Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing : Sasusaku
Warning : Typos, Gaje, OOC dan lain-lain
Rated : T+M
Genre : Romance, Friendship, and Hurt/Comfort ( mungkin )
Happy Reading...
pagi yang cerah untuk mengawali pekan ini. semua orang memulai kegiatan mereka masing-masing. Semua terlihat sibuk, berangkat ke sekolah, pergi bekerja, dan ada pula yang berbelanja. Ya awal yang baik untuk mengawali hari ini, mungkin.
keramaian tak hanya ada dikota ataupun di jalanan, namun juga di sebuah sekolah ternama dan terelit di konona. Tak ada yang aneh sebenarnya. Hanya saja keramaian yang ditimbulkan oleh para murid disini cukup memekakkan telinga. Bukan karena berlarian karena takut terlambat atau lupa mengerjakan tugas sehingga cepat-cepat sampai kekelas hingga dapat mengerjakannya. Bahkan jam masih menunjukkan pukul 06.30 dan jam pelajaran sekolah dimulai pukul 07.45 masih ada sekitar 1 jam lebihkan (?).
para sisiwi berjejer rapi di area balkon sekolah yang menghadap ke tempat parkir. entah apa yang sedang mereka lakukan yang jelas mereka pasti sedang menunggu-
"Kyaaaa.. Mereka datang.. "
-para pangeran mereka (?)
"Mana.. Mana.. Aku ingin lihat." salah satu siwi menerobos kerumunan di antara teman-teman yang lainnya hanya untuk menegok rupa sang pangeran (?).
"Heii.. Jangan asal dorong."
"Minggir-minggir.. aku ingin lihat juga."
"Aww.. Hati-hati dengan rambutku kau bisa merusaknya..!"
"Heii.. Awas!!"
Mereka masih saja bersedakan menanti para pangeran sekolah ( menurut mereka ) untuk turun dari mobilnya masing-masing.
"Kyaaa Neji-kun cool sekali ..,!!".
Seorang pria berambut coklat dan panjang turun dari mobil mewahnya yang berwarna silver, sambil menenteng tas abu-abunya.
"Oh my god.. Aku mencintaimu Saii..!"
Sai keluar dari mobil hitamnya dengan sebuah senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
"Ya Tuhan.. Naruto kau benar-benar pacar idamanku!"
Disusul oleh pria berambut pirang dengan tiga goresan dipipi kiri dan kanannya, ikut keluar dari mobil orange kesayangannya.
Dan terakhir...
"Kyaaa Sasu-koii.."
"Sasuke.. I really.. really love you."
Teriakan heboh para siswi mengiringi langkah pria berparas tampan -ralatt- sangat-sangat tampan. Dengan potongan rambut ala Chickhenbutt (?) nya, yang sialnya malah menambah ketampanan dan kharisma yang di milikinya, dan oh jangan lupa pula akan mata onyxnya yang sangat menawan dan tajam yang membuat para wanita manapun terjerat akan pesonanya, keluar dari mobil sport kesayangannya yang berwarna senada dengan rambut dan tas yang di sampirkan dibahunya, darkblue.
"Hoii teme! Apakah kau tak berniat memberi mereka senyuman terbaikmu?" kata Naruto seraya merangkul sahabat esnya tersebut.
"Apa kau sudah gila dobe?" jawab Sasuke datar, namun melirik sahabat pirangnya tajam.
"Oh ayolah teme .. Sekali-kali memberi mereka hadiah tak masalahkan?" ucap Naruto dengan seringaian diwajahnya.
"Hn." balas Sasuke singkat membuat Naruto mendecakkan lidahnya.
"Sudahlah Naruto, Sasuke tak akan pernah tersenyum atau bahkan bersikap ramah sekalipun." ujar Sai masih mempertahankan senyuman di wajah putih pucatnya.
"Apa salahnya-ttebayou kalau aku ingin sahabat bekuku ini sedikit mencair? Aku terlalu bosan melihat wajah tripleknya itu." bantah Naruto.
