Desc: sasunaru milik masashi kishimoto
Pair: sasunaru
Rated: T
========happy reading=======
Naruto dengan jelas mendengar suara tembakan, sedetik kemudian, naruto merasakan sakit di bagian perut sebelah kirinya. Tapi, ada yang aneh. Kenapa rasa sakitnya hanya seperti tergores saja? Apa karena saking akuratnya tembakan menma, hingga membuat naruto tidak merasakan sakit yang berarti? Perlahan, naruto membuka matanya, dan yang pertama kali tertangkap oleh manik sebiru lautan milik naruto adalah warna merah darah. Merah darah yang mengelilingi satu tubuh yang telah tumbang. "Sai..." gumamnya memanggil si pemilik tubuh.
Satu tembakan telah menma lakukan. Peluru itu dengan sukses bersarang di tubuh sasarannya. Tubuh itu ambruk dengan berlumuran darah. Sesuatu yang sedari tadi di genggam oleh si pemilik tubuh, perlahan menggelinding dan berhenti tepat di dekat kaki menma. Menma memungut sesuatu itu dan menatapnya selama beberapa saat. "Ternyata benar,,, kau menyuntikkan cairan menjijikan ini padaku untuk membuatku tidak mengingat apapun,, sai-nii" ujar menma datar.
Sai menatap naruto yang berada tepat di depan matanya. "B-ba..gai.. mana kau tahu i-itu, menma?" tanya sai dengan napas memburu. "Awalnya aku hanya penasaran terhadap sesuatu setelah bertemu dengan uchiha sasuke dan uzumaki naruto. Lalu aku mencari - cari data tentang mereka di ruanganmu,, tapi yang ku temukan malah data berisi salah satu penelitian orochimaru. Serta laporan lengkap tentang hasil eksperimen itu, termasuk siapa yang jadi kelinci percobaannya."
naruto terpaku mendengar penuturan sang anak. 'Cairan... Ingatan.. Jadi itu yang membuat menma melupakanku?' naruto menatap benci pada sai. Tangannya yang menggenggam pistol terangkat perlahan. Mulut pistol terarah lurus pada kepala sai yang sekarang masih menatapnya. "Kau,,, tidak bisa ku ampuni.." gumamnya penuh kebencian. Naruto menarik pelatuknya, bersiap melubangi kepala sai.
Dor!
Satu tembakan terlepas, bersarang di tengkorak kepala sai. tapi bukan dari pistol naruto tembakan itu berasal, melainkan dari seseorang yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Naruto lagi - lagi terpaku mengetahui fakta bahwa sang anak tidak memiliki keraguan sedikitpun membunuh seseorang. "Kau tidak perlu mengotori tanganmu dengan darah pecundang seperti dia, kaachan" suara dari belakangnya membuat naruto membulatkan bola matanya terkejut, apa katanya tadi? Naruto membalikkan badannya dan menatap menma masih dengan ekspresi terkejut. "Kau.. Ingat siapa aku?" tanya naruto ragu. Menma menatap intens naruto, lalu ia berjalan mendekati naruto. Begitu ia sampai di hadapan naruto, perlahan wajah tanpa ekspresinya berubah menjadi sebuah senyuman. "Ya, kaachan. Aku sudah ingat,," seketika itu juga, pelukan erat penuh kerinduan dan perasaan lega menyambut kedatangan seorang menma yang sesungguhnya, uchiha menma. Itulah dia..
Seorang anak yang terlahir di keluarga uchiha. Anak tunggal dari uchiha naruto dan uchiha sasuke yang hilang 15 tahun silam kini telah kembali. "Menma,, syukurlah... Syukurlah kau telah mengingatku.." isak naruto. "Kaachan,, jangan menangis.. Aku sudah kembali kaachan.." menma membalas pelukan naruto erat. Bukannya berhenti menangis, naruto malah semakin terisak. "Kaachan,, jangan menangis, kaachan kan laki - laki" kekeh menma, walaupun air mata juga mengalir dari maniknya. Naruto memukul punggung menma pelan. "Biar saja. Aku cengeng kalau sudah menyangkut keluargaku. Hmmpp!" naruto mengembungkan pipinya di dalam pelukan menma. "Sejak kapan kau ingat kembali?" tanya naruto lirih. "Sebenarnya, setelah kiba membawa kaachan ke jeruji besi, aku menemukan sesuatu." menma terkekeh mengingat sesuatu yang ia temukan. "Sesuatu?" naruto bertanya lagi sembari membenamkan wajahnya di dada menma.
"Ya,,"
Flashback
"Ikat dan masukkan dia kedalam sel itu" perintah menma pada kiba. "Baik" setelah itu kiba mengikat naruto dan menggiringnya menuju sel di sudut ruangan. Menma melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan itu, kepalanya masih terasa sakit akibat ingatan asing yang lagi - lagi muncul di kepalanya.
