. Karena kau adalah manager tim kami."

Dia langsung memberikan jaket kepada Stella. Sebuah jaket hitam dengan garis oranye di pundak dan bertuliskan '#SUZUKAPRIDE' kecil di dada kanan diterimanya. Stella sangat senang terlihat matanya yang berbinar-binar.

"Terima kasih, etto ..."

"Hufff ...! Aritomo."

"Oh, ya, terima kasih, Aritomo-san." Dia langsung mencoba jaketnya. Hmmm ...! Menurutku, jaket itu sangat cocok untuknya jika digabungkan dengan celana olahraga hitam.

Setelah itu, kami berenam memesan makanan dan membahas tentang kompetisi besok.

******

Sore harinya ...

Sepulang kami dari Akihabara untuk bertemu anggota tim dan mendaftar AGW, kami bertiga langsung ke ruang makan, karena ibuku sudah berada di sana menunggu kepulangan kami.

"Kami pulang, bu!"

"Selamat datang, Kagami!" wanita berambut putih dengan mata merah ruby langsung memelukku dengan hangat. "Ini pasti temanmu yang dari Korea, ya, Kagami?" sambil menatap Tae-Min.

"Benar, Bu. Kenalkan, dia Tae-Min! Dia akan menginap di sini sampai aku berangkat ke Indonesia."

"Senang bertemu anda, Nyonya!" sambil membungkukkan badannya.

"Senang bertemu denganmu juga. Jangan sungkan-sungkan, ya, Tae-Min! Anggap saja seperti rumah sendiri."

"Terima kasih, Nyonya!"

"Oh, ya, makanan sudah siap. Ayo kita makan dulu."

Kami bertiga ditambah Ibuku segera duduk di meja dan memulai makan malam.

******

Dua hari kemudian ...

Hari yang telah ditunggu-tunggu telah tiba. Aku segera bangkit dari tempat tidur dan bergegas untuk mandi, karena aku, maksudku kami tidak boleh terlambat dalam pertandingan nanti. Dengan kaos dan celana pendek, aku berangkat ke kamar mandi dan betapa terkejutnya ketika sampai di lorong.

"KYAAA!!!"

*duarrr ...!

Sebuah teriakan keras seorang perempuan dan ledakkan besar terdengar dari kamar mandi. Dan yang yang lebih mengejutkan, aku melihat Tae-Min terkapar di dinding lorong. Aku langsung menghampirinya.

"Hei, Tae-Min, kau kenapa?"

"Kejadian buruk menimpaku terulang lagi." Jawabnya sambil menahan sakit di kepalanya.

"Hei, Tae-Min, apa maksudmu?" teriakku khawatir.

Bentar? Jika dilihat teriakan tadi, dia pasti gak sengaja melihat Stella yang habis mandi. Terus Stella berteriak dan mengeluarkan sihirnya yang membuat Tae-Min terpental hingga menghantam dinding.

"Stella, apa itu ulahmu?!" tanyaku dengan nada marah.

"Iya." Dengan nada pelan sambil menganggukkan kepala. Ngomong-ngomong dia sekarang memakai handuk saja.

"Kenapa kau lakukan itu?! Lihat, dia terluka. Apalagi ada kompetisi nanti."

"Ha-ha-habisnya dia melihatku ... telanjang." Jawabnya gugup dengan wajah semerah Strawberry yang baru dipetik.

"Bukankah kau sering tampil begitu di hadapanku?"

"Urk!"

"Sudahlah, aku gak mau debat. Pokoknya aku gak mau tahu, obati Tae-Min sekarang!"

"Ta-ta-tapi ..."

"Gak pakai tapi-tapian! Aku ini tuanmu, kau ingat?!"

Setelah puas membentak habis-habisan Stella, aku langsung masuk ke kamar mandi.

Tapi kalau dipikir-pikir, aku jadi ingat dengan pertama kali ku bersekolah di Wallenstain Academy. Kejadiannya hampir sama dengan Tae-Min tadi. Kenapa aku jadi memikirkan hal itu, ya? Daripada memikirkan masa lalu, lebih baik aku mandi dan bersiap untuk kompetisi nanti.

