Sorry for typo
And
Happy reading
.
.
.
.
Kyuhyun merasakan guncangan pelan pada bahunya, saat akan membuka matanya dan duduk. Kepalanya terasa begitu berat ditambah tubuhnya yang menggigil.
Kyuhyun membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyilaukan matanya itu.Dan saat tatapan matanya sudah fokus, retina hitam itu menangkap tubuh Seohyun yang duduk disampingnya. Memandangnya khawatir.
"Buburnya sudah matang, kau ingin makan sekarang atau sesaat lagi menunggu untuk lebih dingin?" tanya Seohyun lembut.
"Ya,aku akan memakannya sekarang. Ah kepalaku sakit sekali." ujar Kyuhyun dengan memijit pelan dahinya.
"Aku juga sudah membelikan obat saat kau tidur tadi, jadi setelah makan kau dapat meminumnya dan kembali beristirahat." kata Seohyun yang membantu lelaki itu untuk berdiri dan berjalan menuju meja makan dimana Lauren dan Aiden sudah memakan bubur mereka.
Dengan lemas Kyuhyun menyuapkan bubur yang sudah di siapkan oleh Seohyun itu kedalam mulutnya dan tak dapat dipungkiri, masakan Seohyun dapat menandingi masakan eommanya yang menurut Kyuhyun adalah masakan terenak yang pernah dimakannya.
"Enak" gumam Kyuhyun pelan.
Ayah dan anak itu segera menghabiskan bubur buatan Seohyun. Untuk beberapa saat mereka makan dengan tenang bahkan Seohyun sibuk membersihkan dapur sampai Keluarga Cho datang dengan beramai-ramai.
"Lho, Kyunnie kau sudah pulang?" tanya Nyonya Cho heran melihat sang putra yang sudah duduk dimeja makan bersama kedua cucunya.
"Wah baunya harum sekali, kau yang memasak oppa?" tanya Krystal takjub yang digelengi Kyuhyun, hingga Seohyun keluar dari dapur membuat wanita itu menjadi perhatian keluarga Cho.
"Woah, ini calon istrimu Kyu. Cantik sekali!" puji Ahra yang membuat Seohyun tersadar.
"Annyeong, Seohyun imnida. Saya guru dari Lauren dan Aiden. Dan...."
"Dan calon istri Kyuhyun." Ahra melanjutkan perkataan Seohyun saat melihat wanita itu bingung memilih kata yang tepat.
"Nak, kau berada disini?" tanya Nyonya Cho bingung.
"Nde, aku mengantarkan Lauren dan Aiden karena tidak ada yang menjemputnya dan ternyata dirumah juga tidak ada orang tetapi beruntunglah. Kyuhyun-ssi disaat yang bersamaan pulang kerumah karena sakit." jelas Seohyun pada mereka.
"Kau sakit Kyunnie, kenapa tidak menghubungi eomma atau noonamu?" ucap Nyonya Cho kesal.
"Aku sudah sangat lemas saat pulang tadi eomma, bahkan aku melupakan jadwalku untuk menjemput si kembar." ujar Kyuhyun lemas, Kyuhyun segera meminum obatnya saat Seohyun menyerahkan obat yang dibelinya itu. Dan perlakuan itu tak luput dari pandangan orang-orang disekitar mereka, bahkan Ahra sampai menyikut Krystal yang sibuk disuapi bubur oleh Aiden.
"Kaa-san, Ken juga ingin bubur" Ken menatap Ahra penuh harap.
"Ah kebetulan, aku juga membuat banyak sekali. Bila kau mau aku akan menyiapkannya." ujar Seohyun lembut dan dengan gesitnya menyiapkan bubur untuk Ken.
"Kau calon istri Kyuhyun, perkenalkan aku Ahra, Noona Kyuhyun." Ahra menghampiri Seohyun yang menyiapkan bubur untuk Ken.
"Dan lelaki disana, suamiku Sasaki dan anak lelakiku Ken." ujar Ahra lagi dengan menunjuk kedua lelaki miliknya.
