The Darkness

By Ruangsanjana

64.8K 3.4K 212

Cho Kyuhyun Park Channie (oc) Cerita di private, kalau ingin baca bisa follow dulu ya More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 9
Part 10

Part 8

2.4K 208 7
By Ruangsanjana

Kyuhyun menatap pantulan dirinya disebuah cermin besar yang terletak di sudut kamarnya. Kemeja, celana, dan jas hitam membalut seluruh tubuhnya dengan rapi, tak lupa juga dasi berwarna hitam. Channie masih tetap pada pendiriannya, mendiami Kyuhyun. Ini sudah hampir dua minggu. Gadis itu hanya berbicara singkat kepadanya, berbicara jika Kyuhyun yang bertanya. Itu pun hanya jawaban singkat. Kyuhyun memang memaksa Channie agar tidur bersamanya karena gadis itu selalu menolak untuk tidur satu ranjang bersamanya. Kyuhyun tidak ingin karena suatu masalah membuat Channie menjauh darinya.

Channie tidak marah saat menjelang tidur, Kyuhyun selalu memeluknya. Tapi, dengan keterdiaman Channie membuat Kyuhyun gusar. Ia lebih suka Channie-nya yang cerewet dari pada pendiam dan menatapnya penuh kebencian. Ia sendiri tahu kesahalannya, tapi membunuh adalah pekerjaannya. Tidak, bisa dikatakan itu adalah hobinya.

Kyuhyun bisa saja menghilangkan pekerjaan itu. Tapi, ia telah terkenal sebagai mafia. Kyuhyun selalu melakukan pekerjaan dengan cara licik. Siapa pun itu jika ada pengusaha lain yang ingin menanam modal di perusahaannya, Kyuhyun tak segan membunuh pemilik perusahaan tersebut dan dengan uang ia berhasil menghilangkan jejak hasil bunuhannya.

Waktu itu ia menganggap remeh kematian ayah Channie. Menurutnya, ayah Channie hanyalah orang kecil, bukan pengusaha, ataupun menteri negara jadi mudah saja baginya membunuh pria tua itu. Tapi, setelah ia alami. Ternyata membunuh pria tua itu yang paling membuatnya kalang kabut karena Channie, istrinya itu mengetahui semuanya. Kyuhyun pikir Channie tidak akan marah jika ia membunuh ayahnya. Memang Channie-nya yang baik hati. Walaupun gadis itu tidak dekat dengan ayah atau pun ibunya, gadis itu masih mencintai keluarganya dengan sepenuh hati. Betapa menyesalnya ayah dan ibu gadis itu yang tega menelantarkan anaknya demi kehidupan duniawi. Dan Kyuhyun juga sedikit menyesal. Ingat, hanya sedikit. Didalam hatinya, Kyuhyun malah bersyukur telah membunuh Tuan Park karena pria tua itu tidak merawat Channie dengan baik, begitu pun dengan ibu Channie.

Dilihatnya punggung Channie yang bergerak teratur. Gadis itu masih tertidur dengan pulasnya. Kyuhyun sengaja bangun pagi-pagi sekali. Ia cukup tahu diri. Channie pasti tidak ingin melihatnya. Kyuhyun merasa jika dirinya adalah wabah penyakit bagi gadis itu. Channie tidak pernah mau dekat-dekat dengannya lagi. Kemarahan Channie memang sudah sepantasnya Kyuhyun terima. Tapi jika seperti ini terus Kyuhyun merasa stress.

Kakinya yang terbalut sepasang pantofel hitam mengkilat mulai melangkah mendekati ranjang tidurnya dimana Channie berada. Sebelah tangannya terulur mengusap kerutan di dahi Channie. Gadis itu nampak begitu tersiksa dalam tidurnya. Apa yang Channie mimpikan? Apa gadis itu bermimpi buruk?

Beberapa hari ini, Kyuhyun selalu terbangun tengah malam karena mendapati Channie yang bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Bukan hanya itu saja, Kyuhyun juga selalu mendengar igauan Channie yang menyebut nama ayahnya dan juga tangisan Channie.

