Alena

By shaaa_rpw

24.3M 1.6M 138K

(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena... More

ALENA - 1
ALENA - 2
ALENA - 3
ALENA - 4
ALENA - 5
ALENA - 6
ALENA - 7
ALENA - 8
ALENA - 9
ALENA - 10
ALENA - 11
ALENA - 12
ALENA - 13
ALENA - 14
ALENA - 15
ALENA - 16
ALENA - 17
ALENA - 18
ALENA - 19
ALENA - 20
ALENA - 21
ALENA - 22
ALENA - 23
ALENA - 24
ALENA - 25
ALENA - 26
ALENA - 27
ALENA - 28
ALENA - 29
ALENA - 30
ALENA - 31
ALENA - 32
ALENA - 33
ALENA - 34
ALENA - 35
ALENA - 36
ALENA - 37
ALENA - 38
ALENA - 39
ALENA - 40
ALENA - 41
ALENA - 42
ALENA - 43
ALENA - 45
ALENA - 46
ALENA - 47
ALENA - 48
ALENA - 49
ALENA - 50
ALENA - 51
ALENA - 52
ALENA - 53
ALENA - 54
ALENA - 55
Extra Part
GRUP CHAT; Gatra cs.
GRUP CHAT; Gatra cs.

ALENA - 44

304K 23K 821
By shaaa_rpw

Alena tersenyum begitu manis menatap pantulan dirinya dicermin. Wajahnya terlihat pucat namun tidak menjadi penghalang untuk memancarkan pesona Alena. Dia masih terlihat cantik, sangat.

"Alena?"

Alena langsung menengok ke pintu dan masih tersenyum. "Iya, Alen keluar, Bun."

Setelah mengambil tasnya diatas kasur. Alena kembali berdiri didepan cermin. Menatap pantulan dirinya masih terus tersenyum senang.

Tentu saja senang. Semalam Alena dengan tiba-tiba meminta Nova dan Andi untuk membawanya pulang. Katanya dia ingin ujian di sekolah untuk hari terakhir UN. Dia ingin bertemu teman-teman sekelasnya. Karena tidak tega menolak permintaan Alena sebab perempuan itu sudah mengeluarkan air mata memohon, Nova dan Andi terpaksa mengiyakan.

Dan disinilah Alena. Di rumahnya, di kamarnya, didepan cermin lengkap dengan seragam sekolahnya.

Alena keluar dari kamarnya, menuruni tangga untuk bergabung bersama Andi dan Nova di meja makan.

"Sarapan dulu, ya," kata Nova seraya memberikan selembar roti dan segelas susu pada Alena.

Alena tersenyum dan mengangguk.

"Ayah anterin? Atau ada Gatra yang jemput kamu?"

"Ada Rana kok, Yah." jawab Alena.

Andi menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban Alena yang berbeda, tapi dia tidak mau ambil pusing dan memilih untuk tersenyum. "Yaudah, abisin sarapannya entar Rana keburu datang. Oh ya, kalo ada apa-apa di sekolah langsung hubungin Ayah, ya?"

"Siap, kapten!"

Andi tersenyum begitupun Nova yang sedari tadi hanya menjadi penonton dan pendengar.

Tin tin

Suara klakson mobil yang berbunyi bertepatan dengan habisnya sarapan Alena. Karena sudah terlalu hafal atau sebagainya, cewek itu langsung bangkit dan senyumnya semakin lebar.

"Alena berangkat, ya?" pamit Alena kepada Nova dan Andi seraya mengambil kedua tangan orang tuanya untuk dicium.

"Hati-hati, bilangin Rana nyetir gak usah ngebut." pesan Nova yang langsung dibalas Alena dengan acungan jempol.

Nova menghela nafasnya saat Alena sudah keluar dari rumah. Perlahan, senyumnya yang tadi begitu lebar kini menghilang. Tak lama dari itu, suara isakan tangis mulai terdengar. Membuat Andi mau tak mau harus menatap pada istrinya.

