"APA?!!!" Nafa langsung membekap bibir Franda yang berteriak.
"Gak usah teriak bisa kan? Ini rame loh,Nda."
Saat ini mereka sedang berada dikoridor untuk menuju parkiran. Bel baru saja berbunyi,dan masih banyak anak-anak lain yang juga berlalu lalang dikoridor.
"Lo sama Zidan...." Perkataan Franda menggantung. Dia terlalu kaget dengan cerita Nafa.
Nafa mengangguk, "Iya,dan yang lebih parah lagi Zidan buka baju didepan gue."
Franda baru akan memekik,tapi tangan Nafa sudah membekap bibirnya,lagi.
"Gak usah heboh. Malu diliatin." Franda mengangguk,dan menarik nafas dalam-dalam ketika tangan Nafa tidak membekapnya lagi.
"Mata lo udah gak suci lagi Fa." Franda menggeleng-geleng dengan dramatis.
Nafa menoyor kepala Franda, "Hello!! Terus apa kabar sama lo yang nyari foto Luke Hemmings lagi shirtless?" Franda terkikik.
"Itu kan fotonya aja. Lah elo,liatnya secara live." Franda masih mengelak. Tidak mau dirinya disalahkan oleh Nafa.
"Halah,terserah lo dah." Lalu Nafa meninggalkan Franda sendirian dikoridor.
"Woy tunggu!!!" Franda segera berlari menyusul Nafa yang beberapa langkah didepannya.
Setelah dirasa langkahnya dengan Nafa sejajar barulah Franda berhenti berlari.
Nafa memang telah menceritakan semua kejadian di uks tadi. Tanpa dilebih-lebihkan atau dikurangi. Semuanya ia ceritakan dari awal sampai akhir.
Franda meresponnya juga tak kalah dahsyat. Apalagi saat Nafa menceritakan bagaimana Zidan membuka baju dihadapannya.
Franda memekik kaget. Franda bilang itu adalah anugerah dari Tuhan yang dikirimkan untuk Nafa. Nafa pun mengangguk menyetujuinya.
Nafa tidak pernah merasa menyesal di hukum Bu Wiwik. Karena berkat Bu Wiwik,dirinya bisa sedekat itu dengan Zidan. Walaupun hanya sementara.
***
"Ah sial!!" Nafa menendang motor matic yang berada didepannya.
"Cobaan apalagi ini Tuhan." Nafa mengeluh kesal. Ban motornya bocor. Franda sudah pulang dari tadi karena mamanya yang terus menelpon.
Lalu,pada siapa Nafa akan meminta bantuan? Bahkan sekolah ini saja sudah mulai sepi. Hanya terlihat beberapa siswa yang berkeliaran disekitar sekolah.
"Gue telpon mama aja." Nafa mengeluarkan handphone dari saku roknya dan segera mencari kontak mamanya.
"Assalamualaikum.." Nafa mengucapkan salam kala telelonnya diangkat oleh mamanya.
"Walaikumsalam. Kenapa Fa?" Desi bertanya,merasa bahwa Nafa tidak baik-baik saja.
"Ma.. ban motornya Nafa bocor lagi nih." Dan benar dugaan Desi.
"Bukannya baru kamu ganti ya? Kok udah bocor lagi." Nafa menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Ya aku gak tau,ma. Minta papa jemput aku ya?" Nafa memohon pada Desi .
Desi menghembuskan nafasnya pasrah, "Gak bisa sayang,papa kamu sebentar lagi ada meeting. Jadi gak bisa jemput kamu. Naik kendaraan umum aja ya?"
"Terus motornya gimana?"
Desi berpikir sejenak lalu kembali membuka suaranya , "Nanti biar mama telpon orang bengkel suruh ambil motor kamu."
"Hm.. oke deh ma. Tapi suruh orang bengkelnya cepet ya. Nafa males nunggu lama-lama." Lalu Desi mengatakan 'iya' dan langsung memutus sambungan teleponnya.
Nafa mendengus sebal, "Untung mama gue. Kalo bukan,udah gue omelin. Seenaknya matiin telepon. Gak ngucapin salam pula."
Setelah itu Nafa menunggu kedatangan orang bengkel yang akan menjemput motornya.
Tak lama kemudian terlihat ada sebuah motor yang memasuki gerbang sekolahnya. Nafa menerka-nerka,mungkin saja itu orang bengkel yang disuruh mamanya.
"Mbak Nafa ya?" Nafa mengangguk,benar dugaannya bahwa ini adalah orang bengkel terlihat dari pakaian yang dikenakannya.
"Nih mas kuncinya." Nafa menyodorkan kunci motornya kepada salah satu orang bengkel tersebut.
"Besok motornya bisa diambil mbak. Saya tinggal dulu ya." Lalu kedua orang bengkel tersebut pergi dari hadapan Nafa. Dengan salah satu membawa motor Nafa.
"Huft.... sekarang gue mesti nunggu angkot lewat. Sial banget hidup gue." Nafa berjalan menuju halte depan untuk menunggu kendaraan umum yang lewat.
20 menit menunggu tapi tak ada satupun kendaraan yang lewat. Apakah ini hari libur kendaraan umum? Sampai-sampai tidak ada satupun angkot atau taksi yang lewat.
"Harus berapa lama lagi gue nunggu?" Nafa geram. Dia sudah lelah dari tadi menunggu kendaraan umum lewat.