"Senang berkenalan dengan eonni." balas Seohyun lembut.
"Aku tak tahu, kalau adikku itu sangat pintar memilih calon istri." goda Ahra sambil membantu Seohyun menyiapkan untuk suami dan eommanya. Membuat pipi Seohyun bersemu merah.
"Eonni, bisa saja." ujar Seohyun malu membuat Ahra terkikik geli.
"Eonni, aku juga ingin bubur!!!"
"Krystal, berapa umurmu?!" tegur Nyonya Cho saat melihat putrinya itu merajuk manja.
"Eomma, kapan lagi aku bisa bermanja-manja dengan Ahra eonni." kata Krystal manja. Seohyun dan Ahra segera keluar dari dapur dan menyajikan bubur itu di meja makan.
"Nak, setelah ini ikut eomma sebentar ya. Eomma ingin berbicara denganmu." ujar Nyonya Cho lembut yang dibalas anggukan Seohyun.
"Kyu, sebaiknya kau segera beristirahat. Seohyunnie maukah kau mengantar Kyu?" Seohyun dengan lembut membimbing Kyuhyun menuju kamarnya.
"Eomma aku tidak lumpuh." kata Kyuhyun kesal.
"Kau memang tidak lumpuh tapi terlalu lemas." ujar Sasaki geli.
"Dengarkan kata hyungmu." balasan Nyonya Cho itu membuat Kyuhyun mendengus kesal.
*****
Nyonya Seo memandang lelaki didepannya ini dengan dahi mengkerut. Selama ini dirinya tak pernah melihat Yuri ataupun Seohyun membawa Lelaki lain kerumah. Bahkan semalam saat Kyuhyun mengantar Seohyun, dirinya cukup kaget dan sekarang giliran Yuri yang diantar oleh lelaki asing. Nyonya Seo cukup puas melihat Yesung yang berpenampilan sederhana dan sopan meskipun lebih pendiam.
"Ayo nak, masuk dulu." ujar Nyonya Seo lembut.
"Iya,Yesung-ssi masuklah terlebih dahulu." kata Yuri menimpali.
"Tidak perlu ahjumma, saya masih harus ke suatu tempat." kata Yesung sopan.
"Baiklah kalau begitu, baik-baik dijalan." ujar Nyonya Seo yang diangguki Yesung, setelah berpamitan pada kedua wanita berbeda umur itu. Yesung menjalankan mobilnya menuju ke tempat Taecyeon berada.
"Dia lelaki yang baik." kata Nyonya Seo.
"Dan apa maksud eomma?" tanya Yuri curiga.
"Dengar sayang, Kyuhyun sudah memilih Seohyun. Eomma tidak ingin kau terluka bila memaksa Kyuhyun untuk memilihmu. Jadi eomma mohon berhentilah memaksa adik-"
"Eomma tidak mengerti, aku mencintainya bahkan jauh sebelum aku memutuskan pergi ke Paris. Jauh sebelum eomma mengenal keluarga Cho. Kumohon jangan paksa aku untuk melepaskannya lagi." potong Yuri keras meskipun begitu masih dapat didengar Nyonya Seo bahwa putrinya juga merasa sakit.
"Tapi bila ka-"
"Eomma kumohon, kali ini saja jangan paksa aku melepaskannya. Aku yakin bila Kyuhyun oppa menerimaku dan kita menikah cinta itu akan tumbuh. Bukankah cinta ada karena terbiasa. Dan eomma juga merasakan hal itu pada appa bukan?!" tanpa mendengar jawaban sang eomma, Yuri segera memasuki rumah menuju kamarnya.
"Bukan begitu nak, ini bukan hanya tentang kau saja. Pikirkanlah juga kebahagiaan adikmu." lirih Nyonya Seo sedih, memikirkan kedua anaknya yang mungkin sama-sama terluka akan masalah ini.
