Pernah sekali.
waktu membawa aromamu. mengingatkan ku.
Tentang bayangmu yang tak sengaja ku intip dari balik ranting pohon.
Tanpa sadar kuperhatikanmu lekat-lekat.
Hingga aku lupa bahwasanya kala itu aku tengah di rundung duka.
Sorot mata kelabu itu seakan membawaku ke dunia yang begitu berbeda.
Hingga tanpa ku sadari ternyata hanya aku yang bertahan di sini.
———————☘☘☘————————
jam pulang sekolah sudah berlalu sekitar 1 jam yang lalu. Suasana sekolah yang sepi dan tenang karna di tinggalkan oleh penghuninya.
Awan mendung kian mendominasi langit seakan menegaskanmu. Untuk segera menyiapkan payung dan mantelmu. Saat hujan menjadi alasan orang-orang untuk merutuki salah satu anugrah tuhan ini, bedahalnya dengan namja mungil berkulit pucat yang tengah berlari di lapangan sekolah dengan merentangkan kedua tanggannya. Menyambut setiap tetesan air hujan yang meluncur menyapu membasahi permukan kulitnya. Dan jangan lewatkan senyum manis yang tersunging di bibirnya itu.
Min Yoongi yang kini berganti nama menjadi Kim Yoongi semenjak ibunya memilih untuk menikah lagi dengan seorang pengusaha bermarga Kim pemilik Kim Corporation. Dia memiliki sifat yang cukup pendiam dan dingin. Semenjak 2 tahun yang lalu dia telah resmi menjadi kakak dari seorang Kim Taehyung. Pemuda tampan, bersurai light brown, dengan sifat dinginnya. Dan hal itu yng membuatnya tak bisa akrab dengan adik tirinya itu.
Yoongi membenci segalanya, karena dia merasa dalam hidupnya dikelilingi orang-orang yang memakai topeng dan para pembual. Tapi ada 1 hal yang sangat ia sukai.
Hujan...
Menurutnya hujan selalu bisa mengerti perasaanya dan menenangkannya. Bahkan hanya hujanlah yang mau menangis untuknya.
Seperti saat ini. dikala ibunya justru lebih memerhatikan adik tirinya dan selalu menyuruhnya mengalah. Tapi tetap saja sikap adik tirinya itu tak berubah. Tetap dingin dan kaku. Seperti balok es.
Awalnya Yoongi mengerti dengan sikap Taehyung yang seperti itu, mungkin karna Yoongi dan ibunya adalah orang baru di kehidupannya. Meskipun sudah 2 tahun mereka hidup bersama. Tapi entahlah.. dia juga kurang paham dengan sikap Taehyung.
Yoongi merasa sangat tenang ketika tiap tetesan air hujan membasahi wajahnya. Mengalir bersama beban yang ia tumpahkan lewat air matanya.
———————☘☘☘————————
Taehyung berjalan menyusuri koridor lantai 2 . Ia memijat pelipisnya yang terasa berat dan sangat pusing. Suasana sekolah kali ini sudah sangat sepi. Taehyung baru saja menyelesaikan tugas dari Mr. Jung Hoseok yang mengharuskannya membuat literatur berisi 200 kata yang berbeda. Bukankah ini terdengar sedikit gila..
"Dia memang seorang guru yang gila."
Gumanya sambil terus menyusuri koridor berdinding kaca yang menghadap lapangan belakang gedung utama.
Hujan terus turun tanpa ada tanda-tanda akan mereda. menyebabkan genangan di sana sini. Langkah kakinya terhenti saat pandangannya teralihkan pada lapangan sekolah.
"Apa yang dia lakukan di sana.. "
Guma Taehyung saat matanya mengkap sosok namja mungil dengan surai hitam itu tengah berdiri di sudut lapangan keadaan basah kuyup merentangkan kedua tangannya.
"Apa dia sudah gila.."
Dia semakin mempercepat lngkahnya untuk mendekat memperjelas pandangannya lewat dinding kaca koridor lantai 1.
Langkahnya terhenti kala retinanya menangkap seulas senyum yang manis mengembang di sudut bibir namja mungil itu.
Hatinya tiba-tiba menghangat tapi sesaat kemudian begitu terasa sesak dan nyeri. Kala dia menyadari bahwa namja itu tak pernah memperlihatkan senyum manisnya saat mereka bertemu dan bahkan saat mereka kini menjadi saudara. Ya dia adalah saudara tirinya Kim Yoongi.
"dia begitu pendiam dan penurut. Itu sangat. menyebalkan."
Gumanya saat mengingat sifat Yoongi itu di rumah.