Baru satu langkah ia ambil, kakinya terantuk sesuatu yang tergeletak di lantai. Dilihatnya sebuah dompet berwarna biru tua, disudut kanan dompet tersebut terdapat gambar kipas berwarna merah dan putih, lambang uchiha. Menma memungut dompet itu dan membukanya, entah kenapa ia penasaran terhadap isi dompet tersebut. Setelah di buka, hal pertama yang menma lihat adalah sebuah foto yang terpasang disana. Foto yang berisikan tiga orang, terdiri dari dua pria dewasa dan satu orang anak laki - laki yang berada di tengah, diantara kedua pria berambut raven dan pirang itu. Anak laki - laki itu amat mirip dengannya. Lagi, kepalanya terasa pusing, sekelebat ingatan berputar kembali di kepalanya.
"Tou-tan, kaa-tan, cini deh." menma kecil memanggil dua orang dewasa yang tengah duduk di sofa ruang keluarga. "Ada apa?" tanya salah satu pria dewasa berambut raven. "Cini aja poko nya!" menma melambai - lambaikan tangannya memanggil. "Sudah, ayo kita kesana." pria pirang menggandeng pria raven menghampiri menma. Begitu kedua pria itu berjongkok di depannya, menma mengambil tempat di antara si pria raven dan pirang, setelah dirasa posisinya pas. Menma mengangkat ponsel yang sedari tadi di genggamnya, lalu memotret dirinya sendiri bersama kedua pria itu. "Wah! Kau sudah bisa melakukan selfi ternyata!" si pirang berseru girang. "Hn, hasilnya cukup bagus. besok, akan ku cetak foto ini" menma berseru girang.
Ingatan asing itu lagi. Entah kenapa, sejak bertemu kedua pria dari kepolisian itu menma jadi sering mengingat sesuatu yang menurutnya asing. Merasa semakin penasaran, menma meraih foto itu untuk melihatnya lebih jelas. Begitu foto itu berhasil di keluarkan, selembar foto itu memanjang, menampilkan foto - foto yang lain. Di telusurinya foto tersebut satu persatu. Foto pertama, berisikan seorang anak laki - laki yang mirip dirinya tengah di cium di pipi kiri dan kanan oleh dua orang pria berambut raven dan pirang.
"Menma, selamat ulang tahun yang kedua!" seru pria berambut pirang. "Ayo, kita berfoto dulu" pria berambut menarik menma dan pria berambut pirang itu mendekat. Menma yang tengah membawa kado berdiri di tengah - tengah, sementara kedua pria itu berlutut di sisi kiri dan kanannya. Sesaat sebelum pria raven itu menekan tombol, kedua pria itu mencium kedua pipi menma. Membuat menma tertawa senang.
Menma beralih ke foto berikutnya, foto dimana si pria raven yang tengah menggendong si anak laki - laki sembari menunjuk seekor singa di dalam sebuah kurungan raksasa.
"Menma, coba lihat itu. Singanya besar kan?" menma berbinar menatap seekor singa yang di tunjuk oleh si pria raven.
Foto berikutnya adalah seorang pria berambut pirang yang tengah menyuapi dirinya, keduanya terlihat bahagia.
"Ayo menma-chan, buka mulutmu. Aaaa~" dengan senang hati menma membuka mulutnya. "Anak pintar," puji si pria raven.
Kali ini ingatan itu semakin jelas, menma dapat melihat bahwa pria raven itu memiliki mata sekelam malam yang meneduhkan. Dan si pria pirang ternyata memiliki tiga garis di masing - masing pipinya, mirip kumis kucing. Lagi, menma menatap foto terakhir. Foto kedua pria berambut pirang dan raven itu yang saling menatap dengan kening mereka yang bersentuhan. Di sudut bawah sebelah kanan terdapat serangkaian huruf yang membentuk suatu kata —nama— u. Sasuke & u. Naruto. 10 juli.
Berdasarkan tahun yang tertera di sana, foto ini di ambil 18 tahun yang lalu. Dan kedua orang dalam foto tersebut, sama persis dengan kedua pria yang selalu muncul dalam pikiran ataupun mimpinya akhir - akhir ini. 'Jadi,, uchiha sasuke dan uzumaki—uchiha naruto itu adalah kedua orang tua ku? Kalau benar, kenapa bisa aku barada disini dan menjadi musuh mereka?' batinnya. Lalu, ingatan itu muncul dalam kepalanya,
"Lutunya~" menma berbinar menatap seekor anak rubah berwarna orange yang di bawa oleh seorang paman tak di kenal. "Paman, boleh tidak, menma menyentuhnya?" menma meminta penuh harap. Si paman tak di kenal berjongkok di depannya dan menyodorkan anak rubah itu pada menma. Menma dengan girang mengelus bulu berwarna orange itu. "Nak, boleh paman tanya sesuatu?" menma menatap penuh tanda tanya pada si paman. "Siapa kedua orang tuamu?" tanya nya. "Tou-tan ku belnama uciha cacuke dan kaa-tanku namanya uciha naluto" jawab menma. Setelah bertanya, paman tersebut mengaku sebagai teman kedua orang tuanya dan mengajaknya berjalan - jalan.