"Apakah kau tak bisa diam dobe? Tingkahmu itu hampir sama dengan para anak perempuan tersebut, kenapa kau tidak bergabung saja dengan mereka, kurasa itu sangat cocok untukmu!" jawab Sasuke datar seraya melepaskan yangan Naruto dari pundaknya.
"Ck, teme sialan kau." umpat Naruto pada Sasuke.
"Sudahlah kalian berdua, ayo kita kekelas." Lerai Neji yang dari tadi diam melihat tingkah para sahabatnya.
Mereka berjalan untuk ke kelas yang mereka tempati, tanpa menghiraukan teriakan-teriakan para fansgirl mereka. Yaa, itu sudah menjadi rutinitas mereka setiap hari, mendengar teriakan-teriakan para fans girl mereka. Mereka sendiri sebenarnya juga heran, kenapa para siswi-siswi di sekolah mereka tidak lelah atau kehilangan suara mereka karena setiap hari selalu memanggil -meneriaki- nama mereka. Apa pita suara mereka tidak putus? pikir mereka bosan. Oh dear, salahkan wajah kalian yang tampan itu dan juga sikap kalian yang menurut mereka sangat keren itu, dan ditambah lagi bahwa kalian adalah putra dari seorang konglomerat dan terpandang di Konoha. Ah! jangan lupa bahwa kalian adalah orang yang paling berpengaruh di sekolah kalian KONOHA HIGH SCHOOL. Tentu saja pasti kalian terkenal, memangnya siapa yang tidak kenal dengan kalian? Oh mungkin hanya orang bodoh yang tak kenal mereka. Ok itu berlebihan, tapi memang itu kenyataanya. Bahkan para guru sekalipun menghormati dan takut pada mereka. Bagaimana tidak? Orang tua mereka adalah donatur sekolah itu dan .. -ehm- mereka juga geng paling berpengaruh di sekolah mereka. Dengan sang leader yang memiliki sikap dingin nan arogan di tambah anak buah yang mempunyai sikap mengerikan (?) dan juga jago ilmu bela diri menambah nilau plus untuk mereka. Jangan mencari masalah dengan mereka jika kau tetap ingin hidup damai.
Mereka terus saja berjalan jika tidak ada suara yang mengitruksi mereka.
"Darliiingg.. Aku merindukanmu!" Seoramg wanita berambut merah bertubuh -ehmm- sexy berlari memeluk -menerjang- sang leader geng tersebut, Uchiha Sasuke.
"Hn." gumaman khas Uchiha terdengar kembali saat Uchiha bungsu itu mencoba melepas pelukan wanita bernama Karin tersebut.
"Oh sayang.. Aku benar-benar merindukanmu, aku masih terus saja ingat kejadian kemarin malam." ucap Karin lagi dengan suara sexynya.
Sasuke hanya menatap Karin dengan pandangan datar, "Apa kau menginginkannya lagi?" suara Sasuke terdengar. Ia langsung saja menarik pinggang Karin agar semakin dekat dengannya.
"Tentu saja sayang.." kata Karin, tangannya kini merangkul leher Sasuke.
Mendengar itu Sasuke mengeluarkan seringai sexynya. "Kita tidak bisa melakukannya sekarang." Sasuke masih mempertahankan seringainya. "Tapi mungkin memberimu sebuah ciuman kecil bisa membayar rindumu itu padaku."
Setelah mengatakan itu langsung saja bibir tegas sang leader itu melumat dengan ganas bibir merah wanita itu. Mereka tetap saja berciuman dan saling melumat bibir pasangan masing-masing tanpa menghiraukan teriakan para siswa-siswi yang melihat.
"Ck, mereka itu tidak bisakah mencari tempat lain." gerutu Naruto saat melihat kebiasaan sahabat ravennya itu.
"Sudahlah Naruto sebaiknya kau diam saja, atau Sasuke akan membunuhmu jika kau mengganggu urusannya." kata Neji, matanya masig setia menatap adegan gratis dihadapannya.
Sasuke masih saja melumat dan menghisap rakus bibir Karin tanpa ada niatan untuk melepaa atau mengakhiri ciuman tersebut sampai-
"Ekhmm..." suara deheman cukup keras terdengar di telinganya membuat iya melepaa ciuman itu tiba-tiba karena terkejut. Saat hendak memarahi dan membentak orang yang telah lancang mengganggunya, suara orang itu terlebih dahulu terdengar.
