Between My Heartbeats (COMPLE...

By Ambiveerrrtgirl

485K 15.4K 229

#99 IN CHICKLIT (03/01/2017) Arron David Jhonson ,25 tahun ,CEO tampan dan kaya dari perusahaan Jh... More

Prologue
1. It's My Life
2. Billionaire
3. Bad or Good ?
4. T or D
5. She's in here
6. First kiss
7. Who Is He?
8. She's still single
9. Meet Again
10. Jealous
11. Already Crazy
12. Very Hate you
13. INSTAGRAM
14. (She)'s Come Back
15. Dont Be Afraid
16. Arron's Penthouse
17.what this feeling?
18. Really He 'Like' Me?
19. Who's Girl?
20. Bad Dreams
21. "Misterious"
22. The threat I
24. About Himself
25. Hurt
26. Will you be mine?
27. Like Your Gonna Lose Me
28. Missing
29. Meeting After Missing
30. The Threat 2
31. Welcome To the Hell
32. Bad Surprise
33. a Painful Truth 1
34. a Painful Truth 2
35. It's Dream? or Real?
36. Dont leave me
37. I Trust,She Come Back
38. Don't Be Affraid To Loving Me
39. Should I tell her ?
40. Story Of 2 Years Ago
41. It's The Ending Of My Life?
42. The Wedding Proposal -END-
Epilogue
Who's Mistake? Me or You?

23. The fact

6.7K 264 1
By Ambiveerrrtgirl

Author Pov

"Hei Asheell, kenapa kau terburu-buru sekali? Ini masih jam 8 pagi." Tanya Arron yang saat ini tengah bersidekap di pintu kamar Asheell yang terbuka,menyaksikan gadis itu yang kini tengah mengatur kertas-kertas yang ia yakini sebagai kertas tugasnya. Asheell hanya menatapnya datar dan kembali melakukan tugasnya lagi.

"Aku bertanya padamu.." desis Arron sebal karena pertanyaannya tidak di gubris oleh gadis itu. Dengan tampang sebal Asheell menolehkan kepalanya acuh kearah Arron dan menjawab pertanyaan dari Arron dengan sinis.

"Itu bukan urusanmu!" Dan langsung berdiri,berjalan dan melewati Arron yang terheran-heran melihat sikap gadis itu padanya.

"Ohh ayolahh.. kau marah padaku karena kejadian semalam heh??" Tanya Arron sembari memutar badannya dan mengikuti langkah gadis itu kearah meja makan untuk sarapan pagi.

Sebenernya Asheell ingin sekali beranjak langsung ke kampusnya tanpa mau sarapan bareng dengan lelaki di hadapannya, tapi ia juga tak ingin dirinya di bopong pria itu hanya untuk kembali ke meja makan dimanapun gadis itu berada.

"Jangan ingatkan aku akan hal bodoh itu sialaaan!!!" Teriak Asheell murka dan membuang mukanya, menyembunyikan wajahnya yang telah memerah seperti kepiting rebus itu.

"Oohh.. tapi aku gak bisa melakukannya untuk tidak mengingatnya gadis kecil." Ujar Arron jenaka sembari menaik turunkan alisnya menggoda.


Flashback (Arron pov)

'untuk apa dia menanyakan tentang diriku apakah aku sudah memiliki kekasih atau tidak. Dan juga ekspresi ketakutan di wajahnya yang sangat menggangguku.' Batinku penasaran.

Dengan cepat aku beranjak dari kasur gadis kecilku dan menghampirinya di meja makan. Saat ini terlihat 2 maid tengah meletakan roti dengan selai matcha ke arah dirinya yang kini ku tahu jika gadis ini sangat menyukai hal-hal yang berbau green tea/matcha dan unicorn.

"Hei.. aku bertanya padamu kenapa kau bertanya padaku 'apakah aku mempunyai kekasih atau tidak'?" Ujarku pantang menyerah sekaligus gadis ini tetap bungkam, dan memakan makanannya dengan pandangan kosong? Entahlah.

