Uncrowned King [End]

By Ryoichishima

160K 4.8K 265

Highest Rank 6 dalam action (21 September 2017) Genre (Action - Fantasy - Romance[Minor]) Saat kekuatan manus... More

[1]
[2]
[3]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]

[4]

4.6K 507 22
By Ryoichishima

Hiura berjalan dengan cepat, dia terlihat sangat tidak nyaman dengan perlakuan Iva yang mengikutinya di belakang.

Dia terus menatapku, ini menakutkan! batin Hiura.

Sesampainya di kelas, Hiura segera duduk di kursinya lalu menangkubkan kepalanya di atas meja dan menutupi dengan tangannya. Sementara itu Iva masih berada di dekatnya atau lebih tepatnya di sampingnya.

"Hiura, mengakulah ... kau sebenarnya sangat kuat 'kan!?" ucap Iva sembari menggebrak meja.

"Hi ... aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan," jawabnya sembari menggigil ketakutan.

Teman-teman sekelasnya menatap mereka berdua, Iva yang merasakan tatapan temannya langsung membalas tatapan mereka. Dalam sekejap mereka langsung mengalihkan pandangannya.

"Hiura! Saat praktik nanti, kau harus berpasangan denganku, tunjukan kemampuanmu yang kemarin."

Setelah mengatakan demikian, Iva kembali ke tempat duduknya.

Seram, batin Hiura.

Tak lama kemudian pelajaran dimulai, Hiura berharap agar waktu berhenti, namun tidak mungkin waktu akan mengikuti keinginan Hiura, pelajaran demi pelajaran telah berlalu, dan tibalah waktunya untuk kembali praktik.

Ah ... berakhir sudah, batin Hiura.

"Hiura, cepat ganti bajumu dan pergi ke lapangan," ucap Gurunya.

"Baik, Bu."

Hiura berdiri dengan lesu, dia berjalan menuju ruang ganti dan mengganti pakaiannya. Setelah itu dia pergi menuju lapangan.

Harusnya aku lebih menahan diri, eugh ... betapa bodohnya aku, batin Hiura.

Di lapangan terlihat teman-temannya yang sudah berlari memutari lapangan.

"Hiura! Kau telat, cepat lari, karena kau terlambat maka kau harus berlari lima belas putaran," perintah Guru laki-laki bertubuh kekar.

Hiurapun mulai berlari, teman-temanya terlihat menertawainya, beberapa menit kemudian semua murid sudah selesai berlari, kecuali Hiura tentunya, dia memiliki putaran ekstra.

Dia menatap teman-temannya yang sedang mengatur napas mereka yang tersengal-sengal. Hiura hanya bisa menghela napas saat melihatnya.

Setelah selesai berlari, akhirnya diapun bergabung bersama teman-temannya, namun baru dia bergabung, teman-temannya sudah berpencar di sekitar lapangan.

"Eh?"

"Hiura, cepat cari tempat yang kau rasa aman, kalian akan melakukan pertarungan yang sangat keras, hanya satu pemenang diakhir nanti, dialah yang bertahan di tengah-tengah lapangan."

"Eh? Royal rumble? Pak, karena aku lemah, bisakah aku mengaku kalah lebih dahulu dan beristirahat di sini?"

"Hahaha, tentu saja ... tidak! Tidak ada pengecualian, tubuh yang sehat membantu seseorang untuk memperkuat dirinya. Cepat pergi atau aku akan memukulmu."

"Eh ...."

Dengan terpaksa diapun pergi menuju sudut lapangan.

"Baiklah, yang keluar dari lapangan berarti kalah, tidak ada alasan untuk sengaja mengalah atau keluar lapangan tanpa bertarung. Jika ada, aku akan menghukumnya, huahahaha, jadi bersiaplah. Kalau begitu, mari kita mulai!"

Murid-murid terlihat mulai bergerak, mereka menghadapi orang yang menurut mereka mudah dikalahkan terlebih dahulu, namun tak terlihat satupun ada yang bergerak menuju Hiura.

Ah ... mereka semua ingin menjadikanku lawan terakhir,ya?! Hahaha, sudah kuduga, batinnya.

Setiap siswa diperkenankan untuk menggunakan soul weaponnya, namun seperti biasa, Hiura hanya mengambil senjata–tantoyang disediakan oleh guru.

Boam!

Sebuah ledakan terjadi di sudut yang cukup jauh dari tempat Hiura berada, dia juga melihat beberapa temannya yang terbang keluar lapangan.

"Wah ... mereka seperti debu," komentarnya

"Jangan menghalangiku!" teriak seseorang.

"Eh? Mungkinkah?!"

Hiura meneteskan keringat dingin, dia tahu bahwa sosok yang berteriak tadi adalah Iva Shuuko.

Ledakan terjadi kembali, tentu saja diikuti beberapa siswa yang terbang ke luar lapangan. Setelah waktu berlalu cukup lama, akhirnya hanya sekitar sepuluh muridlah yang tersisa, dua puluh murid lainnya tengah menonton perjuangan teman-temannya.

"Ketemu! Hehehe."

"Eh?!"

Tawa Iva terasa seperti karakter jahat dalam sebuah cerita. Hal itu terjadi karena Iva telah menemukan sosok Hiura. Hiura dengan sigap mengambil posisi bertarung. Iva melesat dan menebas ke arah Hiura secara vertikal.

