Stay Close, Dont Go!

By meemyselfi

2.4K 167 3

BOOK 1 : I Hope You Know Who I am BOOK 2 : Stay Close, Dont Go Lanjutan dari book 1 More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13 (END)

Chapter 4

158 12 1
By meemyselfi

"Ooh Bisma..."
Pada detik ketiga gue melotot lalu terduduk di atas ranjang.
"Bi..bisma" kata gue terbata. Sementara itu Bisma di sebrang sana menggelengkan kepalanya.
"Bangun, mandi dandan yang cantik. Bukannya ini hari pertama kamu pameran?" Katanya mengingatkan.

"Ngg iya iya. Makasih yaa Bi udah ingetin aku"
"Iya, udah sana mandi. Gue mau ngapus. Hati-hati dan inget pesen gue, gak usah deket-deket sama Ilham" serunya yang gue balas anggukan.
"Iya udah ya Bi. Jangan lupa sarapan, nice day!" Klik. Telpon terputus. Gue meletakan ponsel gue di atas nakas (meja samping ranjang) lalu bangkit sambil merentangkan tangan gue mengumpulkan nyawa.

"Hooaammh masih pagi..." Gumam gue seraya berjalan mendekati beranda hotel. Nampak pemandangan di bawah yang masih amat sejuk karna hotel tempat gue menginap gak jauh dari pantai.
"Betah nih gini ceritanya gue di Jakarta" batin gue

Tok...tok...tok­... Suara ketukan di pintu kamar gue berhasil membuat gue menoleh dan melangkah masuk untuk membukakan pintu.
.
"Iya siap... Eeh elo Ham" gue tersenyum menyambut Ilham di ambang pintu. Dia tersenyum manis membuat gue mengingat masa lalu.
Pagi anak cantik" godanya
"Apadeh alaynya mulai." Protes gue
"Hahaa alay alay gini yang penting keceh!" Akunya narsis
"Idih pede. Udah buruan ada apaan nyamperin kamar gue? Masi pagi juga" desak gue pada Ilham

***

Bisma memijit keningnya di taman belakang kampus. Felix, produsernya baru saja menelponnya tadi menanyakan perihal naskah novel deadline Bisma
"Boro-boro kelar, separuh aja gue belum" pikir Bisma kesal.

***

"engga, gue cuma mau ingetin loe kalo pagi ini kita pameran di Cibubur selama tiga hari. Jadi, buruan siap-siap. Jam 09.00 kita udah harus di sana" jelas Ilham
"siap pak bos. Gue mandi dulu ye. Loe tunggu di lobby aja"

Ilham mengangguk lalu pergi. Cepat-cepat gue mengunci pintu kamar hotel gue dan beranjak ke kamar mandi. Jam 09.00 men dan sekarang.... Shit 08.25 lagi.

***

"(sebutnamakamu­) udah bangun belum ya? Ayolah Bis jangan kaya anak SMA gini. (sebutnamakamu)­ baru berangkat kemarin dan loe udah kangen? Shit!" Bisma menatap layar ponselnya seraya mengukir senyum.
"gue masih manja aja sama loe (sebutnamakamu)­ sampe sekarang" gumamnya sembari mengusap-usap layar ponselnya

namun sebuah panggilan masuk mengusik keasikan Bisma. Dia mendengus kesal saat nama produsernya Felix tertera di layar ponselnya. Dengan malas, Bisma mengangkat telpon dan mendekatkan ponselnya ke telinga.
"iya pak, ada apa?"

***

Gue melambaikan tangan gue pada Ilham yang tengah duduk di lobby. Setengah berlari gue menghampirinya.
"lama banget loe? Jamuran gue nunggu. Dasar ya cewek" baru aja gue duduk di sampingnya Ilham udah ngedumel sendiri.
"gaya loe Ham, selama apa sih gue? Paling cuma sepuluh menit" kata gue polos.

"sepuluh menit pale loe. Dua puluh menit loe tau? Udah ayo berangkat. Gue ngga mau hari pertama bimbingan kita di pameran dapet masalah" seru Ilham dingin. Gak tau kenapa tu anak jadi kaku ke gue.
"dasar error. Tiba-tiba dingin, salah apa coba gue?"

***

"ck! Loe udah ngomong itu lima kali pagi ini Lix. Iya gue ngerti. Loe kaya baru kenal gue aja tau" Bisma mendesis kesal.
"eeh gue tuh tau loe pikunan :p makanya gue ulang ulang. Oh iya gue ada kabar baru lagi dari pihak penerbit" kata Felix berubah serius.

