Cinta dan Luka

By myself_Haeee

9.5K 294 5

[Finished] Jika cinta hanya menghadirkan kesenangan, apa kabar luka yang seperti menjadi paket komplit dalam... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23: She'
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27 : kejadian 5 Agustus
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35

Bab 17

186 8 0
By myself_Haeee

Sedari tadi Bulan hanya melamun sembari memegang kunciran rambutnya. Senyumnya tersungging kecil. Sherin hanya menggeleng pelan menatap sahabatnya itu, ia tak tahu apa yang terjadi dengan kunciran Bulan.

"Lan, rapihin kek tuh rambut lo!" sudah berulang kali Sherin menyerukan kalimat yang sama. Namun tetap tak di gubris oleh Bulan. "Gue rapihin deh, kusut banget soalnya! Jelek tahu," Sherin mendekatkan tangannya seraya ingin menarik kunciran merah jambu Bulan.

"Enggak perlu Rin, gue nyaman kok dengan rambut gue," tolak Bulan. Ia menjauh saat Sherin ingin menggapai kunciran rambutnya.

"Kenapa? Lo nggak seneng gue yang ikatin?"

"Bukan gitu. Gimana ya? Susah deh jelasinnya,"

Sherin hanya mengangguk lemah. Dan kembali menatap buku tulis yang ada di hadapannya.

"Rin," panggil Bulan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hm,"

"Menurut lo, gue harus gimana kalau seseorang udah milikin rambut gue?" tanya Bulan asal. Di kepalanya, pertanyaan itu masih bersarang dan membuatnya pusing tentang jawabannya.

"Maksud lo?" Sherin menatap Bulan dengan dahi mengkerut. "Jangan bilang kalau lo udah--"

"Nggaklah! Mana mau gue kayak gitu. Gini-gini gue juga tahu batasan kali,"

"Terus maksud lo gimana? Sumpah, gue nggak ngerti sama sekali dengan omongan lo, kagak connect di otak gue," kekeh Sherin. Ia memamerkan jejeran giginya membuat Bulan mendengus.

"Nggak jadi!" dengus Bulan. Ia membuka buku paketnya dengan kasar, sehingga ada beberapa bagian yang sedikit kusut.

♡♡♡

Ozy menjambak rambutnya dengan kasar. Sesekali matanya memandang sinis kearah siswi-siswi lain yang terang-terangan menatapnya.

"Kak Ozy kenapa?" tegur salah satu gadis. Dan Ozy yakin kalau gadis itu adalah adik kelasnya.

Dengan acuh Ozy melangkah meninggalkan taman belakang sekolah itu. Gemercik air dikolam ikan itu, tak bisa lagi menenangkan pikirannya.

Ia berjalan dengan sempoyong. Ozy tak tahu ia mau kemana, mengingat saat ini baru saja istirahat.

"Rooftop," tanpa pinta dan kemauannya, kata itu langsung saja terucap dengan fasih.

Seolah seperti mendapat kupon berhadiah, Ozy dengan cepat menuju kearah koridor belakang sekolah. Koridor dimana hanya ada anak-anak ekstrakulikuler.

Koridor ini memang tempatnya anak ekstrakulikuler. Karena, hanya dikoridor ini semua ruangan ekstrakulikuler ada. Mulai dari ruang osis yang berada di paling ujung kanan, hingga ruang para anggota futsal diujung kiri.

Ruang kesehatan dan ruang band saling berdekatan dan berada di tengah, hanya di pisahkan oleh  tangga menuju roftoop.

Ia sedikit bersyukur karena tangga rooftop berada di koridor ini. Jadi, tak akan banyak orang yang melihatnya naik ke atas. Jika tidak, entah akan bagaimana nasib Ozy saat penggemarnya berdatangan menghampirinya hanya untuk duduk bersama di atap sekolah ini.

Angin sepoi langsung saja menyambutnya saat ia membuka pintu yang sudah terlihat terawat daripada saat pertama ia ke tempat ini.

Tapi tetap saja, ada beberapa daun kering yang tertiup terbawa angin. Ozy sedikit mengumpat dalam hati.

"Kenapa pohon-pohon di sekolah tinggi-tinggi banget sih, ngotorin tempat gue aja!" rutuknya. "Mang Using juga, kenapa nggak pernah di sapu sih atap ini?!" sambungnya.

Ia tergerak menuju tempat penyimpanan barang yang terletak tak jauh dari pintu masuk rooftop. Ozy mengambil sapu lidi, untuk membersihkan beberapa daun kering yang berserakan di atap ini.

Tak ada penahan di atap sekolah ini, membuat Ozy sedikit ngeri menatap kearah bawah. Ia baru menyadari kalau ketinggian atap ini lumayan, dan bisa membunuh orang yang loncat dari atas sini.

"Gue nggak tahu lo kenapa tapi kalau lo sedih jangan bunuh diri di sini, nanti sekolah bakal dituntut,"

Secercah sekalabat ingatan terekam di kepala Ozy. Saat itu, ia melihat Bulan ingin membunuh diri.