Dalam sekejap kedua mata Channie terbuka lebar hingga bertepatan dengan sorot mata tajam milik Kyuhyun. Sesaat, mereka terdiam saling menatap satu sama lain. Kyuhyun bisa melihat mata Channie yang berkaca-kaca. Tangan gadis itu terangkat menyentuh pipi kiri Kyuhyun. Mengusapnya lembut seolah-olah Channie takut kehilangan Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa diam dengan posisi yang tetap menunduk di depan wajah Channie.

"Cho Kyuhyun.." bisik Channie dengan suara serak. Kyuhyun bergumam pelan, menanggapi panggilan istrinya. Pria itu memejamkan matanya menikmati panggilan pertama Channie selama ini. Jarang-jarang Kyuhyun mendengar Channie memanggil namanya dengan nada suara selembut ini.

"Aku bermimpi." Channie terlihat bingung. Ia tidak tahu harus menceritakan mimpinya atau tidak.

Kyuhyun tersenyum lembut lalu menundukkan wajahnya, mengecup dahi Channie penuh kasih sayang. "Kau tidak harus menceritakannya sekarang jika kau merasa keberatan."

"Benarkah?" Gumam Channie bingung. Dalam sekejap kemarahan Channie hilang hanya karena sebuah mimpi. Kyuhyun yakin, Channie pasti memimpikannya. Atau mungkin mimpi buruk tentangnya.

"Ya.. Apa kau merasa bosan? Aku bisa mengajakmu berjalan-jalan akhir pekan ini."

"Tidak!" Bantah Channie cepat. "Jangan pernah mengajakku pergi keluar!" nada bicara Channie kembali seperti semula, dingin. Kyuhyun sempat merutuki mulutnya sendiri karena berani menyulut kemarahan Channie kembali.

"Arraseo. Aku pergi.. jangan lupa makan teratur selama aku kerja." Ujar Kyuhyun akhirnya. Kyuhyun tidak akan pernah bisa fokus bekerja jika Channie-nya sedingin ini.

Dengan langkah gontai, Kyuhyun menghampiri tasnya yang terletak diatas sofa yang terletak disudut ruangan. Sebelum benar-benar menghilang, Kyuhyun menyempatkan diri untuk menatap Channie yang termenung sembari menatap jendela. Gadis itu berusaha menghalau pandangan mata Kyuhyun pada wajahnya. Dan Kyuhyun cukup menyadari jika gadis itu kembali menangis dalam diam. Semua ini karenamu, Cho Kyuhyun! Kau tak termaafkan!

Setelah kepergian Kyuhyun, Channie memberanikan diri menatap pintu kamarnya. Sungguh, ia sangat merindukan Kyuhyun. Tapi hatinya melarangnya untuk berinteraksi dengan pria itu. Kyuhyun membunuh ayahnya dan Channie tidak terima dengan pernyataan itu. Kenapa harus Kyuhyun yang membunuh ayahnya? Kenapa pria itu harus menjadi seorang mafia? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ingin Channie tanyakan langsung pada Kyuhyun.Tapi tidak sekarang, karena ia harus memberi pelajaran untuk pria itu. Walaupun hukuman itu membuatnya harus menahan perasaan rindu yang menumpuk di dalam hatinya.

Channie merindukan pelukan Kyuhyun, Kecupan Kyuhyun, kasih sayang Kyuhyun untuknya. Ia merindukan semua yang ada di dalam diri Kyuhyun. Ingin sekali Channie membuang ingatannya tentang kejahatan Kyuhyun, tapi tidak bisa. Selama ini ia hanya ingin mendapatkan kasih sayang tulus dari kedua orang tuanya, hanya itu. Dan harapan itu telah terkubur jauh-jauh dari pikirannya karena ulah Kyuhyun. Mungkin, secara perlahan-lahan perasaan cinta itu telah tumbuh dihati Channie, dan gadis itu belum menyadari perasaannya karena ragu untuk mengakuinya karena ia sendiri belum pernah mengalami hal seperti ini. Dahulu Channie berpikir 'Jatuh cinta itu hanya akan membuatmu gila'

Setelah apa yang ia lihat selama ini, Channie tidak pernah beranggapan jika cinta itu benar-benar ada. Lalu, apa ia akan mengakuinya, Jatuh cinta pada Kyuhyun? Pria yang telah membunuh ayahnya. Apa Channie bisa memaafkan kesalahan Kyuhyun?

