Me And My Brokenheart

By rxsjournal

3.8K 208 28

Maudy Putri Catalia. Baik, cantik, pinter, dan pendiem. Karena kamu, aku jadi tahu apa itu jatuh cinta? -Mau... More

Prolog [Revisi]
One: Masuk Sekolah
Two: Hari Kedua
Three: Satu Kelas?
Four: Kenapa?
Five: Rahasia
Six: Bingung?
Seven: Perhatian
Eight: Siapa Dia?
Nine: Curcol (Ray)
Ten: Curcol (Maudy)
Eleven: Curiga
Twelve: Cemburu Again (versi Maudy)
Thirteen: The Reality
Fourteen: Dimas is Fanboy
Fifteen: Toko Buku
Seventeen: Dinner
Eighteen: Marah
Nineteen: Ambigu
Twenty: Bangunan Tua
TwentyOne: Lie
Attention!

Sixteen: Dia Kembali

111 5 4
By rxsjournal

Seketika, ruangan yang tadi ramai berubah menjadi hening. Mereka semua terdiam tanpa ada yang mau bersuara. Ada yang diam karena penasaran, ada yang diam karena kebingungan, ada yang diam karena kaget, dan ada yang diam karena ketakutan.

"Kok pada diem, sih?" Pekik Maudy tiba-tiba, membuat mereka semua kembali tersadar.

"Hah?! Ah, eng-enggak i-itu..." Ray mencoba mencari alasan agar ia bisa pergi dari ruangan ini sekarang juga. "Ah iya, gue lupa! Gue ada janji sama Nyokap. Gue pulang, ya!"

Ray pun melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju pintu keluar rumah tersebut. Sebelum ia benar-benar keluar, ia sempat menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat dia lebih jelas lagi.

Ternyata, dia masih sama kayak dulu. Gak banyak yang berubah dari dia.

Ray pun kembali menghadapkan kepalanya ke depan dan keluar dari rumah tersebut menuju motornya.

****

"Kalian kok aneh banget, sih, tadi?" Tanya Maudy penasaran. 

Maudy bingung, mengapa saat ia mengenalkan Ray kepada kakaknya dan juga pacarnya, mereka berdua--ralat, mereka bertiga karena Ray juga sama--sangat kaget saat mereka bertemu kembali di rumah milik Maudy.

"Emang tadi kita kenapa, Dy?" Tanya Anta balik seperti orang yang pura-pura bego. Matthia sedari tadi hanya diam tanpa bersuara. Ia menatap lurus kearah depan dengan pandangankosong.

Anta pun langsung menolehkan wajahnya kearah Matthia. Ia menepuk pelan bahu Matthia hingga sang empunya pun tersadar.

"Ha-hah?! Apa,Ta?" Tanya Matthia terbata-bata sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.

Anta pun menolehkan kembali kepalanya kearah adiknya. "Dy, bisa tinggalin kita berdua gak?"

"Lo ngusir gue? Oke, sip!" Maudy pun melangkahkan kakinya pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua seraya membawa dua kantung plastik yang berisi novel-novel yang baru dibelikan oleh Ray.

Saat Maudy menginjakkan kakinya di anak tangga pertama, ia membalikkan tubuhnya kearah Anta dan Matthia. "Lo jangan apa-apain Kak Tia, loh, Ta!" Perintah Maudy kepada Anta.

Anta memutar bola matanya malas. "Lo kalo mikir jangan aneh-aneh. deh! Lagian, daritadi gue udah berduaan sama Tia dan gak terjadi apa-apa, kok." 

"Iyalah, iya, terserah lo!" Maudy pun melanjutkan langkahnya untuk menaiki anak tangga yang membawanya menuju ke lantai dua, tempat kamarnya berada.

Setelah dipastikan Maudy memasuki kamarnya, Anta pun langsung berbicara serius kepada Matthia.

"Ya, itu tadi~" Sebelum Anta melanjutkan perkataannya, Matthia sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Iya, dia orang yang selama ini aku ceritain ke kamu." Final Matthia yang membuat Anta langsung terkaget-kaget dibuatnya.

"Tapi, dia gak keliatan seperti yang selalu kamu ceritain ke aku, Ya. Dia gak terlihat seperti..." Ada jeda sebentar sebelum Anta melanjutkan perkataannya. Ia menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan. "Seperti pembunuh."

"Muka dia emang innocent. Tapi, dibalik mukanya itu, banyak rahasia yang dia sembunyiin. Dan aku yakin, adik kamu pasti belum tau soal masalah ini." Jelas Matthia panjang lebar.

Anta hanya diam mendengarkan penjelasan dari Matthia.

Karena tak mendapat respon apapun dari Anta, ia pun melanjutkan ceritanya.

"Aku liat sendiri, Ta. Dia.Lagi.Mutilasi.Roy.Di.Depan.Aku." Matthia sudah tidak bisa lagi membendung air matanya semakin lama dan akhirnya, kristal bening itu meluncur dengan sempurna di wajah Matthia.

