*
*
Happy Reading
Jangan lupa untuk vote+comment ya~
Hargai usaha saya teman :')
*
*
*
“Nuna..”.
“Nuna?”.
“Nuna~”.
“YA! NUNA!”.
Kesadaranku kembali ketika Seonho berteriak padaku.
“Uh?” aku menatapnya bingung.
“Kau melamun, wae? Teringat kejadian itu? Hah~ saat itu Woojin hyung menyatakan perasaannya pada nuna untuk pertama kalinya” ujar Seonho masih fokus bermain.
“Ah, molla”.
Aku menghempaskan tubuhku diatas sofa. Aku menaruh kepalaku dipangkuan Seonho sambil sibuk mengotak-atik ponselnya.
“Oh? Euigeon menghubungimu? Wae?! Wae?!” tanyaku kaget saat memeriksa log panggilannya.
“Ya, hyung bilang tadi sudah menghubungi nuna, tapi nuna tidak mengangkat panggilannya” ujar Seonho.
“Oh? Jinjja?”.
Aku langsung memeraih ponsel yang ada disakuku dan membukanya.
’10 missed call – Euigeon’
“Gosh.. aku tak tahu jika dia menghubungiku, memang dia bilang apa?” tanyaku pada Seonho.
“Dia bilang jika dia akan kembali beberapa hari lagi ke Seoul” jawab Seonho singkat.
“Mwo? J-jinjja? Neo jangnan aniya?!” aku benar-benar bahagia.
“Ne..” Seonho menjawabku dengan nada datar.
“Gosh! Aku tidak sabar bertemu dengan Euigeon!” teriakku kegirangan.
“Nuna, berhentilah berteriak.. ini sudah hampir larut” gerutunya.
“Ya, berhentilah bermain dan tidur. Ppalli ppalli!” tegasku.
“Ne nuna..” seperti biasa, Seonho jarang membantah.
*
*
*
“Oh, Seonho-ya.. besok nuna akan kesekolah naik bus, kau tahu kan kenapa?” ucapku.
“Aku akan mengantarkan nuna kekampus, nuna tak perlu naik bus” ujar Seonho kemudian.
“Hm~ sepertinya tidak perlu, kau tahu kan terakhir kali kau mengantarku kekampus kau hampir tidak dapat pergi karena dikerumuni para yeoja”.
Aku masih mengingat kejadian saat Seonho mengantarku kekampus untuk pertama kalinya. Para yeoja kurang belaian itu mencegatnya pergi dan akhirnya Seonho absen tanpa keterangan hari itu.
“Gwaenchana.. kau kan nuna-ku, kau tahu yang harus dilakukan” ucapnya santai.
“Okay okay..” aku tak bisa melarangnya.
Aku pun tersenyum sekilas lalu masuk kedalam kamarku. Hal pertama yang kulakukan sebelum tidur adalah mencuci wajah dan memakaikan sari mawar untuk mengembalikan fungsi kulitku dengan baik. Hal kedua, aku harus memeriksa ponselku.
“Uh?” aku tertegun melihat sebuah pesan masuk.
Byuntae
Paboya, kau sedang apa?
Aku barusan ingin tidur byuntae-ya
Kenapa lama sekali membalasnya?
Aku mencuci muka dan mensterilkannya dengan pelembab wajah
Hah.. kenapa pembahasan ini mulai melenceng? Jinjja..
Apa yang ingin kau bicarakan?
Besok aku tidak bisa menjemputmu. Kau tahu kan alasannya..
Yeah, i know.. thats no problem Woojin-ah
Besok hanya akan ada kelas vokal dan kelas rap untuk angkatan 2 kan? Nah, setelah jam kuliah selesai, bolehkan aku mampir keapartemenmu?
Of course yes. Ohya, kau tahu kan jika kau bisa mampir kapanpun ke aparte-ku Aku sudah memberitahukanmu perihal password kamarnya, tunggu saja aku pulang.
Memangnya kau akan pulang terlambat?
