- part 3 -
"Eommaa."
Eomma Min menyambutmu dengan tangan terbuka lebar. Yang tentu saja kau balas dengan pelukan.
"Aigo, Eomma kira kau sudah lupa dengan mertuamu."
Kamu terkekeh pelan mendengarnya, menggumamkan maaf kemudian memeluknya lagi.
"Yoongi mana ?" Tanyanya begitu pelukan kalian terlepas.
"Masih di mobil, ambil beberapa barang."
"Kalian akan menginap ?"
Kamu mengangguk, membuat wanita cantik itu tersenyum senang.
"Ayo masuk. Kalian pasti lapar." Eomma Min mengelus punggungmu, mendorongnya sedikit untuk mengikutinya memasuki resto yang baru dibuka minggu lalu.
"Ah selamat atas restonya Eomma." Kamu mengangkat karangan bunga dalam pot kecil serta terukir nama resto di dalamnya.
"Gomawoo." Eomma Min mengambilnya sambil terkekeh. "Padahal kau menantuku tak perlu repot seperti ini." Dia mengusap kepalamu sayang.
"Member aja membawakan karangan buat Eomma--terutama Park Jimin sainganmu dalam merebut Yoonji--masa aku engga." Jawabmu tersenyum.
"Eomma." Yoongi datang membawa bingkisan.
"Apa ini ?"
"Kimchi buatan anakmu." Yoongi menunjukmu dengan dagunya. Mempunyai anak laki-laki semua membuatmu yang berstatus menantu menjadi anak perempuan kesayangan ibu dua anak itu.
"Kamu kenapa selalu repot-repot Y/n-ahh." Cubitan sayang mendarat di pipimu.
"Cuoeemaa maoo nyueeneengiin--(cuma mau nyenengin)" Kamu menggelengkan kepalamu. "Eomma aku gabisa ngomooong." Ucapmu jelas setelah tangan halus Eomma Min terlepas dari pipimu.
Eomma Min tertawa seraya mengelus lenganmu. Tahu kau akan sebal jika kedua pipi berisimu itu dimainkan.
"Masuklah masuklah. Kalian jadi tontonan." Ucapnya masih terkekeh masuk ke dalam resto. Padahal itu ulahnya.
"Mau makan apa ?" Tawarnya.
"Apa aja Eomma, aku ga pernah masalah dengan makanan. Yoongi Oppa tuh pemilih." Ucapmu begitu kalian bertiga duduk di meja.
Yoongi mengerlingkan matanya sebal. "Apa aja, makanan Eomma aku suka."
Ucapan manisnya itu membuat lesung pipi Ibunya tercetak jelas. "Baiklah, aku akan kebelakang, tunggu sebentar."
Kamu dan Yoongi mengangguk lalu memandang ke sekeliling. Terdapat beberapa piagam serta karangan bunga yang masih segar--karena baru resmi di buka--serta sebuah potret besar Yoongi keluarga dan member Bangtan--selesai konser ucapmu, karena kau juga ada disitu namun enggan di foto karena malu dan ayah Yoongi yang memegang kamera.
"Tempatnya nyaman." Gumammu yang dijawab anggukan oleh Yoongi.
"Hyung yang ngedekorasi seperti ini." Lanjutnya.
Kamu menaikan alis perlahan. "Hey, kau tahu semuanya ?"
"Yupz, detailnya juga."
"Aku istrimu Min Suga--"
"--Iya aku tau." Yoongi memotong ucapanmu cepat.
Kamu menghela nafas kesal, ngomong dengan Min Yoongi memang butuh kesabaran ekstra. "Maksudku, kamu tau detail resto ini terus aku ga dikasih tau."
"Ini kan masalah keluarga--"
"Aku juga keluargamu."
"Aigooo, kalian berantem." Eomma Min datang membawa beberapa hidangan, menaruhnya dihadapan kalian, kemudian duduk di sampingmu. "Sebenarnya resto ini udah Eomma pengenin sejak lama, semua juga udah disusun, jadi tinggal ngumpulin dana dan syukurnya, tahun ini baru selesai." Sepertinya beliau mendengar percakapanmu dengan Yoongi dan sedang menjelaskan. "Lagipula Eomma gamau nyusahin kamu yang katanya lagi sibuk nyusun tugas akhir ya."
Kamu mengangguk. "Doanya Eomma, biar cepat lulus."
"Pasti anakku." Elusnya kemudian merapihkan makanan yang kini sudah lengkap. "Makanlah, sebentar lagi resto tutup, mungkin kalian pengunjung terakhir." Ucapnya lalu berdiri.
"Eomma ga ikut makan?"
"Eomma sudah makan sayang, sekarang mau beres-beres, kalian makanlah, kita pulang bareng kan."
Yoongi mengangguk disusul olehmu dan kalian mulai makan. Tidak diragukan lagi kenapa keluarga Min membuka resto. Makanan Eomma Min benar-benar nikmat.
***
"Hyung mana ?" Yoongi memasuki rumah meletakan beberapa pakaian milikmu dan miliknya.
