Bara dengan tergesa gesa keluar dari kamarnya sejak kemarin ia menghubungi anjani namun gadis itu tidak mengangkat panggilan darinya bahkan hingga semalaman suntuk ia menghubunginya tetap tidak ada jawaban melainkan ponselnya yang di nonaktifkan. Hal itu tentu saja membuatnya khawatir ia bahkan menghubungi ustadz makmun subuh tadi dan untungnya ustadz makmun mengangkat panggilannya hanya saja ia tidak mendapatkan kabar tentang anjani. Dan satu tujuannya saat ini adalah menemui pangeran karena ia tahu jika anjani selalu bersamanya. Aneh sebenarnya siapa yang berada di pihak ketiga dirinya atau pemuda itu padahal statusnya adalah tunangan anjani namun ia seperti pihak ketiga diantara pangeran dan gadisnya. Miris ia bahkan dengan gamblang mengatakan bahwa ia siap menerima apapun resiko nya membiarkan pemuda itu berdekatan dengan gadisnya, asalkan anjani tetap berada disisinya sebagai tunangannya dan berharap anjani akan menyadari ke tulusannya dengan begitu setidaknya ia memiliki celah untuk memasuki hati anjani.
Sementara itu sisi lain anjani tengah berada di dalam kamar aida. Yah setelah ia memasuki rumah barunya anjani hanya sempat untuk membereskan pakaiannya selebihnya ia bergegas membersihkan tubuhnya dan memutuskan untuk ke rumah sakit sebelum ayahnya menemukan dirinya. Karena anjani tahu ayahnya itu pasti sedang berada diluar saat ini karena sehabis sholat subuh biasanya ayahnya akan bersantai dahulu sambil membeli sarapan paginya. Hal yang rutin ia lakukan saat merawat kakaknya. Dengan perlahan anjani memasuki kamar kakaknya. masih sama seperti kemarin keadaan kakaknya tidak bertambah baik dan juga tidak bertambah buruk tiada kemajuan. Anjani mendudukkan pantatnya di kursi yang tengah disediakan di samping bangkar ia lalu merogoh tasnya dan mengeluarkan sesuatu didalamnya lalu menyimpannya di bawah bantal aida yang masih terlelap dalam tidurnya.
" Ka aida maafin anjani ka.. Anjani harus pergi tanpa pamit secara langsung sama kakak. Kakak cepat sembuh yah " Ucapnya yang kemudian berdiri dari duduknya
" Anjani sayang sama kakak " Mengecup pelan kening aida anjani lalu berbalik meninggalkan aida.
Ketika anjani menutup pintunya ia tak sengaja melihat pangeran yang tengah berjalan menuju kamar aida. Dengan cepat anjani berbalik kearah lain dan bersembunyi di balik tembok.
" Pangeran "
" Aku harus segera pergi dari sini " Ucapnya yang kemudian berbalik saat pangeran hendak memasuki kamar aida. Tiba tiba cahaya hitam merasuki tubuhnya membuatnya seperti berada dalam pengaruh roh jahat matanya memerah dan pandangannya kosong. Dengan langkah pelan ia berjalan menuju atap rumah sakit.
" Yah aida masih tidur lagi " Ucap pangeran saat ia sudah berada dalam kamar aida. Tiba tiba suara sukma terdengar olehnya.
" Pangeran aku harus pergi anjani berada dalam bahaya ia di pengaruhi oleh roh jahat " Dengan itu sukmanya pun keluar dari tubuhnya.
" Anjani berada dalam bahaya " Ucapnya pelan.
Langkah demi langkah anjani menapaki tangga darurat yang mengarah menuju atap dan setelah berada di atap rumah sakit ia dengan perlahan menuju pembatas pagar lalu menaikinya. Hendak menjatuhkan dirinya namun dengan cepat sukma pangeran menarik pergelangan tangannya. Membuat anjani limbung ke belakang sukma pangeran membalikkan tubuhnya menatap anjani yang menatapnya kosong.
" Anjani apa yang kau lakukan? Sadarlah! " Sukma pangeran berteriak saat anjani secara tiba tiba menyerangnya.
" Anjani kendalikan dirimu " Ucapnya lagi saat anjani memukul wajahnya namun sukma pangeran berhasil menangkisnya. Anjani terus menerus menyerangnya tanpa henti dan hal itu membuat sukma pangeran kewalahan hingga membuatnya terjatuh tersungkur ke belakang dan hal itu di manfaatkan oleh anjani untuk kembali menjatuhkan dirinya dari atap dengan segera sukma pangeran menariknya kembali kemudian ia menotok aliran darah anjani hingga membuat anjani tak sadarkan diri.
