Sudah dua hari ini Lia di jauhi oleh Levin. Bukan hanya di kantor, di rumah pun Levin selalu menghindar dan tidak mengajak bicara, sebenarnya apa salah Lia? Di kantor pun entah kenaoa semua orang menyuruh Lia, tidak dengan OB yabg lain? Kenapa mereka semua seolah-olah sengaja dan kompak memperlakukan Lia seperti ini.
"Mama, nanti pulang kerja beliin Axel Pizza" ucap Axel
"Axel mau Pizza? Iya deh entar mama beliin" ucap Lia
"Yee sayang mama" ucap axel sambil memeluk Lia
"Iya sayang, mama sayang Axel juga" ucap Lia
"Axel sini nak" ucap Levin dari depan tangga
Axel menghampiri Levin "Kenapa pa?" tanya Axel
Levin menggendong Axel "Kamu mau apa? Pizza?"
Axel mengangguk
"Nanti papa beliin, dengan ekstra keju dan sosis kesukaan kamu, terus mau ice krim juga? Mau apa lagi anak papa ini?" tanya Axel
"Axel mau ice krim aja Pa" ucap Axel
"entar pulang kerja papa beliin, kamu jangan suruh siapa siapa lagi, kecuali papa" ucap Levin
"Siap Pa" ucap Axel
"Mama, Pizza nya gak jadi, kata Papa, Papa mau beliin Axel sama ice krim juga" ucap Axel
"Kalau begitu Papa pergi kerja dulu ya sayang" ucap Levin sambil mencium pipi gembul Axel
"Jangan nakal" ucap Levin seraya pergi menurunkan tubuh anaknya itu dan pergi, tanpa pamit ataupun mengajak Lia untuk berangkat bareng, mereka sudah seperti orang asing saja sekarang
Kembali ke kantor, Lia kini akan mengepel ruangan
Brukk
"Astaga" kaget seorang wanita saat dirinya terpeleset
"mbak tidak apa apa? Hati-hati yah, saya.." tanya Lia
"Hati-hati, Ngepel itu yang becus dong mbak, mbak mau bersih bersih atau mencelakai orang? Ini ngepel apa kebanjiran, staff perusahaan sebagus ini ternyata jelek juga yah" hardik wanita itu
"Jaga omongan anda" ucap Lia
"Apa? Anda mau nyalahin saya?" tanya wanita itu mulai emosi
Lia menatap kesal wanita ini, baru saja ia akan menyumpah serapahi wanita ini, tiba tiba saja ia di panggil oleh salah satu OB.
"Mbak, anda di suruh pak bos membuatkan kopi" ucap OB itu
"dasar OB gak tau diri, gak punya sopan santun, saya itu tamu disini" ucap Wanita itu
"gak nanya" ucap Lia lalu pergi begitu saja
Lia segera membuatkan kopi hitam kesukaan Levin, ia tau Levin sangat suka kopi buatan Lia. Karena itu Levin tidak menyuruh orang lain membuatkan kopinya.
"Permisi" ucap Lia sambil menaruh gelas di meja Levin
Levin meminum kopi itu sambil sibuk dengan.
Byurrr
Levin menyemburkan kopi yang ia minum barusan
"Kopi apaan ini? Kamu taukan saya tidak suka manis, ini kopi atau air gula? Kamu ini ada aja masalah, bisa kerja dengan benar gak sih? Lama kelamaan saya kasih kamu hukuman tambahan kalau pekerjaan kamu gak benar kaya gini" bentak Levin
"Maaf Pak, tapi saya rasa, saya memasukan gula sesuai takaran seperti biasa, biar saya cicipi du.."
"Apa? Kamu cicipi? Tidak sopan sekali kamu"
Pranggg
Gelas kopi itu di lempar sembarang hingga pecah, Lia terkejut.
"Kamu selalu bikin saya habis kesabaran, coba kamu kalau bukan ISTRI saya, udah saya pecat kamu" ucap Levin sambil menekan kata istri lalu pergi.
