Happy Reading Guys
Maaf udah lama gak update😄
Diusahin secepatnya kok😚😚
***SHK POV***
"Minumlah, sebelum kau mati kedinginan" ucap suara yang sudah mulai kukenal. Dengan perlahan aku mendongakkan kepala dan melihat pria tadi mengulurkan segelas kopi panas.
Aku hanya menatapnya tanpa melakukan apa-apa, aku tidak mengerti jalan pikiran pria dihadapanku ini, bukankah ia tadi sudah pergi?
"Wae? Kenapa kau memandangku seperti itu? Dan apa kau menangis?" tanyanya.
Aku menggeleng pelan dan kembali menundukkan kepalaku rasanya sangat lelah untuk beradu argument dengannya.
Aku tidak menangis, hanya saja perasaanku saat ini sangat buruk dan jujur saat aku tahu aku akan sendiri kembali di sini sedikit membuatku takut.
"Hm.. kurasa kau takut kutinggalkan disini hmm??" ujarnya dengan angkuh. Dam kali ini aku tidak bisa diam.
"Jangan asal mengatakan sesuatu tanpa berpikir!" kataku singkat yang ingin menyindirnya.
Kali ini aku mendengar suara tawanya yang cukup nyaring
"Aku tahu kau pasti sangat ketakutan. Apakah dalam keadaan seperti ini pun kau masih angkuh aghassi?"
"Diam kau!!" bentakku dengan tatapan tajam kearahnya. Lihatlah, bagaimana dia tersenyum kecil seperti itu saat aku sudah sangat ingin memukulnya kembali.
Memang dia adalah pria aneh.
"Dasar keras kepala! Ini! apa kau ingin aku membuangnya saja" kembali ia mengulurkan gelas kopi tersebut kearahku.
Dinginnya malam memang sudah seperti menusuk sampai ketulangku dan minum kopi sepertinya adalah ide terbaik tetapi pria tersebut membuatku takut meminumnya.
"Aku tak memberinya racun, jika itu menjadi pikiran kepala batumu!" ujarnya kembali yang membuatku langsug mengambil gelas ditangannya.
Dia terlalu banyak bicara dan memancing emosiku. Kalau saja aku mati, satu hal pasti aku akan menghantui hidupnya.
Gelas kopi yang mengepulkan asapnya terasa hangat dalam genggaman tanganku. Dengan pelan aku menyeruputnya dan kehangatan seperti menjalar dalam tubuhku.
Aromanya juga khas, menghirup aroma kopi seperti ini membuatku merindukan Han Hyo Joo. Dia tidak akan pernah lupa menghirup aroma kopinya sebelum meminumnya.
Huah... sekarang saja aku sudah merindukan mereka.
"Aneh!!" komentarnya pelan tetapi sangat jelas ditelingaku.
"Kau mengataiku?"
"Kau merasa aneh? Baguslah jika kau sadar!!" ucapnya sarkatis yang membuat khayalan manisku hilang begitu saja.
"Tidak bisakah kau diam dan tenang sebelum aku menyirammu dengan kopi ini!" ujarku kembali tanpa mentapnya.
Malam semakin sepi dan kali ini suara kendaraan yang berlalu lalang pun semakin sedikit. Aku juga tidak tahu harus kemana di malam seperti ini.
Hanya pria ini yang kukenal, aku menatapnya sebentar. Dia bahkan tak bersahabat sama sekali.
Kembali ke Bandara? Kalau bertemu dengan mereka mungkin nanti aku akan dikubur hidup-hidup.
"Kau ingin kemana??" suara itu kembali bergema di heningnya malam ini.
Aku mendongakkan kepalaku memastikan bahwa dialah yang berbicara. Aku mendengus pelan
"Entahlah! Tidak ada satupun orang bisa dipercaya!!" ucapku asal.
"Kau menyindirku?" tanyanya kemabli dengan tajam.
"Kau merasa?"
Kali ini ia tersenyum kembali dan berjongkok tepat dihadapanku "Kau seharusnya lebih berhati-hati ditempat asing seperti ini. dan kurasa kau juga terlalu berani" komentarya dengan sinispadaku.
"Apa kali ini kau mengancamku?" tanyaku dengan berani.