" Aku harus membawanya ketempat yang aman " Ucapnya yang kemudian menggendong anjani ala bride style
Disisi lain pangeran keluar dari kamarnya aida dan tepat saat menutup pintunya ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk dan keningnya mengerut kala melihat nomer tak di kenal dengan ragu iapun menerima panggilan itu.
' Assalamualaikum halo pangeran ' Ucap seseorang dari ujung sana. Kening pangeran mengerut kala mendengar suara yang ia kenal
" Waalaikummsalam. eh lo tiara yah " Tanya pangeran memastikan
' Iya ini aku tiara '
" Ada apa tiara sampai lo nelpon gue pagi pagi begini " Pangeran bertanya sambil melangkahkan kaki nya menuju pintu keluar rumah sakit
' Begini pangeran sebelumnya aku minta maaf karena ganggu kamu pagi pagi gini '
" Iyah gak apa apa nyantai aja kali kaya ama siapa aja lo " Jawab pangeran sambil berjalan menuju parkiran.
' Iyah aku nelpon kamu karena om aku ustadz khaidir ingin bertemu sama kamu katanya ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan kamu ' Ujarnya menjelaskan.
" Hal yang penting? Maksudnya gimana? " Tanya pangeran yang tengah merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobilnya
' Aku gak tahu sih tapi sebaiknya kamu kerumah aku aja deh biar jelas kamu bisa tanya langsung ama dia ' Sahut tiara. Pangeran membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobilnya
" Oh gitu yaudah gue kesana sekarang "
' Sekarang? Emangnya gak apa apa? Kamu gak lagi sibuk? '
" Gak kok lo tunggu aja yah gue jalan sekarang " Balas pangeran cepat sambil menyalakan mesin mobilnya.
' Yaudah assalamualaikum '
" Waalaikummsalam "
" Ustadz khaidir mau ketemu gue. Ini pasti menyangkut soal anjani. Gue harus segera kesana " Gumamnya pelan. Dengan segera ia mengendarai mobilnya menuju rumah tiara.
***
Aida terbangun dari tidurnya ia dengan perlahan mengubah posisinya menyamping dan tak sengaja jemarinya menyentuh sebuah amplop berwarna putih yang terletak di bawah bantalnya. Dengan sedikit ragu ia membuka amplop itu.
" Surat? Dari siapa? " Tanyanya heran dengan penasaran ia membuka dan kemudian membacanya
' Assalamualaikum ka aida. Mungkin saat kakak membaca surat ini aku udah gak ada di samping kakak. Maafin anjani karena anjani pergi meninggalkan kakak tanpa pamit secara langsung. '
" Ya allah anjani kenapa kamu pergi " Ucapnya yang kemudian mencoba membaca kembali kata demi kata yang tertulis.
' Tapi itu semua anjani lakukan agar kakak gak mencegah anjani. Kak anjani tahu isi hati kakak. Bahwa kakak sampai saat ini masih sangat mencintai pangeran.
" Ya allah anjani k..kamu "
' Untuk itulah anjani menutuskan untuk pergi dan meninggalkan kalian. Anjani juga gak ngasih tahu hal ini pada bara. Karena anjani belum siap dan belum bisa mencintai bara seutuhnya. Anjani udah mutusin untuk melepaskan pangeran karena anjani tahu hubungan kami itu tidaklah benar. Kak aida anjani sayang banget sama kakak. Kakak cepat sembuh yah. Kakak jangan khawatir anjani akan baik baik aja dan saat kakak udah sembuh nanti anjani pasti kembali untuk melihat kakak berbahagia dengan pangeran. Kakak jangan merasa bersalah ataupun sedih karena ini semua sudah menjadi keputusan anjani ka. Semoga kakak bisa berbahagia sama pangeran. Salam sayang Anjani '
" Hiks anjani. Anjani kenapa kamu tega meninggalkan kakak anjani. Hiks kamu salah paham kakak emang cinta sama pangeran tapi kakak lebih mencintai kamu anjani hiks padahal kakak selalu bilang sama kamu kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan kakak. Hiks Sekarang walaupun kakak bersama pangeran tapi kakak gak akan bahagia kalo gak ada kamu. Dan lagi pangeran itu sangat mencintai kamu anjani kenapa kamu pergi? " Ujarnya dengan isak tangisnya yang kian menjadi. Ustadz makmun yang baru memasuki kamarnya terkejut melihat anak kesayangannya tengah menangis pilu. Dengan segera ia menghampirinya.
" Aida kamu kenapa nak? " Tanyanya menepuk pundaknya. Aida seketika menatapnya sedu
" A..ayah. a..njani ayah. Anjani "
" Ada apa? Kenapa dengan anjani nak? " Menundukkan kepalanya aida lalu menjawab
" Anjani pergi meninggalkan kita "
" APA? Apa maksud kamu nak? " Tanyanya dengan raut terkejut.
