"Hyung!" Panggil sehun ketika melihat suho yang tengah bersandar didinding rumah sakit.
"Sehun-ah. Mian mengganggumu, aku tidak tahu lagi haru menghubungi siapa selain dirimu. Kau tahu kan hubungan jongin dengan kedua orang tuanya?" Ucap suho.
"Gwaenchana hyung, bagaimana keadaannya?" Tanya sehun khawatir.
"Benar dugaanku, keadaannya semakin lama akan semakin memburuk. Aku tidak menyangka bahwa penyakitnya akan kambuh dalam waktu dekat ini. Jika ia tidak mau melakukan operasi secepatnya maka....." suho menunduk tidak dapat melanjutkan ucapannya.
"Maka apa hyung?" Tanya sehun penasaran.
"Ia tidak dapat tertolong. Lambungnya semakin lama semakin kronis. Kurasa ia selalu menutupi hal ini dari kita hun." Ucap suho sedih.
"Haruskahku memberitahukan kepada orang tuanya hyung? Geundae... ia akan marah besar padaku." Ucap sehun bingung.
"Untuk sekarang ini lebih baik kita jangan memberitahu orang tuanya dulu. Aku akan berusaha semampuku untuk membujuk jongin. Anak itu benar-benar keras kepala. Aku juga memohon bantuanmu hun karena kau keluarga terdekat yang ia miliki untuk sekarang ini selain gadis itu." Ucap suho.
"Gadis? Ahhhh gadis yang sekrang tinggal dengan jongin. Apakah kau sudah menghubunginya hyung?" Tanya sehun.
"Belum. Jongin memintaku untuk tidak menghubungi gadis itu dulu, aku tidak berani menghubungi gadis itu dan memberitahu keadaan jongin karena jongin melarangnya." Jelas suho.
"Kau benar hyung untuk sekarang ini jangan sampai gadis itu tahu keadaan jongin." Ucap sehun.
***
Sehun memasuki kamar rawat sepupu yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya sendiri. Bagaimana tidak? Dari kecil mereka selalu bersama namun mereka terpisah karena keduanya sama-sama melanjutkan kuliahnya diluar negeri, ditambah lagi jongin yang memutuskan untuk keluar dari rumahnya untuk menjadi dokter. Sehun mendekat dan duduk disamping ranjang jongin.
"Mengapa orang baik sepertimu harus merasakan kesakitan ini? Kau harus sembuh jongin-ah." Lirih sehun.
Setelah hampir sejam sehun menemani jongin akhirnya jongin membuka matanya.
"Sehun." Ucap jongin lemah.
"Hey bro, apa yang terjadi padamu?" Tanya sehun.
"Molla, aku tidak ingin memikirkannya untuk sekarang ini."Ucap jongin cuek.
"Kau ini... hah aku lelah menasihatimu, tapi aku tidak mau tahu kau harus sembuh jong." Ucap sehun menatap sepupunya itu.
"Arrayo." Ucap jongin.
Sehun menemani jongin untuk menghabiskan waktu bersama. Ia juga beberapa kali menggoda jongin agar mau ia suapi dan hal itu ditolak mentah-mentah oleh jongin dengan alas an ia bukan anak kecil lagi dan ia adalah seorang dokter. Saat sudah mulai gelap sehun pamit untuk pulang karena masih ada beberapa berkas-berkas yang harus ia selesaikan malam ini.
"Mian aku tidak dapat menginap, pekerjaanku masih sangat banyak. Aku janji akan mampir ke rumahmu lain waktu. Ingat jaga kesehatanmu dan jangan makan yang aneh-aneh. Kalau bisa kau minta saja gadis yang menumpang di rumahmu itu untuk memasakkan makanan sehat. Lain kali aku akan bicara pada gadis itu." Ucap sehun.
"Pasti suho yang memberitahumu soal gadis itu." Ucap jongin kesal.
"Hehe.. Yang terpenting kau harus mendengarkan ucapanku. Neo arra?" Ucap sehun memastikan.
