Not Him but You, Not Her but...

By lezma_simpson

15.4K 2K 140

Kisah tentang dua pria yang bersahabat yang jatuh cinta kepada gadis biasa. More

CAST & Part I
Part II
Part III
Part IV
Part V
Part VI
Part VII
Part VIII
Part IX
Part XI
Part XII
Part XIII
Part XIX
Part XX
Part XI
Part XII
Part XIII

Part X

767 114 13
By lezma_simpson

Al dan Yuki telah tiba di depan rumah Yuki.

"Sampai ketemu besok, Ki."

Dan dengan tiba-tiba Yuki memegang tangan kiri Al, "tangan kamu terluka, kamu tunggu sebentar ya."

Yuki pun berlari masuk ke dalam rumah dan mencari perlengkapan P3K, dan Yuki kembali berlari keluar dan duduk di jok depan mobil Al.

Tanpa berbicara sepatah kata, Yuki langsung mengobati tangan Al dengan hati-hati.

Al yang kaget melihat apa yang Yuki lakukan kepadanya pun hanya diam dan memandangi wajah Yuki yang sedang mengobati luka memar ditangannya.

"Nah, sudah selesai. Oh iya Al, terimakasih ya."

"Terimakasih untuk ..... ?"

"Terimakasih sudah nganterin aku pulang dengan selamat."

"Terimakasih juga udah ngobatin luka tangan aku."

"Kamu hati-hati ya Al!"

"Iya, Ki. Baiklah aku pulang ya, sampai ketemu besok!"

Al pun melajukan mobilnya, tapi...mobil Al malah mundur ke belakang menghampiri Yuki.

"Kenapa Al ? Ada yang ketinggalan ?"

"Ngga, aku punya hutang sama kamu, hari ini belum sempat ajak kamu makan."

"Iiih apaan sih Al, malu-maluin aja. Sudah ah sana kamu pulang !" jawab Yuki dengan malu-malu.

"Besok ya aku traktir, aku tidak terima penolakan !"

Kemudian Al pun menggas mobilnya dan meninggalkan rumah Yuki.

Yuki masuk ke dalam rumahnya, dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dan Yuki pun melamun, kejadian tadi bersama Al tidak bisa hilang dari pikirannya.

"Al, jujur..kamu itu cakep, ganteng, kaya, pintar, idola para gadis, baik, dan.....kamu itu adalah pria yang disukai Ariel." ucap Yuki sambil menatap langit kamarnya.

Yuki pun beranjak dari kasurnya dan segera mandi. Di dalam kamar mandi, Yuki sikat gigi, dan mengoceh sambil melihat ke cermin "Apa yang kamu pikirkan Yuki ? Jangan sampai suka sama Al!" (sambil mengoceh Yuki pun memukul-mukul pipinya).

                              ***

Al yang sudah memarkirkan mobilnya di garasi, bergegas masuk ke dalam rumah dan berlari naik tangga menuju kamarnya.

"Bi, itu Al bukan ya ?"

"Iya, nyonya itu tuan muda Al."

Bunda Al pun naik ke atas menuju kamar Al.

"Selamat sore Pangeran bunda."

"Sore bun"

"Ada apa ini, koq kamu ngga sapa bunda dulu tadi langsung main lari ke atas aja ?!"

"Hehe, maaf bun. Al kebelet pipis jadi buru-buru."

"Dasar anak bunda, bisa aja. Loh....tangan kamu kenapa Al ?"

"Tadi ada kecelakaan kecil bun di jalan, tapi ngga apa-apa koq."

"Kecelakaan kecil ? Di jalan ? Lah terus kamu tadi ke rumah sakit dulu ,gitu ?"

"Ya nggalah bun, masa luka kecil begini harus ke rumah sakit?"

"Lah terus, kalau bukan ke rumah sakit, siapa yang ngobatin luka di tangan kamu ?"

"Hehe, teman bun."

"Teman atau teman ?"

"Teman, bun."

"Bau-baunya sih ini teman nya pasti perempuan." goda bunda Maia.

"Sudah ah bun, Al mau mandi udah bau keringat."

"Hmmm....ciiie yang udah punya someone special." ledek bunda sambil tersenyum.