"Anniyo. Aku hanya memperingatkanmu. Ini sudah malam dan kau tak punya tujuan"
Aku hanya mengangguk dan menatapnya sendu, apa kali ini aku meminta pertolongannya. Tak ada pilihan lain setidaknya aku bisa sedikit mempercayainya.
"Hm.. apa aku bisa meminta pertolonganmu? Ya aku tahu, aku pasti akan memberimu bayaran jika itu yang kau pikirkan, tapi jangan mahal-mahal aku bukan liburan disini" ucapku dengan ragu padanya.
"Apa sekarang kau berubah pikiran dan percaya padaku?" tanyanya menggodaku lagi. pertanyaan seperti ini sangat menjebak, dan membuatku kesusahan jika menjawab dengan salah.
"Aku tak punya pilihan" kataku dengan cepat.
Kali ini pria tersebut terkekeh pelan dan sepertinya ia meledekku kembali. Kalau saja bukan karena meminta bantuanya mungkin wajah mulusnya itu sudah kupukul.
"Apa yang bisaku bantu untuk gadis keras kepala sepertimu? hm..?"
"Berhenti mengatakan seperti itu"
Entah terbuat dari apa kepala pria yang sedang ada dihadapanku ini, kami selalu saja menemukan topik yang membuat kami selalu beradu argumen seperti sekarang.
Bisa-bisanya dia memancing emosi seseorang sesuka hatinya saja.
"Aku tak tahu harus kemana dimalam seperti ini, tidak ada satupun orang yang kukenal di New York. Hm.. bisakah aku menumpang satu hari saja ditumahmu sebelum aku menemukan tempat tinggal... Ya..Ya.. aku tahu perlu bayaran" ucapku seadanya sambil memperhatikan reaksinya terhadap ucapanku.
Bukan tatapan kasihan, kali ini ia tertawa dengan terpingkal-pingkal membuatku semakin ingin menendang kakinya kembali, aku tidak tahu sisi mana dari ucapanku yang perlu ditertawainya.
"Aku membenci tawamu seperti itu!" komentarku ketus padanya
***Author POV***
Semilir angin malam berhembus pelan menerpa wajah gadis itu dengan cepatnya. Ia menengadahkan tangannya keluar menikmati angin malam kota New York, kota impiannya. Tak peduli rambutnya yang berkibar tak beraturan angin malam seperti ini sangat menenangkan.
"Tutup kaca itu, kau ingin masuk angin dan merepotkanku!!" interupsi suara itu seperti petir di siang hari bagi Song Hye Kyo, seketikan kenyamanan itu hilang tak bersisa.
"Apa kau selalu ingin menggangguku, menyertilah dengan baik!! Aku harus aman sampai tujuan!" jawab Song Hye Kyo dengan sangat ketus.
"Seharusnya memang aku tak mengangkutnya" bisik pria itu sangat pelan.
"Hey Tuan aku mendengarnya!!" protes Kyo dengan wajah cemberutnya.
Song Joong Ki dengan berat hati membantu Song Hye Kyo karena memang rasa kasihannya masih tersisa sedikit sehingga dengan baik hatinya ia mau menampung gadis yang tak dikenalnya itu.
Bukankah seharusnya gadis ini takut padanya, karena baru pertama kali bertemu? Namun pada kenyataannya Song Joong Ki lah yang takut melihat Song hye Kyo yang sedari tadi tersenyum menatap gelapnya malam diluar sana.
Perjalanan kali ini terasa sangat singkat dan melelahkan bagi Song Joong Ki, niat hati ingin bersenang-senang sekarang ia harus menampung orang asing ditempatnya. Ini aneh, ia tidak memperbolehkan orang yang dikenal masuk kedalam apartemennya malah sekarang membiarkan orang asing tinggal walaupun hanya semalam.
"Tolong angkatkan koperku!" ujar Song Hye Kyo dengan santainya dan turun meninggalkan Song Joong Ki yang masih sedikit kaget.
Apa dia barusan menyuruhku? Yak!!!
"Buka pintunya aku sangat lelah" ucapnya kembali dengan sangat tenang.
