• A Series of Murder Story •
... Chanyeol & Kyungsoo ...
|Chansoo|
|EXO|
----------------------------------------------------------
Kyungsoo's POV
.
.
.
Terdiam diriku duduk di ruangan dokter spesialis otak. Dengan perasaan was was ku menunggu dokter selesai memeriksa chanyeol di dalam.
Srek!!
Terkejut ku ketika melihat dokter muncul dari balik tirai dan duduk di hadapanku, kulihat chanyeol pun keluar dari ruangan dan duduk di sebelahku dengan tersenyum. Digenggamnya tanganku dengan penuh sayang.
"tidak apa apa, hanya sobek sedikit dan tadi sudah dijahit untuk luka di kepalanya ya tuan chanyeol. Lain kali hati hati menyetir motor, karena banyak sekali yang tergelincir di jalan, bukankah sekarang musim hujan?" ucap dokter yang tengah menuliskan resep untuk chanyeol, tersenyum lega ku mengambilnya dan kamipun berdiri untuk beranjak keluar dari ruangan.
"jangan lupa minggu depan kembali lagi untuk melepas jahitan ya" ucap dokter lagi sebelum kami keluar dari ruangan. Terasa dirinya menggandeng tanganku ketika kami berjalan untuk mengambil obat.
"terima kasih banyak kyung, aku akan mengganti biaya rumah sakit ini. Aku tak mau disangka memanfaatkan hartamu" ucapnya yang menggenggam erat tanganku, kulihat raut wajahnya yang serius membuatku tersenyum menatap ke arah depan.
.
.
.
"ini obatnya chan, jangan lupa harus habis ya." ucapku setelah mengambil obat di depan dan memberikannya kepada chanyeol, kuberikan satu kartu berwarna emas kepadanya yang seketika membuatnya heran.
"kartu apa ini sayang?" tanyanya dengan melihat kartu tersebut seksama. Kuraih tangannya dan mengajak nya berdiri.
"nama keluargamu sudah terdaftar disini, jadi jika eomma appa noona atau kamu sakit, langsung saja ke sini nanti akan dilayani kelas gold, paling atas. Jadi jika kalian menemukan kesusahan disini, tunjukkan saja kartu gold itu." lirihku yang serta merta membuat chanyeol terdiam kaku berdiri dengan wajah shock. Dengan heran ku menatapnya dari bawah.
"kenapa chan?" tanyaku heran melihat dirinya yang tak berkedip.
"mwo?! Kyung.. Please kyung.. Pleasee... Jangan berikan harta lagi padaku atau keluargaku sayang... Aku ... Aku tak sanggup menerima ini semua.. Ini.. Ini .. Terlalu.." lirihnya yang bergetar memegang kartu gold yang ada di tangannya.
"harta apa chan, rumah sakit ini kan milikku.. So, it's okey.." ucapku tersenyum menggandeng tangannya kembali berjalan.
"m..mwo?!!! Milikmu?! Rumah sakit terbesar di seoul ini milikmu?!" teriaknya yang terkejut menatapku.
"eh.. No...no... I mean All major hospitals in korea, are mine.." ucapku yang mengingat hampir semua rumah sakit besar di korea aku beli. Tiba tiba kulihat chanyeol tengah terduduk lemas di lantai dengan wajah shocknya.
.
.
.
Chanyeol's POV
.
.
.
terdiam ku duduk di kursi mobil mewah milik kyungsoo. Masih belum hilang rasa kagetku akan semua kekayaan yang dimiliki oleh kyungsoo, semakin terasa tidak bergunanya diriku di hadapannya.
"chan.. What's wrong?" tanyanya yang menggenggam tanganku dengan lembut, menoleh ku menatap wajahnya, dengan pelan ku mengelus pipinya.
"kenapa kamu mencintaiku kyung? Padahal aku tak memiliki apapun yang dapat kubanggakan, bahkan harta pun aku tak punya" ucapku yang penuh dengan kesedihan mendalam.