*****
"Maaf, aku semakin merepotkanmu." ujar Kyuhyun pada Seohyun yang membantunya berbaring diatas ranjang dan menyelimuti lelaki itu.
"Tidak apa-apa." ucap Seohyun.
"Apakah kepalamu masih sakit, mau ku pijit?" tanpa mendengar jawaban Kyuhyun, wanita itu memijit lembut dahinya membuat Kyuhyun menghembuskan nafas lega.
"Kau pandai melakukan apapun." ujar Kyuhyun pelan.
"Tidak juga, saat aku kecil aku sangat ingin menjadi seorang dokter tetapi aku lebih ingin bermain dan belajar dengan anak kecil. Maka dari itu aku cukup terampil untuk merawat seseorang." kata Seohyun pelan tanpa sadar Kyuhyun telah tertidur dengan lelap, terlihat dari nafasnya yang teratur.
Dengan pelan dan berusaha tidak bersuara Seohyun keluar dari kamar lelaki itu setelah sebelumnya membenarkan selimut Kyuhyun.
Dan dibawah dirinya sudah ditunggu oleh Nyonya Cho yang berada di ruang keluarga sendirian.
"Maaf, membuat ahjumma menunggu." kata Seohyun sopan.
"Tidak, tidak panggil aku eomma. Kyuhyun sudah bilang bahwa kau menyetujui perjodohan itu dan tadi eommamu bercerita tentang kejadian semalam." kata Nyonya Cho menatap Seohyun yang terpaku.
"Apa yang terjadi nak, kau tahu kau dapat berbicara dengan eomma" lanjut Nyonya Cho lembut.
"eommonim, eonno juga mencintai Kyuhyun-ssi. Bahkan keduanya sudah saling mengenal sejak lama, dan akan sangat menyakiti perasaan eonni bila aku, seseorang yang baru hadir berada diantara mereka." ucap Seohyun dengan senyumnya.
"Terlebih diantara diriku dan Kyuhyun-ssu belum ada cinta, memang benar kita saling tertarik satu sama lain. Tetapi mereka berdua lebih mengenal daripada aku dan Kyuhyun-ssi, akupun yakin bila Kyuhyun-ssi mau memberikan eonni kesempatan mereka berdua bisa saja akan saling mencintai." ujar Seohyun tanpa menatap Nyonya Cho, wanita paruh baya itu tahu bila diucapan Seohyun, guru muda itu juga sedih bila harus melepaskan Kyuhyun.
"Kau tahu nak, saat Kyuhyun menyetujui perjodohan itu eomma sangat bahagia terlebih dia memilihmu. Karena eomma tahu kau tidak hanya bisa menjaga Kyuhyun tapi kau juga bisa menjaga Lauren dan Aiden. Tetapi mendengar ucapanmu akan sangat tidak adil bila Kyuhyun tidak memberikan kesempatan pada Yuri, tetapi dengan satu syarat. Yuri harus bisa mengambil hati Kyuhyun dan si kembar. Kalian berdua akan berasaing secara adil, bagaimana?" tantang Nyonya Cho yang diangguki Seohyun.
"Dengar, bila Kyuhyun dan si kembar masih tetap memilihmu maka Yuri tidak akan punya kesempatan lain lagi. Begitupun sebaliknya bila akhirnya Yuri bisa membuat Kyuhyun dan si kembar menyukainya kau tidak bisa menghentikannya." lanjut Nyonya Cho.
"Nde, aku menerimanya" ujar Seohyun tersenyum, wanita itu merasakan sakit dan bahagia secara bersamaan. Bahagia karena eonninya mendapat kesempatan dan sakit karena dirinya berpikir akan melakukan apapun untuk kalah demi eonninya.
"Satu lagi, jangan pernah berpikir untuk mengalah bila kau melakukan itu jangan pernah menyesal telah melepaskan putraku." kata Nyonya Cho seakan dapat membaca pikiran Seohyun membuat wanita itu gugup.
