SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN
Sungguh,
untuk selalu bersikap biasa saja itu sangat menyakitkan.
Bahkan, pura-pura baik-baik saja
membuat hatiku teriris-
🍁「Arzetta Nafa Raditya」🍁
***
Gadis berambut hitam pekat, panjang rambut hingga menutupi punggung dibiarkan terurai begitu saja.
Dia tampak serius memperhatikan benda di depan, membaca satu persatu tulisan yang tercantum pada lembar-lembar kertas, lembaran itu tertempel berjejer rapi di papan mading.
Dia, Arzetta Nafa Raditya sedang mencari tulisan namanya yang terpampang berada di antara ratusan nama itu. Ya, hari ini hari dimana para siswa SMA Garuda Bangsa memulai kegiatan belajar di tahun ajaran baru, yang dapat pastikan untuk para siswa memulai kegiatan bersama di kelas baru juga. Terutama bagi siswa baru, yang sudah menyelesaikan Masa Orientasi Siswa.
Sama halnya dengan Nafa, dia kini sudah memasuki kelas XII. Jadi tahun ini akan menjadi tahun terakhir mengenakan pakaian putih abu-abu, melepas masa kisah kasih di sekolah yang tak pernah terlupakan.
"Kelas XII IPA 2." ucap Nafa dalam hati.
"Yeyyy, kita sekelas lagi guys." itu suara Nindya memekik girang.
Teman sekelas Nafa dari kelas sepuluh juga sebagai sahabat Nafa semenjak MOS.
"Whats? Serius ini?? Asikk, akhirnya kita di satukan lagi deh." ucap Bella tak kalah antusias saat melihat nama dia dan sahabatnya berada di satu lembar kertas yang sama
"Alhamdulillah, gue seneng banget. Kita bisa bareng lagi." seru Ara hingga memeluk mereka.
Bagaimana tidak senang, dari kelas sepuluh mereka berempat sudah bersahabat, sejak menginjak ke sekolah swasta yang terkenal oleh beberapa prestasi ini. Mereka kemana-mana pasti bersama kecuali ke toilet.
Bahkan sahabat kecil Nafa kini akan kembali sekelas dengannya, dia Ara.
Dari memasuki taman kanak-kanak hingga SMA mereka satu sekolah, karena memang dari kecil keluarga mereka juga sudah akrab, kedua orangtuanya telah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Rumah Nafa dan Ara yang hanya terpisah dua rumah saja.
Walaupun hanya Ara yang bersahabat lama dengan Nafa, tidak memungkiri kalau Nafa memperlakukan kedua sahabat baru di SMA sama dengan Ara.
Melihat ketiga sahabatnya ini bahagia membuat hati Nafa tersenyum, walau tidak terlalu ia munculkan secara visual juga pada bibir merah Nafa. Untuk tersenyum saja rasanya saat ini sungguh sulit. Diaa sendiri lupa kapan kali terakhir tersenyum jelas mencetak bibirnya keatas.
Panggilan seseorang membuyarkan lamunan Nafa saat ini
"Nafa." Ara melambaikan telapak tangan di depan wajah Nafa.
Nafa memandang Ara tanpa ekspresi, Ara berulang kali melambaikan telapak tangannya di depan wajah Nafa. Sampai Nafa menjawab.
"Hmm."
Ara menghela nafas berat, dia tau apa yang telah di rasakan Nafa sampai seperti ini, untuk menjawab kenapa atau apa saja betul-betul susah, ekspresinya yang tak bisa terbaca, sukar ditebak, ngomong irit atau seperlunya. Padahal Ara tau kalau dulu Nafa adalah gadis periang, ramah, dan baik, terkadang juga sangat cerewet. Namun apa daya semua sifat, kelakuan Nafa itu kini sudah menghilang tertelan bumi, sangat berbanding terbalik dengan Nafa yang dulu. Apa daya Ara yang tidak bisa apa-apa, hanya bisa memberikan dukungan semangat juga motivasi yang lebih baik untuk Nafa.
***
Tett.. Tett.. Tett..
Suara bel berbunyi membuat para siswa berlari berhamburan menuju kelas masing-masing, namun seruan dari pengeras suara menghentikan laju mereka.
"Diinformasikan untuk siswa-siswi segera menuju kelapangan untuk apel pagi" kata kepala sekolah melalui speaker.
Suara pemberitahuan membuat beberapa siswa riuh, mengeluh karena diadakan acara apel pagi. Biarpun hanya apel tetap saja harus rela berdiri panas-panas an. Hal yang sangat tidak disukai oleh siswa sekolah ya kalau tidak upacara ya apel intinya rela panas-panasan, berdiri hingga kaki terasa kaku, badan lengket kena sinar matahari yang menyebabkan badan bau, lama mendengarkan ceramah panjang lebar dari pembina. Ah, salah satu neraka anak sekolah.
Suara gaduh terjadi diantara siswa-siswi, mereka mengeluhkan diadakannya acara apel, namun tetap berjalan kearah lapangan
Yahh, apel. Panas ini pak.
Etdah gua mau makan disuruh apel.
Bisa gak apelnya diundur?
Kepsek kagak pengertian.
Gue mau cabut ajalah, apel gak penting juga.
Ya ampun pak panas ini, ntar luntur bedak gue.