Menma di ajak kesebuah bangunan tua yang tidak ia kenali. Paman yang memperkenalkan dirinya sai. Membawanya ke seorang pria pucat bertampang mirip ular. Menma tahu ada yang tidak beres. maka dari itu, menma berlari menjauhi kedua orang itu dan mencari jalan keluar. Tapi apa daya, kaki seorang anak berumur dua tahun bukanlah tandingan kaki orang dewasa. Dengan mudah, menma kembali tertangkap. Menma berontak, sedetik kemudian, sesuatu seperti jarum menembus kulitnya, membuatnya tak sadarkan diri. Dan ketika menma membuka mata kembali, dia sudah tidak mengingat apapun.
Menma teringat bahwa beberapa hari lalu ia menemukan data mengenai segala tektek bengek suatu eksperimen milik orochimaru. Pikiran menma terfokus pada objek uji coba.. Pada data itu, pada poin objek lebih tepatnya,, tertulis namanya, u.menma. "apa otakku benar - benar sudah di manipulasi?" gumamnya, "aku akan mencari tahu" katanya sebelum beranjak pergi.
Flashback end
"Lalu, setelah bertemu denganmu, aku yakin bahwa kau memang orang tuaku.." kata menma. Naruto mengerutkan keningnya, "yakin? Berarti kau cuma yakin bahwa aku ini orang tuamu. Bukannya benar - benar tahu" rajuk naruto. Menma terkekeh. "Bukannya begitu, kaachan. Aku kan hilang saat berumur dua tahun. Itu lima belas tahun lalu. Penampilan kaachan dan touchan berbeda sekarang. Rambut kaachan lebih pendek dari pada dulu, touchan juga sekarang tidak memiliki rambut pantat ayamnya lagi.. Jadi wajarkan, kalau aku kesulitan mengenali kalian?" naruto cemberut, "iya sih.."
Itachi dan ketiga anggota hebi menghampiri naruto dan menma. "Aku terkejut saat kau tiba - tiba menyerang sai. Padahal kau temannya.." komentar itachi. Menma mendengus tanpa melepaskan pelukannya pada naruto. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan dari dulu, itachi-jisan" balas menma. Itachi speechles, "ingatanmu sudah kembali rupanya" suigetsu menatap menma dari atas ke bawah. Di balas seringaian dari menma.
Naruto yang sedari tadi di peluk oleh menma merasa mulai kehabisan oksigen karena sedari tadi wajahnya terbenam di dada menma. Maka dari itu, ia menepuk - nepuk punggung menma minta di lepaskan. Mengerti permintaan sang 'ibu', menma melonggarkan pelukannya supaya naruto bebas bergerak. Kekehan meluncur dari bibirnya saat melihat 'ibu'nya itu menghirup udara sebanyak - banyaknya dengan wajah memerah. "Kau ini, wajahku ini hanya sebatas pundakmu, peluk kok kenceng - kenceng. Kaachan jadi susah bernapas tahu! Lagipula, kenapa sih kau bisa setinggi ini? Umurmu kan baru 17 tahun" gerutu naruto. Menma menyeringai, "kaachan aja yang mungil" ledeknya. Naruto menggerutu. "Kau sama saja dengan ayahmu"
Karin berbinar senang melihat menma. "Kenapa dengan tatapanmu itu, karin?" tanya naruto merasa terganggu. "Naru-chan, boleh tidak, kalau aku jadi menantumu?" celetuk karin. Kedutan bertengger manis di kepala naruto. "Tidak boleh!" seru naruto. Karin cemberut, "dari pada itu, masih ada sesuatu yang harus kita lakukan." menma mengerutkan alisnya, pertanda ia sedang serius. "Melakukan apa?" tanya suigetsu. "Menghentikan organisasi ini, tentu saja" menma menjawab. "Bukankah kau ketua nya? Kenapa kau tidak umumkan pada anak buahmu kalau organisasi ini di bubarkan?" suigetsu melipat kedua tangan di depan dada. "Aku memang ketua nya. tapi, bukan aku yang memegang kendali,,, masih ada orochimaru dan danzo yang harus kita hadapi.." jelas menma. "Masalah danzo, bisa kita percaya kan pada kedua kakekmu.. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengurus yang satunya lagi, orochimaru.."
"Biasanya, dia ada di laboratorium.." itachi mengerutkan keningnya. "Dimana tempatnya?" tanya nya. Menma menatap ke arah langit - langit ruangan. "Tepat di atas kita..." gumamnya.
Tbc
Jadi, aku membuat flashback di dalam flashback. Wkwkwkwk...
A/n: jadi, yang tulisannya miring itu flashback. Dan yang tulisannya miring+bolt(tebel) itu flashback di dalam flashback atau bisa di bilang juga, ingatan menma semasa kecil. Sebelum di culik sai. 😂