"Gapapa. Alena pasti baik-baik aja," Andi mengelus pundak istrinya itu dengan pelan dan sejurus kemudian dia membawa Nova kedalam pelukannya.

🌸🌸🌸

"Semangat banget sih, Al." kata Rana seraya menengok pada Alena yang duduk disampingnya saat lampu lalu lintas berwarna merah.

Alena terkekeh pelan. "Abisnya, aku udah gak di rumah sakit lagi. Tau gak sih Na, di rumah sakit tuh ngebosenin, apalagi aku harus ujian disana. Gimana kepala aku gak mau sakit coba? Udah bosen, sepi senyap, harus kerjain soal-soal yang nguras tenaga banget lagi."

Rana tertawa pelan. "Hari terakhir juga Al," katanya dan kembali menjalankan mobilnya.

"Nah, itu! Karena ini hari terakhir, aku pengen ujian di sekolah. Ketemu sama kalian, ujian rame-rame. Kita kan lulusnya rame-rame, masa aku ujian sendiri, sih? Kan gak asik."

Rana tertawa. "Iya, ya."

Alena tersenyum dan mengangguk.

"Jadi, Gatra gak tau lo udah pulang?"

Alena diam beberapa saat. Senyumnya menghilang. Ah, bahas soal Gatra, Alena lupa kalau dia harus memaafkan cowok itu terlebih dahulu. Tapi, semalam Gatra sama sekali tidak datang ke rumah sakit.

"Al?"

Alena tersadar. Senyumnya kembali mengembang. Lalu dia menggeleng. "Biarin aja, biar jadi surprise."

Rana hanya mengangguk pelan saja mendengar jawaban Alena, walau sebenarnya ia merasa heran dengan perubahan raut wajah Alena beberapa detik yang lalu.

🌸🌸🌸

Alena melihat seluruh penjuru sekolahnya saat mulai memasuki gedung besar tempat orang menuntut ilmu itu. Wajahnya begitu terlihat sumringah saat melihat banyaknya murid yang berlalu lalang kesana kemari.

"Al, langsung ke ruangan?" tanya Rana menyadarkan Alena dari aktivitasnya itu.

Alena mengangguk dan berjalan bersama Rana menuju ruangan 1.

"ALENAAA!!"

Alena tertawa pelan saat melihat Helena berlari kearahnya saat dirinya dan juga Rana masuk kedalam ruangan.

Helena langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat. "Gue kangen, banget!"

"ALENA!" pekik Dinda yang baru saja datang. Cewek itu seketika heboh dan ikut memeluk Alena.

Aya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kaya Alena abis darimana aja, harusnya tuh tanyain kayak gue nih gue kasih contohnya," Aya melangkah mendekati Alena dan memisahkan Helena darisana. "Al, lo udah gapapa, kan? Udah mendingan? Gak ada yang sakit lagi?"

Alena terkekeh. "Gak ada kok, Ya."

Dinda memutar bola matanya. "Pencitraan banget, bilang aja lo juga mau peluk!"

Aya mengibaskan rambutnya kebelakang. "Emang mau peluk, tapi tanyain keadaannya dulu kali. Ya kalo Alena udah jawab baru peluk."

Baru saja Aya akan memeluk Alena, namun aksinya terhenti begitu seseorang lebih dulu memeluk Alena dengan cepat.

Aya melotot kaget. "Ih, Asdel!"

Alena hanya bisa tertawa lagi. Dia senang. Sangat senang. Karena dia bisa berkumpul bersama teman-temannya lagi di sekolah.

Alena ingin menghabiskan waktunya seperti ini. Hanya tersenyum dan tertawa. Tidak ada sedih, tidak ada sakit.

Hanya itu.

Sebelum Alena tidak disini lagi.

Kringgg

"Udah, bel bunyi tuh!" Rana berjalan lebih dulu ke bangkunya sebelum Alena, Helena, Aya, Asdel, dan Dinda juga ikut melakukan hal yang sama.