"Ne ahjussi." Ucap jongin meledek.
"Ya!!! Jika kau sedang tidak sakit pasti aku sudah menghajar wajah tampanmu itu." Ucap sehun merengut.
"Kau jauh lebih tampan sehun." Ucap jongin tertawa.
Sehun kemudian keluar dari ruangan jongin karena terus ditertawakan oleh jongin.
***
Soojung POV
Aneh menagapa oppa belum pulang. Ini kan sudah malam, apa oppa lupa mengabariku? Aishhh aku sangat mengkhawatirkannya. Apa ia sudah makan? Atau terjadi sesuatu padanya? Apa yang harus aku lakukan?
Ini sudah kesekian kalinya aku menghubungi oppa tapi ponselnya tidak dapat dihubungi. Apakah aku harus menyusulnya saja ke rumah sakit? Ahhh tidak tidak, oppa melarangku untuk keluar malam-malam. Aisshh oppa kau dimana?
Hahhh!!!! Aku bingung!! ah lebih baik aku ke rumah sakit saja, oppa marah atau tidak itu urusan belakangan yang penting aku tahu apa yang sedang oppa lakukan.
Soojung POV end
Soojung akhirnya segera menuju rumah sakit karena ia sangat gelisah jongin tidak berada di rumah. Saat menyusuri koridor rumah sakit tidak sengaja ia menabrang orang lagi. Ya lagi... Dan kali ini namja...
"Jeongsohamnida. Aku benar-benar tidak sengaja." Ucap soojung kemudian membungkukkan badaannya.
"Gwaenchana, aku juga minta maaf." Ucap namja yang ditabrak soojung.
Soojung langsung menatap namja itu, namja itu sangat terkejut melihat soojung dan selang beberapa detik namja itu langsung memeluk soojung dengan erat.
"Krys.. apa benar ini kau?" Tanya namja itu.
"Ahh mian.. kau salah orang tuan, aku bukan krys.." Ucap soojung sambil melepas pelukan namja itu.
"Mwo? Tidak mungkin. Kau pasti krys." Ucap namja itu meyakinkan dan menahan tangan soojung kencang.
Soojung tersenyum dan berusaha melepas tangan namja itu kemudian menepuk pundak namja itu.
"Kau sepertinya salah orang tuan. Kalau begitu aku permisi." Ucap soojung kemudian meninggalkan namja itu yang berdiri mematung ditempatnya.
***
Soojung berjalan tergesa-gesa menuju kamar mandi.
"Namja itu... ahhh..." Ucap soojung mengeluarkan air matanya sambil memegangi kepalanya.
"Appoo..." Rintih soojung yang kemudian terduduk. Soojung mencoba untuk memejamkan matanya dan menarik napas serta menghembuskannya dengan perlahan. Ia teringat kata-kata jongin jika sakit kepala mulai menyerangnya apa saja hal-hal yang harus ia lakukan.
Entah mengapa sepertinya ia pernah bertemu dengan namjaa itu. Ada perasaan sakit serta bahagia dihatinya. Ada apa sebenarnya?
***
Setelah sakit kepalanya hilang, soojung keluar dari kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi ia melihat suho yang berjalan melewatinya.
"Suho oppa!" Panggil soojung.
"Ah soojung, ada apa kau kemari?" Tanya suho terkejut.
"Tentu saja menemui jongin oppa, mana mungkin untuk menemuimu." Ucap soojung sebal.
"Aisshh memang ada urusan apa? Bukankah kalian satu rumah. Mengapa kau tidak menunggu di rumah saja?" Ucap suho.
"Ani... perasaanku tidak enak. Jongin oppa tidak mengabariku seharian ini. Aku takut terjadi hal buruk padanya makanya aku kemari. Jadi dimana jongin oppa?" Tanya soojung.