Lia tidak percaya apa yang terjadi barusan, ia menatap pecahan gelas yang tak jauh darinya,
Ia tidak menyangka Levin akan memperlakukan seperti ini, apa ini sifat Levin yang sebenarnya? Lia tidak bisa mentoleransi semua perlakuan Levin kepadanya, ia bangkit dan melepas pakaian OB nya dan melempar di meja nya sembarangan, Levin pikir Lia akan selemah itu di perlakukan seperti ini. Tentu saja tidak, detik ini Lia akan berhenti kerja di kantor sialan ini.
Pukul 10:00 Levin sedang fokus membaca dokumennya, kemudian Lia masuk dengan pakaian rapi dan sudah memperbaiki make up nya.
Lia menghampiri Levin dan sebuah amplop panjang berwarna putih.
"Surat pengunduran diri saya, anda tidak usah berkata kalau saya bukan istri saya, anda akan memecat saya. Ini saya mengundurkan diri agar anda tidak terbebani, apa anda juga terbebani dengan hubungan kita? Dengan senang hati saya akan terima jika anda mence.."
"STOP!!" bentak Levin sambil melempar dokumen nya, ia merobek amplop yang Lia berikan.
"saya tidak terima pengunduran diri kamu" ucap Levin "dan kamu tidak boleh berbicara debgan saya lagi" ucap Levin lalu pergi meninggalkan Lia
"JADI APA MAU KAMU LEVIN?" Teriak Lia
"terserah kamu, aku mau pergi sekarang" ucap Lia lalu ikut pergi, ia akan pulang sekarang.
Setelah sampai di rumah, Lia langsung membersihkan badan nya dengan mandi, ia menangkan pikiran nya sejenak di balkon, setelah itu menghampiri Axel yang sedang nonton tv dengan Rumi
"Hai sayang" sapa Lia kepada Axel
"Hai Mama, udah pulang? Papa mana?" tanya Axel
"Papa belum pulang sayang" ucap Lia
"Axel nungguin papa, masih lama ya pulang nya?" tanya Axel
"Nungguin Papa atau nungguin pizza?" tanya Lia
"Dua duanya hehe" sahut Axel
"Ahaha, Mama, Axel geli" pekik Axel saat Lia menggelitik Axel
Tin tin
Aktivitas mereka terhenti saat bunyi klakson mobil terdengar.
"Papa datang yeay" pekik Axel lalu berlari ke arah pintu
Lia berpikir, kenapa Levin pulang jam segini, padahal ini baru pukul 1 siang, tapi apa beli Lia dengan orang yang kejam itu, Lia mengambil Remot tv dan bersantai di sofa.
Ceklek
"Papa" teriak Axel
"Eh anak papa" ucap Levin sambil menggendong Axel
"Papa mana pizza nya?" tanya Axel
"Oh iya, itu ada di mobil, yuk kita ambil" ucap Levin, tak lama mereka kembali dengan membawa sekotak pizza dan satu cup ice krim.
Axel duduk di lantai, ia membuka pizza nya di meja, tak lupa ice krim rasa vanilla nya ia makan bersamaan dengan pizza nya.
"enak sayang?" tanya Levin
Axel mengangguk dengan mulut yang penuh membuat Axel tersenyum
"Suapin dong Papa" ucap Levin
"Aaa" Axel menyuapi Levin dengan sepotong pizza bekas nya "Mama mau juga?" tanya Axel
Lia teraenyum lalu menggeleng "Kamu abisin aja semuanya, mama mau ke kamar dulu" ucap Lia lalu pergi
"Kalau begitu papa mandi dulu yah, habisin pizza nya oke jagoan? Kasih bibi rumi juga" ucap Levin
"Siap Pa" ucap Axel.
***
Lia berbaring di ranjang nya sambil memainkan ponsel, ia membuka youtube untuk mencari hiburan, ia meluhat kelakuan idol nya yang happy virus itu menjahili teman teman nya, Lia tak henti hentinya tertawa.