Ngomong-ngomong, tadi Tae-Min bilang 'Kejadian buruk menimpaku terulang lagi.'? Berarti dia pernah mengalami kejadian ini sebelumnya?

******

Akihabara, Tokyo

Setelah konflik panjang yang terjadi antara Tae-Min dan Stella (maaf terlalu panjang, jadi gak diceritain), kami bertiga tiba di venue perlombaan. Banyak orang-orang yang hadir dalam event kali ini. Di sini terdapat banyak cabang yang akan dipertandingkan. Sementara yang kutahu hanya FA, GW, dan LoL.

"Hai, UraraVermillion-san!"

Tiga anggota lainnya pun akhirnya datang dengan seragam kebesarannya.

"Oh, hai! Sudah lama?" sambil berjabat tangan.

"Baru saja tiba. Eh, kenapa dengan Tae-Min?" Aritomo sangat terkejut ketika melihat kepala Tae-Min yang diperban.

"Oh, itu, biasa, konflik rumah tangga."

"Gak, gak! Cuma terpeleset tadi pas mandi." Sanggah Tae-Min.

"Oh ...! Ayo kita ke tempat perlombaan untuk lihat siapa musuh kita."

"Siap!"

Setelah semua berkumpul, kami bertiga pergi ke tempat pertandingan FA untuk melihat siapa musuh kami. Menarik? Terdapat seratus tim lebih dalam perlomban kali ini. Kami melihat nama tim kami, 'Suzuka Dreamers' akan melawan Nekohime Boys' dalam babak penyisihan. Sedikit kecewa karena ada tim yang langsung lolos ke 64 besar, tapi tak masalah jika kau siap. Pertandingan hari ini sampai babak 64 besar, jadi kami akan bertanding dua kali

Masalahnya ada pada kapten kami, dia terlihat menggengam tangannya dengan erat dan terlihat urat di dahinya, temannya pun juga begitu. Apa telah terjadi sesuatu mereka? Lebih baik aku menanyakannya saja.

"Cih!"

"Hei, kau kenapa?"

"Lawan kita kali ini adalah tim dari mantan dua anggota tim ini."

"Maksudmu, dua anggota yang kau ceritakan itu?"

"Iya. Mereka berdua memiliki Fighter Pool yang luas. Terutama Jungler kami dulu, dia hampir tak pernah gagal dalam urusan ganking. Kenapa harus di babak ini?"

"Sudah jangan begitu!" tiba-tiba saja Stella menyela pembicaraan kami. "Belum bertanding, kok, menyerah. Jangan kau berpikir 'kita pasti akan kalah'. Pikirkanlah 'bagaimana kita mengalahkan orang itu?'."

"Aku benci mengakuinya, tapi ucapan Si Kepang Kotor ini benar."

"Hei, jangan panggil aku begitu!" Stella kesal dengan perkataan Tae-Min.

"Menurutku, jika kau menyerah, pikiranmu akan terganggu. Hasilnya, kalian akan kurang fokus dalam pertandingan dan membuat kita kalah. Pikirkanlah bagaimana cara kita akan menang! Apalagi dia mantan rekanmu, kau pasti mengetahui kelemahannya, kan?"

"Kau kapten kami, kau yang mengarahkan kami menuju ke panggung juara. Sekarang pikirkanlah bagaimana kau mengarahkan kami untuk ke sana."

"Kalian berdua benar! Aku tak boleh menyerah sekarang! Sebentar."

Setelah mengatakan hal itu dengan semangat, dia langsung duduk bersila dengan menaruh jarinya di kepala sambil menutup matanya seperti orang berpikir, menurutku dia memang sedang berpikir.

"Ada apa dengan dia?" tanyaku penasaran.

"Kalau kapten begitu, dia pasti sedang berpikir. Dia akan mencari informasi yang diingatnya. Setelah itu, dia pasti akan menunjukkan rencana hebatnya." Jelas Kazu-No dengan tersenyum kecil.

Tak berapa lama kemudian, dia membuka matanya dan mengeluarkan senyumannya, sebuah senyuman licik tentunya.

"Aku tahu apa yang harus kita lakukan!"