"Sudah ah bun, bunda masak aja, Al udah lapar."

                               ***

Pagi ini cuaca di Tokyo begitu dingin, dan seperti biasa, Yuki sudah berada di kampus terlebih dahulu diantara mahasiswa mahasiswi lainnya.

Yuki berjalan jalan mengitari kampus, dan kebetulan saja Yuki melihat seorang mahasiswa yang sedang latihan senam di GOR. Dan ternyata pria itu adalah Arthur.

"Arthur ? Pagi begini dia sudah latihan."
Yuki pun berjalan masuk ke dalam GOR dan menghampiri Arthur.

"Pagi ganteng....."sapa Yuki.

"Waaaaah kemasukan roh apa nih, tiba-tiba manggil ganteng?"


"Haha...roh Sadako nih yang datang nyapa kamu pagi-pagi."

"Haha, Sadakonya cantik, aku sih ngga keberatan."

Yuki pun langsung memukul lengan Arthur yang kekar.

"Aiiis...gadis cantik koq mukul, udah kaya preman aja."

"Preman kampus, Tur."

Yuki dan Arthur pun bercanda dan tertawa berdua.

Dari kejauhan, tampak seseorang yang sedang memperhatikan Yuki dan Arthur, dan orang itu mengambil photo Arthur dan Yuki yang sedang asyik tertawa berdua.

Arthur dan Yuki tidak menyadari kalau ada seseorang yang memoto mereka berdua.

"Oh iya, Ki....minggu depan aku akan ke Brazil, disana aku ikut kejuaraan senam dan sekalian pulang kampung."

"Waaah...hebat..selamat ya Tur, senang dengar berita bahagia ini. Tapi, nanti aku ngga punya teman dong disini."

"Makasih Ki, sebenarnya sih aku pengennya ngajak kamu ikut ke Brazil sekalian kenalin calon menantu kepada kedua orangtua aku."

"Apaaaaa ?" Yuki kembali memukul lengan Arthur, dan kali ini lebih keras.

"Woooow....stop...benar ya kamu preman, tenaganya kuat banget. Dikit-dikit main pukul, itu namanya kekerasan dalam rumah tangga."

"Enak aja, kekerasan dalam rumah tangga, memangnya kita suami istri ?"

"Iya, calon istri aku kan?" gombal Arthur.

"Yeeey siapa juga yang mau jadi istri kamu." 

"Haha...galak amat sih Ki, udah ah aku mau latihan lagi."

"Iya udah, aku juga mau masuk kelas nih, bye!"

                            ***

"Stef...lihat photo ini!"

"Apaaaaa ? Arthur dan gadis itu lagi!"  jawab Stefany dengan emosi.

"Sepertinya gadis miskin itu mencoba mendekati Arthur, Stef."

"Tidak bisa ! Siapa dia ? Mana bisa gadis miskin itu disejajarkan sama aku?!"

"Betul, Stef. Sebaiknya kita kasih dia pelajaran!"

"Haha, aku setuju."

Stefany dan geng nya pun berencana ngerjain Yuki.

Yuki pun mengikuti kelas pagi ini, dan 2 jam berlalu, kelas pun bubar. Yuki pun keluar dari kelas dan hendak menuju toilet.

Ketika Yuki di dalam toilet, pintu toilet yang Yuki masuki kini seperti ada yang mengganjal gagang pintunya dari luar.

Yuki pun mencoba membuka pintu toilet tersebut, tapi tidak bisa dibuka. Padahal sebentar lagi Yuki harus masuk kelas, karena ada ujian lisan.

"Tolong !!!!! Tolong buka pintu ini ! Siapapun disana tolong aku!"

Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam toilet tersebut, karena diluar sudah dijaga oleh 2 orang gadis yang ditakuti dan disegani di kampus.

"Tolong...aku mohon siapapun tolong aku!" akhirnya Yuki menangis, dan Yuki menangis bukan karena dia tertahan di dalam kamar mandi, melainkan lebih karena dia tidak akan bisa mengikuti ujian lisan dari dosen kali ini.

Al yang kebetulan lewat melihat 2 orang gadis yang sedang tertawa dan berjaga-jaga di depan toilet. Al memang mengenal gadis-gadis itu. Entah mengapa rasanya Al ingin kesana .
"Ada apa ini , kenapa kalian berdua disini, bukannya masuk kelas Mr. Hideaki ?