Tiba tiba saja Levin keluar dari kamar mandinya membuat Lia memberhentikan ketawanya, Lia kembali fokus dengan vidionya, ia tidak peduli lagi dengan pria di hadapan nya ini.
"Besok kembali bekerja, aku anggap kejadian tadi tidak pernah terjadi" ucap Levin sambil menggosok rambutnya
Lia mempause videonya dan menatap Levin "Mau kamu apa sih? Coba jelasin ke aku dimana letak kesalahan aku, karena gak mungkin gara gara terlambat masuk aja kamu jadi gini ke aku" ucap Lia
Levin diam dan pergi keluar dari kamar membuat Lia sangat prustasi
"Ingin berkata kasar, tapi tahan Lia, tahan" gumam nya menenangkan diri sendiri
Ia kembali menonton video di youtube nya itu, beberaoa menit berlalu, Lia memutuskan untuk keluar kamar. Lia melewati ruang kerja Levin, dan ternyata Levin sedang menelepon seseorang disana
"Kalau begitu saya tutup telepon nya" ucap Levin mengakhiri saat menyadari Lia memperhatikan nya
Levin diam dan kembali duduk, ia membuka Leptop dan kembali fokus bekerja. Lia menghampiri Levin dan berdiri di depan meja.
"Vin, kita harus bicara" ucap Lia
"Aku sedang sibuk" sahut Levin
"Levin please"
"Aku sedang sibuk Lia" bentak Levin
"Sekali aja"
"Kamu gak denger hah? Saya sedang sibuk" bentak Levin membuat Lia sedikit terkejut
"Kamu kenapa vin? Kamu berubah, aku salah apa sama kamu sampe ngelakuin ini, kamu pikir aku gak punya hati apa? Hah? Hiks. Kamu pikir aku bisa sabar di bentak, di marahin gak jelas seperti ini?" ucap Lia histeris
Bukan nya menjawab Levin malah pergi meninggalkan Lia. Lia menghapus air matanya, hati nya benar benar sakit, ia tidak kuat lagi
"Aku akan pergi, aku benci sama kamu" ucap Lia lalu keluar dari ruangan, ia menyusul Levin menuju kamar nya.
Ia menatap Levin yang sedang membaringkan badan nya di ranjang. Lia membuka kedua pintu lemari dan mengambil satu koper milik nya.
"Persetan dengan semua ini, aku akan pergi dari rumah ini" ucap Lia sambil mengambil beberapa gantung pakaian nya dan di masukan kedalam koper.
"berani berani nya memperlakukan ku seperti ini, memang nya aku tidak punya harga diri" ucap nya lagi, ia terus saja menggerutu. Lia membuka pintu lemari, ia menatap semua jajaran lipatan baju nya. Namun tiba tiba saja Levin mengambil semua gantungan baju yang sudah Lia tarus di dalam koper dan menaruhnya lagi didalam gantungan lemari.
"KAMU APAAN SIH VIN?!" pekik Lia sambil mencoba mengambil kembali pakaian nya, Levin menghempaskan baju Lia lalu menggendong Lia ke atas ranjang. Lia menyanda di sandaran ranjang dengan Levin di depan nya sambil mencekal tangan Lia agar Lia tidak memberontak.
"Kamu gak akan pergi tanpa seizin aku" ucap Levin penuh penekanan
"AKU BENCI KAMU LEVIN" pekik Lia sambil menangis, ia menangis sejadi jadinya membuat Levin melepaskan tangan nya, Levin berdiri dan mengacak rambutnya dengan prustasi
"SIALAN" Umpat Levin lalu pergi keluar kamar, meninggalkan Lia yang sedang menangis sambil meringkuk di atas ranjang, Lia tidak tau lagi harus berbicara apa kepada Levin, sedangkan setiap dia bertanya, Levin selalu pergi, pergi dan pergi.