Ku memahami posisi diriku disini..
Dimana aku tak memiliki fungsi dalam hidupnya kyungsoo..
Kutakut kyung akan menderita memiliki diriku yang masih belum bisa bertanggung jawab...
"chan... Aku mencintaimu bukan karena harta atau apapun. Tapi aku mencintaimu karena kamu adalah chanyeol, bukankah kamu juga mengatakan hal yang sama?" ucapnya yang seketika membuatku tersenyum. Kuraih tubuhnya dan kurangkul dirinya dalam pelukanku.
"aku janji kyung, aku akan berusaha sukses untuk membahagiakanmu dan keluargaku.. Tunggu aku ya sayang..setidaknya aku harus lulus sekolah dulu..." bisikku yang mengecup dahinya dengan penuh sayang. Tersenyum dirinya mengangguk pelan dalam pelukanku.
.
.
.
"so.. What do you wanna to eat, baby?" tanyaku yang membuka daging kembali dan menaruhnya di atas meja. Kukeluarkan semua makanan dan menaruhnya di atas meja.
"ada daging, samyang, chicken buldakk, ramyeon, lalu.. Kimchi.. Dan beberapa bumbu makanan, mau yang mana sayang?" tanyaku yang melirik ke arah kyungsoo, Terlihat dirinya tengah meneliti semua makanan yang ada di meja.
"what's this?" tanyanya yang mengambil ramyeon di atas meja.
"itu namanya ramyeon sayang, kita harus memasaknya dulu. Kamu mau?" tanyaku yang tersenyum melihat dirinya, yah.. Setidaknya kekasihku harus mencoba makanan yang seperti ini sekali kali, jangan makanan mewah terus.
"i wanna try this chan" lirihnya tersenyum menyerahkan ramyeon kepadaku, kucium sekilas dahinya dan mengambil ramyeon dari tangannya.
"oke, kita masak ini!! mau pakai kimchi? telur? Daun bawang? Rice cake?" tanyaku deretan yang seketika membuat dirinya bingung memilih yang mana.
"emm... Yang mana aja boleh deh chan.." jawabnya yang berdiri disamping dan memperhatikan ku memasak. Kutaruh panci di atas kompor, Kubuka bungkus ramyeon dan mengeluarkan mi serta bumbunya, kuambil daun bawang, rice cake dan telor dari kulkas dan kusiapkan semua di atas piring. Tiba tiba...
Ting Tong..
Ting Tong..
Terkejut kami berdua ketika mendengar suara bel rumahku berbunyi, kulihat sekilas ke arah jam dinding menunjukkan pukul 6 sore.
"wah.. Ini pasti delivery susu, dia selalu datang jam segini. Bentar ya sayang, aku ke depan dulu" ucapku yang mengecup pipinya sekilas sebelum pergi ke luar. Berjalan ku membuka pintu rumah dan sesuai dugaanku, pengantar susu tengah tersenyum membawa beberapa botol susu di tangannya.
"sore chanyeol.. Aigoo.. Kepalamu kenapa?" tanya nya yang terkejut melihat balutan perban di kepalaku
"hahaha.. Tak apa apa ini hyung, hanya jatuh dari motor. Berapa botol hari ini hyung?" tanyaku yang melihat satu pack susu langganan keluarga kami yang tengah bertengger cantik di tangannya.
"ah.. Ini ada 6 botol ya, seperti biasa silakan tanda tangan disini" ucapnya dengan menyodorkan kertas untuk kuberikan tanda terima. Dengan pelan kuambil dus isi botol susu tersebut dari tangannya.
"khamsa hamnida chan, hati hati kalau naik motor, akhir akhir ini banyak loh kasus pembunuhan yang masuk di TV. Kalau begitu aku pamit dulu" dengan tersenyum tukang susu pun berbalik dan beranjak pergi. Terdiam ku memikirkan perkataan tukang susu tersebut, teringat kembali para sahabat sahabatku yang sudah pergi terlebih dahulu ke alam sana. Kupandang ke arah langit dan tersenyum.