"Channie, Waktumu untuk mandi. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu.” Kim Ahjumma masuk kedalam kamar Kyuhyun. Kemudian berlalu begitu saja melewati Channie hingga tubuh ringkih wanita paruh baya itu menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Tak lama Kim Ahjumma keluar dengan sebuah handuk ditangannya. Channie segera beranjak dari duduknya. Ketua pelayan itu adalah satu-satunya orang yang mengerti kondisi Channie. Hanya wanita itu yang selalu meluangkan waktu kerjanya untuk mendengarkan semua keluh kesah Channie.

"Ahjumma tunggu dibawah saja, nanti aku akan menyusul." Seru Channie sembari berlarian lengkap dengan sebuah cengiran konyol yang menghiasi wajahnya. Kim ahjumma hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan wajah geli melihat kelakuan Channie yang berubah drastis. Wanita itu kembali berjalan meninggalkan kamar Kyuhyun dan mulai menyiapkan beberapa menu makanan diatas meja untuk majikannya.

"Apa nona Park sudah bangun?" Tanya seorang pelayan lain yang umurnya sekitar 20-an. Gadis itu terlihat kelelahan dengan bulir-bulir keringat turun membasahi wajah hingga lehernya.

"Oh sujin-ah.. coba kau lihat Channie disana. Apa ia sudah selesai mandi. Jika sudah ajak ia kemari."

"Nde." Gadis itu menyeka keringatnya yang mengalir di dahinya lalu berlarian menaiki tangga rumah Kyuhyun.

Sesampainya dikamar Kyuhyun, pelayan itu mengetuk pintu megah didepannya dengan pelan. Selama beberapa bulan ia bekerja di mansion Kyuhyun, tak pernah sekali pun Sujin maupun pelayan lainnya memasuki kamar majikan mereka. Hanya orang-orang tertentu yang boleh memasuki kamar Kyuhyun. Salah satunya adalah Kim Ahjumma, yang memiliki jabatan sebagai ketua pelayan.

Beberapa menit kemudian pintu didepannya terbuka dan Channie menyembulkan kepalanya melalui celah pintu yang terbuka sedikit. "Sujin-ah, ada apa?" Tanya Channie.

Pelayan muda itu tersenyum kikuk lalu menunduk hormat. "Maaf Nona, Kim ahjumma menyuruhku untuk memanggilmu."

"Oh, kau duluan saja. Aku belum memakai baju."

"Ne."

Channie kembali menutup pintu dihadapannya lalu melangkahkan kaki jenjangnya melewati meja riasnya. Tapi, tiba-tiba saja matanya terpaku pada sebuah benda persegi panjang berwarna gold. Kyuhyun pasti lupa membawa ponselnya. Dan rasa penasaran itu mulai muncul. Di dalam ponsel itu, Kyuhyun pasti menyimpan beberapa berkas tentang keluarganya. ‘Semoga dugaanku tidak salah’ Pikirnya dalam hati.

Channie mengambil ponsel milik Kyuhyun setelah memastikan pintu kamarnya tertutup. Pertama, setelah membuka lock screen ponsel di genggaman tangannya, Channie tersenyum tipis melihat foto dirinya yang ia kira jika Kyuhyun memotret dirinya secara diam-diam. Itu foto waktu ia tampil disebuah restoran, dan waktu itu adalah pertama kalinya Channie menaiki mobil Kyuhyun karena pria itu mengantarnya pulang, walaupun secara paksa.

Dengan lincahnya, jari tangan Channie menekan beberapa folder yang ia temukan. Hingga akhirnya ia melihat sebuah folder yang isi keseluruhannya berisi foto-foto dirinya.