"Guru jaga hari ini siapa, Ya?" tanya Helena pada Aya yang duduk didepan Rana.

"Pak Radit, yang baik banget itu,"

Senyum Helena merekah. "YES! BISA NYONTEK!

🌸🌸🌸

Kringgg

"Akhirnya, merdeka!"

Suara Gatra yang lumayan kencang itu terdengar setelah bel berbunyi nyaring pertanda ujian telah selesai. Cowok itu berteriak tanpa memperdulikan keberadaan guru yang masih duduk manis mengatur lembaran-lembaran soal dan jawaban diatas meja.

Gatra langsung bangkit dan keluar dari kelasnya tanpa mau berpamitan pada guru atau izin terlebih dahulu pada teman-teman seruangannya.

Drrtt

Langkah Gatra terhenti didepan ruangan saat getaran ponselnya terasa dari saku celana abu-abu yang ia pakai.

Rega Alexander : kita tunggu
Rega Alexander : kantin mbah

Gatra tersenyum sebentar sebelum membalas pesan dari Rega.

Gatra G. : siap

Baru saja Gatra ingin kembali berjalan, namun, sosok perempuan yang berdiri dihadapannya membuat Gatra mengurungkan niatnya.

"Alena.." ucap Gatra begitu pelan.

Alena tersenyum manis dan terus menatap cowok itu tepat dimatanya. "Hai. Apa kabar?"

Entah karena terharu atau bagaimana, Gatra bisa merasakan ada air yang menggenang disudut matanya.

Alena terkekeh. "Aku udah sehat, jadi jangan heran kenapa aku udah sekolah."

Tak lama dari ucapan Alena, Gatra langsung memeluk cewek itu dengan erat. Menyalurkan semua perasaannya lewat pelukan itu.

Perlahan tangan Alena terangkat untuk membalas pelukan Gatra. Alena rindu pelukan ini. Pelukan yang selalu hangat walau tak sehangat pelukan Nova dan Andi.

"Maaf Al.. Maafin gue.."

Air mata Alena mengalir dengan perlahan. Cewek itu mengeratkan pelukannya saat suara Gatra terdengar terus meminta maaf.

"Gue tau gue salah, salah banget. Tapi plis, maafin gue, Al. Gue janji, gue bakal berubah. Gabakal giniin lo lagi,"

Alena mengangguk pelan. Tangannya mulai bergerak mengelus belakang Gatra untuk membuat cowok itu tenang.

"Gapapa, Gat." kata Alena dengan lembut. "Kinan udah ngomong semuanya sama aku,"

Pelukan Gatra semakin mengerat. Seakan tidak membiarkan Alena pergi kemanapun.

"Aku udah maafin kamu." bisik Alena.

Gatra melepaskan pelukannya dan menatap cewek dihadapannya lamat-lamat. Setelah itu, senyumnya perlahan mengembang.

"Makasih, Al, makasih."

Alena mengangguk seraya ikut tersenyum.

Gatra kembali memeluk Alena dengan erat. Tidak memperdulikan murid-murid yang sedari tadi menonton mereka dengan perasaan iri, iri terhadap Alen. Dan ada juga yang merasa terharu. Mungkin karena Gatra dan Alena terlihat seperti di drama-drama.

"I love you, Al." bisik Gatra.

ΔΔΔ

follow ig :
@shaaa_rpw
@alena.shakila
@gatrageraldino
@rega.alexander
@firlydevano
@pandu.rdtya
@zidan.prsty
@helenanovv
@ranaalifa_

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 72.8K 67
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
565K 35.9K 40
Ratu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah...
517K 27K 38
Kisah seorang Andrea si bodyguard tampan tapi Manis yang selalu menarik perhatian tuannya . "Tidak ada yang aneh, hanya saja kamu terlihat menarik di...
33K 4.6K 53
Highest Rank: #2 in Playboy (20 Desember 2019) #2 in Anara (17 April 2020) #1 in Kenath (19 Agustus 2020) #11 in Senja (13 September 2020) #3 in soli...