"kabar apaan? Lama loe"
"mereka mau naskah novel loe ada di mereka minggu besok. Itu artinya empat hari lagi" Bisma membola. Empat hari? Hey, apa Felix tidak tau bahwa dia belum separuh pun menyelesaikan naskah novelnya? Tentu saja tidak.
"haah? Empat hari loe bilang?"

"woles woy! Gue gak budeg loe teriakin gitu" di tempat berbeda tepatnya ruang kerjanya, Felix mengusap-usap telinganya.
"so..sorry. Ya lagian loe yang bener aja Lix! Empat hari mana cukup. Bukannya dia kasi waktu sampe selasa?" protes Bisma.

"tadinya gitu, tapi banyak desakan dari penggemar loe supaya novel loe cepet terbit. Gue ngga bisa nolak Bis, mereka yang punya kuasa" Bisma mengusap wajahnya. Berarti sekarang ia harus lembur tiap malam hanya untuk mengejar deadline?

***

"Ham jalannya jangan cepet-cepet napa. Gue cape kali ngejar loe" kata gue yang terus berusaha mengimbangi Ilham.
"kita udah telat loe tau? Buruan bisa kan?" sinis Ilham sambil memasuki gedung tempat pameran berlangsung.

Gue menghela nafas melihat perubahan sikap Ilham.
"kepentok kali tu anak. Nyebelin sumpah. Huuh!" gue mendesis pelan lalu kembali mengejar Ilham.
"kita ketemu siapa dulu Ham?" tanya gue yang berjalan di sebelahnya.
"pemilik gedung sekaligus pelukisnya" sahut Ilham.

***

hari sudah mulai senja saat Bisma tiba di rumahnya. Ia baru saja berkeliling bandung merefresh fikirannya. Menyapu segala debu dalam benaknya.
"roti bakar di taman itu enak juga. Bisa kali ya gue sering kesana"pikir Bisma sambil melahap roti bakar keju di tangannya.

Tapi, semenit kemudian ekpresi wajahnya berubah. Ia teringat masa SMA dulu, masa dimana (sebutnamakamu)­ sering menghampirinya di kursi belakang dengan sekotak bekal di tangannya. Bibir Bisma mengukir senyum kala itu.

"gue kangen di buatin bekal lagi sama loe, di suapin kaya kita SMA dulu" gumam Bisma. Tanpa berpikir lagi, Bisma merogoh saku celananya meraih ponselnya. Ia ingin menghubungi (sebutnamakamu)­ sekarang.
"nomor yang anda tuju sedang tidak ak..." Bisma memutuskan telponnya.

"bohongkan loe. Mana mau nelpon gue dari pagi sampe sekarang jangankan telpon, sms pun loe gak ada. Apa Ilham bener-bener bikin loe lupa sama gue?" batin Bisma tak karuan.

***

"Ham loe kenapa sih sama gue? Perasaan dari tadi pagi mood loe gak enak banget sama gue. Gue ada salah?" tanya gue pada Ilham di mobil saat perjalanan pulang. Ilham menoleh gue lalu tersenyum sinis.

"tanya sama diri loe sendiri!" ketusnya lalu turun meninggalkan gue dan sopir di mobil. Gue menatap Ilham heran yang mulai memasuki hotel.
"hhh.... makasih yah pak udah mau nganter jemput kita. Maafin temen saya dari tadi nyebelin" gue melirik driver tua di depan gue.

"ngga apa apa neng. Namanya anak muda, mari atuh neng bapak teh mau memarkir mobil dahulu" gue mengangguk lalu turun dari mobil menyusul Ilham. Gak bisa di biarin, gue harus tanya sama Ilham apa salah gue. Kemarin dia masih baik-baik aja ke gue.

***

Bisma sudah anteng di depan laptopnya lepas maghrib tadi. Di atas nakas ada segelas cokelat panas untuk menemaninya mengetik sebuah naskah novel berjudul "Love Is Hypocritical" atau Cinta Itu Munafik. Kisah tentang dua insan yang tak pernah dekat tapi, saling menyukai namun enggan mengakuinya.

"gimana bisa loe bilang gue sama dia padahal gue sama dia ngomong aja ngga pernah!" begitulah kira-kira dialog seorang gadis dengan temannya. Bisma menghentikan ketikannya. Menatap layar laptopnya lama.

