My Ice Boy [Completed]

By pitsansi

24.6M 1.9M 331K

[SUDAH TERBIT - sebagian part sudah dihapus] #1 in Teen Fiction [11-02-18] "Karena beku adalah cara gue berta... More

1. Kesan Pertama: 6"
2. Jejak Sepatu
3. Sok Ganteng! Sok Pinter!
4. Muka Tembok
5. Attention
6. Running
7. Curiga
8. Dari Mata
9. Misi Sialan!
10. Nggak Suka
11. Mengulur Waktu
12. Drama
13. Cemburu
14. Perhatian Terselubung
15. Berebut Peran Pangeran
16. Polling
17. Putri Salju
18. Murid Pindahan
19. Gengsi Bilang Suka
20. Miracle
21. Suka
22. Menanti Miracle
23. Alasan untuk Dekat Denganmu
24. Lima Detik
25. Mengupayakan Segala Cara
27. Putri Salju Rasa Cinderella
28. Aku Janji
29. Harapan Bertemu Miracle?
30. Jantungan
31. Memilih
32. Miracle Nyata
33. Kemungkinan Miracle
Polling Sementara MiracLINE & Giveaway
34. Ancaman Datang
35. D-Day
36. Perlahan Terkuak
37. Sebenci itukah?
38. Kejutan
40. Hangat
41. Temui Aku
42. Dingin Lagi
43. Tunggu Sebentar Lagi
44. Dari Masa Lalu
45. Remember You
Cara Baca Part yang Diprivate
46. Miracle Sesungguhnya
47 (END) Berawal dari Miracle
Mau Dapat Novel "My Ice Boy" Gratis?
Q&A dan Tanya Tokoh MIB
Pengumuman Testimoni Terpilih
Vote Cover & Seputar Info
Giveaway Time!
Open PO MIB

26. Memori

452K 39.7K 7.8K
By pitsansi


"Miracle itu bagai separuh hidupku, harapanku dan alasanku untuk bisa tersenyum sampai sekarang."

___________________________________

Dua tahun setelah Salsa resmi diadopsi oleh Martin dan Maria, Salsa sempat mendengar kabar bahwa panti asuhan Kasih Anugrah akan ditutup. Dengan alasan utama yaitu tidak adanya donatur tetap tiap bulannya untuk memastikan kelangsungan hidup anak-anak panti.

Tidak ada yang bisa Salsa kecil lakukan selain berdoa setiap malam agar tempat tinggal lamanya itu tidak ditutup. Salsa mengkhawatirkan teman-temannya di sana, terutama teman kecilnya yang ia tinggalkan tanpa sempat berpamitan.

Dan, setelah tadi sempat berbincang dan melepas rindu dengan Ibu Ros—salah satu pengurus panti yang mengasuhnya dulu—Salsa baru meyakini bahwa Miracle kembali ambil andil saat itu. Doa yang ia panjatkan setiap hari terkabul. Panti Asuhan Kasih Anugrah tetap berdiri karena beberapa minggu setelah isu itu beredar, beberapa orang dari organisasi kemanusiaan datang dan menawarkan diri untuk menjadi donatur tetap.

Salsa sungguh bersyukur. Tuhan begitu baik padanya melindungi orang-orang yang dicintainya melalui Miracle.

Salsa tersenyum di balik kaca helm yang dikenakannya. Hal ini tentu saja tertangkap jelas oleh Galen yang mengamati Salsa dari kaca spion motor yang dikendarainya. Pada akhirnya, Galen tidak tahan untuk bertanya.

“Kenapa lo senyum-senyum?”

Salsa tersadar dari lamunannya. Senyumnya belum juga sirna. “Kakak percaya sama miracle?”

Galen terdiam beberapa saat. Pandangan lurusnya sesekali menilik keceriaan wajah Salsa dari kaca spion. “Maksudnya?”

“Aku percaya kalo miracle itu ada. Karena aku udah berkali-kali merasakan kehadirannya.”

