Siang itu, Christo sedang duduk di dalam kamarnya sambil membaca novel yang baru kemarin dibelinya di toko buku.
Christo memang suka membaca. Karena dengan hal ini, Christo bisa lebih mengerti dunia ini, mengerti tentang orang lain, dan lebih mengerti tentang cinta.
Jarang sekali memang ditemukan cowok seperti Christo, cowok ganteng, kutu buku, dan lebih suka menyendiri. Karena kebanyakan cowok lebih suka untuk bermain, ngumpul sama Teman-teman hanya untuk nongkrong sesama cowok - cowok ganteng tau sekedar mencari popularitas dengar kegantengan mereka.
Saat Christo sedang asyik membaca buku, Christo mendengar suara bising dari tetangga sebelahnya, karena penasaran Christo membuka jendelanya dan melihat rumah yang tepat berhadapan dengan rumahnya itu.
"Ternyata ada tentangga baru," Gumam Christo.
Tepat di seberang sana, terdapat satu keluarga sedang memindahkan barang - barang mereka, sebenarnya bukan anggota keluarga itu yang memindahkan barang - barang, lebih tepatnya orang - orang yang disewa keluarga itu untuk memindahkan barang - barang mereka untuk dimasukan kedalam rumah keluarga itu.
"Yang itu disebalah sana yah pa!" Kata seorang Ibu itu,"
"Iya bu."
"Yang itu lebih cocoknya disebelah sini saja,"
Begitulah keadaan di dalam di lantai bawah rumah ini, sedangkan di lantai atas, seorang anak sedang mencari kamarnya. Ketika sampai di kamarnya, Ditha mulai meneliti setiap sudut kamarnya.
"Kamar baru yang bagus." Gumam Ditha.
Kamar itu bernuansa biru langit dengan Pernak-pernik doraemon, mulai dari kasur, lemari, meja belajar dan barang - barang lain di kamar itu. Ini semua sesuai permintaan Ditha, agar kamar ini harus sudah diisikan barang - barang seperti ini. Dari kecil Ditha memang sudah menyukai doraemon menurutnya doraemon itu lucu.
Setelah melihat - lihat Ditha mulai membuka kopernya dan meletakan pakaiannya di lemari. Setelah selesai ditha ingin melihat lingkungan barunya, Ditha pun membuka jendela kamarnya dan mulai melihat sekeliling.
"Rumah baru, kamar baru, lingkungan baru. Semoga dapat teman baru juga," Gumam Ditha pelan.
"Ditha, kalau sudah selesai lihat - lihat kamarnya, janga lupa turun kita makan. Teriakan Ibu Ditha membuat Ditha sadar bahwa memang dari tadi Ditha belum makan dan dengan segara Ditha turun menuju ruang makan.
"Bun, kita makan apa? Tanya Ditha.
"Itu udah Bunda pesani makanan, soalnya bunda nggak sempat masak waktu kesini.
"Oke Bunda, Ditha Makan yah."
"Ia sayang. Ditha mulai besok kamu udah mulai sekolah lagi yah, kasihan otak kamu udah beberapa hari nggak diisi pelajaran.
"Ia Bun".
"Inget disekolah yang baru jangan cari masalah lagi, jangan buat nama Bunda tercemar lagi.
"Ia Bun", sekolahnya dimana memang Bun?
"Sekolah Harapan Bangsa."