******

Semangat kami telah kembali, kami siap untuk memasuki tempat perlombaan. Barisan komputer yang berjejer, ditambah dengan ramainya orang di sana membuat semangat kami bertambah. Dan lawan kami akhirnya datang.

"Hei, hei, tim pecundang akhirnya datang juga!" ejek pria berambut putih.

"Apa kabar, CatcherSilent, AndroidS4?" jawab kapten dengan senyuman tipis.

"Kukira kau menangis setelah kalian kami tinggal, seperti banci." Ejek temannya berambut undercut hitam sepertiku dan mereka tertawa mengejek kami.

"Kami banci? Bukankah kalian yang banci? Lihat, pakaian kalian aja warna pink! Feminim banget!"

Sekarang giliran kami yang tertawa terbahak-bahak akibat perkataan Tae-Min yang sedikit nyelekit.

"Hei, darimana kalian dapat gaijin ini?"

"Mereka memungutku dari tempat sampah."

Aku kagum dengan Tae-Min yang dapat mengatasi ejekannya dengan tenang. Meskipun harus merendahkan dirinya sendiri. Ucapan itu membuat mereka yang menghina kesal.

"Akan kukalahkan kalian dan membuat kalian malu!"

"Kalau begitu lakukan saja! Itu kalau kalian bisa." Stella tiba-tiba muncul di barisan kami.

"Ste-Ste-Stella Mueller-Kurobane!" ucap mereka bersamaan.

"Bukan, namaku MaidOfKagami. Aku manajer tim ini sekarang. Menurutku kalian akan kalah telak."

"Hei, kenapa kau ...?"

"Karena aku pelayanmu, Tuan!" Potongnya sambil tersenyum.

Mereka langsung duduk di kursi dengan menahan kekesalan mereka. Melihat reaksi mereka, membuat kami merasa selangkah lebih maju ke babak selanjutnya, karena mereka sudah terpancing dengan provokasi kami. Kami semua duduk di tempat kami dan segera memulai pertandingan.

Oh, ya, jika kalian berpikir pertandingan ini akan sangat sengit, kalian salah besar! Karena pertandingan ini berlangsung sangat singkat dan berat sebelah.

******

30 menit kemudian ...

Suzuka Dreamers (SzD) [WIN] 22 – 0 Nekohime Boys (NHB) [LOSE]

Pertarungan yang sangat singkat karena berlangsung selama 24 menit lebih, akhirnya dimenangkan oleh tim kami dengan cukup telak. Jumlah kill dan perdaan gold cukup besar sudah cukup membuat kami terlihat sangat kuat.

Kesalahan fatal yang mereka lakukan adalah ketika Jungler mereka, 'CatcherSilent' selalu gagal dalam melakukan ganking. Itu semua berkat kecerdikan Tae-Min yang selalu mengatahui pergerakkan dari Jungler lawan. Dan juga mereka terlalu tergesa-gesa dalam melakukan penyerangan Turret Luar di Mid Lane, hasilnya Tae-Min berhasil mendapatkan Quadra Kill berkat pemakaian Fighter Student yang sangat efektif. Sebenarnya bisa saja dia mendapatkan Penta Kill kalau panah esku tak mengenai pemain lawan yang tersisa. Untung saja dia tak mempedulikannya.

Selesai bertanding, kami langsung melompat kegirangan merayakan kemenangan ini. Tentu yang paling senang kali ini adalah kapten, karena dia berhasil membuktikan kepada mereka bahwa dia dan tim bisa menang tanpa mereka. Sementara itu, lawan mereka hanya tertunduk malu karena kalah telak dengan tim yang mereka anggap lemah. Bahkan, kami merasa kami jauh berada di atas mereka.

Tapi kita tak boleh puas dulu, karena pertandingan lain menanti kami.

Namun sepertinya pertandingan ini akan berlangsung singkat seperti tadi.

3 jam kemudian ...

Suzuka Dreamers (SzD) [WIN] 25 – 6 Repulbic of Lugunica (RoLnc) [LOSE]

Pertandingan yang lumayan singkat, yakni 28 menit dimenangkan oleh tim kami. Meskipun ada beberapa kesalahan yang kulakukan, seperti Overpush yang mengakibatkan aku dan Kazu-No terbunuh di awal permainan. Namun kesalahan tersebut berhasil ditutup berkat aksi gemilang dari kapten kami di Mid Lane dan membawa kami menuju ke 32 besar yang akan dipertandingkan besok.