Tin...tin...tin..
Lalu terdengar suara klakson dari arah gerbang sekolah.
'Lah kok masih ada manusia jam segini?'
Nafa melirik jam dipergelangan tangannya. Pukul 14.55
Biasanya jam segini sudah tidak ada lagi murid disekolah.
Sebuah motor berwarna putih berhenti tepat didepannya. Nafa terdiam,berusaha untuk mengingat-ingat siapa yang memiliki jenis motor seperti ini.
"Kok lo belum pulang sih?" Orang tersebut mengatakannya sambil membuka kaca helm. Dan ya Nafa mengingatnya sekarang.
"Eh Radit. Iya nih tadi ban motor gue bocor. Makanya belum pulang." Radit mengangguk-angguk.
"Gue anterin pulang." Nafa tidak merespon ucapan Radit. Masih memikirkan,apakah dia akan menerima tawaran Radit atau tidak.
"Udah sore nih. Pasti mama lo khawatir kalo lo belum pulang." Benar yang dikatakan Radit. Mamanya pasti sedang khawatir karena ia tak kunjung sampai dirumah.
"Emm... tapi gak ngerepotin kan?" Radit tertawa ringan. Kemudian menggeleng.
"Ya enggaklah. Udah gih,buruan naik sebelum gue berubah pikiran." Nafa segera naik ke motor Radit.
"Udah. Jalan gih." Nafa mengerutkan keningnya ketika Radit tak kunjung menjalankan motornya.
"Nih. Tutupin paha lo." Radit menyodorkan jaket yang tadi dikenakannya ke Nafa.
"Gak usah deh." Nafa menolaknya karena merasa tidak enak dengan Radit.
"Lo mau diliatin sama cowok-cowok gak bener? Udah pake aja buat nutupin paha lo." Nafa menerima jaket Radit dan mengikatkannya dipinggang miliknya.
'Ah Radit,lo sweet banget sih. Andai aja lo itu Zidan. Mungkin gue udah jingkrak-jingkrak.'
"Pegangan,Naf." Nafa meletakkan tangannya dipundak Radit dan Radit melajukan motornya.
Tanpa sepengetahuan mereka,ternyata sedari tadi ada yang memperhatikan keduanya.
Orang tersebut merasa tidak rela jika Nafa pulang bersama Radit.
Tapi apa boleh buat. Dirinya terlalu gengsi untuk menghampiri Nafa duluan. Dan akhirnya Radit lah yang menghampiri Nafa.
Padahal dirinya sudah menunggu Nafa sejak gadis itu terdiam dihalte 25 menit yang lalu.
"Gue cuma buang-buang waktu aja. Mending gue pulang." Entah mengapa tiba-tiba moodnya menjadi tidak bagus setelah tahu bahwa Raditlah yang mengantar Nafa pulang.
***
"Naf,rumah lo dimana?" Setelah sekian lama keduanya bungkam,akhirnya Radit membuka suara terlebih dahulu.
"Perumahan Angkasa Biru blok D nomor 3." Radit mengangguk. Dia tahu perumahan itu karena rumahnya juga berada didaerah sana.
"Berarti sama dong kayak rumah gue. Cuma beda blok aja." Nafa hanya ber'oh' ria menanggapi ucapan Radit.
Kemudian sebuah pertanyaan muncul, "Emangnya rumah lo di blok berapa,Dit?"
"Blok E nomor 5." Nafa menganggukkan kepalanya. Dia tahu blok tersebut,karena rumah Franda juga berada di blok yang sama.
"Gue sering kesana. Tapi kok gak pernah liat lo ya."
"Emang ngapain lo kesana?" Radit penasaran. Untuk apa Nafa ke blok E?
Nafa menjawab pertanyaan Radit, "Kerumahnya Franda. Rumahnya di blok sana juga. Nomor 6."
Radit menghentikan motornya tepat didepan rumah Nafa, "Udah sampai."
Lalu Nafa turun, "Makasih ya,Dit. Mau mampir dulu gak?" Radit menggeleng.
"Gak deh. Kapan-kapan aja ya. Soalnya udah sore,nanti mama gue keburu nyariin." Nafa mengangguk dan melepaskan jaket Radit yang melingkar dipinggangnya.
"Nih jaket lo. Sekali lagi makasih ya." Radit mengambil jaketnya dan menyampirkannya diatas motornya.
"Gue pulang." Radit menutup kaca helmnya.
"Iya. Hati-hati." Nafa melambaikan tangannya ketika motor Radit sudah menjauh.
"Ekhem. Itu tadi pacar kamu? Kok gak diajak masuk sih?" Tiba-tiba saja Desi sudah berada didepan pintu sambil bersidekap dada.
"Apasih,ma. Dia cuma temenku." Nafa segera memasuki rumah sebelum Desi memberondonginya dengan berbagai pertanyaan.
"Dasar anak gak sopan. Main nyelonong aja. Gak ngucapin salam lagi." Desi menggerutu sebal karena Nafa langsung kabur sebelum dirinya bertanya.
Dan Desi pun juga memasuki rumahnya untuk kembali melanjutkan aktivitas yang tadi sempat tertunda karena mendengar suara motor yang berhenti didepan rumahnya.
***
Radit sweet kan? Duh jadi klepek-klepek sama bang Radit.
Radit-Nafa atau Zidan-Nafa nih?
Jangan lupa votment.
Thank youu❤❤❤