"Ehmm.. Jongin sedang ada jadwal operasi hari ini. Pasiennya hari ini sangat banyak, mungkin ia akan lembur sampai besok pagi. Lebih baik kau menginap saja di ruangannya." Ucap suho.
"Gurae? Ah kasian sekali. Kalau begitu aku akan tidur di ruangannya. Gomawo oppa." Ucap soojung kemudian meninggalkan suho menuju ruangan jongin.
Suho menghembuskan napasnya sedih, "Mian aku berbohong." Lirihnya.
Soojung memsuki ruangan jongin kemudian merebahkan dirinya disofa milik jongin. Ia jadi terbayang-banyang wajah namja yang ia tabrak tadi. Apa namja itu mengenal dirinya? Ia sangat bingung sekarang ini. Ia memejamkan matanya yang mulai mengantuk dan tertidur dengan pulas.
***
"Oppa bagaimana jika ternyata aku menyukai orang lain selain dirimu?" Tanya soojung sambil memainkan tangan jongin.
"Tidak masalah, belum tentu juga kita ditakdirkan untuk bersama kan?" Ucap jongin.
Soojung yang merasa kesal dengan jawaban jongin pun langsung melapaskan tangan jongin dan merenggut kesal.
"Wae?" Tanya jongin bingung.
"Kau menyebalkan oppa!" Teriak soojung kesal. Jongin hanya tertawa dan menatap soojung dalam.
"Aku tidak peduli, yang penting aku masih bisa bersamamu. Jika takdir mengambil salah satu dari kita mungkin ada pengganti yang lebih baik. Tapi jika salah satu dari kita menghilang aku ingin agar aku yang menghilang." Jelas jonging.
"Oppa! Kau tidak boleh mengatakan itu lagi! Aku.... Aku.... Aku hanya menyukaimu. Titik!!" Ucap soojung menekankan kalimatnya.
Jongin hanya tertawa kemudian mengusap kepala soojung dengan lembut.
"Krys!!!" teriak seseorang memanggil soojung, soojung menoleh dan terkejut melihat namja itu.
"Kau harus ikut aku." Ucap namja tersebut menarik tangan soojung.
"Arrgghhhh...."
Soojung menoleh dan melihat jongin yang kesakitan memegangi perutnya.
"Oppa!!!" teriak soojung yang ingiin menghampiri jongin, namun ada beberapa orang berbaju putih yang mencoba untuk membawa jongin. Soojung berusaha untuk mengejar namun ditahan oleh namja tersebut.
"Jangan. Jangan ikuti jongin." Ucap namja itu sedih.
"Wae?" Tanya soojung yang mulai menangis kencang.
"Pokoknya tidak boleh!!" Ucap namja itu tegas.
"Andwae!!! Oppaaaa!!!" Teriak soojung semakin menangis kencang. Lama kelamaan jongin menghilang dari pandangannya.
"Oppaaaaaaaa!"
Soojung terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran dan napas yang tersengal-sengal. Hal pertama yang ia lihat adalah jongin yang berada di depannya.
Tanpa sadar soojung langsung memeluk jongin dengan erat, ia menangis sekencang-kencangnya. Ia seperti tidak rela melepas jongin. Ia takut mimpi itu menjadi nyata.
"Oppa." Tangis soojung.
"Kau bermimpi buruk lagi." Ucap jongin dengan tenang, ia mengusap punggung soojung dengan lembut.
"Oppaa." Ucap soojung pelan.
"Kau bermimpi tentangku? Apakah terjadi hal buruk padaku dimimpimu?" Tanya jongin.
Soojung hanya mengangguk dan memeluk jongin semakin erat.
"Oppa kau harus berjanji tidak akan meninggalkanku. Yaksok?" Ucap soojung.
"Ne." Ucap jongin yakin sambil tersenyum pada soojung. Senyuman hangat yang soojung sukai didiri jongin.
Flashback on
"Kim jongin." Panggik suho ketika memasuki ruang rawat jongin.
"Ada apa hyung?" Tanya jongin menaikkan sebelah alisnya.