"hai guys, kuharap kalian bahagia disana" bisikku yang langsung berputar balik dan masuk ke dalam rumah.
"nahh ini susu kyung.. Susu yang sam.. Hmm.. Bau apa ini? Kok.. Seperti bau terbakar?? Kyung?!!" dengan cepat ku berlari masuk ke dalam dapur dan betapa terkejutnya diriku ketika melihat kompor menyala dengan api besar dan panci tengah berasap hangus.
"omo!!" dengan cepat ku taruh dus susu di meja dan kuambil serbet untuk mengangkat panci ke cucian piring.
Cessshhhh!!!
Terdengar bunyi air keran yang seketika membuat panci gosong mengeluarkan asap semakin banyak. Terlihat kyung tengah berdiri terdiam dengan daun bawang di tangannya. Kulihat sesaat isi panci hangus tadi, ada mi ramyeon, telor yang belum di buka, dan rice cake tengah bergumul jadi satu di dalam panci.
"i just..... wanna try to cook..." lirihnya yang memeluk daun bawang di kedua tangannya, terlihat rasa gugup darinya saat mengigit bibirnya dengan mata berputar, dengan rasa gemas kupeluk dirinya dan kucium kepalanya.
"aigoo.. Untung kamu enggak kenapa kenapa sayang, sesaat jantungku berhenti ketika menghirup bau gosong. Seharusnya yang dimasak itu air dulu di dalam panci, lalu masukkan mi nya. Telornya juga harus dipecah dulu sayang, jangan sama kulitnya." ucapku yang tersenyum menahan tawa sambil mengelus kepalanya dengan penuh sayang
"what? Jadi masaknya harus pakai air juga? Oooo.... Pantas gosong.."
.
.
.
*malamnya*
.
.
.
"tidak... Tidak... Jangann.... Lepaskan... Lepaskan dia..."
Terbangun ku ketika mendengar suara igauan kyungsoo yang tidur dalam pelukanku, kukedipkan mata berkali kali dan melihat jam di dinding menunjukkan pukul 1 malam hari, mengingat eomma appa dan noona menginap di resto, maka kyungsoo tidur di rumah menemaniku. Kulihat kembali kekasihku yang tengah terlelap di pelukanku.
"engghh...engghh.. Jangan... Jangan..." lirihnya dengan mata terpejam, dengan seksama kusentuh bahunya dan kubangunkan pelan.
"sayang...kyung..." panggilku yang seketika membuatnya terkejut dan terbangun dengan nafas terengah engah.
"hahh..hahh..." dengan wajah ketakutan dia pun meringkuk berusaha mencapai kesadaran dari alam mimpi, dengan heran kupeluk dirinya semakin erat dalam pelukanku.
"mimpi buruk lagi sayang? Sebenarnya apa yang kamu mimpikan itu kyung?" tanyaku yang mencium dahinya lembut, kuelus pelan tubuhnya, tercium kembali wangi susu yang muncul ketika kusadar dari tidurku.
"i dont know chan.. Aku seperti melihat.. Seorang wanita yang tengah di siksa oleh ayah tiriku.." jelasnya dengan mencengkeram tanganku, terasa detakan jantungnya menjadi jauh lebih cepat daripada biasanya.
"ayah tiri? Maksudmu Mr.Jeon?" tanyaku yang mengingat kapan hari aku dan Kriss bertemu dengannya di rumah kyungsoo. Mengangguk pelan kyung menjawab pertanyaanku
"dan.. Di mimpi, wanita itu menangis menyuruhku lari, seakan akan dia menyuruhku untuk menyelamatkan diri.. Tiba tiba kurasakan.... Rasa sakit ketika dirinya disiksa. " lirihnya yang seketika membuatku berpikir.
Apakah itu penyebab penyakit kyungsoo?
