Thank You

By Vinhela

351K 12K 1.3K

Aku berjanji tidak akan pernah membuka hati lagi untuk lelaki manapun - Azalea Mourin Putri Mungkin aku har... More

Part 1
part 2
part 3
part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
part 23
Part 24
Part 25
part 26
part 27
part 28
Part 29
Part 30
part 31

Part 14

10.2K 350 7
By Vinhela

Beberapa minggu ini semua pekerjaanku berjalan dengan lancar. Beberapa minggu ini aku tidak pernah makan dikantin untuk menghindari axel. Aku tidak pernah merespon telpon ataupun pesan darinya.

Hari ini pekerjaanku tidak terlalu  banyak dikantor. Bu diana sedang berada diluar kota untuk dua hari kedepan. Saat makan siang aku menerima telpon dari mila bahwa aldo kecelakaan dan dirawat dirumah sakit. Setelah menyelesaikan pekerjaanku. Aku ijin pamit pulang duluan pada pak Mario. untung saja diijinkan.

Aku pulang kerumah sebentar untuk mandi sebelum pergi kerumah sakit. Selesai mandi aku beres beres dan membeli sesuatu di supermarket dekat rumahku untuk kubawa menjenguk aldo.

aku membayarkan ongkos taxi ku dan berlari menuju rumah sakit. Aku menanyakan ruangan aldo pada recepcionis rumah sakit. Aku mengikuti arahan salah satu bidan rumah sakit ini untuk sampai diruangan dimana aldo dirawat.

"Hei, Aldo gimana" seruku memeluk mila yang kebetulan menunggu diluar ruangan

"Udah lumayan lea, tadi baru selesai dioperasi, baru aja dipindahkan ke ruang rawat inap, kata dokternya belum bisa dijenguk" seru mila masih menangis dipelukanku

"Orang tuanya sudah tau?" Tanyaku setelah mila melepas pelukannya

"sudah le, tadi sudah datang kesini,  mereka lagi pulang sebentar memgambil baju" seru mila

Aku menemani mila menunggu di luar.

"kok sampai di operasi mil?" Seruku pelan

"ada beberapa kaca tertancap ditangannya le jadi harus dioperasi kata dokter" tutur mila.

"Pasiennya sudah bisa siuman dan sudah bisa dijenguk, tapi satu orang aja yang bisa masuk" seru suster yang baru keluar memeriksa keadaan aldo

"Kamu aja duluan Mil, aku nanti aja"     seruku. Mila masuk kedalam sedangkan aku menunggu diluar. Aku mencari sesuatu yang bisa ku minum. Aku merasa haus setelah lari lari tadi.

Aku mengirimkan pesan pada mila kalo aku pergi membelikan minuman. Sesampainya dilantai paling bawah aku mencari cari minimarket. Tadi aku sempat bertanya pada salah satu suster dirumah sakit ini. Katanya ada minimarket di lantai dasar paling sudut.

Setelah mondar mandir kesana kemari aku akhirnya menemukan minimarket dari rumah sakit terbesar di kota ini. Aku membayarkan belanjaanku.
Aku minum sebentar disamping minimarket untuk memuaskan rasa hausku. Setelah cukup. Aku kembali keruangan Aldo

Aku menekan tombol lift
"Ting" lift terbuka aku masuk kedalam, tidak ada orang disana. Saat lift hampir tertutup seseorang menekan tombol lagi membuat lift terbuka. Orang itu masuk kedalam. Aku kaget saat melihat orang itu masuk kedalam lift. Dia adalah axel  lengkap dengan pakian dinas dokternya.

"Beb, ngapain disini?" Tanyanya yang juga kaget mendapatiku didalam lift

"Mau kelantai berapa?" Tanyaku sebelum memencet tombol lift

"Ke lantai 20 beb" ujarnya. Aku menekan angka 20

"Kamu ke lantai 20 juga" tanya axel aku hanya mengangguk. Sekilas aku mengamati penampilannya dari atas hingga ke bawah. Tetap perfecto seperti biasanya ditambah jas dokter yang menempel dibadannya. Dan rambutnya yang sedikit acak acakan.

"Siapa yang sakit?" Tanya axel memecah keheningan

"Teman" jawabku cuek

"aku kirain kamu merindukan aku sampai datang kerumah sakit tempatku bekerja" ujarnya tanpa berpikir

"Ha..ha...ha.. mimpi" ujarku ketus. Aku membuka botol minumanku dan meneguknya

"Maaf ya beb, aku gak ngabari kamu beberapa minggu ini. Pasienku banyak banget sampai sampai ketemu sama kamu susah"   ujarnya membuat air yang kuminum tersembur keluar.