Taehyung menyadari pergerakan Yoongi. Sepontan berbalik dan sembunyi di salah satu pilar penyangga.
Taehyung melirik Yoongi dari ekor matanya. Didapatinya Yoongi berjalan meninggalkan lapangan menuju ruang ganti. Dia melihat ekspresi itu lagi. Ekspresi yang lebih menyebalkan dari saat Yoongi tersenyum yaitu ekspresi datarnya. Saat Yoongi sudah masuk ke dalam ruang ganti barulah dia pergi.
Tring~ ting~
Dering phlonselnya berbunyi. Ia tatap nama salah satu orang kepercayaan ayahnya pak. Choi
" yoboseyo.."
"..."
"Ah?.. ne paman. Aku masih di sekolah"
"..."
"Ah. iya, baiklah.. "
"..."
"Iya, sampai jumpa"
Taehyung kembali berjalan menju klasnya untuk mengambil barangnya yang tertinggal.
"Hah.. untung aku menyimpan baju olahragaku di sini. Aku harus segera ganti dan pulang. Eomma pasti akan cerewet kalau aku telat pulang lebih lama lagi "
Guma Yoongi sambil berjalan menuju kamar mandi.
———————☘☘☘————————
Yoongi berjalan menuju gerbang utama sekolah.
"Kurasa pak Choi sudah menunggu terlalu lama."
Gumanya sambil mengedarkan pandangan mencari mobil sedan hitam yang biasa menjemputnya di depan gerbang. Tapi.. tak ada 1 mobil pun di sekitar sini.
"Ah. Kemana dia ini.."
Gerutunya yang tak kunjung menemukan sosok yang di carinya.
Chiit!
Sebuah mobil sport merah berhenti di depannya. Dan.. ya Yoongi tau pasti ini mobil siapa.
"Apa yang kau tunggu?... ayo masuklah"
Kim Taehyung adik tiri Yoongi. Membuka jendela mobilnya.
'Heol. Apa ini.. dia mau aku pulang dengannya.. '
Batin Yoongi.
" apa lagi yang kau tunggu?... tidak mau pulang?.. "
'Cih. Dia tetap saja sinis padaku dasar'
Pikirnya.
Yoongi langsung membuka pintu mobil dan mengambil posisi duduk di samping Taehyung. Yah.. ini hanya karna di mobilnya hanya memiliki 2 tempat duduk. Setelah aku selsai memasang sabuk pengaman. Dia melajukan mobilnya.
Taehyung tidah sama dengan Yoongi yang selalu di antar jemput. Yah.. yang biasa bertugas menjemput Yoongi biasanya adalah Pak Choi selaku orang kepercayaan Tuan Kim, atau supir ayahnya Pak Lee. Sedangkan Taehyung lebih memilih berangkat sendiri mengunakan mobilnya dari pada harus di antar jemput seperti Yoongi.
Pernah sekali Taehyung di paksa sang ayah, Kim Namjon untuk di antar pamannya, Kim Seok Jin.
Saat itu Seokjin tengah berangkat bersama Yoongi dan Taehyunh. Ia mengantar mereka juga sekslian ia akan ke kantornya karna searah. Namun saat hamper sampai sekolah Taehyung meminta diturunkan di halte samping sekolahnya.
Jangan tanya bagai mana sikapnya dengan Yoongi saat di sekolah. Mereka seperti orang tak mengenal satu sama lain. Ini karna Taehyung lebih dulu yang menghindar dari Yoongi.
Perjalanan pulang antara keduanya sangat sepi dan sunyi. Tak satupun dari mereka mengawali percakapan. Hingga sampai kediaman keluarga Kim.
Taehyung terlebih dahulu membuka pintu dan masuk kedalam rumah yang langsung di sambut oleh ibu tirinya.
"Tae kau baru pulang? Apa kau tidak bertemu dengan hyu-"
Yoongi masuh dalam rumah setelah Taehyung menginjakkan kakinya di anak tangga pertama.
" pak. Choi tadi dapat panggilan dari ayah jadi dia pulang denganku. "
Taehyung berkata sambil terus berjalan ke kamarnya ruangan paling ujung di lantai dua.
Yoongi hanya mengangkat bahunya saat mendengar kalimat paling panjang yang di ucapkan Taehyung pada ibunya setelah 2 tahun ini.
Beda dengan Yoongi yang cuek dengan sikap Taehyung barusan. Ibu Yoongi malah menganggap sikap Taehyung barusan adalah sebuah perkembangan bahwa Taehyung mulai mau menerimanya dan Yoongi.