Traumatic ketika kecil melihat seorang wanita di siksa?
Ada baiknya jika kyungsoo dibawa ke psikiater untuk mengetahui masa lalu dia yang terpendam di bawah alam sadarnya, secara... Traumatic bisa tenggelam jika si penderita berusaha keras melupakannya. Dengan pelan kuraih dirinya, kuangkat wajahnya dan kucium lembut bibirnya.
"kita akan menemukan apa sebenarnya yang menjadi beban pikiranmu sayang, bisa jadi itu penyebab penyakit yang dirimu derita saat ini. Semacam trauma..." ucapku yang tersenyum menatapnya, terlihat dirinya pun mengangguk pelan memelukku. Kupandang air hujan yang membasahi jendela, Kuraih selimut dan menariknya menutupi tubuh kami agar kehangatan kembali menyelimuti.
"tidur lagi sayang, aku ada disini kok.. good night my baby" bisikku yang mengecup kembali dahinya dengan penuh sayang
.
.
.
Baekhyun's POV
.
.
.
terdiam ku memandang hape, tak satupun pesan yang dibalas oleh chanyeol, dan panggilanku pun tak dijawab olehnya
Apakah dia masih marah tentang ciuman itu?
Menghela nafas panjang ku menaruh hape di atas meja dan beranjak mendorong kursi rodaku menuju ke atas meja ruangan, terpampang jelas foto foto persahabatan kami sejak satu setengah yang lalu, dimana kami semua mulai mengenal chanyeol yang merupakan happy virus di sekolah, seorang anak sederhana yang memiliki kepolosan apa adanya, dialah yang menyatukan aku, chen, kai, sehun, lay dan luhan. Kuambil seksama pigura foto ketika kami semua berfoto bersama, tanpa terasa air mataku pun menetes melihatnya
"kai... Sehun.. Lay... Luhan... Chen... Aku merindukan kalian..." lirihku yang sesegukan menangis memeluk pigura foto kami, kesendirian ini membuatku semakin merasa kesepian, betapa bodohnya diriku menghancurkan persabatanku dengan chanyeol, satu satunya sahabat ku yang tertinggal.
"hiks..hiks..hiks.. Mianhe chan.. Mianhe... Aku yang bodoh memasakan perasaanku padamu... Hiks hiks... Seharusnya sebagai sahabat aku mendukungmu.. Mianhe chan.." tertunduk ku menangis mengingat ketika mencium dirinya dan melihat respon wajahnya yang benar benar kecewa aku merusak hubungan pertemanan ini.
Apa yang harus kulakukan untuk memperbaiki semua ini...
Aku ingin sahabatku kembali...
Satu satunya sahabatku yang tersisa...
Kupandang jari ku yang tengah bergetar, rasa gugup, rasa sakit, dan rasa ketakutan akan kehilangan selalu membuat jariku bergetar seperti ini. Kugenggam jariku yang tak pernah berhenti menggaruk apapun yang ada di sekitar,kupandang kembali fotoku berdua dengan chen.
"chen.. Seandainya kau ada disini... Aku mungkin tak akan sesedih ini..." lirihku yang tersenyum mengelus foto chen dengan penuh kerinduan akan sahabatku. Kupanggil pelayan dan kubiarkan dirinya mendorong kursi rodaku ke arah ruang makan, dalam diam kuambil yoghurt kesukaanku untuk menenangkan pikiran, teringat kembali jika mereka semua bermain disini, pastinya aku selalu kehabisan yoghurt, namun sekarang.. Yoghurt terlihat masih sangat penuh di kulkas.
Aku benar benar merindukan kalian semua guys...
.
.
.
*keesokan paginya*
.
.
.
Chanyeol's POV
.
.
.
"chan!!!pass!!!" teriak shoo dari ujung, dengan cepat kuoper bola bas ket ke arahnya, berlari kencang ku menerobos kerumunan lawan untuk mencapai bagian bawah ring, kulihat yuu tengah mendribble bola mendekati ring
"chan!!" teriaknya tiba tiba yang melempar bola ke arahku, dengan cepat ku menangkap dan melemparnya ke arah ring.
