Galaksi ke2

By WidyaMer

34.4K 2.1K 157

Raka mencintai Rasi. Tapi dia malah membuat taruhan untuk menghancurkan harga diri Rasi. Raka mencintai Rasi... More

Prolog
Nama
Taruhan
Batu
Tawuran
Dimana ini?
Kamar
Siapa dia?
Pertama kalinya
Masa lalu
Penggagalan Taruhan
Peninggalan
Tidak mungkin!
Kenapa tidak menjadi bintang saja?
Balapan
Rencana apa lagi?
Ada apa?
Kekecewaan yang mendalam
Sahabat tapi busuk!
Kabar apa lagi?
Pilihan ada ditangan
Membaik tidak selalu baik
Waktu memang tak terasa
Pelulusan
Epilog

Kelompok

1.1K 91 5
By WidyaMer

Rasi turun dari motor dipersimpangan jalan sebelum sekolah. Pasalnya, dia diboncengi Raka. Bukan apa-apa, Rasi hanya tidak mau dirinya diserang dengan berbagai pertanyaan karena di boncengi Raka yang notabenya ketua geng 3R2A.

"Kalo mau pulang, bilang nanti gue jemput" Raka menatap sosok Rasi yang baru saja melangkah. "Kalo lo mau cari gue, gue ada di warkop deket sekolah"

Rasi malah terus melangkah membuat Raka berdecak sebal dan langsung menggas motornya dengan kecepatan yang luar biasa.

Raka memarkirkan motornya tepat di depan warkop. Dia memasuki tempat itu dengan masih bersumpah serapah karena sikap Rasi tadi. Bagaimana tidak? Rasi sama sekali tidak berterimakasih.

"Lo kenapa deh? Dateng-dateng pasang muka kecut" Rehan orang pertama yang menyadari raut wajah Raka.

"Tadi gue-" Raka menggantungkan kata-katanya. Dia berpikir akan merahasiakan semua tentang dirinya dan Rasi. "Gak. Lupai aja"

Aldi menyesap rokoknya dalam, lantas menatap Aidan. "Gila deh kemarin si Aidan ngomongnya. Beuh!"

"Lo lagi gak kesetanankan kemarin?" Revan memiringkan wajahnya ke arah Aidan.

Mendadak semua menatap Aidan dengan tatapan aneh, membuat Aidan sedikit risih. "Gue Cuma nyampain keluhan anak-anak. Emang salah? Kalo salah satu dari kita gak ada yang berani ngomong, tuh guru gak bakal ngerti perasaan murid-muridnya"

Raka terduduk di samping Aidan. "Gue tahu lo orangnya kaya gimana Dan. Kita gak ngomongpun lo peka. Makanya lo ngomong kaya gitu kemarin ke Pa Tanto"

Aidan terdiam.

"Tapi gue salut sama lo. Lo jarang ngomong tapi sekalinya ngomong tuh ngena banget" Raka kembali menambahkan membuat Aidan menatapnya dengan ujung matanya yang terbilang tajam itu.

Revan berdehem. "Pematik mana?"

Rehan yang sedang menggenggam pematik yang dimaksud Revan, langsung melemparnya ke arah Revan.

"Bay the way aniway busway. Lo pada udah deketin si Rasi belum?" Aldi menunjuk teman-temannya dengan telunjuk yang dilentik-lentikkan. Membuat empat temannya itu menatap jijik ke arahnya.

"Najis! Kaya banci!" jawab empat temannya berbarengan.

"Gue udah dapet id Line nya!" Rehan mengangkat handfonenya dan digoyang-goyangkannya diudara.

Melihat itu Revan sedikit mengernyit. Kemarin, tepatnya dua hari yang lalu sewaktu dia bertemu di taman dengan Rasi, dia baru menyadari bahwa Rasi adalah sahabat masa kecilnya. Bodohnya Revan, dia tidak menyadari bahwa yang dijadikan taruhan itu adalah sahabat kecilnya. Dan sekarang, mau tak mau Revan harus terlibat dalam skandal taruhan itu.

"Rehan baik, gue boleh pinjem hp lo gak? Pulsa gue abis, nyokap sms dan gue harus segera nelpon dia" Revan menatap Rehan dengan pandangan yang terlihat serius.

"Orang kaya kok miskin pulsa" Rehan memberikan handfonenya. Dia tidak tahu, itu hanyalah taktik Revan untuk mengetahui id line Rasi.

"Anjir! Gue kemarin hampir berhasil deketin dia. Eh si curut Raka dateng" Aldi menatap Raka dengan sebatang rokok ditangannya yang sudah terbakar sebagian.