Dengan semangat Ny. Kim menyiapkan makan malam untuk 2 orang anaknya.
———————☘☘☘————————
Ny. Kim mengetuk pintu kamar Yoongi.
"Yoongi-ah.."
Pintu bercat gading itu terbuka menampakkan namja pucat dengan celana pendek selutut dan kaos putih oblong.
" Appa dan Eomma akan pergi ke rumah paman Seokjin. Jadi kalian hanya makan berdua. Eomma sudah siapkan makan malam. Panggil adikmu. Ajak dia makan. Oke, Eomma akan berangkat sekarang"
Yoongi menoleh pada appanya yang tengah menunggu eommanya di bawah langga.
" baik "
Jawab yoongi. Kemudian eommanya pergi.
Setelah merapikan buku2nya Yoongi bergegas menuju kamar Taehyung.
Tangannya agak ragu saat akan mengetuk pintu bernuansa donker yang terkesan maskulin jika di padu dengan bingkai pintu berwarna putih.
Pintu itu seperti memberi sentuhan nuansa berbeda dengan warna keseluruhan ruangan di lantai 2 ini yang bernuansa putih.
Saat tanggan Yoongi akan mengetuk. Tiba-tiba bintu donker itu terbuka. Menampakan sosok namja berkulit tan dengan surai light brown yang acak-acakan dengan setiap ujungnya meneteskan air. Taehyung mengambil handuk di samping pintunya. Tangannya melewati Yoongi.
Yoongi membeku, ia merasa jantungnya berdetak 2 kali lipat lebih cepat dari biasanya. Ia merasa seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan dalam dadanya.
Taehyung mengangkat sebelah alisnya saat mendapati Yoongi berada tepat di depan kmarnya.
"Apa mau mu."
Suara huzky Taehyung menyadarkan Yoongi.
"A-em , itu- eomma sudah menyiapkan makan malam"
Jawab Yoongi gugup. Lalu beberapa saat kemudian mulai bisa menguasai dirinya.
" lalu.."
"Ah. Itu eomma dan appa pergi ke rumah paman Seokjin jadi kita di suruh makan duluan"
" em.."
Taehyung kembali menutup pintunya. Yoongi berjalan meninggalkan kamar Taehyung.
Astaga, kenapa dia bisa setampan itu.
Batin yoongi.
Suasana di meja makan begitu canggung tak seorangpun dari mereka mengeluarkan suara selain denting alat makan yang beradu dengan piring.
" apa yang kau lakukan di lapangan tadi "
Suara huzky Taehyung memecah keheningan ruang makan.
"Apa? Ah, kau melihatnya.. kuharap kau tak bilang pada eomma. Dia pasti akan memarahiku."
" tentu, bodoh"
"Apa?"
"Kenapa dengan wajah pucatmu itu?. Dengan ekspresi datar no innocent seperti itu kau membuatku makin jengkel melihatmu"
Yoongi menghentikan acaramakannya. Ia merasa bahwa Taehyung saat ini sedang menyindirnya. Atau lebih tepatnya mengejeknya.
" aku selsai"
Taehyung berdiri membawa mangkuk dan piringnya ke whastafel. Yoongi termenung memikirkan apa maksud Taehyung barusan. Dia menyudahi acara makannya kemudian menyusul Taehyung ke whastafel. Dia memberanikan diri untuk bertanya pada Taehyung.
"Apa kau mengabaikanku karna itu?"
" tidak juga.. "
"Lalu. Kenapa kau selalu mengacuhkan ku dengan sikap dingin mu.."
" aku memang seperti ini... "
Yoongi mulai geram dengan sikap Taehyung. Dia fikir ini saatnya dia mengatakan bebanya selama ini pada Taehyung.
"Apa.. apa yang harus ku lakukan.. kau taukan. Mau bagaimana pun kita adalah saudara. Jadi bisakah kita sedikit lebih dekat selakayaknya saudara pada umumnya."
" ya.. kita saudara.. tiri. "
Taehyung berbalik meninggalkan ruang makan. Hendak kembali menuju kamarnya. Sebelum langkah kakinya terhenti karna mendengar suara Yoongi yang bergetar memanggil namanya.
"Taehyung-ah.."
Taehyung mematung di anak tangga ke 4. Dia kembali berjalan menaiki anak tangga. Menuju kamarnya saat akan membuka pintu kamarnya. Pergerakannya terhenti saat tangan kirinya di tahan oleh Yoongi. Ya.. Yoongi mengejarnya.
"Hentikan. Atau kau tak akan bisa lepas dariku untuk seterusnya"
"Tidak."