Ping

Sebuah pesan masuk, Channie membuka pesan tersebut dengan perasaan was-was. Kenapa Cho Yeung Hwan mengirimi pesan? Apa ada kepentingan?

‘Kyuhyun-ah apa kau memperbolehkanku bertemu dengan istrimu? Ada hal yang harus kami bicarakan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Channie karena ulahmu, dan aku ingin datang menemuinya sekarang'

Channie mengerutkan alisnya. Memang sudah lama ia tidak bertemu dengan Yeung Hwan karena Kyuhyun selalu melarangnya untuk bertemu. Lalu bagaimana sekarang? Apa yang harus Channie lakukan? Membalas pesan pria paruh baya itu atau membiarkannya saja?

Tapi sepertinya pikiran Channie sedang tak bisa diajak kompromi dengan hatinya. Pikirannya mengatakan untuk tak membalas pesan itu, tapi hatinya mengatakan hal yang sebaliknya. Channie merasa ragu sekarang ini. Sepertinya ia balas saja pesan dari Yeung Hwan.

“Channie. Kau sudah selesai? Makanan sudah siap.”

Channie menoleh ke arah pintunya lalu meletakkan ponsel Kyuhyun kembali ke tempat semula. Ia berlarian kecil menuju pintu kamar lalu membukanya. Disana berdiri Kim ahjumma yang menatapnya khawatir. Channie tertawa kecil lalu membuka pintunya lebar-lebar. “Aku belum selesai. Ahjumma pasti menunggu lama ya.”

“Kau membuatku khawatir.. Sujin bilang kau sedang memakai baju, tapi tak kunjung turun. Aku takut terjadi sesuatu padamu.” Channie kembali terkekeh lalu berlarian ke lemarinya, mengambil sebuah dress berwarna putih selutut lalu memakainya diruang ganti. Setelahnya Channie keluar sambil membawa handuknya yang ia kenakan tadi.

“Ahjumma pasti berpikiran jika sewaktu-waktu aku bunuh diri, kan?” goda Channie sembari merangkul lengan berisi Kim Ahjumma.

“Kau benar, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu karena aku sendiri pernah mengalaminya. Anakku mati bunuh diri karena ia selalu dikucilkan disekolahnya..” Kim ahjumma menutup mulutnya yang terlanjur menceritakan kehidupannya. Channie menoleh kesamping dengan pandangan intens. Sungguh, perkataan Kim ahjumma membuat Channie semakin penasaran. Selama mengenal kepala pelayan itu, tak pernah sekali pun Channie mendengar penuturan langsung dari wanita tua itu yang menceritakan kehidupannya.

"Ceritakan lagi ahjumma.. ayolah."

Kim ahjumma melepaskan rangkulan tangan Channie lalu berjalan mendahului Channie. Gadis itu mengerutkan keningnya. Kim ahjumma pasti merasa sangat sedih jika kembali mengungkit masalah kematian anaknya. Orang tua mana yang tak sedih jika harus menceritakan tentang anaknya yang telah mati kepada orang lain? Mungkin itu hanya ibunya. Ibunya yang gila harta.

"Sujin-ah, kau membuat jus jeruk?" Tanya Channie setelah sampai di meja makan. Kim ahjumma terlihat sibuk mencuci alat-alat masak yang kotor. Sedangkan Sujin sedang menuangkan air mineral kedalam gelas Channie.

Gadis itu menggeleng pelan. "akan aku buatkan, nona."

"Eii, jangan panggil aku nona. Panggil saja aku eonnie, arra." Sujin menunduk dalam. Dia tidak mungkin memanggil majikannya sendiri dengan sebutan 'eonnie'

"Maaf, tapi..."

"Kau harus memanggilku eonnie!" Tegas Channie tak terbantahkan dan Sujin hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Oh, ayo kita buat jus jeruk."

"Tapi, nona harus makan."

"Aku tak mendengarnya." Acuh Channie yang langsung beranjak dari tempat duduknya. Sujin menggaruk kepalnya yang tidak gatal.