"Shitt ini bukan urusanmu!!" Ujar gadis itu ketus. Entah apa yang ada di benakku, tiba-tiba aku langsung memeluknya, tak peduli dengan respon yang dia berikan. Satu kata dalam benakku,nyaman.

Kurasakan dia hanya terdiam didalamnya tanpa membalas pelukanku, aku tak peduli. Tapi satu yang membuat aliran darahku saat ini mengalir deras dan seperti memancarkan berjuta volt listrik didalamnya adalah saat aku dapat merasakan detak jantungnya yang kencang didadaku.

Ku lepaskan pelukanku dan menatapnya intens, entah kenapa pandanganku padanya sudah berubah. niatku untuk menjadikannya mainanku, hancur sudah. Digantikan dengan rasa.. seperti ingin terus disampingnya dan melindunginya.

"Heii gadis kecil, jantung mu berdetak kencang, kau gugup eh??" Tanyaku membunuh kesunyian yang tercipta dan berusaha menetralisir detak jantungku juga sih sebenernya.

"Hah??" Jawab gadis itu gagap.

"Ohh aku tahu apa yang membuatmu bertanya seperti itu tadi.. kau memikirkan ku huh??

"What the hell,sampai tuapun aku enggan memikirkanmu sialan! "Jawabnya ketus seraya membuang wajahnya dariku.

Dengan perlahan dan tanpa sepengetahuannya aku mendekatkan wajahku ke wajahnya menatapnya intens.

"Muka mu memerah gadis kecil, akui saja kau memikirkanku "

"Haaahh..."teriaknya dan langsung mendorong kasar wajahku. Ku akui tenaganya cukup kuat.

"Jujur sajaa.. kau memikirkanku, kau cemburu saat aku telah memiliki kekasih hmm??" Ujarku menggodanya lagi.

"A..aku tidak.. ahh sialan menyingkirlah darikuuu.." ujar gadis itu terbata, wajahnya benar-benar membuatku ingin menciumnya saat ini.

"Kau gugupp.. hahaha" tawaku puas.


"Gakkkkk..."


"Hahaha..."


"Sialan kau Arron!! I hate you!"

"Hahaha"

Flashback end


"Cukuuppp Arron..." teriak Asheell saat lagi-lagi Arron menggodanya.

"Ayolah darling, kau tahu.. jantung mu benar-benar terasaaa sangat kencang di dadaku saat kau memelukku, perlu kuulang kejadian tadi malam."

"Bukan aku yang memelukmu tapi kau yang memelukku! Hentikan lelucon garingmu itu!" Teriak Asheell yang kini benar-benar merasa malu dan langsung beranjak dari kursinya.

"Okeey,we can forget it. Tapi kau harus mengantarkan makan siangku hari ini gadis kecil." Ujar Arron final.

"And I dont want to doing it!!" Ujar Asheell ketus dan meminum susu terakhirnya.

"Really?? Are you sure" tanya Arron menatapnya tajam.

"Yeahh!"

Dengan senyum smirk andalannya ia menatap Asheell misterius dan hal itu membuat gadis itu kelimpungan

"Hmmm.. okee as you wish gadis kecil" lalu dengan cepat pria itu langsung menggelitiki pinggang Asheell tanpa mau memberinya ampun.

"Heii aku hanya bercandaa.. baiklah akan aku antar jam 1 nanti, please stop it.!!"

Asheell yang mendapat serangan tiba-tiba itu panik dan hanya bisa tertawa menahan geli yang menjalar pinggangnya dan berusaha melepaskan dirinya dari serangan pria itu sekalipun sia-sia.

Tanpa mereka sadari, seseorang di balik dapur mengambil gambar mereka diam-diam.


****

Saat ini Arron hanya memandangi kota Tennesse dari balik jendela kaca di ruangannya. Pekerjaan tampak sudah ia selesaikan sedari tadi. Sesekali dirinya terlihat gelisah dengan terus menerus memperhatikan jarum jam yang bergerak tiap detiknya. Ia menunggu gadis kecilnya yang akan membawakan makan siangnya disini sesuai kesepakatan mereka tadi pagi.