"Gomen, bukan maksudku mengganggu keromantisan kalian, akan tetapi aku ingin tanya dimanakah ruang kepala sekolah? Aku sudah bertanya pada beberapa murid disini, tapi tak ada satupun yang menjawab karena perhatian mereka tertuju pada kalian dan jika aku mencari sendiri aku pasti akan tersesat karena sekolah ini sangat luas." jelas pengganggu itu yang ternyata adalah seorang gadis berambut bublegum.
"Ck, bilang saja kau cemburu sehingga kau mengganggu kegiatanku, tak usah pakai alasan tak masuk akal seperti itu." bukan Sasuke yang membalas gadis pink tersebut, melainkan Karin.
Sakura hanya menatap Karin bosan, "Kenapa aku harus cemburu? Dan alasan yang aku katakan tadi memang benar dan tidak mengada-ada." Sebelah alis Sakura terangkat, "Aku murid baru disini dan aku tidak tahu letak atau ruang kepala sekolah. Jadi aku bertanya pada kalian." tambah Sakura.
"Hoo, jadi kau murid baru di sini?" kali ini Naruto yang bicara. Entah sejak kapan pria pirang itu sudah ada disamping sahabatnya itu.
"Hemm." jawab Sakura ringan disertai anggukan kepalanya.
Karin memperhatikan Sakura dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Sepertinya kita punya Nerd baru disini."
'Nerd' pikir Sakura mengernyitkan alis. Lalu dia melihat dirinya sendiri dan tak ada yang salah dengan penampilannya. Dia malah memakai seragamnya dengan rapi.
"Hem, ternyata dia yang kau ceritakan Naruto, bahwa ada satu murid lagi yang masuk karena beasiswa." ucap Neji sambil menekan kata 'beasiswa' tersebut.
"Memangnya ada yang salah?" kata Sakura mulai jengkel karena dilihat mereka yang terkesan meremehkan.
"Teme, maukah kau memberinya satu kecupan selamat datang? Siapa tahu dia nanti akan menjadi salah satu fansgirlmu atau ..." kata Naruto menggantung dan menatap rendah ke arah Sakura, "Menjadikannya salah satu koleksi wanitamu."
"Haahaa.. " Suara teman-teman Sasuke pun pecah saat mendengar ucapan Naruto tadi.
Sakura yang mendengar itupun mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya dan menatap para pria tampan didepannya.
"Oh Naruto apa menurutmu sayangku ini mau bersama gadis cupu ini?" Karin menunjuk Sakura dan menyeringai.
"Tentu saja aku tidak sudi dobe..
Jangankan menjadikan dia wanitaku membayangkannya jadi fansku pun rasanya menjijikkan, dan kau bilang apa tadi? Memberinya sebuah kecupan? Itu hanya akan menodai bibirku saja." kata sang leader yang lagi-lagi datar nan dingin.
Sakura yang mendengar itupun menjadi sangat emosi, perempetan siku-siku di dahi lebarnya sudah muncul dan tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ingin rasanya Sakura memberi tanda di masing-masing wajah tampan mereka itu pasti menyenangkan akan tetapi ... Sakura tersenyum manis dan itu membuat ke-tiga laki-laki dan satu perempuan itu berhenti tertawa dan memandang Sakura tak mengerti.
"Ahh.. Maaf tuan apakah menurutmu aku mau dijadikan wanita atau menjadi fans mu?" kata Sakura tenang. Dia berjalan lebih dekat ke arah Sasuke.
"Dan kau bilang apa tadi?.. " mata sebening dan sehijau hutan itu menatap onyx hitam yang indah tersebut.
".. Memberiku kecupan?.. " kini tangannya membelai pipi putih halus milik Sasuke, dia berjinjit dan mendekatkan mulutnya ke telinga pria raven tersebut.
"Itu menjijikkan.." bisik Sakura rendah, bisa dilihat bahwa rahang pria itu mengeras. Setelah itu Sakura meninggalkan ke empat pria dan satu wanita yang tengah terkejut dengan ulahnya tersebut.
