Our Fresh Tea

By LISTALISTA

114K 8.1K 891

Our Series 2, cerita kedua dari trilogi Ours. Menenangkan. Itulah definisi dari teh tawar. Aromanya mampu mem... More

Prolog
Plain 1
Plain 2
Plain 3
Plain 4
Plain 5
Plain 6
Plain 7
Plain 8
Plain 9
Plain 10
Plain 11
Plain 13
Plain 14
Plain 15
Plain 16
Plain 17
Plain 18
Plain 19
Plain 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Epilog

Plain 12

2.5K 216 13
By LISTALISTA

"‘Cause baby, when you’re gone, all it does is rain, rain, rain down on me. Each drop is pain, pain, pain when you leave. It’s such a shame we fucked it up, you and me. ‘Cause baby, when you’re gone. All it does is rain."
~Rain~
The Script
★★★★★★★★

Resh mematung saat mendapati wajah Sherra yang basah, bukan karena air hujan, tetapi karena air mata yang meluncur turun dari sudut mata perempuan itu.

Sherra memeluk tubuhnya yang basah dan kedinginan sambil membuang muka kearah yang berlawanan dengan keberadaan Resh. Entah kenapa Sherra sangat labil hari ini.

"Sherr.. Maaf." Resh menyentuh bahu Sherra. Pertama kali dia menyentuh perempuan selain keluarganya -dan selain bersalaman dengan perempuan-.

Sherra menatap tangan Resh dan menepisnya pelan. "Kenapa.. Lo.. Mendekat ke gue sih?" Lirih Sherra. Suaranya kalah dengan suara hujan, meskipun suara itu masih bisa terdengar sampai ke telinga Resh. Resh terdiam dan menatap Sherra yang menangis serta menyeka air matanya beberapa kali. Dia tidak suka. Tidak suka melihat perempuan menangis. Dan ini salahnya. Dialah penyebab Sherra menangis. Resh tau kata-katanya tadi tidak pantas diucapkan dan seolah membandingkan Sherra dengan perempuan yang lainnya.

"Sher.." Setelah beberapa saat, Resh membuka mulutnya.

"Kalo lo mau bilang kita temen, gak usah pake bilang kriteria segala.." Sherra mengusap pipinya. "Gak usah bilang kalo gue bukan kriteria lo."

Resh berdiri terdiam. "Sher..." Sherra menoleh kearah Resh berdiri. Menunggu kata-kata apa yang akan diucapkan oleh Resh.

"Kita jadian yuk." Ucap Resh dengan nada jenakanya.

"Lo gila ya.." Sherra tertawa kecil sambil mengusap pipinya dari air mata. Bercandaan yang tiak lucu memang, tetapi mampu membuatnya tertawa. Resh tersenyum menatap Sherra yang tertawa, "Nah gitu dong, jangan nangis lagi.."

"Aku minta maaf. Aku gak bermaksud, bener-bener gak bermaksud bilang kalau kamu bukan tipeku. Aku cuma.. Emosi.. Tadi." Ucap Resh ragu.

"Emosi kenapa?" Tanya Sherra. Resh menghela nafas lalu menggeleng. "Gapapa. Bukan hal yang penting." Resh menyentuh pipi Sherra dengan kedua tangannya, melingkupi pipi Sherra dengan telapak tangannya yang hangat di tengah hujan lebat ini.

"Jangan nangis. Aku minta maaf." Resh menggerakkan jempolnya untuk mengusap air mata yang masih bermunculan dari sudut mata Sherra. Sherra terpaksa harus menatap Resh karena Resh memegangi pipinya. Isakan isakan terus keluar dari bibirnya tanpa ia bisa tahan. Sungguh memalukan saat menangis dan ditatap orang yang menjadi sebab kita menangis.

"Maafin ya?"

Sherra hanya bisa mengangguk. Resh melepaskan tangkupannya dari pipi Sherra, dan mengusap rambut Sherra. "Kalo dimaafin, berhenti nangis dong. Aku bener-bener lagi kesel mendadak tadi." Resh duduk di sebelah Sherra dan menatap gadis itu, Sherra yang masih berusaha mengatur nafasnya sehabis menangis pun tersenyum.

"Gue juga lagi kesel tadi. Gara-gara lo." Ucap Sherra.

"Tuh kan.. Aku ngerasa bersalah nih..." Keluh Resh sambil mengacak rambutnya. Sherra tertawa menanggapinya.

"Kamu cantik Sher.. Kamu putih.. Ditambah kamu juga tinggi, baik, sabar, juga pengertian. Jadi.. Secara garis besar.. Kamu tipe aku.. " Pipi Sherra memerah saat Resh mengatakan hal itu. Sherra berdehem, "Gombal."

"Siapa yang gombal? Aku gak gombal kok, itu emang kenyataan."

"Terserah lo deh, Resh. Gue sih iya aja." Kata Sherra untuk menutupi dirinya yang sedang salah tingkah.

"Eaaakk.. Salah tingkahhh.. Sherra bisa salah tingkah.. Astagaaa.." Semakin Resh menggoda, wajah Sherra semakin merona. Sherra otomatis membuang muka.

"Resh nyebelin!!!"

"Eh, tapi ini serius nih." Ucap Resh. Sherra menoleh dengan sisa rona di wajahnya. "Hm?"