"Tidak, aku tidak akan mengalah." ujar Seohyun pelan yang masih diawasi oleh tatapan mata Nyonya Cho.
"Baiklah, kau akan disini hingga makan malam. Meskipun hujan sudah berhenti akan sangat licin jalanan." kata Nyonya Cho menawarkan pada Seohyun.
"Ani eommonim, aku harus segera pulang untuk membantu eomma memasak." jawab Seohyun yang diangguku Nyonya Cho.
"Baiklah, kalau begitu hati-hati dan jangan lupa sampaikan salamku pada kedua orangtuamu dan Yuri. Dan sampaikan juga apa yang kukatakan tadi." ujar Nyonya Cho sambil mengantar Seohyun keluar menuju mobil wanita itu.
"Tentu eommonim, kalau begitu aku permisi. Annyeong."
"Nde, hati-hati dijalan nak."
*****
Yuri menatap sweater milik Yesung dengan teliti, tanpa sadar kedua tangannya mengangkan sweater itu untuk mendekati hidungnya yang secara alami langsung mencium bau yang tertempel pada sweater itu.
"Baunya begitu maskulin dan tidak tajam." gumam Yuri pelan.
"Aku harus mencucinya sebelum mengembalikan ini, tapi nanti baunya hilang." kata wanita itu lagi.
"Entah kenapa, aku suka bau ini." gumam Yuri yang memeluk sweater itu. Tidak ingin begitu terlarut, dirinya segera memindahkan sweater itu pada tempat pakaian kotor yang akan cucinya.
Memutuskan untuk membuang jauh-jauh pikirannya untuk selalu mencium sweater itu.
Dan turun menemui sang eomma yang telah membuatkan dirinya coklat panas, akibatnya membuat Yuri sedikit kedinginan karena kehujanan.
*****
Seohyun masuk kedalam rumah, dan sudah disambut oleh kakak dan eommanya itu. Wanita yang menjadi guru itu segera menghampiri mereka.
"Hyunnie, kenapa pulang terlambat?" tanya Nyonya Seo lembut.
"Nde, tadi aku harus mengantarkan Lauren dan Aiden kembali kerumah karena tidak ada yang menjemput." ujar Seohyun menjelaskan.
"Siapa Lauren dan Aiden, muridmu Hyun?" Seohyun menatap Yuri tak percaya, dirinya kira setelah pertemuan mereka dengan keluarga Cho, Yuri secara langsung mengenal kedua anak Kyuhyun itu.
"Hmm, itu anak-anak dari Kyuhyun-ssi" ucap Seohyun pelan.
"Nde, aku belum mengenal mereka." balas Yuri heran.
"Oh ya tadi Nyonya Cho mengirim pesan untuk kalian, aku akan menyampaikannya. Tetapi sebelum itu aku ingin membersihkan diri dulu." ujar Seohyun meminta ijin, wanita itu memang sengaja menggunakan panggilan Nyonya Cho, bila Yuri tahu bahwa dia memanggil eomma Kyuhyun itu dengan eomma. Seohyun yakin, Yuri akan tersakiti terlebih dengan apa yang terjadi di kediaman rumah Cho tadi.
"Baiklah nak, bersihkan dirimu dulu. Eomma akan membuatkan coklat hangat untukmu." kata Nyonya Seo lembut, yang segera diangguki Seohyun.
Wanita itu segera beranjak menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan memakai pakaian hangat. Cuaca hari ini benar-benar ekstrim tetapi entah kenapa membuat hati Seohyun menghangat.
*****
Kyuhyun membuka matanya perlahan, dan dengan lembut memijit dahinya yang sudah mulai membaik. Bahkan denyutan rasa sakit tak dirasakannya lagi. Dengan masih memakai setelan kemeja dan celana kerjanya kecuali dasi yang entah siapa yang membuka. Lelaki itu duduk ditepi ranjang, mengambil gelas berisi air putih untuk sedikit membasahi tenggorokkannya.
