Lagi-lagi rasa bosan menyerang Ify. Kali ini berbeda, ia bosan karena ia ingin berjalan-jalan dan merasakan liburan dipantai bersama suaminya. Tapi apalah daya. Rio terlalu sibuk dengan pekerjaan nya. Bahkan akhir-akhir ini Rio terus-terusan pulang hingga larut malam, hingga Ify tertidur pulas disofa karena kelelahan menunggu sang suami pulang.
Ify bersedekap,
"Gue keluar diem-diem ajalah. Tapi, gimana caranya sih?"
Ify berjalan keruang kerja Rio. Sangat rapi, bahkan lebih rapi daripada meja belajarnya dulu saat Ify masih SMA.
Ify terkekeh mengingat betapa teledor nya ia dulu. Lupa meletakkan kotak pensil dimana, pena nya pada hilang, serta pensil yang terbelah dua.
Ify terus bergerak menikmati aroma ruang kerja Rio yang khas. Aroma mint menyeruak kedalam hidungnya.
Tangannya bergerak membuka laci meja kerja milik Rio. Seketika senyumnya mengembang saat menemukan sesuatu yang dapat membantunya menghilangkan kejenuhan nya selama ini.
"Kunci cadangan apartemen kak Rio,"
OoO
Setelah mempertimbangkan kesekian kali, akhirnya keputusan Ify sudah bulat. Ia akan keluar sebentar hingga jam 7 malam. Meski saat itu Rio masih belum pulang kerja, setidaknya Ify harus tiba dirumah lebih dulu untuk memasak makan malam.
"Lo yakin si Rio nggak bakal ngamuk nih, kalo tau lo disini?" Tanya Via.
"Nggak, ih. Lo udah berapa kali coba nanyain itu doang daritadi," kesal Ify.
Yah, Ify memutuskan pergi ke rumah Via untuk sekedar bercerita dan bergosip ria, ia sangat rindu dengan masa SMA mereka.
"Yaudah, kita ngapain nih sekarang?" Tanya Via, karena ia juga tidak tau harus apa sekarang.
"Yee, kan elo tuan rumahnya. Masa nanya ke tamu, mau ngapain?" Ify mencibir kesal, meski rasa bosan nya sudah terobati.
"Sayang, aku pulang!"
Mata Via dan Ify menuju kearah pintu kamar Via yang terbuka.
"Alvin, cepet banget pulang nya."
Kata Ify.
Via langsung memeluk sang suami, dasar bumil.
"Iya emang jam pulang kantor kan, jam segini Fy. Emang suami kamu belom pulang?" Tanya Alvin.
Ify menggeleng,
"Akhir-akhir ini dia pulang jam 11 kak, Ify kadang ketiduran terus karena kecapean nungguin dia pulang."
Alvin geleng-geleng tak percaya,
"Nggak biasanya Rio kayak gitu, apalagi lo lagi hamil gede kaya gini."
OoO
I
fy terduduk didepan meja rias nya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Itu artinya sebentar lagi suaminya akan pulang. Entahlah, akhir-akhir ini Ify juga menjadi mubazir karena makanan yang ia masak harus dibuang, Rio tidak pernah memakannya dengan alasan sudah kenyang makan dikantor.
Cklek.
"Sayang? Tumben belum tidur." Rio berdiri dibelakang Ify. Ia mengelus puncak kepala ini.
Ify berdiri dan memeluk suaminya, ia ingin seperti Alvin dan Via. Mereka tetap nampak serasi, bahkan ditengah kesibukan Alvin.
"bau parfum cewe. Nggak! Aku harus percaya sama kak Rio! Kamu harus percaya, Fy! Harus!"
Batin Ify terus menyemangatinya.
OoO
Ify tersenyum, Rio sama sekali tidak mencurigainya saat ia mencuri kunci cadangan apartemen Rio dilaci meja kerjanya.
Dan siang ini, Ify ingin membuat kejutan untuk Rio. Dengan mengantarkan bekal siang ke kantor Rio.
"Kak Rio pasti seneng,"
Gumam Ify dengan senyuman nya yang tak pernah luntur.
Sepanjang perjalanan, Ify terus menanyakan "masih jauh ya pak?" Pada sang supir.
Ia menurunkan kakinya lalu membayar taxi setelah sampai digedung mewah berwarna abu-abu dan mulai memasukinya.
Ify menghampiri meja resepsionist,
"Cika, Rio nya ada?"
Cika mengangguk tersenyum, mereka lumayan dekat.
"Iya, mbak. Pak Rio ada diruang nya,"
"Yaudah, aku naik yah. Dah Cika,"
Ify menekan tombol 20 pada lift. Ia tak sabar melihat wajah terkejut Rio saat melihatnya bisa keluar dari apartemen. Dengan perutnya yang agak membuncit, ia agak lama berjalan.
Tanpa mengetuk pintu, Ify langsung masuk. Toh, ini ruang kerja suaminya kan.
Oh, tidak.
Mata Ify berkaca-kaca, ia menutup mulut dengan tangannya, menahan suaranya agar tidak terisak keras.