Kurasa begitu. Lagi-lagi Jisung sonsaengnim menyulitkanku. Ingin rasanya aku menculik dan membuangnya kelaut.
Hahaha.. ada-ada saja. Aku akan menunggumu besok.
Okay jika itu maumu
Lalu? Apa lagi?
Apanya?
Aniya, nothing.
Good night, uri paboya..
Night too, uri byuntae-ya..
Aku menyelesaikan pembicaraan singkatku melalui pesan dengan Woojin. Aku benar-benar mengantuk sekarang. Mataku memberat, seiring berdetaknya jarum jam, mataku kian lama kian meredup, tinggal beberapa watt lagi.
Gelap, tenang, damai.
Itu yang kurasakan. Aku tidak ingin bangun tapi aku harus bangun nantinya, aku harus tetap bisa melihat wajahnya.
*
*
*
Aku sudah bersiap-siap untuk kekampus. Seonho juga sudah siap untuk kesekolahnya. Untung saja hari ini dia bisa menyempatkan dirinya untuk mengantarkanku, karena aku terlalu lelah untuk naik bus yang cukup ramai itu.
Setibanya dilapangan kampus, hal itu kembali terulang.
“Ya.. dia sangat tampan”.
“Selain tampan dia juga manis, eoh”.
“Aigoo.. siswa sma zaman sekarang terlihat lebih cool dan dewasa”.
“Ya, apa kau sudah punya pacar?”.
“Ya, kenapa Kim Seora bisa barengan dengan namja ini?”.
“Neo nuguya?!”.
“Ya! Nugu?!”.
“YA! GEUMAN!” teriakku kesal. Seketika kerumunan yeoja tak jelas itu terdiam.
“Ah.. jjang~” ujar Seonho sembari mengacungkan jempolnya padaku.
“Ya, jugeullae?! Bukannya malah pergi tapi kau tebar pesona seperti ini! Ga!” bentakku pada Seonho.
“Oh okay okay~ kisseu my cheek, ppalli” pintanya.
“Mau kutampar? Left? Or right?” tanyaku sembari mengangkat tanganku.
“Hahaha.. naega jangnan, eoh. Na galke nuna..” ucapnya sembari menstarter motornya lalu berlalu.
“Ya, dia kekasihmu?”.
“Kau berpacaran dengan anak sma?”.
“Ah jinjja.. kau memang yeoja kegenitan!”.
“Kemarin Woojin sekarang anak sma, jinjja”.
“Ya! Dia---“.
“Ya, jangan ganggu dia, eoh!”.
Seperti yang diharapkan, Woojin memang selalu muncul disaat-saat yang tepat. Dia datang tidak sendiri, melainkan bersama Ahn Na, Seongwoo dan Lee Na.
“Apa Seonho bersikeras mengantarmu lagi?” tanya Woojin.
“Yeah, be like usual” jawabku.
“Ya, pertanyaan macam apa itu. Mana ada namja yang bersikeras mengantarkan Seora, paling dialah yang memaksa namja itu untuk mengantarkannya!” gerutu salah satu yeoja kurbel itu.
“Ah~ memangnya kenapa? Kau menginginkannya? Ingin jadi kekasihnya. Jangan harap!” ketusku.
“Ya, dengan dasar apa kau mengatakan itu. Paling kau bukan siapa-siapa baginya!” ketusnya balik.
Woojin, Seongwoo, Ahn Na dan Lee Na saling bertatap kemudian tertawa geli mendengar ocehan yeoja itu.
“Ya, kenapa tertawa?!” kesalnya.
“Ya, kuberitahukan padamu.. sekeras apapun kau mengejarnya nanti, kau harus mendapatkan restu darinya paboya..” ujar Woojin.
“Hah! Memang Seora itu siapa sampai-sampai aku harus meminta restunya untuk berpacaran dengan namja tampan itu?!” kesalnya tak terima.
“Dia nunanya”
Ahn Na, Woojin, Seongwoo dan Lee Na berucap bersamaan. Mereka yang menertawakan dan menjelekkanku terdiam seribu bahasa.