Betapa bodohnya dia, baru menyadari kalau atap gedung ini memiliki hal yang menyeramkan jika diingat.

Setelah membersihkan beberapa daun dan memasukkan ke dalam tong sampah yang tersedia, Ozy mendudukkan bokongnya di kursi kayu yang pernah ia ganti.

"Gue hanya kasihan liat lo abis duduk di bangku tua itu nepok-nepok bokong!"

Ozy teringat lagi akan ucapannya saat menyatakan alasan kenapa ia mengganti kursi tua itu menjadi kursi baru.

"Tapi, gue yang ikatin. Balik!"

Huft, Ia menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa ia kembali teringat dengan insiden tadi pagi? Bahkan harum parfum shampo Bulan masih tercium di hidung Ozy.

Gadis itu telah membuat Ozy pusing, depresi, bahkan hampir gila.

"Kenapa gue jail banget sih! Seharusnya, gue itu kalem aja kayak Bang Nick. Pasti, nggak bakal ada kejadian aneh bin ajaib ini dah!" hardiknya. Dalam hati ia sedikit bersyukur karena berada di atap saat ini. Jika ia masih di taman belakang, entah gosip apa yang nanti akan menyebar tentangnya dan Bulan.

From: Farid si betawi

'Woy Onyet Ozy, dimane lo? Lo nggak ade di kantin, hangus dah duit gue 15 rebu beli tuh bakso! Abisnye lo kagak ade, jadi kagak ade juge yang ngebayarin gue,'

Ozy mengerjapkan matanya saat mendapat pesan singkat tentang curhatan si Keriting atau Farid. Temannya yang satu itu memang anak donatur termiskin yang ia temui.

From: Farid si betawi

'Bales Zy! Pulse gue habis ntar,'

Belum Ozy mengetikkan balasan umpatan untuk sahabatnya itu, sudah ada lagi pesan yang dikirim Farid untuknya.

"Hemat pulsa masih tetap ngesms tuh bocah," gumamnya.

From: Ozy

'Udah khilaf gue nraktir lo mulu. Traktir lo itu adalah dosa besar tau nggak! Duit bokap nyokap gue nanti habis, tambah dosa deh gue,'

Ia sangat yakin kalau Farid saat ini akan mengumpatnya karena membalas pesannya dengan kalimat itu.

From: Farid si betawi

'Perhitungan lo Zy! Btw, lo nggak pernah latihan band, bro?'

Dugaannya benar. Pasti Farid sedang menatap pesannya sambil mengumpat. Ataukah, pria itu tak memiliki pekerjaan lain.

From: Ozy

'Nggak! Sibuk!'

From: Farid si betawi

'Yaudeh, entar latihan di rumah gue. Ada Rafto same si Singa Leonard. Lo nggak useh khawatir enyak gue bakal bikinin lo combro, kalau enggak kerak telor dah!'

Ozy tak membalas pesan Farid. Ia hanya memasukkan hpnya kedalam saku celana abu-abu mikiknya.

Saat ini, ia masih cukup kesal dengan Rafto tanpa sebab. Padahal tadi pagi, pria berlesung pipit dan berwajah manis itu sudah minta maaf pada Ozy.

Hanya saja, ego yang Ozy miliki masih enggan menerima permintaan maaf Ozy. "Dasar remaja alay lu Zy, labil banget sih kayak cewek aja," batinnya.

Ia akui kalau memang dia labil dan egois. Tapi tidak pada sembarang hal. Ia tak pernah menunjukkan sikap remajanya pada semua orang kecuali Nick, Dirga, dan Ireke.

Tapi, kenapa dia bisa marah tanpa sebab kepada sahabatnya sendiri, Rafto? Yang ia tahu saat ini, kalau ia tidak suka melihat kedekatan Rafto dan Bulan. Atau yang bisa dikatakan kalau dia cemburu dengan keduanya.

Continue Reading

You'll Also Like

2M 18.2K 4
Nayla Samira Huri Seorang janda yang diceraikan suaminya karena dianggap tidak bisa memberikan keturunan 12 tahun lalu. Setelah menjanda ia meninggal...
9.5M 533K 43
(REVISI!!!) Warning : Mengandung kata-kata toxic "Gue bunuh lo kalo sekali lagi bohongin gue," Arkano Yusuf Mahendra. Pria dingin yang di idam-idamka...
7.5M 735K 106
"𝒟𝒾𝓃𝑔𝒾𝓃𝓂𝓊 𝒿𝓊𝓈𝓉𝓇𝓊 𝓂𝑒𝓁𝓊𝓁𝓊𝒽𝓀𝒶𝓃𝓀𝓊" -𝒮𝓉𝒶𝓇𝒾𝑔𝑒𝓁 Kisah ini rumit. Tentang si cantik Galaxia Starla Amodra cewek bar-bar di...
5.5M 686K 62
JUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, enam bulan lalu. Kemudian, karma datang men...