Hiura berhasil menahan serangan Iva, namun tubuhnya sedikit terjatuh ke bawah.

"Wa ... tahan sedikit tenagamu, Iva!"

"Tidak! Tidak mungkin aku bisa menahannya saat melawanmu!"

Iva mengambil lompatan mundur, dia menunggu kesiapan Hiura, setelah melihat Hiura yang sudah siap, diapun kembali menyerangnya.

Klang! Klang! Klang!

Suara besi yang berbenturan terdengar sangat nyaring, selain itu Hiura terlihat hanya bertahan, dan juga saat Hiura dan Iva bertarung, entah mengapa Iva masih sempat menyingkirkan sisa teman-temannya yang bertahan di lapangan, murid-murid sendiri merasa hal itu luar biasa namun tetap terlihat seperti tanpa kesengajaan. Itu terjadi karena saat Iva mengayunkan pedangnya, Hiura dengan sigap menghindari serangan tersebut dan berakhir mengenai murid lainnya.

"Hahaha, menarik bukan? Itulah Hiura. Jika kalian berpikir untuk menjadikannya sebagai lawan terakhir di pertandingan tadi, kalian salah besar. Dia memang tak sekuat kalian, tapi strateginya mampu menyingkirkan kalian dengan baik seperti sekarang ini. Jika aku menjadi kalian, aku akan menyerang Hiura terlebih dahulu. Dia itu iblis strategi," ucap Guru olahraga tersebut.

Murid-murid mengangguk paham dan berkata "Oh". Tentu saja Hiura tidak tahu hal itu.

Setelah beberapa menit, di lapangan tersisa dua orang. Itu tak lain adalah Hiura dan Iva. Mereka berdua bertarung secara hebat, bahkan terlihat beberapa kawah kecil di lapangan.

"Iva, apa kau akan bertarung dengan seluruh kekuatanmu sampai akhir?"

"Tentu saja. Aku tahu kau kuat, karena itulah cepat tunjukan kekuatanmu seperti di dojo."

"Eh? Itu ... aku hanya sedikit cepat saja."

"Pembohong!"

Iva menebas dengan keras, namun Hiura berhasil menahannya, tentu saja dia terseret ke belakang beberapa meter.

Krak!

Prang!

Tanto yang digunakan oleh Hiura hancur lebur, kini dia tidak bersenjata.

Teman-teman sekelasnya menghela napas, mereka menganggap pertarungan telah berakhir. Tapi berbeda dengan guru, dia terlihat semakin tertarik.

"Hoho ... yang lebih menarik akan segera dimulai."

Iva melesat dan mencoba menebasnya secara vertikal, Hiura terlihat tidak bergerak sama sekali dan terlihat akan terkena tebasan Iva.

Boam!

Sebuah ledakan terjadi, debu berterbangan ke mana-mana. Setelah debu menghilang, murid-murid melihat pedang Iva yang menghantam tanah, selain itu Hiura hanya berdiri di samping pedang milik Iva.

"Iva meleset?" ucap seorang siswi.

"Tidak, kau mungkin tidak menyadarinya, tapi Hiura mengubah arah tebasannya," jawab Guru.

"Eh?"

Hiura melompat mundur, sesaat kemudian mereka berdua melesat dan kembali bertarung, pertarungan terjadi dalam kecepatan yang hebat, sebenarnya jika disebut pertarungan, hal itu hampir dikatakan mustahil, karena saat itu, Hiura tidak memegang senjata, dia juga tidak menggunakan soul weaponnya.

Yang dilakukan Hiura hanyalah menghindar atau menggeser sedikit arah tebasan Iva dan membuatnya meleset, sesekali Hiura mencoba untuk memukul Iva.

"Menurut kalian, Hiura tidak kuat bukan?"

Murid-murid segera mengangguk.

"Ya, itulah yang kita lihat saat ini ... tapi! Dia menutupinya dengan kecepatannya. Dia tahu bagaimana cara menutupi kelemahannya saat ini, bila dia tidak kuat saat ini, maka dia cukup membuat strategi dan bergerak dengan kecepatannya."

Boam!

Boam!

Setelah ledakan terjadi, Iva menedang dada Hiura, tentu saja hal itu berhasil ditangkis Hiura dengan menyilangkan tangannya di depan dada, namun dia juga terseret mundur beberapa meter. Tak puas dengan itu, Iva melompat dan bersiap dengan tebasan berkekuatan penuh.

Klang!

Suara besi yang beradu, tapi itu bukan karena Hiura, melainkan Guru yang menahan serangan Iva dengan sebuah pedang besi.

"Baik, cukup sampai disitu. Semuanya berakhir, pemenangnya adalah Iva."

Iva terkejut, dia tidak mengerti mengapa Gurunya berkata demikian, akhirnya dia sadar saat melihat Hiura yang selangkah keluar lapangan.

Iva terlihat kesal dan berbalik. Dia melangkah cepat meninggalkan lapangan tersebut.

[Rabu, 31 Mei 2017]

Continue Reading

You'll Also Like

108K 12.1K 39
[ On going ] "Kalian diperbolehkan untuk membunuh satu sama lain." "Saat di akhir, satu orang dari kalian akan menjadi MVP." • • • Bukankah sekolah t...
53.2K 985 67
Kisah kehidupan seorang wanita yang terperangkap dalam hubungan dengan seorang mafia kejam. _Sydney Violet Anderson, seorang mahasiswa di universitas...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...