Samar-samar Arron seperti mendengar keributan di luar sana. Dirinya beranjak dari kursi kebesarannya dan bersiap untuk keluar dari ruangannya untuk menyaksikan keributan apa yang terjadi.

Namun baru selangkah ia berjalan pintu ruangannya terpaksa terbuka. Menampilkan seorang gadis dengan tubuh ramping semampai, dan berambut coklat tua yang saat ini terlihat seperti menahan emosi. Pria itu diam tak berkutik,menatap mantan kekasihnya dengan nyalang dan marah.

"Maaf tuan, saya sudah mencegatnya agar tidak masuk, tapi dia tetep kekeuh tuan" ujar Patty sang sekretaris secara takut-takut.

Arron hanya mendengus kasar, kebiasaan wanita yang pernah di cintainya masih tetap sama sekalipun ia benci untuk mengakui jika dia masih hafal luar dalam aura gadis itu.

"Kau boleh keluar Patty" ujarnya dingin.

Tanpa basa-basi Patty keluar dengan cepat, meninggalkan dua insan manusia dengan aura mencengkan dalam ruangan luas ini.

Dengan cepat Gween langsung duduk di sofa yang telah disediakan, sedangkan Arron dia hanya berdiri di dekat sisi
Meja kerjanya, mensedekapkan tangannya dan menatap remeh Gween.

"Arron.. kau apa kabar??" Tanya Gween perlahan dan mulai memberanikan diri menatap pria yang masih di cintainya itu.

Arron menatap gadis dihadapannya dengan acuh. Tak ada lagi debaran hebat didalam sana, tak ada lagi sikap hangat didalam dirinya. Satu hal yang pasti semua telah berubah karena gadis dihadapannya lah yang telah merubahnya seperti ini.

"Menurutmu?" Desis Arron tajam.

"Kurasa kau baik-baik saja.." Gween menarik nafas sejenak lalu mengehembuskannya perlahan.

"I miss you" bisik Gween pelan namun masih bisa ditangkap oleh gendang telinga Arron, namun pria itu tidak menggubrisnya,berusaha mendengar kelanjutan kata demi kata yang akan meluncur bebas dari bibir gadis itu.

"Forgive me ... maafkan aku untuk 5 tahun yang lalu," kali ini air mata ikut turun dari kelopak mata gadis itu.

"Huh??" Dengus Arron dan tertawa dengan kencang, tak ada rasa jenaka didalam tawa itu, yang ada hanya kesakitan luar biasa didalamnya.

Mungkin Arron akan mengakui jika dia memang sudah tidak mencintai gadis di hadapannya lagi, tapi untuk sebuah rasa sakit dan kekecewaan yang telah di torehkan oleh gadis itu di hatinya dengan sangat dalam mungkin itu masih dirasakannya.

"Semudah itu kau bilang 'forgive me' ,semudah kau memberiku harapan semu yang terlalu indah untuk ku bayangkan dan semudah engkau menghempaskannya begitu saja.. AKU BUKAN BARANG MU GWEEN HILLARY!!!, aku bukan barang yang saat kau bosan kau akan membuangnya untuk mencari barang yang baru.." ujar Arron sembari menjambak rambutnya kasar seraya berjalan ke arah tembok dan meninjunya sekeras mungkin.

Gween yang melihat itu, hanya bisa menangis dalam diam. Bukan itu alasan dia dulu meninggalkan Arron, bukan karena ia tertarik akan menjadi model ternama di Prancis, bukan karena uang yang Arron miliki kurang banyak, bukan karena hal apapun sekalipun dirinya memang disebut sebagai wanita matrealistis, tapi cinta yang ada di hatinya untuk Arron memanglah tulus dari hatinya.

'Ini semua karena sahabatmu Arron,aku bahkan tak yakin jika dia sahabatmu,obsesinya untuk membunuh dan membuat kau tersiksa perlahan yang terlalu besar membuatnya seperti psikopat gila yang ingin membunuhmu jika aku bertunangan denganmu dulu.. aku mohon sadar Arron, dia bahkan tidak pantas mendapat gelar sahabat untuk orang sehangat dirimu..'