Ini bawa payung boleh gak?
Dan, masih banyak lagi keluhan yang keluar dari bibir siswa laki-laki maupun perempuan SMA Garuda Bangsa. Lain hal dengan cewek bermuka datar yang tengah berjalan santai menuju lapangan bersama ketiga sahabatnya.
"Kira-kira lama gak ya apelnya?" tanya Ara.
"Iya nih mana matahari udah naik lagi, berasa di planet merkurius sumpah." keluh Bella.
Monsta berdecak "Bikin gue item ini kelamaan di jemur."
"Iya bikin lo juga kayak ikan teri yang di asinkan."
"Yah, gue habis ini perawatan lagi deh."
"Lo berdua bisa diem kagak, mau dimulai ini." cibir Ara.
Ara mendegus sebal melihat Bella dan Nindya membicarakan hal yang sama sekali tak penting bahkan tidak berfaedah banget.
Sedangkan disisi lain Ara sebal karena cewek di sebelah kanannya tetap diam mematung, fokus menatap depan tanpa memperdulikan perdebatan antara Bella dan Nindya. Ara sendiri tidak tau apa yang menjadi fokus Nafa sampai tidak menyumbangkan suaranya sedikitpun, menoleh saja tidak.
Suara khas dari kepala sekolah membuat siswa diam memperhatikan.
"Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa hingga kita dapat berkumpul di sini tanpa suatu halangan apapun. Pagi anak-anak, selamat bertemu kembali di SMA Garuda Bangsa." sapa Kepala Sekolah.
"Pagi, pakk!!!" seru siswa-siswi serempak.
Mau ngomong apaan sih pak tua.
Elah lama amat.
Buruan buru gosong kulit gue.
Laper pakkkk.
Itulah, beberapa keluhan lagi yang keluar dari mulut siswa. Tanpa mereka sadari bu Illa selaku guru BK melihat tajam memberi kode ke siswa agar diam.
"Saya akan menyampaikan beberapa informasi penting terkait dengan proses belajar mengajar dimulai dari tahun ini. Yang pertama, akan diadakan bimbel untuk siswa kelas XII sampai sore, bahkan besok pihak sekolah akan mengadakan studycamp, yaitu selama siswa mengikuti bimbingan belajar harus menginap selama beberapa hari di sekolahan. Jadi, mohon siswa kelas XII agar memberitahukan hal ini kepada orangtua masing-masing, surat edaran nanti akan menyusul."
"Yes, kita bakal camping guys." seru Nindya pelan.
Bella menoel lengan Nindya "Bukan camping Nindya. Kita disuruh mikir pelajaran tambahan yang super banyak dan nginep di sini."
"Guys, gue aja pusing mikir pelajaran. Sekarang ada tambahan pelajaran." keluhan Ara diangguki mereka.
"Tapi kit..." ucapan Nindya terpotong karena bu Illa segera menghampiri mereka dan berdesis agar diam.
"Kedua siswa kelas XI untuk segera mengumpulkan raport dan kalian akan mengikuti pelajaran tambahan guna menambah ilmu untuk persiapan kelas XII nanti. Terakhir, siswa kelas X agar dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Selamat pagi" penutup Kepala Sekolah panjang lebar seraya membubarkan siswa untuk kembali ke kelas masing-masing.
***
Untuk hari pertama masuk sekolah memang belum diadakan kegiatan belajar mengajar.
Nafa yang tengah duduk bersandar di kursinya, seraya mendengarkan lagu Paris - The Chainsmokers melalui iPodnya, tangan kiri yang memegang sebuah novel berjudul Maryamah Karpov karya dari penulis terkenal- Andrea Hirata.
Beberapa teman sekelasnya ada yang bertingkah aneh dengan joget Despacito, ada yang bermain Uno, ToD, nyanyi gak jelas, khusus para cewek ada yang ngrumpi entah bergosip apa sampai terkikik nyaring. Ada yang memakai kutek, bedak, gincu, eyeshadow, maskara, dikira ini salon apa? Gak bener.
Sama apa yang sedang dilakukan ketiga sahabat Nafa, mereka Ara, Nindya, Bella sedang membicarakan tentang film Warkop DKI Reborn 2 yang telah menjadi pembicaraan khalayak orang saat ini.
Namun, Nafa tetap tidak memberi respon seantusias sahabatnya itu. Dia masih cuek.
Saat ini memang kelas Nafa benar-benar berisik, karena tadi wali kelas datang ke kelasnya hanya untuk memberitahukan jadwal yang harus di catat siswa dan pembentukan struktur organisasi kelas. Setelah itu, pelajaran untuk hari pertama ditiadakan. Hal ini tentu dapat membuat sorak sorai siswa kelas.
Guru-guru juga sedang mengadakan rapat dadakan, membuat beberapa siswa bebas melakukan hal yang mereka mau. Bahkan, ada yang nekat membolos lewat gerbang belakang sekolah agar tidak ketahuan oleh guru. Karena, siswa tidak diizinkan pulang terlebih dahulu sebelum bel berbunyi.
Dasar anak sekolah.
***
Hatur Nuhun, Terimakasih sudah membaca cerita ini.
Jangan lupa untuk vote and comment ya 😊
Thanks 🙏
A/N (REVISI AN PERTAMA)