******

"Bersulang!"

Kami merayakan pesta atas lolosnya kami ke babak 32 besar di sebuah café maid langganan kami. Berbagai makanan macam makanan tersedia di meja. Jika ditanya siapa yang membayar, jawabannya adalah manajer kami, Stella.

"MaidOfKagami!"

"Berisik! Gak usah ganggu narasiku kenapa?!"

Sebelum pertandingan kedua tadi, dia membuat taruhan 'kalau kami bisa memenangkan pertandingan, kami akan ditraktir olehnya'. Dan kami berhasil. Untungnya dia termasuk golongan orang kaya, jadi kami bisa makan sepuasnya di sini.

"Kalau sering-sering kayak gini, kita pasti bisa juara, nih?" komentar kapten.

"Gantian, lah. Masa aku terus?" balasnya tersenyum kecut.

"Bercanda doang. Hahaha ...!"

"Oh, ya, ngomong-ngomong kudengar lawan kita besok adalah juara dua AGW tahun lalu."

"Benarkah? EmberSpirit e-Sport itu?" tanya kapten yang sedikit terkejut.

"Aku gak tahu namanya, yang jelas mereka kebanyakan orang Jerman."

"Berarti benar, EmberSpirit e-Sport."

"Ada apa dengan lawan kita?"

"Lawan kita dikenal dengan permainan Late Game yang sangat brutal. Jadi, kita harus memenangkan pertandingan besok secepat mungkin."

"Tunggu!" Tae-Min mengangkat tangannya dan menyela mebicaraan. "Daripada main cepat, kenapa kita gak ladeni saja mereka?"

"Hei, kau gila, ya? Kita bisa saja ..."

"Tenang saja. Aku tahu apa yang harus kita lakukan." Tae-Min memotong perkataan -YH- dengan mengeluarkan senyuman licik.

******

Dunia game ...

Deep Forest

Di menit ke 40, markas kami di serang oleh tim lawan. Mereka datang dengan pasukan terlengkapnya. Sedangkan tim kami hanya ada tiga orang, aku, Tae-Min, dan kapten. Mereka berhasil menyerang dua Monument Turret terakhir dan langsung menyerang Monument. Akan tetapi, mereka melakukan kesalahan besar.

*blush ...!

"Study!"

Karena keasikan menyerang, mereka bergerombol menyerang Monument. Hal itulah dimanfaatkan Tae-Min untuk mengeluarkan Blink dan mengeluarkan Ulti-nya untuk membuat mereka memahami sulitnya matematika.

Setelah itu dilanjutkan kapten dengan mengeluarkan Ulti dari Clockwork Keeper, Shockwave Destruction. Kapten melontarkan bola jam di tengah-tengah lawan dan membuat mereka terjebak di bola itu.

Sebagai serangan penutup, aku langsung mengeluarkan Ulti dari Heavy Gunner, Ultra Bazooka. Sebuah bazooka besar melesat dan meledakkan seluruh lawan yang masih terjebak di bola itu.

*Penta Kill ...!

Betapa senangnya aku ketika mendapat Penta Kill. Namun sekarang bukan waktunya untuk berpesta karena kami semua harus menyerang balik dan membersihkan para Minion yang akan menyerang di Mid Lane.

*Super minion has been spawned ...!

*An enemy turret has been destroyed ...!

*An enemy turret has been destroyed ...!

Kami berhasil menghancurkan Soul Stone dan dua Monument Turret, sehingga kami bisa menyerang Monument. Dua orang telah bangkit dari kematiaannya dan berusaha menyerang kami dengan skill mereka. Sayangnya mereka terlambat, karena kami berhasil menghancurkan Monument lawan dan membuat kami masuk ke 16 besar.

VICTORY

[OK]

******

Dunia nyata ...

