Mulmed : Angga and His Wife.
Inget,Vomment :)
=+=
Geblek.
Mungkin itu kata yang pantas untuk Pemikiran Ela saat ini, karena Ela bisa sampai suka sama Suami dari Orang. Hell! Kalaupun Ela mencari cowok untuk dijadikan pacar, puluhan cowok pun pasti akan mau, tapi sayang sekali, kenapa hati Ela harus memilih Angga menjadi sang pujaannya sedangkan laki-laki itu punya Istri? Sadis!
Ela menengok pada jam dinding yang ada di kamarnya, Oh rupanya jam sudah menunjukan angka 3. Ela teringat Dimana pesta Jhea akan mulai jam Setengah 5. Paling tidak Ela harus bersiap terlebih dahulu
=+=
"Monyet, gue pinjem mobil lu dulu ya", Cerocos Elo mengambil kunci mobil Jazz Ela tanpa Ijin.
Ela yang tengah mengeringkan rambutnya, menyambar marah. "Enak aja loe! Pake mobil sendiri dong! Gue juga mau pergi keleus".
"Mobil gue gak ada Solarnya, trus ini penting banget, acara Reuni SD bentar lagi mau mulai". Mohon Elo.
"Dasar gak modal, udah loe pergi sono naik odong-odong jak!". Usir Ela pada adiknya itu.
Elo menarik nafasnya dalam-dalam, "MAMAAAAAAAA!!".
Astaga
Ela hanya bisa menutup telinganya supaya suara merdu nan cempreng Elo tidak dapat merusak telinganya, Anak itu seperti anak SD, Selalu main pakai ngadu ke Mamanya dan berhasil membuat Ela terpojokkan.
"Ada apa Lo?", tanya Eli pada Elo.
Elo memasang muka sedih, "Tuh ma, Kakak Ela pelit gak dikasik minjem mobil".
Ela udah mencak-mencak daritadi pingin nyakar adiknya itu, "Lagian kalo mau pergi ya punya modal dong! Isi dulu Solar mobil lu! Trus, Kalau habis tapi gak punya uang? Mending jual Mobil buntut Loe itu lalu uangnya pake beli Solar!".
Eli sudah terbiasa dengan suasana riuh oleh kedua anaknya itu, "Sudah-Sudah! Sekarang mama tanya sama Ela, Ela emang mau kemana sekarang?".
"Ela mau ngadirin acara Wedding Jhea ma, mama tau kan?". Tanya Ela memastikan.
Eli mengerutkan keningnya, "Jhea? Yang tomboy itu? Nikah? "
Ela terkekeh, "Iya ma, gak nyangka".
Sedangkan Elo sudah merengek-rengek minta pertolongan dari ibunya, "Ma..."
Eli mendengus, "Iya Lo. Jadi Ela nanti sama mama aja berangkatnya, kebetulan mama mau Ke Resto sebentar langsung anterin kamu ke Rumah Jhea".
Ela melongo, sedangkan Elo bersuka cita dan ria.
"Makasih ya ma". Ujar Elo sumringah lalu melambaikan tangan sambil beranjak pergi.
"Mama selalu belain dia ma!". Geram Ela tak terima.
Eli berusaha menengahi, "Nggak gitu maksudnya, kamu kan juga pas barengan sama mama, jadi kenapa gak sekalian kan? Nah kalo Elo kan jauh Reuni SD nya. maklum lah,dia udah SMA jadi kangen sama masa SD nya".
Ela menekuk wajahnya lalu membanting pintu dengan keras, Sementara Eli hanya bisa geleng kepala.
=+=
"Kamu gak ikut masuk?", Tawar Eli pada Ela untuk memasuki Resto mereka sekedar menawarkan sarapan.
Ela mendengus, "gak ma, udah deh aku telat nih!".
Eli memasuki Resto dengan cepat lalu selang berapa Menit malah keluar bersama dengan Angga.
'Shit!
Angga lagi, Angga lagi'. Gerutu Ela berusaha tak menghiraukan wajah Angga yang dari tadi melambai-lambai manis ingin di pegang, sial Fantasi Liar mulai lagi.
Angga juga tampak rapi memakai setelan Jas berwarna Silver, kemudian tak lupa ia membawa sebucket bunga mawar putih.
'Untuk siapa ya?'.
Ela kembali sadar, "jelas buat Istrinya lah,ngipi aja kalo loe dikasi El". Gumam Ela pada dirinya sendiri.
"Wah kebetulan sekali kalau begitu nak Angga, kalau begitu boleh saya titip Anak saya? Nanti pulangnya saya akan jemput dia". Ujar Eli
Ela hanya bisa melongo gak ngerti apa topik dan gerangan yang terjadi.
Angga nampak tersenyum, "iya tante gak apa, jugaan sama tempat tujuannya, pulangnya juga gak apa barengan nanti dengan istri saya".
Eli tersenyum tanda mengerti lalu menghampiri Ela yang masih kebingungan, "Ela, kamu sama Nak Angga aja ya, mama ada urusan mendadak nih sama Resto nya. Jugaan kebetulan banget tempat tujuan kalian sama".
