"Kok jantung lo kenceng banget degupannya?" Tanya Ara masih dengan kepalannya yang menempel di dada bidang Abi.
Tidak perlu ditanya bagaimana Abi sekarang. Ia sudah pucat. Ia telah tertangkap basah.
"A-apaan sih lo, Ra? Orang jantung gue biasa aja kok." alibi Abi.
"Beneran. Nih-nih."
Ara kembali menempelkan telingannya didada Abi.
"Makin kenceng,Bi."
"Oh ya gue baru inget kalau gue punya penyakit jantung. Nah makanya jauhin kepala lo tuh! Lagian lo kepo banget sih?"
Sesampainnya di lantai atas, Abi mendudukan Ara di kursi rodannya. Iya takut jika Ara kembali mendengar detakan jantungnya yang benar-benar berhasil membuatnya malu.
"Makasih ya, Yo."ucap Abi kepada Aryo, yang baru saja membantunya membawa kursi roda milik Ara.
"Santai aja bro. Gue duluan ya, Bi, Ra."
Mereka berdua serempak mengangguk.
"Eh berarti lo dikit lagi mati ya,Bi?" Ledek Ara saat Abi sedang mendorong kursi rodanya.
"Ternyata cowok bar-bar kaya lo, mengenaskan juga ya bi. Rest in peace ya, Bi. Takutnya pas lo mati gue belum sempet ucapin wkwkkw."
Abi lansung menjitak kepala Ara.
Mereka berdua memasuki kelas bersama, kelas yang semula ramai menjadi sepi seketika.
"Tumben cewek annoying sama cowok bar-bar yang faktanya sering berantem, jadi akur begitu?" celetuk Afgan.
"Udah sono lo akh, gue bisa sendiri." ucap Ara.
Ara mengibaskan tangannya untuk mengkode Abi agar pergi.
"Dasar gatau terimakasih lo."
Abi pergi terlebih dahulu ke bangkunya dan disusul Ara di sampingnya.
***
"Apa lagi yang lo lakuin?"bentak Gaga.
"Apaansih, Ga? Gue cuma bantuin dia naik ke atas. Sebagai ADIK lo tentunya."
Aldi tersenyum miring. Emosi Gaga meledak, adiknya bagaikan mainan yang dengan mudahnya dicampakkan.
"Gue bilang jauhi adik gue! Kenapa sih lo itu gak paham-paham? Demi adik gue, gue rela persahabatan ini hancur. Dan gue gak akan segan-segan membalaskan dendam kepada lo, jika terjadi apa-apa dengan adik gue." Tekan Gaga
Brukk...
Gaga mendorong keras tubuh Aldi, hingga Aldi tersungkur di tanah.
"Bangsat!!"
Aldi bangkit dan membalas Gaga. Terjadilah pertengkaran di lantai atas.
Genta,Afgan, dan Dion datang memisahkannya, keduanya sudah berdarah.
"Ga, liat ini!"
Genta memperlihatkan ponselnya kepada Gaga. Mereka melihat jelas bagaimana Ara sudah berada di ujung tangga.
"BERHENTI, GA! Kalau lo lanjut? Gue akan jatuhkan diri gue disini."
Ancam Ara di layar ponsel yang sedang disaksikan Gaga. Gaga langsung berlari ke lantai bawah untuk memberhentikan aksi gila adiknya. Benar saja, Ara sudah berada di pinggiran tangga. Gaga langsung memeluk tubuh adiknya.
"Sini gue obatin!"
Gaga mengangguk patuh. Ara membawa Gaga ke
dalam kelas, lalu mengambil kotak P3k yang berada di dalam kelas.
"Jangan pertaruhkan nyawa lo lagi, Ga! Gue gak mau lo nyerahin nyawa lo." Ucap Ara.
"Haha, lo lupa 'diam pun mati, bergerak pun mati' kalau Alex tahu keadaan lo sekarang? Gue yakin hari itu juga gue habis." ucap Gaga.
"Gue akan bicara baik-baik dengannya, lo gak perlu janji sama dia dan menjadikan nyawa lo sebagai taruhannya, dan jangan selalu bertengkar dengan Aldi,Ga! Bagaimanapun dia tetap teman lo, dan anak dari sahabat mama." nasihat Ara.
Gaga mengangguk dan mengerti apa yang dimaksud adiknya.
***
Jam pelajaran telah usai. Gaga telah sampai di depan kelas Ara. Ara tersenyum ke arah Gaga, dan dibalas senyum pula oleh Gaga. Genta mendorong kursi roda Ara, dan diikuti pula oleh Abi,Afgan, dan Dion.
"Ra. Gimana kalau hari ini kita hangout? Kan besok libur." usul Dion.
"Gimana kalau ke Ancol?" Usul Abi.
"Mauuu." Ara berteriak antusias.
Sudah berapa lama ia tidak kepantai.
***
"Ga, itu bukannya Al-Alex?" Tanya Ara kepada Gaga.
Gaga melihat ke arah yang Ara tunjukan. Seorang lelaki yang lebih tua 2 tahun darinya. Sosok pria yang sedang berdiri menatap Laut. Ya mereka telah sampai di Ancol, dan Genta dkk sedang asik main di laut. Dion yang sedang asik mempotret, Abi yang sedang dikubur dalam pasir, Afgan yang sedang mengubur Abi, dan Genta yang sedang menggoda wanita.
"B-be-nar itu Alex. Gimana ini Ra?"
Ara mencoba berfikir keras untuk menjelaskan kepada Alex tentang keadannya.
Flashback On
"Lo gak boleh bawa adik gue! Lo gak berhak." ucap Gaga kecil. Gaga saat itu baru kelas 4 sd, sedangkan pria di hadapanya kelas 6 sd.
"Please Al, jangan bawa Caramel! Kami membutuhkannya." ucap Johan.
Alex adalah...
Hai readers! Maaf ya updatenya lama, karna aku lagi mempersiapkan UN. Wah doain aku ya readers, supaya UN aku nanti lancar, masih lama sih, tapi semakin banyak tugas-tugas..
Oiya buat yang penasaran dengan Alex? Alex akan diceritakan dipart selanjutnya, dan jangan kaget jika semakin banyak masalah saat kedatangan Alex.
New Cast:
Bridget sebagai Tiara
Cesar Patricio sebagai Anjar
Brandon Franco sebagai Alex