Taehyung langsung berbalik menghadap Yoongi.
" ku mohon jangan mengujiku."
" mari perbaiki-"
Taehyung langsung menarik Yoongi masuk kedalam kamarnya tanpa sempat Yoongi melawan. Kemudia ia membungkam bibir Yoongi dengan bibirnya. Membawa Yoongi ke ranjangnya.
"Aku sudah memperingatkanmu.."
Bisik Taehyung di telinga Yoongi. Yang entah hal itu langsung saja membuat Yoongi merasa lemas. Suara dan hembusan nafas Taehyung menghilangkan setengah kesadarannya.
Yoongi merasakan ujung hidung Taehyung terus mengendus seluruh wajahnya hingga pangkal lehernya. Mengecupi seritap jengkalnya. Dengan sisa kesadarannya Tangan Yoongi berusaha mendorong tubuh Taehyung. Tapi hal itu sama sekali tak membuahkan hasil karna perbandingannya dengan tubuh Taehyung yang jelas jauh lebih besar dari dirinya.
"Emh.."
Sebuah lengungan tertahan sukses lolos dari bibir cerry Yoongi.
"Thaeh-yhungah..henthih..khan.. ahh.."
Tubuh Yoongi lemas, ia merasa seperti Taehyung menguasainya sepenuhnya. Ia merasa ini tidak benar. Dia dan Taehyung adalah saudara. Tapi mengapa tubuhnya tak bisa melawan.
Taehyung terus melanjutkan aksinya menjelajahi wajah Yoongi. Memberi tanda di beberapa titik sensitif pada leher putih Yoongi. Hingga mulai turun pada ceruk lehernya. Yoongi mendesah benerapa kali.
"Tahan suaramu. Jika kau tak ingin pelayan mendengarnya.."
Suara Taehyung begitu tegas dan terkesan menuntut. Yoongi takut.
Yoongi takut Taehyung yang seperti ini. Tapi dia tak bisa melawan. Taehyung mengunci kedua pergelangannya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya sibuk menjelajahi tubuh di balik baju putih Yoongi.
"Ah~"
Yoongi tak kuat lagi menahan lenguhannya. Saat tangan Taehyung menyentuh perut bagian bawahnya. Kesadarannya seakan hampir menghilang.
Taehyung menyingkap baju Yoongi hingga mengekspos badannya yang putih mulus. bahkan mungkin bisa mengalahkan tubuh Yonja. Sangat halus dan tanpa cela. Taehyung kehilangan kesadaannya. Dia mulai memberi tanda dimana-mana pada tubuh Yoongi. Hingga kini Yoongi penuh dengan bercak merah mulai dari leher hingga badannya.
"Hiks.. hiks.. hiks.. "
Taehyung menghentikan aksinya. Saat mendengar suara tangis Yoongi. Taehyung tersadar. Langsung melepaskan tangan Yoongi. Sementara Yoongi masih menangis tertahan. Taehyung langsung membenarkan penampilan Yoongi yang awalnya berantakan karna ulahnya. Mendudukkan Yoongi yang gemetar.
"Maaf.."
"Hiks.. kenapa.. hiks. Kenapa kau lakukan ini hiks."
"Dari awal aku sudah memperingatkamu... aku sudah menahan mati-matian perasaan ini selama 2 tahun.. ini ke 2 kalinya kau menguji ku.. dan kali ini aku goyah akan pertahanan ku.."
Yoongi terhenyak. Dia tak tau dan tak mengerti harus menjawab apa. Dia ingin memastikannya tapi terlalu takut. Mendengar jawabannya.
Ini sangat sukar untuk di mengerti olehnya. Dia terus menangis dalam diamnya.
"Maafkan aku.."
Taehyung menunduk lalu pergi menuju kamar mandi meninggalkan Yoongi di atas ranjangnya. Yoongi langsung berlari pergi meningalkan kamar Taehyung menuju kamarnya.
Brak!!
Terdengar suara pintu kamar Yoongi yang di banting keras. Tehyung merutuki dirinya sendiri saat ini karna tindakan bodohnya pada Yoongi.
Yoongi menangis semalaman hingga tertidur pulas. Sementara Tehyung tak bisa tidur karna memikirkan bagaimana keadaan mereka berdua setelah ini.
———————☘☘☘————————
Nyonya Kim kini tengah menata sarapan di meja makan di temani tuan Kim yang membaca koran di meja makan sambil sesekali menyeruput kopinya.
Taehyung datang di ruang makan dan langsung mengambil posisi di samping ayahnya.