Galen melemahkan laju motornya dan mulai mencermati tiap kata yang dilontarkan Salsa tentang Miracle-nya.

Seiistimewa itukah Miracle yang dimaksud Salsa?

“Kakak mau aku ceritain satu rahasia terbesarku?”

Galen melirik kaca spionnya cukup lama. Tentu ia sangat ingin tahu semua hal yang berkaitan dengan Salsa. “Apa?”

“Tapi janji, jangan kaget, ya,” ucap Salsa lengkap dengan senyum manis yang selalu berhasil membuat Galen tidak berkedip menatapnya.

Pandangan Galen baru berpaling setelah Salsa balas menatapnya dari kaca spion. Ia kini bertingkah cuek dan pura-pura tidak ingin tahu.

“Yaudah kalo nggak mau tahu,” ucap Salsa sedikit kecewa.

Galen berdecak kesal. “Kalo ngomong jangan setengah-setengah. Lanjutin!”

Salsa tersenyum lagi, membuat Galen setengah mati memfokuskan diri melajukan motornya di bawah langit yang sudah mulai berwarna jingga. Walau wajah cantik Salsa selalu saja menarik matanya untuk melirik lama-lama kaca spion di atas tangannya.

“Kakak percaya nggak kalo sebenarnya aku punya Miracle. Seseorang yang selalu jagain dan lindungin aku,” Salsa berkata dengan sangat gembira. Semua tergambar sangat jelas di wajahnya.

“Oh ya?” Galen merespons singkat, semata-mata untuk memancing Salsa untuk bercerita lebih jauh.

Salsa mengangguk. “Dia baik banget sama aku. Dia nggak mau lihat aku sedih. Aku yakin dia sayang banget sama aku dan selalu jagain aku dari jauh.”

Galen menangkap ekspresi Salsa yang berseri-seri. “Sejak kapan lo merasa punya seseorang yang lo sebut Miracle?”

“Dari kecil, sejak aku keluar dari panti dan ikut keluarga baru sampai sekarang.” Salsa mengakhiri kalimat dengan menutup mulutnya sendiri. “Oops, aku kelepasan ngomong. Kakak jangan cerita-cerita ke yang lain kalo aku ini dulunya anak panti, ya.”

“Memangnya apa yang salah sama anak panti?” Galen merasa terpancing.

“Aku cuma nggak mau di-bully kayak di sinetron-sinetron itu loh, Kak.”

“Kasih tahu gue kalo ada yang berani nge-bully lo!”

Salsa tertawa renyah di belakang Galen, membuat Galen ingin sekali menoleh saat itu juga.

“Kakak ternyata baik juga, ya. Sama seperti Miracle-ku.”

Miracle-ku. Astaga. Rasanya seperti ada sesuatu yang aneh yang dirasakan Galen ketika mendengar panggilan manis dari Salsa untuk seseorang entah siapa itu.

“Apa arti Miracle buat lo?”

Miracle itu bagai separuh hidupku, harapanku dan alasanku untuk bisa tersenyum sampai sekarang.” Salsa menjawab dengan sangat yakin. Semua kata-kata itu sungguh dari dasar hatinya.

Galen menatap sekali lagi wajah cantik Salsa yang sedang tersenyum melalui kaca spion. Sepertinya ia mulai cemburu pada sosok Miracle yang mampu membuat Salsa tersenyum secantik itu.

Galen menambah kecepatan laju motornya. Meluapkan perasaan aneh yang semakin lama semakin menggerogoti dirinya. Antara senang dan juga cemburu.

***

Seandainya kamu masih kelas 2 SD, apa hadiah yang kamu inginkan dari orang tua ketika berhasil jadi juara kelas?

Sepeda baru? Baju baru? Game? Play Station? Mobil-mobilan? Atau mainan anak lainnya?

Bila pilihanmu ada di antara itu atau sejenisnya, berarti kamu berbeda dengan Galen. Galen tidak meminta itu semua ketika berhasil menjadi juara kelas. Mungkin Galen adalah satu-satunya anak di dunia ini yang mengajukan permintaan aneh ketika juara kelas.