Raka menyimpan sebatang rokok dimulutnya. Lantas membakarnya dengan pematik. "Gue kan haus"

Aidan menggebrakkan meja pelan, membuat Aldi, Raka dan Rehan menatapnya. "Kalian bego atau gila? Berapa kali kalian taruhan kaya gitu? Emang cewek itu barang?! Dari awal, gue gak setuju sama taruhan apapun yang selama ini selalu kalian buat." Aidan membanting puntung rokoknya. "Lo Aldi. Gak selamanya hidup lo diatas. Gak selamanya lo bebas nikmatin tubuh cewek dengan mudah. Dengerin gue baik-baik. Berhenti sekarang, atau lo bakal menyesal selamanya. Inget satu ini. Hidup selalu berkejaran dengan karma"

"Dan lo Raka. Gue tahu lo paling ngerti tentang perasaan cewek. Apalagi setelah semua terjadi diantara keluarga lo, terutama ibu lo. Gue masih inget sumpah lo dulu." Aidan memalingkan wajahnya. "Ck! Apa lo mau ngelanggar sumpah yang lo buat sendiri? Apa lo mau ngehancurin harga diri lo dan harga diri cewek? Gue tahu lo gak kaya gitu. Berhenti sekarang atau semua terlambat"

"Dan lo PMS ya?" Rehan menatap Aidan aneh.

"Gue serius. Cuma lo sama Revan yang gue lihat belum bertindak lebih tentang cara deketin Rasi dan ngerusak harga dirinya. Gue harap lo semua segera sadar" Aidan bangkit. "Gue gak bakal ikut taruhan ini." Lalu berlalu. "Gue cabut"

Revan yang baru datang dari menjalankan rencananya untuk mendapatkan Id Line Rasi dari handfone Rehan, mengernyit melihat Aidan berlalu begitu saja dengan raut wajah yang susah diartikan. "Aidan kenapa?"

*

"Rasi sumpah demi apapun gue hampir jantungan tau gak! Lo kemana aja hah? Dua hari ngilang. Telpon gue gak pernah lo angkat. Sms gue gak pernah lo bales. Kenapa sih?" ratih bangkit ketika dia melihat Rasi baru saja memasuki kelas dan duduk disebelahnya.

"Gapapa, gue Cuma pusing aja jadi gak pegang hp" Rasi mencoba meyakinkan.

"Terus gimana sama kontrakan lo?"

Rasi tergagap. Tidak mungkin dia bilang kepada Ratih bahwa dirinya sekarang tinggal di rumah Raka. "Udah kok. Gak usah dipikirin"

"Tapi-" ucapan Ratih terpotong ketika guru IPA masuk dengan langkah yang tergesa.

"Selamat pagi. Seperti yang ibu bilang minggu kemarin, hari ini kalian akan dibagi kelompok" Ibu Wati menyimpan buku-bukunya diatas meja, setelah itu membawa searik kertas diatasnya.

"Kelompok 1 yaitu Andre, Bastian, Dandi, Mega, Nida dan Ratih" Bu Wati menarik nafasmya pelan. "Kelompok 2 yaitu Dian, Dono, Ibot, Jajang, Raka dan Rasi"

Rasi menangkat tangannya. "Kok saya cewek sendiri bu?"

"Keputusan ibu tidak bisa diganggu gugat"

*

"Jadi dimana kita kerja kelompok?" Ibot duduk dihadapan Rasi. Sekarang, semua kelompok sedang bersama untuk merundingkan tentang materi yang sudah ditugaskan.

"Yang jelas jangan di gue" Rasi tertunduk.

"Yee gue juga gak berani kali ke rumah cewek" Jajang tertawa melihat ekspresi Rasi yang terlihat ketakutan.

"Masalah itu gampang, sekarang bahan praktek buat presentasinya apa?" Dian dan Dono saling tatap.

"Jadi, kita bikin simulasi planet planet. Nanti kita bagi-bagi siapa dan jelasin apa-apanya. Kita juga mungkin bakal sedikit mempersentasikan tentang galaksi. Soalnya, dibuku, pemahaman tentang galaksi tuh kurang" Rasi menatap semua anggota kelompoknya. "Gimana?"

"Setuju" semua mengangguk mantap.

"Gue udah nemuin dimana kita bakal kerja kelompok." Ibot tersenyum penuh arti. "Rumah Raka"

*

Yakin ini teh gak ada yang mau coment? Mau baca coment tapi gak ada yang coment;(

Continue Reading

You'll Also Like

14.2M 1.2M 68
[Pre Order pertama 06-26 Agustus 2021] [Pre Order kedua 30 November - 07 Desember 2021] @Official.coconutbooks (PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM BACA...
SHAKA [END] By onel

Teen Fiction

8.1M 509K 73
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMA KASIH] Rank #3 relationship 1/2/2022 Shaka Tanuwijaya si cassanova SMA Mandala, Ketua Geng PLUTO yang ditakuti s...
4.8M 317K 33
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dia Aldenatra Aldenatra ketua geng motor Wijaya. Aldenatra laki laki yang paling di segani di sekolah Wijaya. Aldenatra taku...