"Soojung ada disini."Ucap suho mendekat pada jongin.
"Jiinjja?" Ucap jongin terkejut, namun ia segera menyembunyikan keterkejutannya itu.
Jongin kemudian bangun dari kasurnya dan merenggangkan otot otot tubuhnya kemudian melepas infus yang terpasang ditangannya.
"ya ya ya apa yang akan kau lakukan?" Ucap suho kemudian mendorong jongin untuk duduk kembali di kasurnya. Dirinya terlihat seperti ahjussi yang sedang memarahi anak kecil.
"Apa? Tentu saja menemui soojung. Untuk apa aku disini lama-lama." Ucap jongin.
"Andwae! Nanti saja kau menemuinya. Kau itu baru saja sakit. Sekarang kau harus istirahat! Aku juga dokter jongin jadi kau harus mendengarkanku." Ucap suho tegas dan mengintimidasi jongin.
"Up to you hyung, kau dokter tapi kan aku pemilik rumah sakit ini." Ucap jongin cuek. Skak mat.. suho terdiam dengan ucapan jongin. Ya kali ini ia kalah lagi dari jongin.
"Ahh lebih baik kau ambilkan baju kerjaku hyung, sepertinya aku sulit untuk bergerak mengambil baju dan jasku." Ucap jongin mengejek suho.
"aishhh." Desah suho kesal, namun ia tetap menuruti permintaan jongin.
Flashback off
"Oppa kau jahat." Ucap soojung merengut.
"Wae?" Tanya jongin menatap soojung, ia enggan melepas tatapannya dari soojung untuk saat ini soojung terlihat menggemaskan.
"Kau tidak memberitahuku jika kau ada lembur. Dan lagi kau jangan terus-terusan lembur oppa. Okay aku tahu kau ini dokter dan harus siap sedia 24 jam untuk orang-orang yang membutuhkanmu ketika mereka sakit, tapi kau juga harus istirahat. Kalau kau sakit bagaimana?" Ucap soojung memarahi jongin.
"Aku sudah sakit soojung." Ucap jongin dalam hati.
"Arrasseo aku tidak akan mengulanginya lagi." Ucap jongin meyakinkan.
***
Hari ini jongin mengambil libur dan memilih untuk istirahat di rumah. Sebenarnya ini bukan hari liburnya tetapi mengingat kejadian saat penyakitnya kambuh kemarin sepertinya ia harus beristirahat di rumah. Hari libur hanyalah alasan yang jongin berikan pada soojung agar soojung tidak curiga nantinya ditambah lagi jongin pemilik rumah sakitnya jadi bukankah itu hal yang bebas untuknya? lagipula hal itu wajar dan soojung juga paham jika jongin lembur maka harusnya besoknya jongin harus libur.
"Oppa aku sudah memasakkan sup rumput laut untukmu. Tapi mengapa kau memintaku untuk memasak tiga porsi, apakah kita akan kedatangan tamu?" Tanya soojung usai memasak.
"Ne sepupuku akan datang hari ini." Jawab jongin.
" Oppa kalau boleh tahu siapa nama sepupumu?" Tanya soojung.
"Oh sehun. Ia seumuran denganmu. Kau tahu ia sangat tampan, bisa jadi nanti kau menyukainya." Ucap jongin bercanda. Sebenarnya ia tidak sepenuhnya bercanda. Jika sewaktu –waktu terjadi hal buruk padanya, ia harap sehun dapat membantu soojung.
"Oppa aku tidak suka kau bicara seperti itu. Aku seperti wanita murahan." Ucap soojung.
"Soojung-ah.. Mianhae. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin agar kau mempunyai teman selain aku." Ucap jongin menjelaskan.
"Teman?" Tanya soojung.
"Iya teman." Ucap jongin.
"Okay teman." Ucap soojung pelan. Ia tidak berniat melanjutkan obrolan ini.
