Hari yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi teman-temanku yang merayakan 'Prom Night' dengan sahabat-sahabat dan orang-orang terkasihnya.. Tapi tidak untukku.. Bahkan aku tak ada niatan untuk pergi ke acara tersebut.
Tak ada alasan bagiku untuk datang di acara tersebut.
"Fi sayang... Bangun yukkk..." suara lembut yang pastinya datang dari bundaku hendak membangunkanku dari bunga tidurku.
"Hoam.. Aku masih ngantuk bun.."
"Turun sini cepetan sayang"
Duh.. Aku masih mengantuk banget dan malas rasanya untuk melakukan apapun hari ini. Tapi karena bunda yang memanggil, aku harus datang.
Kakiku mulai menapak lantai yang masih terasa dingin dan kubuka mataku, serta kulangkahkan kaki menuju tempat dimana bundaku berada.
Aku mulai mengucek mataku dan bertanya alasan aku dipanggil.
"Ini loh... Bunda udah beliin beberapa baju, tinggal kamu pilih yang mana yang bagus dan sesuai dengan seleramu. Nanti habis itu, kamu siap-siap trus kita ke salon............."
Dan masih banyak hal lainnya yang dikatakan bunda hingga akhirnya sebuah kalimat membuat bunda berhenti melanjutkan kata-katanya.
"Aku gak ikut acara 'Prom Night' bun"
Seketika itu juga raut wajah bunda menjadi sedih.
"Kenapa Fi? Bunda kan udah beliin kamu baju segini banyak. Bahkan, bunda udah cuti hari ini buat siapin acara kamu ini"
Aku juga sedih melihat raut wajah bunda yang sedih. Aku ingin melakukan apapun yang membuat bunda bahagia, tapi untuk kali ini, aku merasa berat untuk melakukannya.
"Apa karena Collin?"
Raut wajahku seolah-olah menjelaskan alasan aku tidak mau mengikuti acara ini.
"Bukannya bunda gak sayang sama Collin. Tapi kamu juga memiliki cerita, masa, dan kenangan remajamu sendiri yang tidak bisa ditulis dan dirasakan oleh orang lain. Inget loh Fi.. Masa remaja, masa SMAmu tidak akan datang dua kali"
Kata-kata bunda seperti menegurku dan membukakan pikiranku bahwa aku memiliki keluarga dan orangtua yang harus aku banggakan dengan masa depanku. Aku tidak bisa larut dalam kesedihan tentang Collin secara terus-menerus. Aku harus percaya akan kata-kata Pak Re.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Akhirnya kuputuskan untuk datang di acara 'Prom Night' terakhirku di jenjang SMA ini.
Aku menggunakan baju jumpsuit berwarna hitam dengan bahu yang kubiarkan terbuka.
"Fi.."
Seperti ada yang memanggilku. Kuharap itu Collin..
"Eh Dina.."
Ternyata bukan..
"Ada apa, Din?"
"Ini nih.. Ada yang mau terima kasih sama kamu"
Sesosok pria yang mukanya tak asing, menggunakan baju oversized top yang dipadukan jogger pants, keluar dari belakang badan Dina.
"Atta??"
"Hai.. Fi... Hmm"
"Hai juga, ta.. Udah lama ya kayanya kita gak ketemu. Gimana dengan ujian Biologinya?"
"Emm.."
Tiba-tiba suara mic dari panggung membuat apa yang dikatakan Atta menjadi samar untuk didengar.
"Perhatian... Untuk semua siswa dapat berkumpul ke depan panggung. Ada beberapa pengumuman yang..
Seseorang menggenggam tanganku dan membawaku entah kemana. Orang itu memakai topi dan masker. Aku tak dapat mengenalinya. Hingga tibalah kita di suatu tempat, rooftop hotel yang dijadikan tempat 'Prom Night' sekolahku ini.
Suara keluar dari mulut orang itu..
"Hai Fi....."
Betapa terkejutnya aku saat dia membuka topi dan maskernya
Ternyata...