Srek!!
"GOOOOLLLLL!! WOOHOO!!" terdengar teriakan para murid yang menonton kami bermain, tertawa lebar ku berlari memberikan tanda victory di tanganku, aku paling suka di saat jam olahraga sekolah, menyenangkan bermain bersama teman teman yang tak begitu sering kuajak bercanda tawa ketika di kelas
Priitt!!!!
Terdengar bunyi peluit dari guru olahraga yang memberi tanda bahwa kami harus berhenti dan bergantian dengan grup lain.
"saatnya Grup B silakan masuk!!"
Dengan langkah gontai ku berjalan menghampiri dimana kyungsoo duduk, tersenyum dirinya berdiri dan memberikan handuk untukku, kupeluk sekilas dirinya dengan manja ketika mencapai ke arahnya.
"chan... Banyak yang liat.." celetuknya tersenyum yang mendorong ku pelan, tertawa nakal ku melepaskan pelukan dan mengambil handuk darinya
"bukankah ini grup mu yang bermain sayang?" tanyaku yang melihat ke arah grup B mulai masuk ke dalam lapangan untuk bermain basket.
"iya, i'll play.. Tapi aku tak bisa basket" lirihnya yang terdiam mengambil bola basket di dekat kaki dan memainkannya sebagai bola sepak.
"apakah lebih suka sepak bola kyung?" tanyaku yang melihat kakinya lincah memainkan bola. Menggeleng pelan dirinya dengan wajah manyun.
"aku tidak jago berolahraga chan." ucapnya yang menghela nafas dan beranjak ingin memasuki lapangan.
"nanti aku ajarin cara main basket ya sayang..." bisikku sekilas sebelum dia pergi berjalan ke arah lapangan, tersenyum mengangguk dirinya, kyung pun mendaratkan ciuman di pipiku sekilas yang membuat wajahku memerah seketika. Dengan pelan ku kembali ke tempat duduk dan mendaratkan tubuhku untuk menikmati permainan kekasihku di tengah lapangan.
.
.
.
Srek!
"GOLLL!!!"
Terdiam ku dengan wajah shock melihat kyung yang beberapa kali memasukkan bola ke dalam ring dalam diamnya. Kulihat kyung yang berdiri diam di pojokan dan hanya menerima operan bola, namun langsung melakukan lempar jauh dan mencetak skor. Terkejut ku melihat skor grup B yang jauh melampaui grup A.
Kyung tidak bergerak banyak, dia hanya dribble kecil, mengoper dan menerima operan, lompatannya hanya terlihat ketika dia melakukan tembakan, tatapan matanya saat ingin menembak sekilas seperti mengincar seseorang, tak kusangka dia jauh lebih jago bermain basket dariku. terlihat kyung sedang berjalan dengan santainya untuk berpindah posisi mencari tempat yang nyaman untuk memasukkan bola kembali.
Prriittt!!!!
"Pelajaran selesai!!silakan bereskan diri!!"
Berdiri ku dengan wajah yang masih shock menatap kekasihku yang tengah dirangkul beberapa teman dengan penuh senyuman akibat permainannya yang wow. Berjalan ku mendekatinya membawa handuk, tersenyum dirinya menghampiriku dan berbisik.
"Don't forget your promise to teach me basketball, coach...."
.
.
.
Kubuka pintu loker dan mengambil peralatan mandi, dengan pelan kubuka bajuku dan memakai handuk bawahan, kulihat kyung pun tengah menyiapi peralatan mandinya dengan bantuan pelayannya.
"kyung, aku duluan yah" ucapku yang berjalan ke arah ruangan shower, kubuka pintu ruangan besar tersebut dan terlihat beberapa murid telah selesai mandi, hanya tinggal 3 ruangan dari 20 ruang yang masih terisi murid sedang mandi. Berjalan ku memasuki salah satu ruang shower di pojokan, kugantung handukku, dan kuletakkan peralatanku.