Kami langsung melompat kegirangan karena berhasil mengakhiri pertarungan yang sangat sengit ini dengan Comeback yang sangat gemilang. Dari semua lawan yang telah kami lawan, mereka adalah lawan tersulit bagi kami. Untung saja rencana Tae-Min untuk Pick Fighter yang jarang dimainkan benar-benar efektif. Mereka kesulitan melawan Fighter yang jarang mereka lawan.

"Good game!"

Salah satu pemain menghampiri kami dan menawarkan jabat tangan. Mereka terlihat puas meski kalah dari kami.

"Thanks! That was a great game!"

Kapten pun dengan senang hati menerima jabat tangannya.

Itulah yang membuat e-Sport semakin indah. Meski mereka kalah dalam pertarungan, mereka dengan lapang dada menerima kekalahan. Kalau kupikir-pikir, mereka memang benar-benar gamer sejati.

Sudah cukup bersenang-senang kali ini, karena kami akan langsung bertanding 16 besar.

******

Sore harinya ...

"Bersulang ...!"

Kami kembali merayakan keberhasilan kami lolos ke fase grup setelah menang besar di pertandingan terakhir. Seperti biasa, kami merayakannya di café maid langganan kami. Dan seperti kemarin, Stella membayar semuanya.

"Kalau gini, uang tabunganku cepat habis." Keluhnya sambil memeriksa isi dompet.

"Tenang, kalau kita juara, kau juga akan dapat." Timpalku sambil meminum Choco Milkshake.

"Lagipula kau juga seorang putri, bukan?" ucap Tae-Min.

"Meski aku seorang putri, bukan berarti hidupku selalu terpenuhi. Malahan aku disuruh berhemat agar gak menyesal di kemudian hari."

"Kukira kau seorang karakter tsundere yang mainstream?"

"Apa kau bilang?!"

"Tsundere yang mainstream!"

"Akan kubakar kau! Fire Ball!"

Dua bola api tiba-tiba muncul di belakang Stella dan bersiap untuk membakar Tae-Min kapan saja. Kami semua di sini sangat ketakutan melihat Stella marah, sebenarnya yang kutakutkan dia membakar café ini. Namun Tae-Min menanggapinya dengan santai.

"Jurus Asap Karbondioksida!"

Dengan tenang, dia menyemprotkan tabung pemadam ke arah Stella dan membuat apinya lenyap seketika.

"Mau lagi?" sambil menodongkan tambung pemadamnya.

"Uhuk ... Uhuk ...! Hmph!" dia mengalihkan pandangannya dari Tae-Min. Sementara kami berempat hanya tertawa melihat mereka. Kami sangat setuju kalau mereka adalah pasangan yang cocok. Dan dari sini aku pun tahu, sekuat apa pun sihir api yang kau miliki pasti kalah sama tabung pemadam. Hahaha ...!

"Lagipula jangan kau gunakan sihir di sini. Lihat para pengunjung jadi ngelihatin kita semua, kan?"

"Maaf, habisnya dia mengejekku duluan." Jawabnya dengan nada lirih.

"Iya, iya, maaf. Habisnya aku kesel, gak di sini, gak di sekolahku dulu pasti ketemu sama tsundere."

"Berarti kau ditakdirkan menikah sama tsundere, Tae-Min."

"Gak akan!" teriak mereka berdua serentak menanggapi perkataan kapten.

Kami berdua tertawa lepas setelahnya. Setelah puas makan-makan, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama untuk menandai keberhasilan kami masuk ke fase grup. Berbagai pose lucu kami tunjukkan ke kamera. Tak lupa pula, kami mengajak seluruh maid di café ini untuk berfoto bersama.

Sayangnya perasaan bahagia itu tidak bertahan lama ketika aku mendapatkan pesan dari ibuku, bahwa sekolahku dulu telah diserang oleh Darkness Rebellion. Dan yang paling membuatku sedih adalah ketika mengetahui kabar Hime-chan.

Dia sedang koma.

Continue Reading

You'll Also Like

887K 3.5K 23
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
206K 15.9K 27
Ratu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah...
341K 7K 19
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
434K 27.4K 33
[Dalam penulisan terdapat typo dan kekeliruan, jadi mohon maklum.] Fanfic #jesbible #mpreg Menceritakan seorang Bagas yang jadi selingkuhan dari paca...