"Kok jadi grogi sih beb" ujarnya mengambilkan sapu tangan dari kantong jasnya dan melapkannya ke bajuku yang basah

"Nggak perlu" ujarku ketus, aku menyingkirkan tangannya

"Ting" lift terbuka

Aku melangkahkan kakiku keluar dari lift menuju ruangan aldo. Axel mengekor dari belakangku. Aku berhenti dan berbalik.

"Bisa nggak sih jangan ikutin aku" seruku padanya yang berhenti tepat dibelakangku

"Siapa yang ngikutin kamu sih beb, aku mau memeriksa pasienku" jawabnya

Aku melanjutkan langkah kakiku, kebetulan ruangan aldo berada paling ujung. Aku berhenti dan berbalik lagi.

"Apakah pasienmu juga berada diruangan ini?" Seruku kesal karena dia mengekor hingga ke ruang aldo di rawat

"Ia beb" jawabnya enteng

"siapa nama pasienmu?" Seruku kesal melihat tingkahnya

"Aldo beb, dia korban kecelakaan. selesai aku operasi

Dipindahkan keruangan ini. Sekarang aku ingin memeriksa keadaannya" ujarnya tepat diwajahku. Seketika itu juga aku terdiam karena sudah terlalu Ge-er

Axel menekan knop pintu meninggakkanku mematung di pintu. Aku mengekor masuk kedalam menahan malu. Mila dan Aldo sedang bercanda gurau di dalam.

"Selamat malam, saya ingin memeriksa keadaan pasien sebentar" ujar axel

"Silahkan dok" seru mila berdiri memberikan ruang pada axel untuk memeriksa aldo

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya axel pada aldo saat memerika luka aldo

"Sudah lumayan dok, hanya saja sedikit perih" jawab aldo

"itu karena obat biusnya sudah mulai habis, kalo masih perih nanti akan saya bilang asisten saya untuk memberikan obat untuk mengurangi rasa perihnya" ujar axel

" baik dok" seru Aldo

"Sejauh ini sih sudah lumayan sehat, tinggal menunggu lukanya kering. setelah itu sudah boleh pulang" seru Axel

"Baik dok, terimakasih" jawab aldo

"Kalo begitu saya permisi dulu" seru axel pamit, aldo dan mila senyum pada axel. Aku mendekati aldo

"Gimana keadaanmu?" Tanyaku pada Aldo

"Eh beb, kamu pulang sama siapa?" Tanya axel tiba tiba. Aldo dan mila menatap aneh padaku.

"Oh ia, aku lupa mengenalkan diri, saya dokter Axel Johan Matthew kekasihnya Lea" ucap axel memperkenalkan diri. Mila dan aldo menatapku heran

"Saya mila dok, sahabatnya lea. Dan ini aldo pacar saya yang juga sahabatnya lea" ujar mila ikut memperkenalkan diri

"kapan kapan kita bisa double date dong" seru axel.

" boleh juga dok" seru mila semangat.aku harus memberi axel pelajaran setelah ini. Axel sudah keluar meninggalkan kami bertiga.

"jadi itu axel yang sering kamu ceritain?" Tanya mila menepuk pundakku. Aku hanya mengangguk

"Astaga lea, kamu beruntung banget bisa dapatin dia. Aslinya jauh lebih ganteng dari foto yang kamu tunjukan kemarin" seru mila antusias

"Kamu benaran pacaran sama dia?" Tanya aldo padaku

"Nggal kog al, kami hanya pura pura pacaran. Ceritanya panjang deh pokoknya. nanti kalo kamu udah sembuh baru aku ceritakan" ujarku

"Eh gimana ceritanya sih sampe bisa kecelakaan, mikirin mila ya?" Tanyaku pada aldo sebelum dia menanyakan lebih jauh tentang axel

"Namanya kecelakaan mana  bisa kita duga lea" ujar aldo geleng geleng

"Tapi tau nggak al, tadi pas kamu belum siuman, mila nangis bombai diluar, saking khawatirnya sama kamu" seruku meledek

"Emang kamu nggak khawatir samaku?" Tanya aldo

"Khawatir kok. cuman nggak sampai nangis  bombay kayak mila" seruku

"Ia nggak nangis bombay, tapi dengar kamu kecelakaan. Lea langsung ijin dari kantor loh yank. Pulang kerumah dan buru buru kesini, sampai lari lari pula itu" giliran mila yang meledekku

"Ia lah buru buru, siapa tau aldo mau nyampein pesan pesan terakhirnya" seruku bercanda

"Jahat banget sih doanya" seru mila dan aldo kompak

"Ciee yang kompak, bakalan jodoh sepertinya" seruku tertawa

"Oh ia lea, kamu nggak pulang? Ini udah malam?" Seru aldo

"pulang kog al, nggak usah diusir" seruku kesal

"Bukan ngusir loh Azalea Mourin Putri pacarnya dokter Axel. Ini udah larut malam, takutnya kamu kenapa napa dijalan" seru aldo