"Eon.. eonnie harus makan. Biar aku yang buatkan jus jeruknya untuk eonnie." Cicit Sujin.

Channie tersenyum tipis lalu menarik tangan Sujin. "Kita makan bersama-sama saja. Sekarang kita buat jus jeruk."

"Ahjumma, mencucinya nanti saja. Lebih baik kau makan dulu." Channie menghentikan kegiatan Kim ahjumma lalu mendudukkan wanita paruh baya itu diatas kursi.

Kim ahjumma nampak ingin protes tapi protesannya hilang entah kemana setelah melihat tatapan tajam Channie. "Sujin-ah, jangan ditambahkan gula. Aku tidak ingin." Pekik Channie setelah melihat Sujin yang mengambil aba-aba untuk mengambil sesendok teh gula. Channie tersenyum tipis lalu mengambil alih pekerjaan Sujin.

Dengan telaten, tangannya sibuk memeras potongan buah jeruk. Sedangkan Sujin menyiapkan sedikit air hangat di ketiga gelas yang ia ambil dari rak piring. Setelah beberapa buah jeruk yang Channie peras telah selesai. Gadis itu menuangkan cairan kuning itu kedalam gelas yang tersedia.

"Selesai." Pekik Channie bahagia. Ia mengambil dua gelas jus jeruk lalu meletakkannya diatas meja makan, sedangkan gelas yang satunya lagi Sujin yang membawanya.

"Kenapa Kim ahjumma belum makan?" Gerutu Channie. Ia kesal dengan Kim ahjumma karena wanita itu malah menunggu dirinya, bukannya memakan makanan didepannya. Channie tahu sekarang bukan waktu sarapan lagi. Untuk masalah Kim ahjumma sudah makan atau belum, Channie tidak mau tau. Pokoknya Kim ahjumma maupun Sujin harus menemaninya makan sekarang!

Sujin melirik kepala pelayan disampingnya takut-takut. Ia mulai meneguk jus jeruk yang Channie buat. Menyesapnya pelan-pelan. Sujin mengernyitkan dahinya. Rasa asam mulai memenuhi seluruh rongga mulutnya. Sungguh, jus jeruk ditangannya sangat asam dan majikan didepannya itu malah menegaknya hingga hampir habis.

"Eon... eonnie... jusnya asam." Ujar Sujin hati-hati. Channie mengangguk cepat lalu tersenyum.

"Memang, aku sangat menyukainya. Apa kau tidak suka?" Channie bertanya sambil mengernyitkan dahinya.

Sujin menggeleng cepat. Dengan terburu-buru ia menegak jus ditangannya sembari menahan rasa asam dimulutnya. Dan Channie hanya bisa menggelengkan kepalanya. Suasana di meja makan mulai hening karena mereka sibuk memakanan makanan mereka masing-masing. Sesekali canda tawa menggema di meja makan itu karena ulah konyol Channie. Sungguh, Channie sangat merindukan momen-momen bahagia seperti sekarang ini. Kapan lagi ia bisa tertawa lepas seperti sekarang?

"Ah apa pelayan lain sudah makan?" Tanya Channie setelah membersihkam mulutnya dengan tisyu. Sujin menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Channie.

Kim ahjumma mulai membereskan sisa-sisa makanan mereka di meja makan. Channie dan Sujin membantu Kim ahjumma hingga pekerjaan itu selesai. Setelahnya Channie kembali pergi ke kamarnya. Ia teringat akan pesan yang dikirim Yeung Hwan di ponsel Kyuhyun. Dan Channie ingin membalas pesan tersebut. Tapi, baru saja tangannya terulur untuk mengambil ponsel itu. Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka lebar.

Kyuhyun datang dengan nafas yang tersenggal-senggal, berdiri tepat ditengah pintu dengan tatapan yang lurus menatap Channie. Selanjutnya langkah kaki pria itu teramat lebar bahkan bisa dibilang hampir berlari. Sesaat, tubuhnya menjulang tinggi dihadapan Channie, membuat Channie harus mendongakkan wajahnya keatas.