Jauh dari lubuk hati Ela yang paling dalam sebenarnya dia mau. Ayolah siapa sih yang gak mau kalau bakal di gonceng sama Pria tampan semacam Angga? Cuman kini akal Sehat Ela lebih dominan bekerja, gak mungkin kan dia berduaan dengan suami orang di Mobil?
Itu bukan Ela banget.
"Hm Ma, mama kan lagi sibuk di Resto,yaudah aku pakai mobil mama aja mumpung mama lagi gak kemana-mana", melas Ela
Eli menggeleng, "Justru mama ada jadwal ke Bali mendadak nanti, Yaudah kamu sama Nak Angga aja."
Ela menoleh ke arah Angga yang ternyata sibuk dengan ponselnya, "Hm gak ada pilihan lain, yaudah. Mama hati-hati, kalau udah sampe di Bali kabarin ya".
Ela memeluk Eli dengan erat. Tak lupa Eli pun mengusap pelan serta lembut punggung anak perempuan satu-satunya itu. "Iya, kamu juga ya, jaga sikap,jangan pulang-pulang mabuk. Nanti kamu ditabok Ayah lagi".
Ela membungkuk seraya hormat, "Siap Tuan".
Eli tertawa renyah lalu mengantarkan Ela sampai di mobil Angga.
"Kalau gitu kami pamit bu". Ujar Angga dengan santun
Eli tersenyum, "ya,kalian hati-hati".
Ela memasuki mobil yang bermerek Swift itu lalu memasang sabuk pengaman dan mulai melambaikan tangan pada mamanya.
Mobil pun berjalan menjauh.
Di perjalanan
Entah kenapa, tiba-tiba Ela merasa sangat gugup,gemetaran gak jelas yang berhasil membuat keringat bercucuran di dahinya.
Apa ini Efek duduk disamping Angga? Kenapa pria ini begitu besar memberi efek pada Ela? Kalau begini sampai jaman purba kala kembali pun Ela gak bisa lupa sama sosok Angga yang notabene udah jadi suami orang lain.
Sedangkan dari Kaca mobil Angga melihat Ela berkeringat seolah kepanasan. Akhirnya ia pun menyalakan AC di Mobilnya.
Suasana nya sangat canggung, dan Ela paling gak suka yang namanya canggung, jadi ia berinisiatif mengubah suasana ini dengan cara berbicara pada sang pengemudi, dan lagi-lagi lidahnya kelu.
"Hm, Aku gak nyusahin kan?", tanya Ela dengan pelan sambil menatap muka sang pengemudi.
Sang pengemudi menoleh sebentar lalu berbalik pandangan lagi.
Ela benar-benar menyesal sudah bertanya setelah melihat reaksi Angga.
Namun tak berselang lama, Angga menjawab, "gak".
Dingin lagi.
Ela menelan ludahnya dengan paksa, ia bingung. Apa ia harus bertanya lagi?
"Hm, Istri kemana?". Ceplos Ela lagi.
Angga nampaknya tak menunjukkan reaksi apapun di wajahnya, alias tetap datar.,"sama temen".
"Oh gitu ya hahaha". Ela tertawa Garing tanpa diminta.
"Mau turun di mana?", tanya Angga akhirnya.
Ela gugup mau jawab apa.
'Oh my body, please dont make me down'.
"Ah di basement aja, gak enak kalau berdua dilihat orang. Soalnya kadang orang suka beramsumsi sendiri tanpa mendengar penjelasan", Jawab Ela akhirnya.
Angga berdeham lalu mengarahkan mobilnya kearah Basement, kemudian Ela bersiap-siap turun.
"Tunggu!". Sergah Angga.
Ela yang ingin bertanya 'Kenapa?' tidak jadi karena lambat dari respon Angga selanjutnya.
"Gaun kamu nyangkut di belakang"
Dengan sigap Angga mengadahkan kepalanya menuju bahu Ela. Ini berhasil membuat jantung Ela benar-benar lost Control.
'Please, deru nafasnya yang bikin telinga bergidik, Aroma mint nya yang nusuk hidung dan nyaman di pernafasan, dan hawa panas tubuhnya buat gue jadi gemetaran setengah matiii'. Gerutu Ela didalam hati.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Angga pun berhasil melepas sangkutan itu. Ela hanya bisa tersenyum Gagu lalu berjalan keluar dari mobil Angga. "terimakasih".
Sementara Angga hanya bisa membalasnya dengan Deheman.
Ela yang sudah sampai di Basement dan menjauh dari mobil Angga hanya bisa menggerutu, "Ya Tuhan gimana Hamba bisa Move On? Sementara perlakuan sepele dari Angga aja berhasil mengukir kenangan di hati".
Ela mendengus lagi, "Ah kenapa gue jadi Melankolis sih! Au ah dasar Angga jutek udah punya orng dan gak boleh di inget".
=+=
(1204 kata)
(23.17 Wita)