Ceeesshhhh!!!
Kupejamkan mata menerima air hangat yang keluar dari pancuran atas, rasa nikmat tubuh yang terkena air hangat membuatku bertenaga kembali, kuangkat wajahku dan melihat suasana ruang mandi yang sepi, membuatku tak percaya mampu bersekolah di tempat sekolah elit ini. Jika bukan karena skill musik, mungkin aku tidak akan bisa menikmati ini semua, tiba tiba..
Tok tok tok...
"ya? Siapa?" tanyaku yang terkejut mendengar pintu showerku di ketok oleh seseorang dari luar.
"chan, aku lupa bawa shampoo, May i ask for yours?" ucap kyungsoo yang seketika membuatku tertawa kecil.
"aigoo sayang,kukira siapa, wait.." dengan pelan kuambil shampoo ku, kubuka pintu untuk mengambilnya
Brak!
Blam!
Terkejut kuketika melihat kyungsoo menarik pintu dan masuk ke dalam ruanganku, dilepasnya handuknya dan diraihnya wajahku, diciumnya bibirku dengan ganas. Tersenyum ku memeluk tubuh mungilnya yang tengah menyerangku saat ini.
"aku tak tahan ketika mencium aroma keringatmu sedari tadi... Your scent is very tempting to me" bisiknya di sela sela ciuman, kuelus wajahnya dan kulayani ciumannya di bawah pancuran air yang membasahi tubuh kami. Berpindah Ku mencium lehernya dan kuraba tubuh belakangnya, beranjak ku menuruni tubuhnya, kucium tubuh bagian bawahnya yang membuatnya mendesah dengan cengkraman tangannya di rambut belakangku.
Kumainkan jariku di bagian belakang tubuhnya, kupersiapkan dirinya untuk permainan kami di dalam ruangan basah ini.
"I wake up now, and you have to take responsible kyung...ready?" bisikku sekilas mencium bibirnya, kudorong pelan tubuhnya menungging dan berpegangan pada dinding. Kubiarkan tubuhku memasuki tubuhnya yang seketika membuatnya mendesah akibat rasa panas dariku dan rasa hangat dari air yang membasahi tubuh kami.
.
.
.
*20 menit kemudian*
.
.
.
Dengan lembut kuusap tubuhnya dengan spon berbusa, kucium kembali lehernya yang wangi, kusabuni seluruh tubuhnya dengan penuh cinta.
"apakah sakit ketika kita bermain tadi?" ucapku yang seketika membuatnya tersenyum, diraihnya spon busa lainnya dan ikut mengusap ke tubuhku.
"sakit sih, but you're hot" bisiknya yang mencium sekilas leherku. Kupejamkan mata dan kuingat kembali ketika membekap bibirnya dengan bibirku untuk menutupi erangannya saat mencapai klimaks. Dorongan gerakanku membuatnya kewalahan bertopang pada dinding. Kuakui gerakan pinggulku tadi memang kasar dan ganas, namun ekspresi kyung yang seksi, rintihannya yang meminta lebih, serta lirihannya yang memintaku untuk bergerak lebih keras, membuat nafsuku semakin tinggi hingga lepas kontrol.
"you're hot too baby.." bisikku yang terpejam menikmati semua sentuhan darinya, diciumnya leherku, dirabanya dadaku, kurasakan elusan lembut tangan mungilnya di bagian bawah tubuhku yang seketika membuatku bangkit kembali.
"im done... " ucapnya tersenyum menahan ketawa dan mengambil handuk sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan shower
"loh..loh..sayang... Ini...aku..." lirihku yang terdiam di dalam ruangan dengan kondisi tubuh yang sedang wake up akibat pancingan darinya.. Terdengar tawa jahil dari kyung yang tengah berjalan menuju tempat pakaian.
.
.
.
To Be Continued