"Eh Al, oh itu...kami lagi malas masuk kelas Mr.Hideaki, dan ngga penting juga sih mata kuliahnya." ucap salah satu gadis.

"Toloooong !!! Tolong buka pintunya !" Yuki pun kembali teriak.

Al yang mendengar suara itu langsung mendekat ke toilet.
"Suara siapa itu? Apa ada orang di dalam toilet ?" tanya Al dengan tegas.

"Eeeeh...eeeeh...ngga ada suara apa-apa koq, kamu mungkin salah dengar Al." bantah kedua gadis itu dengan perasaan takut.

"Toloooong !!!!!" teriakan Yuki semakin jelas sekarang.

Al yang mendengar teriakan dari dalam toilet pun langsung masuk dan mencari sumber teriakan tersebut.

"Ayo kita pergi, sebelum masalah ini semakin besar!" kedua gadis itu pun berlari meninggalkan toilet.

Al pun mendobrak pintu toilet yang terkunci dari luar.

"Yuki ? Kenapa kamu disini ?"

"Al......" Yuki pun langsung berlari memeluk Al dan menangis.

Al pun membalas pelukan Yuki dan mengelus rambut Yuki dengan lembut.
"Sudah...tenang Ki, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi ?"

"Kita keluar dulu, jangan ngobrol disini ngga enak, ini kan toilet ladies."

Al pun menggenggam tangan Yuki dengan erat, karena saat ini Yuki merasakan gemetar.

Al mengajak Yuki ke ruang UKK (Unit Kesehatan Kampus), dan menyuruh Yuki untuk duduk dan menenangkan diri.

"Ini, minum dulu, dan tenang kamu bisa cerita sama aku." ujar Al dengan penuh perhatian.

Yuki kembali meneteskan air mata dan mulai bercerita.

"Aku ngga tau Al, tadi aku ke toilet mau buang air kecil dan pas aku mau buka pintu, pintu itu seperti ada yang mengganjal dari luar sehingga aku ngga bisa keluar. Padahal seharusnya aku ada kelas, dan yang paling penting adalah ujian lisan. Aku kehilangan 1 nilai dan pastinya aku tidak lulus oleh Prof. Himoto."

Al pun menghapus air mata Yuki dengan tangannya.

"Kenapa mereka melakukan ini padamu, Ki ?"

"Aku juga ngga tau, Al. Padahal aku merasa tidak mempunyai musuh."

"Mereka pasti adalah orang yang tidak suka sama kamu."

"Mungkin Al, mungkin aku tidak pantas kuliah disini, di Universitas kelas atas."

"Sudah, ngga usah kamu pikirin nanti malah kamu sakit,lagi."

"Iya, Al, makasih...terimakasih kamu sudah menolong aku lagi."

"Baiklah, tapi di dunia ini tidak ada yang gratis."

"Haaa ? Apa Al, kamu mau apa ? Aku tidak punya uang untuk mentraktir kamu."

"Hahaha...besok aku jemput kamu jam 3 sore !"

"Haaaa ? Besok kan hari minggu, Al."

"Iya justru karena besok hari minggu, makanya kamu tunggu aku jemput di rumah kamu ya , ingat jam 3 !"

"Kemana Al?"

"Sudah jangan banyak tanya, pokoknya kamu harus sudah siap besok aku jemput!"

"Baiklah, Al."

"Ya sudah, sekarang udah ngerasa baikan ? Kalau udah ayo kita pergi dari sini!"

                              ***

"Hahaha...rencana kita berhasil, Stef...tapi sayang ada Al yang nolongin dia tadi."

"Tidak masalah, friends. Yang penting gadis itu tidak bisa ikut ujian dan yang terpenting itu adalah ganjaran untuknya karena telah mencoba mendekati Arthur.

                           
                                ***

"Mah, Yuki boleh ijin ngga, besok mau pergi ?"

"Tumben, Ki, sama siapa ? Sama seorang cowo ya ?"

"Iiiih mama ngeledek aja kerjaannya."