"Oh. Taehying-ah, kau mau susu hangat.. "
Taehyung hanya mengangguk. Ya jujur saja kali ini nyonya dan tuan Kim sangat kaget sekaligus heran dengan Taehyung. Karna tak biasanya Taehyung mau ikut sarapan di meja makan dengan mereka. Tapi nyonya Kim menganggap itu sebuh perkembangan yang bagus untuk hubungan mereka.
" ini.. habiskan. Aku akan mengambil supnya"
Nyonya Kim menyodorkan segelas susu kemudian beralih kembali ke dapur.
Yoongi turun dengan mengenakan masker jaket dan syal yang melinhkari lehernya. Bahkan hanya separuh wajahnya yang terlihat.
"Ommo.. kenapa? Apa kau sakit?"
Tuan Kim yang kaget dan khawatir dengan keadaan Yoongi. Ia menarikkan kursi makan di sebelahnya untuk Yoongi.
"Ukhu!."
S
ementara Taehyung yang kaget tersedak saat melihat penampilan Yoongi yang seperti itu.
" yak.. hati-hati dengan minumanmu."
Taehyung hanya mengangguk saat Namjoon menepuk-nepuk punggungnya.
"Oh ya. Pak Choi untuk sementara ini ijin cuti karna istrinya tengah melahirkan. Dan untuk sementara ini kalian berangkatlah kesekolah bersama.. "
Taehyung dan Yoongi hanya bisa mengangguk atas perintah ayahnya. Ya.. walaupun Taehyung sanagat susah di atur tapi saat itu adalah perintah mutlak dari Namjoon dia tak akan bisa membantahnya.
Dan.. di sinilah mereka. Yoongi duduk di samping kursi kemudi yang jelas di duduki oleh Taehyung. Suasana saat ini ternyata jauh lebih canggung dari hari-hari sebelumnya.
Mereka menuju sekolah dengan keadaan diam satu sama lain, hingga Yoongi sadar Taehyung telah melewatkan haltebus, biasa ia turunkan saat ia berangkat dengan Taehyung.
"T-Taehyung-ah.. "
"Hem"
"Aku rasa kau melewatkan haltebusnya."
"Ya."
" tak apa aku turun sini saja.."
Yoongi berusaha membuka sabuk pengamannya saat. Mobil Taehyung hendak memasuki area sekolah.
"Diamlah.. kita hampir sampai sekolah"
"Tapi.."
Taehyung melirik Yoongi dengan tatapan dinginnya. Pandangan yang selalu bisa mematahkan pertahanannya.
Taehyung memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Taehyung melepaskan sabuk pengamannya dan bergegas membuka pintu mobilnya. Pergerakannya terhenti saat melihat Yoongi yang menarik maskernya turun hingga dagu dengan alis yang sedikit menyatu dan bibir mungilnya yang mengerucut sebal.
Ya.. Yoongi kesusahan melepas seatbeltnya. Dan Taehyung yang sadar langsung berbalik. Yoongi kaget saat Taehyung mendekatkan wajahnya mengikis jarak di antara mereka. Yoongi semakin meremat seatbelt. Hingga Yoongi refleks menahan nafasnya menahan detak jantungnya yang melonjak-lonjak. Dan ingatannya terputar kembali pada kejadian tadi malam.
"Oke , sudah.. "
Taehyung. Menatap Yoongi, matanya membola. Melihat semburat merah dan ekspresi Yoongi saat ini.
Deg!
Taehyung saat ini berusaha keras menahan diri agar tak memakan Yoongi di sini.Wajah Yoongi kali ini terlihat seperti anak kucing minta dipungut.
"Maaf.. sepertinya aku benar-benar tak bisa melepasmu."
T
aehyung mendekatkan wajahnya mengikis jarak antar keduanya dan perlahan bibirnya menyentuh kembali bibir cerry Yoongi yang entah mengapa selalu terasa manis dan memabukkan bagi Taehyung.
Taehyung hanya mengecupnya. Dan Yoongi reflks memejamkan matanya saat ia merasakan bibir Taehyung yang menempel pada bibirnya. Terasa begitu lembut dan mampu menenangkannya. Sesaat kemudian Taehyung melepas pangutannya
Yoongi merasakan seolah ada ribuan kupu-kupu berterbangan dalam dadanya.
To be continue.....
Hai guys..
Maaf ini baru aja tak perbaruin lagi mungikin ini sedikit memperjelas jalan ceritanya aja biar gak aneh gitu jadinya hahaha..
😁😁
Buat yang udah baca jangan bosen2 ya..
Dan buat yang udah vote kamshamnida 😘😘😘