.
.
.
'Tett.. Tett.. Teeettt'
Suara bel masuk akhirnya terdengar. Semua murid yang masih berada di luar kelas berhamburan untuk masuk ke kelas mereka masing-masing.
'srekk'
Suara pintu geser terdengar terbuka dan masuklah seorang pria berambut perak melawan gravitasi. Semua murid yang ada di kelas itupun menatap bingung guru mereka, pasalnya guru mereka ini sering terlambat masuk, namun apa uang sebenarnya terjadi? Kenapa kali ini dia tidak terlambat?
"Ohayo minna hari ini kita kedatangan murid baru, kuharap kalian bisa berteman baik dengannya." kata guru mereka memberi penjelasan.
Ohh ada murid baru ternyata.
"Haruno silahkan masuk!"
Semua mata tertuju pada pintu masuk mereka dan tak lama kemudian tampaklah seorang gadis berambut unik yang membuat mereka semua hampir terkejut, tak terkecuali ke-empat pria berbeda warna rambut yang ada si bangku paling ujung. Dan dalam hitungan detik mereka menampilkan seriangaian mereka masing-masing di wajah mereka.
"Perkenalkan dirimu." kata Kakashi guru wali kelas mereka.
"Ha'i.. Namaku Haruno Sakura, pindahan dari Suna Gakuen, mohon bantuannya." ujarnya singkat seraya membungkukkan badan.
"Ada yang ingin kalian tanyakan?" Kakashi memperhatikan seluruh anak muridnya dan tidak ada yang ingin bertanya.
"Baiklah kau bisa duduk dengan Yamanaka Ino yang ada di bangku itu." ujar Kakashi menunjuk bangku kosong di samping gadis berambut pirang panjang yang di ikat ekor kuda.
"Ha'i sensei." Sakura melangkah menuju bangku barunya.
Sakura duduk tepat di samping gadis pirang itu. Dan ia menyadari jika gadis di sebelahnya itu sedang memperhatikannya.
"Berhentilah memperhatikanku seperti itu PIG!" kata Sakura memberi penekanan di akhir kalimatnya.
Gadis yang di panggilnya itupun melotot garang pada orang yang memanggilnya dengan sebutan 'pig' tersebut. Namun sedetik berikutnya ia pun langsung memeluk Sakura dan berseru lumayan keras.
"Kyaaa,, forehead aku merindukanmu.." dan itu sukses membuat para penghuni kelas menatap kearah Ino.
'Hufft' Sakura hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Yamanaka apa kau ingin belajar di luar?" tanya Kakashi sambil melipat ke dua tangannya di depan dada.
"Ehh.. Hehe.. Gomen sensei.. Tidak, aku tidak akan mengulanginya lagi." Ino tertawa gugup malu akan tindakannya tadi.
Kakashi kembali menjelaskan pelajaran yang tertunda tadi, dan Ino menghela nafas lega.
"Sak.."
"Nanti Ino, saat pulang sekolah. Akan ku jelaskan semuanya." potong Sakura saat tahu Ino akan menanyainya dengan serentetan pertannyaan.
Ino yang mendengar itu hanya mengerucutkan bibirnya sebal dan kembali memperhatikan guru yang ada di depan kelas. Dan Sakura hanya bisa tersenyum kecil saat melihat kelakuan sahabat kecilnya itu. Namun, senyum itu langsung hilan saat ia merasakan aura tak enak di belakangnya. Entah, ia sendiri tidak tahu. Ini bukan aura mistis atau apa. Hanya saja perasaanya tidak enak, dan ia merasa ada yang memperhatikannya dari belakang. Ingin rasanya ia melihat ke arah belakang. Namun di urungkannya. Menggelengkan kepalanya, ia segera mengenyahkan pikiran negatif yang ada di pikirannya.
Tanpa ia tahu, bahwa perasaannya itu benar. Dan orang itu sedang menatapnya dengan seringai yang mempesona di wajahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc...
Ini ada beberapa yang ku revisi dari segi tulisan yang menurutku kurang enak di baca :'v semoga kalian tidak bosan yaa ..
Thanks for read, vote n comment.. Love you guys 😘😘😘