"Kau..." Cicit Kyuhyun tercekat oleh air liurnya sendiri. Kata-kata yang ingin dikeluarkannya seakan-akan tertelan kembali.

"Apa kau membaca pesan dari Yeung Hwan?" Channie mendesis tidak suka saat Kyuhyun memanggil nama ayahnya sendiri tanpa ada kata 'appa' ataupun 'abeoji'

"Jika iya kenapa?" Tantang Channie.

"Apa yang ia katakan?" Desis Kyuhyun dingin.

"Ingin bertemu denganku. Kau melarangnya untuk menemuiku? Kenapa? Apa kau takut semua rahasiamu terbongkar? Cho Kyuhyun, kau tidak perlu takut, aku sudah tau bagaimana tabiatmu. Jadi, tidak perlu kau tutup-tutupi." Sinis Channie.

Tatapan Kyuhyun semakin tajam. Dan secepat kilat, tangan kekar pria itu mengangkat pinggang Channie. Kemudian bibirnya mulai melumat bibir Channie dengan kasar. Tidak seperti biasanya, selama Channie mengenal Kyuhyun tak pernah sekali pun pria dihadapannya ini memperlakukan Channie dengan kasar. Bahkan bibir bawah Channie terasa perih. Channie yakin jika saat ini bibirnya berdarah.

Kyuhyun melempar tubuh Channie keatas ranjang hingga gadis itu memekik ketakutan melihat bagaimana kerasnya rahang Kyuhyun saat ini. Channie berusaha mendorong tubuh berat Kyuhyun yang menindih tubuh mungilnya. Namun, percuma saja. Ia malah merintih sakit menerima gigitan Kyuhyun disekitar leher dan bahunya. Dressnya telah Kyuhyun buka dan dilempar kesembarang tempat begitu pun branya.

Kyuhyun yang kesal karena Channie terus memberontak malah menampar pipi kiri Channie hingga jejak tangan pria itu membekas dipipi Channie. “Kyuhyun...” bisik Channie ketakutan. Bukan hanya pipi dan sudut bibirnya saja yang terasa sakit, tapi juga hatinya. Tak pernah Channie melihat Kyuhyun semarah ini hingga menyakitinya. Apa perkataannya barusan begitu menyakitkan untuk Kyuhyun?

Dengan tak sabaran, Kyuhyun menarik celana dalam Channie hingga berkumpul dikedua paha gadis itu, dan tanpa aba-aba, Kyuhyun memasuki kewanitaan Channie dalam sekali sentakan hingga rasa sakit mulai mendera kewanitaan channie.

"Eungh..." Desis Channie sambil menggertakan giginya. Tanpa ia sadari jika kuku-kukunya menancap di bahu Kyuhyun. Pria itu mendesis geram diatas tubuhnya dengan gerakan dibawah sana yang bergerak kasar. Menyodok kemaluan Channie tanpa memikirkan keadaan gadis itu. Tangan Kyuhyun menarik tangan Channie yang mencakar bahunya lalu ia letakkan di kedua sisi kepala Channie.

Percintaan kali ini Kyuhyun tak melakukan pekerjaan lain selain menggerakan pinggulnya dibawah sana. Tidak ada ciuman atau pun ucapan penuh cinta yang biasa Kyuhyun ucapkan. Hati Channie benar-benar sakit.. Apakah mencintai seseorang harus sesakit ini? Dan kenapa Tuhan terus-terusan menghukumnya?

TBC

Maaf baru bisa update lagi, kemarin udah sempet nulis tapi ilang begitu aja. Sekali lagi maaf

Continue Reading

You'll Also Like

186K 8.6K 32
Aelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung...
642K 45.4K 51
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
600K 52.4K 28
[Brothership] [Re-birth] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kembali di m...
ANTAGONIS By Valt

Fanfiction

434K 49.2K 21
Justin tidak tahu menahu, tiba-tiba saja dirinya mengalami kecelakaan saat pertama kali belajar mengendarai motor. Akibat kecelakaan itu ia kehilanga...