“Cha.. na galke..” aku tersenyum dan berbalik lalu melangkah pergi bersama yang lainnya.
*
*
*
Aku dan Seongwoo telah selesai dengan jam kuliah kami hari ini, begitu juga dengan Woojin, Ahn Na dan Lee Na. Tapi sayang, seperti biasanya, Jisung sonsaengnim memberikanku tugas bertumpuk yang harus kuselesaikan hari ini juga.
“Ugh~ jinjja!” gerutuku sembari tetap fokus mengerjakan tugasku.
“Yang semangat Seora~ hwaiting~” semangat Woojin tak membantu mengembalikan moodku.
“...” aku menatapnya datar lalu beristirahat sejenak.
“Uh? Ya! Park Jihoon!” aku meneriaki Jihoon yang hendak melewati kami dengan beberapa yeoja yang membuntutinya.
“Wae?!” tanyanya tak senang.
“Kerjakan sebagian, eoh. Aku benar-benar hampir mati karena ini!” gerutuku sembari menyerahkan tumpukan tugas itu kepada Jihoon.
“Ya, naega wae?!” dia menerimanya tapi masih menggerutu.
“Karena kau pintar. Sana kerjakan! Akan kubelikan mocca shake nantinya” ujarku.
“Strawberry milk shake, deal or not?” tawarnya.
“Okay, deal.. ga..” aku mengangguk.
Jihoon tersenyum sekilas lalu kembali melangkah pergi dengan bawaan tumpukan tugas yang ada dipelukannya.
“Ya~ sejak kapan kau dekat dengan Jihoon?” tanya Seongwoo.
“Ah, jinjja.. mungkinkah ini adalah awal yang baik---“.
“Ya, jugeullae!?” kesalku sembari mempelototi Lee Na.
“Akhir-akhir ini Jihoon dan kau semakin akrab saja. Waeyo?” tanya Ahn Na cukup penasaran.
“Ah molla” jawabku malas.
“Seora.. by the way---“.
“Seora Kim”
Seseorang memanggilku.
“Nuguya?” tanyaku pada Woojin yang duduk didepanku.
“Itu..”.
Woojin menunjuk seseorang yang berada dibelakangku. Aku menolehkan tubuhku, bermaksud mengetahui siapa namja yang tadi memanggil namaku.
Aku diam mematung sejenak. Wajah tampan, senyum manis dan tubuh tinggi dan tegap. Namja itu tersenyum kearahku dan sesekali menyengir tak jelas.
“Seora Kim, how are you?”
“YA! EUIGEON!” aku berteriak keras dan menghambur kepelukan namja itu.
“Hahaha.. Seora Kim~ i think you’re fine..” ujarnya sembari memelukku pula.
“Long time no see, i miss you Euigeon~” ucapku.
“Daniel?” Lee Na menatap Daniel tak percaya.
“Uh? Kau mengenal Euigeon?” tanyaku pada Lee Na.
“Kau siapanya Daniel?” tanya Lee Na tiba-tiba tak senang.
“Kau mengenal Euigeon?!” tanyaku kaget.
“Ya! Kau kekasihnya?! Jinjja?!” Lee Na berdiri dari tempatnya dan langsung melabrakku.
“Igeo.. naega---“.
“Ya! Aku kekasihnya Daniel! Jinjja!”.
“Ya ya ya!” teriakku ketika Lee Na menarik rambutku.
“Lee Na-ya! Seora bukan kekasihnya Daniel, dia---“.
“DIA SEPUPU JAUHKU! GEUMAN!”.
*
*
*
to be continued-
******
Haloha~ oe jadi sering update gegara senin ini mau PAS, jadi minggu depan ga janji bisa update ya😖 mohon doa restunya buat oe, moga nilainya gede😤
And then~ kita kedatangan chara baru yang tamvan :v
Kang Euigeon aka Kang Daniel
- Bikey (Kuki)
📣tinggalkan jejak~