Prak!
Wadah bekal yang Ify pegang tadipun terjatuh hingga lauk yang Ify masak dengan susah payahnya terbuang sia-sia.
Ify melihat suami nya sedang mencium wanita lain yang kancing bajunya sudah terbuka 3 dari atas. Menampilkan belahan dada yang sangat menggiurkan.
"Ify," lirih Rio.
Ify berlari kencang, ia tak perduli dengan kondisi nya yang sedang hamil saat ini.
Ia terus berlari. Sesekali ia menoleh kebelakang.
"Si brengsek itu nggak bakal ngejar lo, Ify bodoh! Dia mungkin sedang bercinta saat ini. Bodoh banget sih lo, Fy!"
Batin Ify terus memaki dirinya sendiri. Pipi Ify pun sudah dipenuhi air mata.
Cika yang melihat Ify berlarian seperti itu langsung menghadang lari Ify.
"Mbak Ify kenapa?" Tanya Cika khawatir,mata Ify memerah.
"Nggak papa, aku pulang ya Cik." Ify berbicara dengan suara seraknya. Setibanya ditaxi pun dia masih menangis.
OoO
Ify mengambil kopernya yang ada diatas lemari. Ia memasukkan semua baju miliknya. Ia mengambil uang tabungan nya yang selama ini ia simpan, ia berniat untuk membelikan Rio hadiah saat dia ulang tahun nanti.
Tapi tidak saat ini, bahkan Rio lah yang memberikannya kejutan hebat bahkan disaat Ify tidak berulang tahun.
"Hebat, kak. Ify suka sama drama kakak selama ini. Sama seperti dulu, kakak aktor yang hebat. Dan mungkin kali ini Ify nggak cuman pergi selama dua tahun kak. Mungkin selamanya."
Ify berlari keluar apartemen milim Rio. Ia sama sekali tak perduli dengan tatapan aneh yang orang-orang lemparkan.
Yang terpenting saat ini Ify harus pergi jauh dari Rio.
"Maafkan bunda ya, sayang. Bunda bukannya pengen misahin kamu dari ayah kamu, tapi bunda nggak mau disakitin lagi. Kalian bisa ngertiin bunda kan, sayang?" Ify mengelus perutnya dengan lembut. Meski airmata nya kembali meluncur membasahi pipinya.
"Kak Rio jahat, hiks."
OoO
Rio membuka pintu apartemen nya kasar. Wajahnya mulai panik ketika melihat pakaian Ify sudah tidak ada ditempatnya.
"FY?! KAMU DIMANA?"
Teriak Rio, ia bahkan tak sadar jika sekarang Ify sudah meninggalkan nya, untuk selamanya.
"SAYANG! JAWAB KAMU DIMANA?!"
Rio tak henti-henti nya berteriak. Betapa bodohnya Rio saat ia menerima perlakuan sekretaris jalangnya tadi. Bahkan Rio nyaris saja melewati batasnya jika Ify tidak datang secara tiba-tiba tadi.
"Fy, plis. Jangan tinggalin aku, aku nggak bisa tanpa kamu, sayang." Lirih Rio. Matanya tak sengaja menangkap secarik kertas yang ada ditempat tidur. Dengan cepat Rio membacanya.
Hai kak Rio ganteng :)
Kakak pasti baca surat ini pas aku nggak disamping kakak lagi kan? Huft. Maaf ya kak.
Ify belum bisa jadi istri yang baik buat kakak.
Belum bisa bikinin kakak makanan enak, mungkin karena itu juga kakak selalu makan diluar.
Maaf, kalo selama ini Ify bikin kakak repot. Apalagi sejak Ify hamil anak kita. Tapi tenang aja kak, mulai sekarang aku akan ngurus diri sendiri. Aku nggak mau bikin kakak repot lagi.
Makasih kak kejutan nya tadi siang. Aku kaget banget tau, sampe kabur dari rumah. Hehe.
Kak, kakak tau nggak? Ify sayang banget sama kakak. Tapi kenapa kakak nyakitin Ify lagi?
Ify udah jaga kepercayaan kakak sepenuh hati, tapi kakak retakin lagi. Bahkan sekarang Ify nggak tau harus gimana.
Ify pasti bakal kangen banget sama kakak. Bawel nya kakak, tegasnya kakak, apalagi pas kakak baru siap mandi. Beuh, seksi banget. Hehe.
Kak, sebenarnya Ify juga udah ada firasat buruk. Apalagi pas Ify cium bau parfum cewek sama liat noda lipstik dibaju kakak. Tapi Ify berusaha untuk percaya sama kakak:)
Ify percaya karena Ify tau kak Rio nggak mungkin ada hubungan lain dibelakang Ify.
Ify pergi ya kak, jaga diri baik-baik. Jangan lupa makan kak. Jangan masak sendiri, ntar dapurnya bisa hangus kayak waktu itu, hehe.
Kak, jangan cari Ify.
I love you.
"Love you too, Fy."
OoO
Cieee yang digantungin sama doi. Baybayy