"Berarti tebakan mama benar dong, kalau ada seorang cowo yang ajak kamu jalan besok."

"Hehe, iya mah. Boleh ngga ?"

"Boleh sayang. Tapi ingat harus bisa jaga diri ya!"

"Baik mah, makasih ya mama ku sayang."

"Wah berarti besok mama bisa kenalan sama calon mantu mama dong?"

"Iiiih apaan sih mah, Al itu cuma teman koq."

"Oooh jadi namanya Al, Aladin ? Aliando ? Aladina ?"

"Hahaha...mama bikin ketawa aja, udah Ah, Yuki mau mandi dulu."

"Anak mama sudah gede sekarang."

Mama Twina pun mengambil poto Alm.suaminya dan meneteskan air mata, "Pa, sekarang Yuki anak kita sudah besar, saya yakin kamu pun bahagia disana."

Yuki yang sudah selesai mandi langsung masuk ke kamarnya.

"Yuki, tadi handphone kamu bunyi."

"Oh iya mah, nanti Yuki lihat."

"Ariel...., ada apa ya?" seru Yuki.

Yuki pun mengirim pesan ke Ariel.
"Hey, Ril..maaf tadi aku lagi mandi, ada apa Ril ?"

"Ki, besok kamu bisa temani aku ke mall ngga mau cari kado."

"Aduh maaf, ngga bisa Ril. Besok aku mau pergi. Kalau lusa, gimana ?"

"Oh gitu ya ... asyik besok kamu mau jalan sama pacar kamu ya, Ki ?"

"Ah ngga koq Ril, besok aku mau jalan sama teman."

"Oh, iya udah kalau begitu, lusa aja temani aku ya. By the way, have fun ya buat besok!"

"Oh iya Ril. Makasih."

                                
                                 ***

Di kediaman Al, tampak pagi sekali Al sudah bangun dan bunda yang melihat Al melakukan hal diluar kebiasaannya.

"Al, ngga salah ? Jam segini kamu udah bangun ?"

"Hehe iya bun, Al udah bangun."

"Tampaknya Pangeran bunda yang satu ini sedang jatuh cinta, soalnya wajahnya beda dari biasanya nih."

"Ah bunda tau aja, oh iya bun nanti jam 2 Al mau pergi ya."

"Iya sayang, tapi harus hati-hati ya diluar!"

"Iya, pasti bun."

"Sepertinya anak bunda ini mau ajak seseorang kencan nih." ledek bunda Maia.

"Hehe iya bun, bunda doain aja ya semoga sukses nanti kencannya."

"Bawa kesini dong Al, bunda juga kan pengen kenal."

"Iya bun, tapi jangan sekarang. Nanti aja kalau dia nya sudah siap.".

"Siap apa Al ? Siap dilamar sama kamu? Haha..."

"Siap lahir dan batin bun. Iya udah Al kembali ke kamar dulu ya bun."

                               ***

*tok tok tok

"Mah, jangan dibuka, biar aku aja yang bukain pintunya!"

"Hai Al"

"Hai Yuki"

Mama Twina pun beranjak menghampiri Al dan Yuki.

"Selamat sore, tante. Saya Al, mau ijin bawa Yuki jalan , boleh tante ?"

"Sore juga Al, ayo silakan masuk! Iya boleh dong nak Al, tapi nanti kamu harus kembaliin Yuki dengan utuh ya!"

"Iya siap tante, terimakasih, maaf ..permisi tante, saya dan Yuki langsung pergi sekarang ya."

"Oh ya sudah, kalian hati-hati ya!"

"Mah, aku pergi dulu ya."

"Ki, kamu menang banyak, Al paket complete." bisik mama Twina kepada Yuki.

"Iih apaan sih mah, udah ah Yuki pergi dulu ya mah."

Yuki pun langsung mencium pipi mamanya, dan tak ketinggalan dengan Al yang juga mencium tangan mama Twina sebagai bentuk hormat kepada orangtua.

Continue Reading

You'll Also Like

THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
2.1M 332K 67
Angel's Secret S2⚠️ [cepat, masih lengkap bro] "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Ang...
ZiAron [END] By ✧

Teen Fiction

7.9M 736K 69
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang...
55.3M 4.2M 60
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...