"hhh... oke-oke gue coba telpon. Mungkin tadi hapenya mati" Bisma bangkit meraih ponselnya di atas meja belajarnya. Di carinya contact dari (sebutnamakamu)­. Bisma menunggu telpon terhubung tapi, lagi-lagi jawabannya dari operator-sibuk.

***

"(tok-tok-tok) Ilham, gue mau ngobrol bentar. Bukain pintunya boleh?" pinta gue lembut. Ceklek, pintu terbuka. Ilham berdiri di depan gue dengan wajah "apa lagi? Gue males"
"bentar aja kok Ham. Boleh masuk gak?" tanya gue menjawab tatapan dinginnya.

Ilham menghela nafas sebentar lalu membuka lebar pintu kamarnya menandakan gue boleh masuk.
"thanks" ucap gue lalu melangkah masuk.
"mau apa? Gue cape mau tidur. Besok kita berangkat ke tempat pameran pagi-pagi" ujarnya dingin.

***

"loe kemana sih? Pameran masa sampe malem gini?" Bisma meracau di depan laptopnya sambil terus mencoba menghubungi (sebutnamakamu)­.
"sehari aja udah kaya gini. Gimana besok-besok? Gak di angkat kali kalo gue telpon"

***

"hhh... To the point aja deh ya. Kenapa sepanjang hari ini loe sinisin gue mulu? Gue ada salah ngomong sama loe? Atau gue ada salah apa sama loe? Bilang aja Ham, tapi gak usah nyuekin gue gini juga. Bete tau" ujar gue panjang lebar.

Ilham menautkan alisnya lalu tersenyum sinis.
"loe mau tau kenapa gue dingin sama loe?" gue mengangguk cepat. Ilham memajukan langkahnya hingga tepat berada di depan gue.
"karna Bisma" jawabnya yang membuat gue mengernyit. Bisma? Kok Bisma?

"Bisma? Emang kenapa sama Bisma?" tanya gue bingung. Ilham memalingkan wajahnya sambil menyunggingkan senyum.
"sadar gak sih loe kita disini buat apa?" gue mengangguk
"pameran lukisan sama seminar kan Ham?" tanya gue balik.
"tapi, dari kemarin yang gue lihat loe focus sama Bisma!"

"jadi gara-gara ini? Ya ampun Ham, Ham. Gue tuh cuma ngubungin Bisma karna kemarin dia gak ada nganter gue apa itu salah buat loe?"
"salah, Salah banget! Harusnya loe bisa bedain mana yang pribadi mana yang tanggung jawab. Mana yang lebih penting."

"inget (sebutnamakamu)­, kita kesini bukan buat main-main. Kita kesini perwakilan dari Universitas. Loe lupa itu?" Ilham memojokan gue.
"tapikan..."
"apa? Terserah loe aja lah. Sekarang gue cape, gue mau tidur!" Ilham menunjuk pintu kamarnya.

Dengan berat gue bangkit dari sofa di kamar Ilham.
"cuma mau bilang, besok kita ada lunch sama Pak Bondan bareng sama mahasiswa dan mahasiswi lain. Maaf" setelah mengatakan itu, gue berjalan cepat keluar kamar Ilham.

"hhh... sorry, gue cuma cemburu. Loe gak pernah tau itukan (sebutnamakamu)­? Karna loe gak mau tau apa pun tentang gue. Termasuk perasaan ini. Perasaan yang gak pernah sampai ke hati loe" batin Ilham lirih. Dia beranjak menuju balkon kamarnya.

***

"emang gue berlebihan apa kemarin? Gue cuma takut Bisma kenapa-napa. Ilham gitu banget perasaan kalo soal Bisma" gue bergumam sambil meraih ponsel gue dalam tas.
"yaah mati. Pantesan aja gak ada dering dari tadi" gue menatap ponsel gue yang mati total. Cepat cepat gue meraih charger di dalam tas.

"mati gue! Bisma pasti nelponin ini. Gue kan janji bakal sering-sering nelpon dia. Alamat deh gue alamat" cerocos gue. Jemariku gue mulai mengaktivkan ponsel gue dan....
"buset! 36 panggilan tak terjawab dan 14 pesan!?" gue melotot kaget melihat kalimat di layar ponsel gue.

To be Continue

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 518K 80
Pembelian Novel Version bisa di shopee momentous.publisher❤ Elbiana Angelista Dewaga, siswi cantik SMA Cendrawasih yang terkenal bersikap dingin dan...
30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
764K 69.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
546K 88.8K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...