Soojung POV end
Menyebalkan!!! Mengapa oppa masih tidak peka? Apa ia tidak tahu jika aku mulai menyukainya. Okay aku tahu ini terlalu cepat untukku meyukainya. Bagaimana tidak? Perhatian, sikapnya, senyumnya dan semua yal yang ada pada dirinya membuatku mulai membuka hati padanya. Apa ia belum menyukaiku??? Apa aku kurang cantik dari suster-suster di rumah sakit? Menyebalkan!!
Teng tong teng tong~
Ah jangan-jangan tamu oppa sudah datang. Aku segera membukakan pintu rumah oppa dan betapa terkejutnya aku melihat namja yang ada dihadapanku saat ini. Namja itu.... Namja yang aku tabrak kemarin.. Jadi... Jadi ia sepupu oppa? Tidak mungkin! Dunia sangat sempit!
"Annyeonghaseyo." Sapaku padanya.
Namja itu sempat terkejut namun ia langsung tersenyum dan membungkukkan badannya padaku.
"Annyeonghaseyo. Perkenalkan aku sehun sepupu jongin." Ucapnya mengulurkan tangan.
"Ne aku sudah tahu dari oppa. Perkenalkan aku soojung, geundae... Kau tidak memanggilku krys lagi?" Tanyaku keceplosan, ah sepertinya mulutku harus dijahit dari sekarang.
"Aniyo, kau benar aku salah orang. Kalian hanya mirip. Apa aku boleh masuk?" Tanya namja itu.
"Oh tentu, oppa sudah di ruang makan. Kajja." Ucapku kemudian mengantar sehun ke ruang makan.
"Oh Sehun!" Ucap oppa ketika melihat sehun, ia langsung menghampiri sehun dan memeluknya lalu mengajaknya menuju ruang makan.
Heoll~ Sekarang aku seperti dianggap tidak ada olehnya.
"Soojung-ah , apa yang lakukan disana? Kajja kita makan bersama." Ucap oppa menghampiriku kemudian menarik tanganku. Tiba-tiba saja aku tersenyum, oppa memang terbaik hihihi.
Dimeja makan aku hanya mendengarkan obrolan antara dua namja dihadapanku. Sesekali sehun menanyakanku dan aku membalas pertanyannya. Mengapa wajah sehun seperti tidak asing?
Soojung POV end
Sehun POV
Aku terus memperhatikannya yang sedang makan didepanku. Ini bukan mimpi kan? Ia benar-benar masih hidup kan?
Rasanya aku benar-benar ingin memeluknya. Mengapa ia memakai nama aslinya? ahhh ternyata kalung itu masih ia gunakan. Kurasa itu alasan jongin memanggilnya soojung. Geundae... Banyak hal yang ingin kuketahui. AKu harus segera menanyakan ini pada jongin.
"Jong, aku ingin ke kamarmu. Sudah lama sekali aku tidak masuk ke kamarmu." Ucapku pada jongin.
"Gurae? Kalau begitu ayo kita keatas. Soojung-ah aku ada urusan dengan sehun. LEbih baik kau istirahat saja di kamarmu. AKu akan membereskan semuanya ini nanti." Ucap jongin ramah padanya, ya jongin memang orang yang baik.
"Ne oppa." Ucap soojung patuh dan memberikan senyum indah itu pada jongin.
Aku dan jongin memasuki kamarnya. Kami langsung merebahkan diri dikasur.
"Jong apakah soojung gadis hilang ingatan yang kau tolong?" Tanyaku pada jongin.
"Ne. Wae?"
"Kau... bisakah kau berjanji menjaganya untukku?" Pintaku pada jongin.
"Mwo?" Ucap jongin terkejut, sepertinya ia belum paham.
"Gadis itu... ia... ia mantan kekasihku yang hilang jong.." Ucapku sedih.
"Jadi soojung adalah krystal?" Tanyanya padaku. Ia langsung duduk dan menatapku tidak percaya.
Haruskah aku menjelaskan pada jongin?
TBC