Ingin sekali gadis itu, mengatakan hal tersebut kepada Arron, langsung bukan dari batinnya. Ia ingin sekali tahu betapa bejat dan jahatnya sahabat yang pria itu miliki. Tapi lidahnya kelu.. ketakutan masih terpancar dari bola mata hazelnya.

"Maafkan aku, tapi satu hal yang harus kau tahu.. di hati ini masih tertulis permanent namamu, aku harap aku bisa menjelaskan semuanya padamu kebenaran itu suatu hari nanti. I still loving you, so much" ujar Gween mantap.

Ia berdiri dari posisi duduknya berjalan menuju ke arah Arron dan menatapnya penuh kerinduan yang dalam juga kesakitan yang begitu ketara.

Sedangkan Arron, ia menatap mata itu dalam dan tampak kaget, ia tahu didalamnya terdapat ketakutan yang amat sangat, ia ingin mempercayainya tapi kekecewaan yang dimilikinya melarangnya untuk mempercayai tatapan itu.

"Keluar kau dari sini" desis Arron dan langsung membuang muka kearah lain. Gween hanya bisa tersenyum walau hanya sedikit, lagi-lagi Arron masih mengenal dirinya, terlihat dari gelagat kaget saat Gween menatapnya dengan penuh kesakitan yang dalam. Hanya saja pria dihadapan gadis itu memiliki ego yang tinggi.

Tanpa menggubris perkataan Arron Gween maju selangkah dan dengan cepat berjinjit dan meraih tengkuk Arron cepat, mencium bibir yang selama ini ia rindukan selama 5 tahun.

Di cecapnya bibir itu dengan lembut, ia tahu Arron kaget akan perlakuannya tapi yang lebih membuatnya tetap melanjutkan ciumannya adalah, saat Arron benar-benar membuka mulutnya dan menerima respon ciuman darinya dengan baik.

Dengan cepat Arron meraih tengkuk wanita itu dan wanita itu memeluk leher Arron erat, inilah momment yang ia rindukan dari mantan kekasihnya, atau mungkin kekasihnya, karena ia sama sekali tidak menerima putusnya hubungan mereka yang sepihak. Anggap saja begitu.


Prangg...


"Sialan!.." desis gadis berambut pirang yang baru saja sampai diambang pintu, menyaksikan dua insan yang sedang bercumbu dengan mesranya.

"Asheell..."


Dengan cepat Asheell pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mempedulikan bekal yang telah ia siapkan sepenuh hati untuk pria itu dan juga teriakan Arron didalamnya dan berlari sekencang mungkin saat tahu pria itu mengejarnya dari belakang,sesekali ia mengusap air mata yang jatuh ke pipinya tanpa mau henti. Ia bahkan tak sadar jika dirinya telah menangis untuk sesuatu yang memang bukan miliknya.

****

'Padahal kau bukan siapa-siapa di dalam hidupku, tapi.. Kenapa harus ada tangis yang keluar dari mataku serta jeritan di hati ini saat kau masih memilih untuk tetap bersamanya?'

****

Continue Reading

You'll Also Like

9.2K 1.7K 45
♥FOLLOW DULU SEBELUM BACA♥ --- Kisah cintaku berawal dari air mineral yang kata dia ada manis-manisnya kayak aku. "yang, eh, yan. Aduh. Air mineraln...
1.7M 108K 36
Highest Rank #4 in ChickLit *** Maaf, pernah membiarkanmu berjuang sendirian. -Arjuna Sakha Iskandar- ---- Cuma penulis amatir yang suka baca dan nul...
1.5M 92.2K 50
Dia itu seperti air, aku tidak bisa tanpanya, tapi juga bisa mati karenanya.
2.4M 120K 46
"kamu yakin pengen hidup sama saya? Kamu kan orangnya nggak mau di atur." -Abi Rizki Pratama "Mulutnya ya pak" ~Fatimah Nafisha Azizah #1 Novel @ 11...