"Aku mau temenan sama seorang Sherra, karena dia baik. Bukan karena hal lain yang sifatnya negatif." Resh menatap rumput yang becek karena hujan deras. "Aku nyaman jadi temen kamu, Sher. Jadi, jangan pernah tanya kenapa aku mendekat ke kamu. Itu semua karena kemauan aku. Aku yang mau temenan sama kamu."

Sherra mengaitkan jari jarinya sendiri di atas pahanya dan menatapnya, "Makasih."

"Kita temen, kan?" Ucap Resh sambil mengarahkan tangannya kearah Sherra, seperti ingin berjabat tangan.

Dalam hati, Sherra sedikit tidak nyaman dengan status teman. Agak mengganjal hatinya. Membuat perasaan tidak nyaman di dadanya kembali lagi, tapi Sherra tetap menatap Resh dengan tertawa kecil dan membalas jabatan tangan Resh -walau terbesit perasaan tidak rela-, "Teman!"

Resh memang ajaib, lelaki ini dapat mengombang-ambingkan perasaan Sherra dengan begitu mudahnya. Sherra tidak tau apa jadinya kalau dirinya benar benar jatuh ke dalam pesona Resh. Ia berharap semoga hal itu tidak terjadi.

★★★★★★★★

Mereka kembali tepat saat hujan telah reda. Mereka menembus jalanan dengan pakaian yang basah, untungnya tas mereka sam-sama terbuat dari bahan anti air, sehingga buku buku di dalamnya aman.

Keduanya tampak gembira, mereka membahas banyak hal soal diri mereka masing-masing sembari menunggu hujan reda seusai menuntaskan konflik yang ada di antara mereka tadi.

Sherra sampai di depan rumah pada pukul 5 sore, Resh ikut membuka helm nya dan turun dari motor. Bagaimanapun, Resh harus meminta maaf karena dia mengajak Sherra hujan-hujanan. Terutama pada Sam.

Saat pintu depan terbuka, disana tampaklah lelaki yang berwajah datar. Wajah datarnya itu berubah menadi amarah saat menatap Sherra yang basah kuyup kebasahan hujan. Sam menatap Resh garang dan menunjuk tepat di wajah Resh.

"Lo!" Seru Sam. Walaupun Resh tidak suka jika ditunjuk, dia diam saja dan menunduk.

"Lo janji sama gue kalo lo gak bakal bikin adik gue celaka. Iya! Lo gak bikin adik gue celaka! Tapi lo bakal bikin adik gue sakit! Kalo sampe Sherra sakit...."
Sam menarik kerah baju Resh, membuat Sherra menahan tangan kakaknya. "Udah, Kak! Aku gak kenapa-kenapa kok. Bukan salah Resh juga!"

"Ini ada apa?" Pacar Sam, Vanessa, keluar saat mendengar keributan diluar rumah.

"Kak! Jauhin Kak Sam dari temen aku. Tolong..." Ucap Sherra yang masih memegangi dan menahan kedua tangan Sam yang berada di kerah Resh, sementara itu, Resh hanya berucap satu kata, "Maaf." tanpa melakukan perlawanan -yang Sherra yakin Reah bisa-.

"Sam... Sam.. Ayo masuk. Biarin mereka berdua dulu. Sherra enggak kenapa-kenapa juga." Vanessa menarik tangan Sam dan memaksa Sam untuk melepaskan tangannya dari kerah seragam Resh.

"Maafin aku, Kak." Resh menghela nafas. Dia sangat gugup sekarang. Jantungnya berdetak cepat. Meminta maaf kepada keluarga temannya tidak semudah ekspetasinya.

"Kali ini gue maafin, kalo lain kalo lo!" Tunjuk Sam pada Resh lagi, yang langsung ditepis oleh Sherra, "Kalo lo ngelakuin hal yang sama sekali lagi, lo bakal tau akibatnya." Sam berlalu sambil menggenggam tangan Vanessa.

"Maafin kakak gue. Orangnya.. Protektif." Ucap Sherra. "Aku ada adik perempuan, dan.. Aku bakalan ngelakuin hal yang sama kalau ada kejadian kayak gini." Resh tersenyum kikuk. "Bilangin maaf ke kakak kamu lagi. Aku.. Aku tinggal pulang dulu. Kamu masuk gih."

Sherra pun masuk ke dalam rumah dan mengucapkan, "Thanks." saat mencapai pagar, dan tanpa menunggu jawaban, Sherra menutup pagar. Resh menghela nafas dan menaiki motornya lalu bergerak pergi dari depan rumah keluarga Sherra.

★★★★★★★★

Hai haii.. New Chapter..

Lagi capekkkkk banget😢 gak ada hari senggang sama sekali dari dua minggu lalu sampai hari ini..😢 hari Minggu pun tugas ini itu, kerja ini itu... Lelah hayati😢

Vomments yang banyak yaa.. Biar aku makin semangat nulis:D

Callista

Continue Reading

You'll Also Like

561K 15.8K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
65.6K 3.7K 31
Ini adalah kisah cinta seorang wanita yang jatuh cinta pada sahabat nya sendiri. Hanya saja ada masalah yang terus menerus menjadi penghalang untuk k...
248K 10.1K 45
Tenanglah.. Ini hanya soal waktu yang harus tetap kau ikuti arusnya. Siapa yang tahu kapan hati bisa menerima orang baru. Siapa yang tahu kapan hati...
817K 6.1K 12
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...