Gak perlu kuat untuk berjuang.Tapi harus berjuang untuk menjadi kuat-(Thenameismy)
****
"Kenalin Nama gue Devin Sanjaya."
Cowok manis itu sedang memperkenalkan dirinya.
"Gue mantan anak SMA sini juga.Kalian pasti sudah kenal."
Lanjutnya kembali.
"Pindahan dari Cipta Angkasa."
Kemudian cowok itu segera mendapat tatapan tajam dari penduduk kelas tersebut yang notabene mantan temannya.
Benar saja walau Devin mantan ketos di SMA Cipta Angkasa,ia terbilang cukup misterius. Bahkan seluruh anak Bakti Jaya tidak pernah tahu bahwa dia pindah dan jadi anggota osis disana.
Devin melangkahkan kakinya menuju tempat duduk kosong yang berada di Samping Alif.
"Sudah selesai."Lanjut Devin menghembuskan napas lega.
"Selesai,"
"Bener banget dari semalem gue pikirin sampe bergadang." Ucapan Devin yang menurut Alif terlalu lebay itu mengingatkan Alif sesuatu.Bergadang apanya,tadi malam Alif ingat Devin sudah tidur ba'da sholat isha'.
"Lo ngapain ikutan pindah disini."Ucap Malvin yang duduk dibelakang mereka.
"Mau ngangguin hidup lo-lah."Jawab Devin singkat.
"Ih lo nge-Fans banget sama gue yak."Ucap Malvin sambil membenarkan poni yang menggangu pandangannya.
"Kagak juga.Orang gue biar dapet traktiran tiap hari."Devin terkekeh ketika mengatakan hal itu.
Alif hanya menatap aneh.Kenapa kedua temannya itu tak pernah akur sejak dulu.Padahal kalo salah satu dari mereka terluka.Pasti,yang lainnya akan berusaha keras untuk membantu.
"Lalu Marsha,sendiri disana??"Tanya Bastian yang duduk disamping Malvin.
"Iya.Itu yang bikin gue galau.Tapi,inikan permintaan Marsya gue yakin Marsya udah pikir konsekuensinya."Ucap Devin pada Bastian.
****
Sang Ksatria sudah sampai ditempat tujuannya. Memarkirkan kuda putihnya diparkiran seharga 2000 rupiah itu.
"Gara-gara Babu mogok beli gas.Gue yang susah.Nyusahin orang."Gumam Malvin setelah sampai ditaman antara rumahnya dan apartement Devin.
Sejak perdebatan tadi pagi Devin ngambek.Malvinlah yang menjadi korban.Biasanya dia bisa numpang makan gratis di apartement.Seenggaknya Alif selalu menyiapkan makanan sehabis mereka pulang sekolah kalau lagi rajin,Walau cuma mie instan sama telor teplok.Apalagi mamah Malvin sedang keluar kota dengan Papanya, pembantunya pun sedang pulang kampung.Jadi gak ada yang masakin dirumah.
Malvin sudah selesai membeli nasi goreng dan segera kembali ke motornya.
Tapi ia mendapati ban belakang motornya bocor.
"Blacky-blacky nakal banget sih mana pake bocor."Gerutu Malvin pada motor kesayangannya itu.
Malvin memutuskan untuk pergi ke apartement Devin meninggalkan Blacky disana. Sebelum itu ia menghubungi bengkel langganannya untuk mengambil blacky dari taman.
Entah apa yang membuat Malvin kali ini naik Metromini untuk ke apartement.
Dalam Metromini cukup sesak.Jam pulang kantor pikirnya.Malvin kembali mengingat Vanya,ia dulu sering sekali di ajak oleh Vanya naik metromini untuk pulang bareng.
Seketika sopir mengerem mendadak.Malvin yang tak berpegangan apapun akhirnya yusruk kesalah satu tempat duduk didekatnya.
Deg..Deg
Jantung Malvin tak karuan.Napasnya memburu kemana-mana.Sudah tidak menyangka siapa orang yang ada didepannya ini.
........
........
"Wah pak Dinto."Sapa Malvin cukup salting kepada guru favoritnya itu.
"Kamu Malvin.Kenapa tidak sopan??."Ucap Pak Dinto menghardik Malvin.
"Salahin sopirnya kali pak."Ucapan Malvin membuat sang sopir yang berjarak 3 kursi darinya menatap Malvin sinis dari kaca spion tengah metromini itu.
"Sorry-sorry pak driver."Ucap Malvin,tersenyum sambil mengacungkan dua jarinya menandakan"piss".
Setelah salah satu penumpang turun akhirnya Malvin dapat duduk disamping pak Dinto.
"Mending tadi jalan kaki,dari pada harus duduk sampingan sama pak Dinto.Gempor-gempor deh."Gumam Malvin yang sangat pelan sampai pak Dinto tak mendengarnya.
"Kamu ngapain naik metromini,motor kamu kenapa??."
"Sie Balcky bocor.Pak Didin sendiri,motornya kenapa??Pasti tuh motor jadul mogok ya.Kenapa mobilnya kagak dipake malah jadi pajangan dirumah."
"Enak saja kamu.Walau jadul motor itu banyak sejarahnya tahu.Saya gak make mobil karena saja gak bisa drive mobil."
Malvin mengeleng berat
"Ngapain beli mobil kalo gak bisa bawa."Gumam Malvin.
"Kamu mau kemana??Se-ingat saya ini bukan arah kerumah kamu??"
"Ke apartement Devin."
"Siapa saudara kembar kamu."Tebakan pak Didin membuat tengorokan Malvin seketika mengering.
"Sejak kapan saya kembar."Malvin mulai cemberut.Aneh-aneh saja Pak Didin.
"Maklum,kebanyakan mikirin rumus matematika jadi lupa sama muridnya."Pak Didin mulai tertawa kecil dan berbicara kepada Malvin di sepanjang perjalanan.
****
Bastian sedang menunggu Devin yang tak kunjung datang dari toilet Cafe itu.
"Lama banget tuh bocah.Buang air apa semedi,lama banget."Gumam Bastian karena sudah hampir 10 menit sejak Devin bilang mau kebelakang.
Bastian mulai berdiri untuk mencari Devin.Tapi,ia tak melihat ada seorang yang berjalan di depannya.Ia menabrak orang itu sampai-sampai minuman orang itu menumpahi seragam osis sekolahnya.
"Bastian."Panggil orang itu.Membuat Bastian mendonggakkan kepalanya.
Entah kenapa Bastian tak menyukai orang tersebut.Bastian terus saja berjalan tanpa memerdulikan orang yang memanggil namanya berulang kali.
Bastian langsung saja menarik tangan Devin yang baru saja keluar dari toilet.Dan langsung menyuruh Devin masuk kedalam mobil.Dan bergegas meninggalkan Blue'Cafe.
"Kenapa buru-buru banget.Makanan gue belum gue sentuh."Ucap Devin yang belum memakan pesanannya sama sekali.
"Udahlah.Nanti makan lagi.Gue habis ketemu orang yang paling gue gak suka."Ucap Bastian yang masih terfokus pada kemudi.
"Siapa."
"Zalfa."
"Zalfa,mantan lo."
"Siapa lagi.Kalo bukan cewek posesif itu."
****
Inces come to the back know.
Makin ribet.......
Makin ribet.......
Makin ribet.......
Kira-kira Inces masih sayang sama kobas atau nggak ya........
Devin kok ninggalin Marsha ya.Gimana yah Marsha.Digangguin si Revan atau..........
Like and coment yah....