Matthia menangis sesenggukkan sambil terus menceritakan cerita yang sudah sering di dengar oleh Anta. "Coba kamu bayangin kalo kamu ada di posisi aku. Di umur kamu yang masih muda, kamu udah ngeliat adegan yang jelas-jelas gak patut untuk dilihat oleh anak seumuran aku."

Kedua bahu Matthia bergetar bersatu dengan suara isakannya. Anta pun segera membawa tubuh Matthia kedala pelukannya. Matthia menangis terisak karena luka yang telah ia kubur dalam-dalam, kini terbuka lagi oleh seseorang yang berada di masa lalunya dulu.

"Stt... stt... stt... Jangan nangis! Kamu kan udah punya aku. Aku siap kok jadi pendengar setia buat kamu." Perkataan Anta barusan membuat Matthia langsung mendongakkan wajahnya dan melihat kearah Anta. Ia pun langsung tersenyum manis.

"Makasih udah jadi pacar yang baik buat aku. Makasih banget, Ta." Matthia pun langsung kembali lagi kedalam dekapan Anta yang terasa nyaman untuknya.

Gue harus bikin Maudy jauh sama cowok itu, pikir Anta dalam hati.

****

Di lain tempat, Ray masih memikirkan kejadian tadi yang menurutnya sangat mengejutkan. Bagaimana tidak? Cinta pertamanya telah kembali berada di dekatnya. Walaupun ia tahu, ia takkan mungkin mendapatkannya lagi karena dia sudah memiliki pacar.

Namun, hal yang membuat Ray bingung adalah, 'Kapan dia kembali?'

Setahu Ray, ia menjalani pengobatan seperti itu selama 15 tahun agar benar-benar sembuh total. Agar bayang-bayang tentang dirinya yang sedang membunuh kakaknya sendiri, hilang dari ingatan Risa.

Tunggu! Risa? Tapi tadi, Kak Anta mengenalkannya kepadanya dengan nama Matthia, nama belakangnya. Mungkin, ia tidak ingin dipanggil dengan nama kecilnya karena tidak mau mengengingat masa lalu.

Ah, kali ini Ray sungguh bingung harus berbuat apa. 

"Pusing!!!" Ray mengacak rambutnya, frustasi. Ray pun merebahkan dirinya diatas kasur King Size-nya.

Ia memandang langit-langit dengan tatapan menerawang.

"Roy, gue kangen sama lo! Gue pengen lo balik lagi kesini. Gue kangen. Gue nyesel punya dia didalam tubuh gue. Dia yang udah bikin gue ngebunuh lo, bukan gue." Ray pun mengusap wajahnya pelan yang mulai mengalirkan air mata. "Gue kira, dengan gue punya dia di dalam tubuh gue, gue bakal terlihat lebih istimewa. Nyatanya? Enggak sama sekali. Gue malah nyesel punya dia."

Ray pun bangkit dan berjalan menuju cermin Full Body-nya. Ia melihat bayangan di depannya yang tersenyum kemenangan. Bayangan itu bukanlah bayangan Ray yang asli, melainkan dia.

"Lo nyesel punya gue?" Tanya bayangan Ray yang berada di dalam cermin tersebut.

"Lo benci ada gue?"

"Lo gak suka gue ada di tubuh lo?"

"Lo pengen gue pergi dari tubuh lo?" Ray hanya menganggukkan kepalanya dengan raut wajah yang sangat berantakan.

Bayangan Ray yang berada di dalam cermin tersebut langsung tersenyum miring.

"Lo gak bisa nyesel karena gue ada di tubuh lo. Kenapa? Karena gue, ditakdirkan untuk bersama sama lo."

"Lo gak bisa benci gue karena gue adalah lo yang berbeda kepribadian."

"Lo gak suka ada gue? Berarti lo juga gak suka sama diri lo sendiri."

"Dan terakhir, lo pengen gue pergi? Gue bakal pergi kalo lo emang bener-bener bisa jaga diri tanpa ada gue di tubuh lo."

"Sampai kapan? Sampai kapan lo ada di tubuh gue?!!" Teriak Ray frustasi. Ia melemparkan vas bunga yang berada di dekatnya kearah cermin tersebut.

Seketika cermin tersebut retak menjadi beberapa bagian.

Ray pun berjalan kearah laci kecil yang berada di dekat tempat tidur. Ia membukanya dan mengambil beberapan botol obat yang sering dia minum agar dia tidak muncul.

Ray pun mengambil pil dari setiap botol tersebut dan meminumnya secara berbarengan. Kemudian, ia mengambil segelas air yang memang selalu disediakan diatas laci kecil kamarnya.

Setelah obat itu sudah ditelan oleh Ray, Ray pun mendesah keras.

"Sampai kapan gue harus bergantung sama obat-obatan? Sampai kapan?" 

****

Tbc.

Thx for reading yapp:) Stay trs sm crita ini ya walau slow update..

Oh iya,, gw mau ksh tau klo gw bkl update seminggu 1 chapter.. Gpp kan?

Jgn lupa vommentsnya yaa:*

Riss~

Continue Reading

You'll Also Like

199K 17.4K 49
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...
AV By s h e y

Teen Fiction

2.8M 237K 41
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
950K 3.9K 24
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
2.4M 237K 58
📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...