"Ia tau, kok jadi yang sakit sih yang bawel" ujarku heran

"Susah memang ngomong sama kamu lea" seru mila kesal

"Ia deh, princess pulang dulu ya" seruku mengambil tasku

"mana ada princess tingginya semeter kotor, tapi kalo kurcaci mungkin" seru aldo meledek

"Eh mil, kalo aldo nggak sembuh juga suntik mati aja" seruku kesal

"ia disuntik mati, habis itu aku gentayangin kamu" seru aldo tidak mau kalah. Itulah gambaran kalo aku dan aldo sudah bertemu. Lebih banyak bertengkarnya dan lebih sering ngomong kasar. Tapi kami tidak pernah menyimpannya dalam hati. Karena begitulah kami membangun persahabatan kami. Untung aja mila selalu mengerti.

"Kalian berdua ini kapan sih akurnya?" Seru mila melihat tingkahku dan aldo

"Udah ah mending aku pulang, cepat sembuh ya al, kasihan tuh mila jagain kamu" seruku meledek aldo

"Ia princess kurcaci, hati hati dijalan" seru aldo

"Aku antar sampai lobby ya" seru mila menawarkan

"Nggak usah mil, aku sendiri aja, kasihan aldo nggak ada yang jagain ntar diculik sama

Tuyul lagi.

"Tuyul itu nyuri uang kali bukan orang" seru aldo

"Tuyul sekarang kan udah modern, maunya nyulik orang apalagi orang orang nyebalin seperti aldo" seruku membuatnya tertawa

"Udah ah, yang ada kamu gak pulang pulang nanti lea" seru mila menghentikan perdebatab gak jelas kami dengan aldo

"Tau nih kurcaci, masih kangen mungkin samaku" seru aldo

"Amit amit" jawabku refleks

"Aku pamit ya" seruku meninggalkan mereka berdua masih tertawa. Aku yakin mereka akan menggosipkanku. malam sudah agak larut, kedua orang tua aldo belum kembali kerumah sakit. Rumah sakit sangat sepi. Aku keluar dari kamat inap aldo. Aku menutup pintu dengan sangat pelan.

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya seseorang dengan suara baritonnya mengagetkanku

"Astaga, bisa nggak sih jangan ngagetin?" Ujarku mendapati axel berdiri di sebelah pintu. Sepertinya dia menungguku dari tadi

"Aku antar ya" ujarnya menawarkan
"Nggak usah, aku bisa kok pulang sendiri" seruku ketus berjalan meninggalkannya

"Lea" panggilnya

"Azalea Mourin Putri" panggilnya lagi, tapi kuhiraukan

"Princess kurcaci" panggilnya lagi sedikit mengimbangi jalanku. Aku berhenti melangkah berbalik kearahnya

"Sekali lagi kamu panggil aku dengan sebutan itu awas aja" ancamku

"klo nyonya matthew gimana?" Tanya axel lagi

"Itu juga jangan" jawabku ketus

"Jadi panggil apa dong?" Tanya axel

"Panggil nama aja" jawabku berlalu meninggalkannya. Aku menekan tombol lift dan masuk.  begitu juga dengan Axel. Aku menekan tombol untuk sampai ke lobby.

"Aku antar kamu pulang ya, kebetulan aku sudah selesai bekerja" ujarnya menawarkan diri

"Nggak usah" seruku ketus

"Klo kamu nggak mau aku antar, aku akan menelpon orang tuaku untuk melamar diana besok" serunya mengancam

"bodo amat" seruku

Dia mengambil ponselnya dari sakunya dan menekan beberapa tombol. Dia menempelkan ponselnya di telinganya.

"Halo mi, kalo aku melamar diana  besok gimana?" seru axel ditelpon
Dia menatapku

"Ia aku mau" jawabku menyerah

"Oh ia mi, itu bercanda ya" ujarnya setelah aku menerima ajakanya

"....."

"Ini mau pulang ke apartemen mi, tapi mau ngantar calon menantu mami dulu pulang"

"......"

"Kapan kapan aku kenalin deh sama mami, tunggu aku free" serunya

"......"

"Ia mamiku sayang. i Love You" serunya dan memutuskan sambungan telepon.

"Ting" lift terbuka. Kami berdua keluar dari dalam lift berjalan menuju parkiran. dia membukakan pintu untukku, aku masuk ke dalam dan duduk. Axel juga demikian.

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 760 2
#Book 1 THIS PSYCHOBABY WITH A DEADLY OPIATE! { Harap follow wattpad dan sosial media penulis sebelum baca biar kalian gak ketinggalan notifikasi, in...
13.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
55.3M 4.2M 60
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...