Roy menawari semua hadiah pada Galen saat itu. Namun yang diinginkan Galen hanya satu hal. Yaitu dipertemukan dengan gadis kecil, temannya di panti asuhan dulu, Salsa. Gadis kecil yang dengan ceria mengajaknya bermain boneka di hari pertamanya bergabung di rumah penuh kasih itu.

Galen kecil duduk menyendiri di bangku taman belakang panti asuhan. Umurnya baru 6 tahun saat itu. Ia adalah salah satu anak dari panti asuhan lain yang dipindah ke panti asuhan Kasih Anugrah dikarenakan panti asuhannya yang lama terpaksa harus digusur karena berdiri di lahan sengketa.

Galen tidak akan pernah lupa hari itu. Hari di mana Salsa yang baru bisa menulis namanya sendiri, tiba-tiba meraih sebelah tangannya, kemudian menulis namanya sendiri di telapak tangan Galen.

“Namaku Salsa,” kata Salsa kecil yang menggemaskan. “Namamu siapa?” tanyanya sambil mengulurkan telapak tangannya yang terbuka pada Galen.

Pada pertemuan mereka yang pertama, kedua dan ketiga hanya Salsa yang bicara. Gadis kecil itu terus berceloteh riang tentang apa saja yang menarik baginya. Tentang Mika yang merebut jatah susunya pagi tadi, tentang Adis yang tadi menangis karena tak sengaja terdorong oleh Salsa saat bermain bola di pekarangan, juga tentang teman barunya yang tidak mau bicara dengannya saat ini.

“Kata Ibu Ros, keluarga itu hangat. Punya papa dan mama rasanya seperti apa, ya?”

Salsa kecil jadi terbiasa bicara sendiri ketika bersama Galen. Biarpun teman barunya itu tidak pernah bicara padanya, paling tidak Salsa senang karena hanya Galen yang selalu mendengar ceritanya hingga selesai. Hanya Galen yang tidak pernah merebut jatah susunya, dan hanya Galen yang tidak pernah marah karena menganggapnya berisik.

Salsa yang ceria lebih nyaman berada bersama Galen yang penyendiri dibandingkan bergabung dengan anak-anak lain yang selalu memperebutkan mainan di dalam sana.

Hari itu Salsa kecil kembali menghampiri Galen dengan senyuman riang seperti biasa di taman belakang. Diam-diam, Galen menantinya dengan senyuman kecil. Dan ketika Salsa tersandung dan terjatuh di rerumputan, saat itu juga tawa Galen terdengar untuk pertama kalinya. Salsa yang kesakitan karena lututnya yang memerah, seketika menahan tangisannya sendiri ketika melihat tawa itu.

Salsa bangkit dengan senyuman manis di wajahnya, kemudian menghampiri Galen dengan riang.

Kamu ketawa,” kata Salsa kecil penuh antusias, kemudian ikut tertawa.

Hari itu keduanya tertawa lepas. Kemudian untuk pertama kalinya, Galen kecil meraih sebelah tangan Salsa dan menuliskan sesuatu di telapak tangan Salsa dengan jarinya.
Salsa mengernyit berusaha menangkap huruf-huruf yang ditulis Galen di tangannya.

Itu namaku,” Ini adalah kalimat pertama Galen untuk Salsa sepanjang perkenalan mereka 2 minggu ini.

Salsa mengangkat kepalanya. Ia menatap Galen dengan alis bertaut. Ia tidak berhasil menangkap huruf apa pun, karena sejauh ini ia hanya belajar menulis namanya sendiri.

Bacanya apa?” tanya Salsa menyerah.

Cari tahu sendiri,” Galen enggan memberitahu.

Galen tidak pernah menduga bahwa hari itu adalah hari terakhirnya bisa bertemu dengan Salsa. Karena, keesokan harinya Salsa tidak menghampirinya di taman belakang, begitu pun hari-hari berikutnya. Ia baru tahu seminggu kemudian ketika Ibu Ros menghampirinya dan mengatakan bahwa Salsa sudah punya keluarga baru yang menyayanginya.