Kali ini Joong Ki menatapnya dengan tajam, membawa koper ini saja ia belum mengucapkan terimakasih sekarang sudah menyuruh sesuka hatinya.
Pikiran Song Joong Ki benar-benar kecau karena ulah gadis itu.
Song Hye Kyo cukup kagum dengan suasana apartemen Song Joong Ki, bagaimana bisa pria yang tinggal sendiri disini memiliki tempat yang sangat rapi.
"Apa kau sudah menikah?" tanya Kyo yang langsung membuat Song Joong Ki kembali terkejut.
Wah!! Gadis ini benar-benar bisa membuatku mati berdiri!!
"Mwo?? Apa aku tak salah dengar!!" tanya Joong Ki memastikan pendengarannya masih sangat baik.
"Aniyo aku memang menanyakan apa kau sudah menikah"
Gadis polos memang sangat menyebalkan!!
"Apa aku tampak seperti pria beristri?"tanya Joong Ki menatap Song Hye Kyo yang masih sibuk mengedarkan tatapannya pada ruangan diapartemen Joong Ki.
"Tepatnya Pria tua yang cerewet!! Pasti kau ditinggalkan istrimu!" ucapnya kembali dengan santainya sambil melihat koleksi guci antik milik Song Joong Ki.
Lain dengan Song Hye Kyo yang sangat santai, Joong Ki sudah sangat kesal dengan apa saja ucapan yang keluar dari bibir mungil Song Hye Kyo.
Memang aku bodoh menampungnya!! Penyesalan selalu saja datang terlambat
Kali ini Joong Ki tak bisa diam dengan apapun pernyataan dari Song Hye Kyo dengan cepat ia melangkah memperkecil jarak mereka.
"Baikalah, aku sudah bosan berlagak baik!!"
"Aku akan koreksi semua pernyataanmu yang sangat tidak pantas tersebut.." ucapnya sambil tangannya berada dibahu Song Hye Kyo.
Song Hye Kyo yang cukup kaget merasa keanehan saat tangan pria itu tepat dibahu mencekramnya pelan.
"Aku bukan pria beristri ataupun ditinggalkan oleh istriku!! Satu lagi, mengapa kau menyuruhku semaumu saja!!" ucapnya dengan nada yang keras dan sedikit mencengkram dengan keras bahu Hye Kyo.
Song Hye Kyo sedikit meringis karena cengkraman Song Joong Ki yang terlalu kuat. Song Joong Ki yang melihat ekspresi Kyo seketika sadar dia hampir menyakiti gadis tersebut. Dengan cepat ia langsung melepaskan cengkramannya itu.
"Aku kan sudah mengatakan akan membayarnya semua, tentu saja aku harus memanfaatkan semua yang bisa kau lakukan!!" ujar Song hye Kyo dengan pelan dan bergetar kali ini dia sangat takut melihat Song Joong Ki.
Kepercayaan diri yang sudah ia bangun dari awal seketika kembali runtuh.
Mungkin benar tidak ada yang bisa membuat seseorang berubah hanya dalam beberapa jam. Itu terbukti dari lelaki tersebut sudah berani mencoba melukainya.
"Apa aku mengatakan iya untuk kesepakatan yang kau buat itu??"
"Semua orang akan setuju jika dibayar!" ucap Kyo dengan polosnya dan masih memberanikan diri menatap pria tersebut.
"Sudahlah!! Mungkin sampai pagi pun kita tidak akan selesai bertikai seperti ini. Dari sini kau belok kanan akan ada kamar disana, pakai kamar itu untuk malam ini" ujar Song Joong Ki sambil menunjukkan arah didepannya.
"Hm.. baiklah. Gomawo untuk bantuan semua mala mini" ujar Song Hye Kyo singkat dan menarik kembali kopernya dan perlahan berjalan meninggalkan pria tersebut
"Song Joong Ki, itu namaku..." ujarnya saat gadis tersebut sudah membelakangi dirinya.
Mendengar itu dengan pelan Song Hye membalikkan badannya
"Song Hye Kyo, itu namaku..."
⬇⬇
Thankyou untuk yang baca cerita aku vote apalagi comment disini..
Kalian semua buat aku semangat nulis😘😘
Jangan lupa vote⭐ and comment kembali guys😄😄