" I..ini surat dari anjani yah " Kata aida sambil menyodorkan surat di tangannya. Ustadz makmun lalu mengambilnya dan kemudian membacanya.
" Astagfirullahaladzim anjani kenapa kamu lakukan ini nak " Gumamnya pelan.
" Ayah aida mohon ayah cari anjani sampai ketemu yah. Aida gak mau anjani kenapa kenapa yah " Ujar aida memegang kedua tangannya.
" Iyah nak kamu tenanglah ayah pasti akan mencari adikmu sampai ketemu. " Balas ayahnya menenangkan.
" Ayah apa ayah tahu kenapa anjani sampai melakukan hal ini? "
Deg
" Anjani salah paham ayah. Aida gak mau dia pergi. Anjani berpikir aida masih mencintai pangeran padahal perasaan itu udah aida kubur dalam dalam. Karena aida tahu pangeran sangat mencintai anjani jadi gak mungkin aida bisa bersama sama pangeran sementara hatinya milik anjani. Aida rasa pasti ada orang lain yang menghasut anjani untuk melakukan hal ini aid.. " Ucapnya menggantung karena ayahnya memotong perkataannya.
" Nak " Aida menatap ayahnya heran
" Maafkan ayah semua ini salah ayah " Ucap ustadz makmun sarat akan penyesalan. Seketika aida menatapnya tak percaya.
" A..apa "
" Ayah yang meminta anjani untuk melepaskan pangeran demi kamu " Katanya lagi sambil menundukkan kepala
" A..ayah ayah kenapa melakukan hal ini? Aida gak menyangka bisa bisanya ayah meminta anjani melepaskan pangeran padahal ayah sendiri juga tahu bahwa mereka saling mencintai " Kecewa itulah yang aida rasakan saat ini iapun berbalik enggan menatap sang ayah.
" Maafkan ayah nak. Ayah melakukan hal ini karena ayah pikir kamu akan cepat sembuh jika ada pangeran di sampingmu " Jawabnya sedu. Seketika aida menatapnya tajam dengan dingin dia berkata.
" Ayah salah. Tanpa pangeran aida pasti akan sembuh. Aida pasti bisa sembuh bukan karena pangeran tapi karena dukungan anjani dan ayah karena yang aida butuhkan saat ini adalah kalian. Tapi.. Tapi ayah ayah dengan teganya membuat anjani sedih dan meninggalkan kita " Ucapnya sarat akan kekecewaan.
" Aida "
" Ayah jahat. Ayah gak punya hati " Bentaknya marah. Membuat makmun tersentak baru kali ini aida anak yang selalu berkata lemah lembut itu kini membentak dirinya dan hal itu membuatnya menyadari betapa besar kesalahannya.
" Aida ayah "
" Ayah tahu dari dulu anjani selalu bilang sama aida kalo dia selalu merasa ayah lebih menyayangi aida daripada anjani. Awalnya aida gak percaya karena aida tahu rasa sayang ayah itu sama. Tapi sekarang anjani membuktikan perkataannya ayah tega sama anjani " Ujarnya dengan nada menusuk. Miris itulah yang dirasakan makmun ia bahkan tidak mengetahui bahwa anjani menyimpan rasa cemburunya pada kakaknya. Padahal ia merasa sudah menjadi ayah yang baik bagi anak anaknya. namun perkataan aida begitu membuatnya tertohok sebegitu buruknya kah dirinya.
" Aida kamu salah paham nak ayah menyayangi kamu sama halnya ayah menyayangi anjani tidak pernah sedikitpun ayah berpikir untuk membedakan kalian "
" Benarkah? Berarti ayah melakukan hal ini karena ayah kasihan sama aida? Ayah berpikir aida itu lemah makanya ayah pilih kasih sama anjani " Ucapnya lagi semakin memojokan ayahnya.
" Nak "
" Maafin aida ayah. Tapi aida gak bisa tinggal diam. Aida harus cari anjani " Aida berucap sambil mencopot infus yang tersemat di tangannya.
" Jangan nak jangan kamu masih sakit " Cegahnya
" Aida udah mendingan ayah. Aida baik baik aja. Tolong jangan cegah aida " Ucapnya lagi aida lalu turun dari bangkarnya dan hendak melangkah menuju pintu kamarnya namun dengan cepat makmun menahan pergelangan tangannya
" Tapi nak nanti kamu tambah sakit "
" Aida akan lebih sakit lagi kalau aida gak bisa nemuin anjani yah " Sahutnya cepat
" Baiklah baik tapi ijinin ayah nemenin kamu yah ayah gak mau kamu kenapa kenapa " Menatap ayahnya dan dengan sedikit ragu aida kemudian mengangguk setuju.
" Iya ayah " Dengan itu merekapun pergi mencari anjani.