"Di kamarnya, tadi dia bilang ada acara di kantornya jadi tidak bisa membantu Eomma di resto."
Yoongi mengangguk lalu berjalan ke kamar Kakaknya sebelum--
"Guuk."
"Hoolllyyyyyyyy." Teriaknya. Sempat membuatmu dan mertuamu kaget karena suara cemprengnya, namun menggeleng maklum. Min Yoongi, tidak pernah bersikap tidak biasa jika bertemu Min Holly.
"Oppa, jangan lupa bawa barang ke kamar du--"
"Ya ampun Holly kamu kotor banget." Ucapanmu bagaikan angin lalu. Yoongi tidak mendengarnya malah menggendong anak kesayangannya itu. "Mandi ayo kita mandi." Cicitnya melewatimu--bahkan sepertinya dia tidak sadar kau ada di situ. "Udah lama kan kita ga mandi bareng. Kajja." Ucapan terakhirnya sebelum menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Kamu menghela nafas sebal. Disusul dengan tawa ringan dari Eomma Min di hadapanmu.
"Taruh situ aja, biar Oppamu yang mengangkatnya."
Kamu menggeleng, lalu mengangkat koper besar perlahan. "Ga usah Eomma aku bisa sendiri."
"Ah dan oya Y/n-ah."
Pergerakanmu terhenti.
"Kasih ini ke dia, sepertinya surat dari tempat kerjanya, baru tiba tadi pagi." Eomma Min memberimu selembar amplop coklat. Kamu mengangguk lalu melanjutkan naik tangga ke kamar Yoongi yang kini juga kamarmu untuk menaruh koper.
"Oppa." Ketukan pertama begitu kau tidak di depan pintu kamar si sulung.
"Oppa ?" Ketukmu lagi memastikan apakah benar dia ada di dalam.
"Ah iya Y/n-ah. Masuk saja." Ucapnya setengah teriak lantaran kamu di luar pintu.
Menggigit bibir bawahmu, kamu ragu apakah harus masuk atau menunggu pria itu keluar dari kamar. Namun mengingat amplop ini mungkin penting baginya, akhirnya kau memutuskan untuk masuk ke dalam.
"Oppa aku masuk." Cicitmu pelan membuka daun pintu yang tak terkunci.
"Ne taruh saja di meja."
Kamu mengangguk, sedikit tergesa berjalan melintasi tempat tidur--letak meja kerja berada disamping ranjang dan harus melintasi setengah ruangan--lantaran tidak nyaman ini bukan kamarmu melainkan kamar kakak iparmu.
"Ah gomawo." Intonasi yang sedikit jelas dibelakangmu reflek membuatmu berbalik arah setelah menaruh amplop.
"O-Oppa !!" Namun kau segera memalingkan muka.
Bagaimana tidak, pria bertubuh kekar itu sekarang dalam keadaan bertelanjang dada. Otot perut yang tercetak sempurna serta butiran air yang melekat ditubuhnya khas orang selesai mandi dengan handuk melilit tubuh bagian bawahnya membuat mukamu merah tak terkira.
"Wae ?" Dia berjalan kearahmu--lebih tepatnya menghampiri amplop coklat di atas meja.
Dan kau semakin salah tingkah karena wangi aroma Burberry Brit campuran dari cedarwood, nutmeg, wild rose accord, tonka bean, grey musk, dan oriental woods accord begitu berbeda dengan wangi mint yang biasa kamu hirup setiap hari. Jika Min Yoongi adalah pria maskulin dengan aroma mint segar atau terkadang beraroma kuat seperti kopi dan caramel, maka kakaknya ini memiliki aroma yang lebih maskulin 100% yang menandakan pria terpanas sepanjang masa.
"A-aku." Kamu menggeser tubuhmu, melewatinya perlahan. Berusaha keras tidak jatuh ke dalam aromanya. "Aku keluar dulu, terima kasih Oppa." Ucapmu kemudian setengah berlari keluar kamar.
'Gila.' Batinmu. Kamu memang bukan kali ini melihat pria bertelanjang dada--mengingat Yoongi juga suka melakukannya jika berdua denganmu. Namun, entah kenapa kali ini membuatmu gugup tak karuan. Walau sekilas kau melihat beberapa potongan roti di perutnya, bayangan itu masih tercetak jelas di kepalamu. Min Yoongi mana punya potongan roti itu di perut buncitnya.
"Jjaaa Min Holly sudah man--"
"Yaaak Oppaa pakai bajumu !!" Potongmu setengah berteriak begitu Yoongi melintas di hadapanmu dengan handuk melingkar di pinggangnya dan Holly didekapannya.
"Wae??" Ucapnya heran. Begitu juga dengan Holly yang menatapmu tak kalah heran.
"Pakai bajumu ish cepaat."
"Waaeeee? Kau kan sudah biasa." Jawabnya.
"Ish. Eommaaaa putramu messumm." Kamu berlari ke dapur tempat Eomma Min berada.
"Yaaakkk waeee siapa yang mesuuuuummmmm !!!"
-end-