SUARA gemuruh dari angin pantai yang cukup kencang membuat dada berdegub kencang.
Senja sore di pantai Parangtritis mulai memunculkan warna merahnya.
Aisyah meneteskan air matanya dan berbicara dengan air laut "sejahat ini mereka menjatuhkan ku?!, sejahat ini mereka menjelek jelekan atas nama aku ?!, persahabatan macam apa itu hah?!" lalu Aisyah melempar batu ke tepi pantai itu dan terjatuh tak berdaya dengan mengeluarkan air matanya yang sangat deras membasahi pipinya.
Ashila melangkah ke arah dimana Aisyah duduk disana, memandang ombak yang menari.
"lo engga perlu ngomong ke laut kayak orang gila gitu Syah, gua masih ada disini untuk elo kok" Ashila menghirup angin pantai dari lobang hidungnya dan membuangnya secara perlahan dari mulutnya.
Aisyah mendongak ke atas melihat Ashila ada di sebelahnya, lalu memandang pasir laut yang berwarna putih dan merenungkan yang sebelumnya terjadi.
" iyaa kita ada disini kokk Syah, yang akan selalu jadi sahabat elo".
Aisyah menoleh ke arah belakang, dan disitu ada Qia dengan menampilkan wajah yang selalu tersenyum. Qia melangkah maju dan duduk di sebelah kiri Aisyah untuk ikut berbincang.
Aisyah terharu, malu dan juga merasa bersalah. Lalu ia menutupi wajahnya dengan kedua tanganya, "Maafin sahabat lama mu ini kawan, gue menyesal meninggalkan kalian, gue masih butuh kalian"
Qia menatap Ashila, dan saling memandang. Ashila lalu duduk di sebelah kanan Aisyah dan memeluk nya, Qia pun juga ikut memeluk Aisyah.
"Kita bakalan selalu maafin elo Syah" ucap Qia, "iyaaa Syah" lanjut Ashila.
Aisyah membuka kedua tangannya dan menampilkan wajahnya lagi "makasih sahabat, kalian memang sahabat yang sebenernya" balas Aisyah.
Senja telah di telan oleh kegelapan dan sirna, tetapi persahabatan mereka terus bersinar.
Jangan lupa di vote yaaa dan di coment hehe