Kyuhyun mengerutkan dahi saat melihat bahwa lampu kamarnya sudah redup digantikan oleh lampu tidur disampingnya. Lelaki itu mengira bahwa mungkin dia terbangun tengah malam, tetapi saat dilihatnya jam digital dia hanya dapat menghela nafas panjang.
"Aku terbangun pada jam 4 pagi, sepertinya Seohyun membelikan obat dengan dosis obat tidur yang tinggi." gumam Kyuhyun pelan.
Dengan perlahan, karena dirinya tak dapat tidur lagi. Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju kebawah.
"Kau sedang apa?" Kyuhyun menatap heran Krystal yang bangun pagi ini dengan aneh.
"Oh oppa sudah bangun, ingin kubuatkan teh hangat atau bubur?" tanya Krystal tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun.
"Teh hangat boleh, dan tumben kau bangun sepagi ini?" Kyuhyun segera duduk dimeja makan menunggu Krystal yang menunggunya membuatkan teh.
"biasanya aku olahraga pagi jam 6, karena hari ini aku harus menemani eomma belanja dan juga aku harus membuat kue. Aku tidak dapat berolahraga dijam biasa maka dari itu aku bangun pagi. Terlebih oppa tahukan eomma mengundang banyak sekali orang." jelas Krystal pada Kyuhyun.
"Oppa, sudah baikan. Atau masih pusing, eomma menyimpan obat yang tadi dibelikan Seohyun-ssi." lanjut Krystal lagi.
"Aku sudah tidak apa-apa." ujar Kyuhyun sambil meminum teh hangat buatan Krystal.
"Tadi saat oppa tidur, eomma berbicara dengan Seohyun-ssi" kata Krystal pelan.
"Oh ya, apa yang mereka bicarakan?"
"Eomma sudah tahu perihal Yuri eonni dan Seohyun-ssi yang setuju akan perjodohan, dan eomma berpikir meskipun kau memilih Seohyun-ssi tidak akan adil bila oppa hanya memberikan kesempatan hanya untuk mengenal Seohyun-ssi saja. Oppa juga harus mengenal Yuri eonni. Oppa, eomma memang tidak pernah tau apa yang terjadi dengan Sica eonni. Tapi eomma punya pandangan lain tentang perjodohan ini, dan eomma tidak salah bila memutuskan hal itu." ujar Krystal panjang lebar membuat Kyuhyun hanya dapat mercengang mendengarnya.
"Kau tahu bukan, dari dulu aku tak akan pernah bisa mencintainya terlebih dengan apa yang dilakukannya pada eonnimu. Kau tahu, aku mencintai eonnimu sebesar aku mencintaimu dan Ahra noona. Dan aku tak akan pernah rela bila wanita yang kucinta merasakan sakit yang teramat parah. Bahkan hingga....." Kyuhyun tak dapat melanjutkan ucapannya saat kenangan itu menyeruaknya.
Mengingatkan dirinya pada sosok wanita yang begitu menyedihkan meminta dirinya untuk mencintai wanita lain.
Krystal hanya terdiam membisu, dirinya sama sakitnya dengan sang oppa.Mengetahui satu-satunya kakak yang dirinya punya bisa sebegitu menderita hanya karena pertemanan. Apakah bisa dikatakan teman bila seseorang yang kita anggap sahabat telah membuat luka yang begitu besar pada hati kita?
TBC
oh ya untuk chapter kemarin itu ada sedikit 'mistery' ya saat yuri dan yesung bersama. Jangan lupakan kalau Yuri mengenal Krystal tapi saat Krystal memberikan voice mail pada Yesung kenapa Yuri nggak tahu?
Itu dikarenakan Yuri hanya mengenal Krystal dengan sebutan Krystal bukan nama aslinya Jung Soojung okeeeey....
Soalnya ini juga point penting untuk masa lalu "mereka"
Dan siapa yg sudah siap akan FLASHBACK?
Chapter depan akan dimulai flashbacknya jadiiiiiii..
Tetap pantengin NEED YOU :*