Sebulan kemudian Roy datang ke panti asuhan dan mengangkatnya menjadi anak. Galen juga menemukan keluarga baru, sama seperti Salsa.

Roy akhirnya menyanggupi permintaan aneh Galen saat itu. Namun Galen hanya diizinkan melihat Salsa dari jauh. Biar bagaimana pun, Roy tidak ingin kelak Galen tidak menurut padanya hanya karena perasaannya pada teman masa kecilnya itu. Karena Roy bahkan sudah merencanakan perjodohan Galen dengan pilihannya sebelum mengangkat Galen menjadi anaknya demi kepentingan bisnisnya.

Galen menyadari Salsa tidak seceria biasanya. Gadis itu lebih sering tampak murung.

Roy memintanya untuk tidak perlu melibatkan perasaan. Dan meminta Galen untuk tidak meminta yang macam-macam lagi. Namun permintaan aneh Galen tidak berhenti sampai di situ. Ketika ia berhasil juara kelas di tahun berikutnya, Galen kembali menolak hadiah-hadiah yang ditawarkan Roy dan mengajukan permintaan aneh lainnya.

Galen mengetahui salah satu alasan Salsa murung adalah karena mendengar kabar panti asuhan Kasih Anugrah akan ditutup. Oleh karena itu, Galen meminta Roy mencarikan donatur tetap untuk panti asuhan itu. Galen juga yang meminta Roy untuk melunasi biaya perawatan Luna ketika koma.

Ya, Galen menyadari Miracle yang dimaksud Salsa tadi adalah dirinya.

Mengenai gambar pesawat mainan yang dilihatnya di wallpaper ponsel Salsa tadi, itu juga dari Galen. Kertas-kertas tulisan tangannya yang dianggap Salsa sebagai misi yang harus dituntaskan agar permohonannya terkabul. Semua itu ulah Galen.

Sungguh rasanya Galen ingin bergembira ketika mendengar Salsa menyebut dirinyanya sebagai separuh hidupnya, harapannya, juga alasan untuk Salsa bisa tersenyum sampai saat ini.

Namun, ada satu yang dicemaskan Galen saat ini. Ia tidak pernah memberi Salsa misi melalui pesan LINE. Ia tidak pernah mengaku sebagai Miracle dan terang-terangan menawarkan diri untuk bertemu setelah memberi sebuah misi yang teramat misterius baginya.

Lalu, siapa sebenarnya orang dibalik misi misterius yang diterima Salsa?

TBC

Woah, sudah mulai terang ya. Akhirnya masa lalu mereka terkuak juga.

Siapakah miracle gadungan itu?

Buat yg nanya kapan jadwal update MIB, jawabannya nggak tentu, tergantung waktu dan ide. Doain aja biar lancar.

Next part waktunya pensi. Yeayy. Ken muncul lagi. Hore. Wkwk

Salam,
pitsansi

Continue Reading

You'll Also Like

Jagoan By Sena

Teen Fiction

1.4M 202K 64
Pemuda itu bernama Daniel Alvis Romero. Ia adalah berandal yang menyebalkan. Namun orang orang menyebutnya sebagai Jagoan di sekolah. Berandal sepert...
Different By ping

Teen Fiction

10.9M 557K 55
CERITA TELAH DITERBITKAN Kiara Ifania : 1. Cantik ✔ 2. Pinter ✔ 3. Polos ✔ 4. Imut ✔ 5. Rokok ✘ Karrel Antonio : 1. Ganteng ✔ 2. Pinter ✘ 3. Nakal ✔ ...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 76.9K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
Darka 2 By Rani

Teen Fiction

3.1M 17.1K 7
[TELAH TERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA] Ada kalanya Tuhan sengaja. Membiarkan satu diantara kita lupa. Mungkin Tuhan tidak membiarkan kita me...