"Sebuah harapan,"
•••
"Liv, Ax tidak masuk hari ini. Tak apa kau di depan sendiri, jika kau butuh bantuan panggil saja aku,"
Jo, ia baru saja memberitahuku tentang Ax yang tidak masuk. Kurasa dia sakit, kemarin malam dia memang sudah terlihat sangat melemah. Dan aku berharap semoga ia cepat sembuh, karna hanya dia teman wanita dalam team-ku.
"Hey,"
Aku tersentak, dia dengan tiba-tiba muncul di hadapanku.
"Calum, apa yang kau lakukan?"
Aku mengusap dadaku naik turun, bermaksud menenangkan detak jantungku yang spontan berdetak dua kali lebih cepat.
"Ingat pesananku, hari ini dua gelas,"
Dia pergi, kembali ke meja nomor 25. Itu adalah seperti meja favoritnya, dan aku terkadang merasa aneh sendiri dengan tingkahnya itu.
Tiramisu Ice Blended sudah diatas nampan dalam tanganku, dan segera menghampirinya kemudian menyimpannya diatas meja nomor 25, dimana dia duduk disana.
"Liv, duduklah dulu. Suasananya juga masih sepi, kurasa Direktur mu tak akan masalah,"
Tuhan, ini gila, benar-benar gila.
Apa aku tidak salah merasakan, dia menggenggam tanganku. Aku rasanya ingin mati saja sekarang, dari pada harus seperti ini di depannya.
"Tap--"
"Sebentar saja,"
Aku menyerah, duduk di satu bangku yang tersedia di meja nomor 25 ini.
"Apa yang harus ku lakukan disini?"
Dia terkekeh, sembari mulai menikmati Tiramisu Ice Blended yang sudah ku siapkan di atas meja.
"Kenapa tidak balas pesanku?"
Hood, aku bukan ingin berniat jahat karna tidak membalas pesanmu. Aku hanya takut tidak bisa mengontrol jariku, takut-takut ia mengetikan hal yang belum ingin ku sampaikan.
"Aku ingin mengajakmu keluar,"
"Aku sedang bekerja,"
"Setelah jam kerjamu selesai, bisa?"
Aku terdiam sejenak, kenapa sekarang malah dia yang terlihat begitu antusias untuk bisa menikmati waktu denganku. Apa dia juga mulai merasakan apa yang aku rasakan? Oh Tuhan, ku harap seperti itu.
"Kau bisa meminta ijin pada Ibuku, aku bukan tipe anak yang mudah diperbolehkan untuk keluar bersama laki-laki, apalagi dengan orang baru,"
"Antar aku menemui Ibumu,"
Benarkah? Aku tidak salah dengar kan? Apa dia gila, dia benar-benar akan meminta ijin pada Ibu? Astaga, aku tidak percaya, dan aku sangat bahagia sekarang.
"Akan ku hubungi kau jika jam kerjaku selesai, aku harus kembali,"
Aku bangkit dari dudukku, kemudian kembali berjalan menuju tempatku, meninggalkan dia yang mulai asik dengan Tiramisu Ice Blended.
"Kurasa dia tertarik padamu, atau--"
Aku menoleh, dan mendapati Michael berdiri di sampingku dengan seringaian meledeknya.
"Michael, kenapa disini?"
Tentu aku terkejut, dia bukan anggota team-ku. Dan sekarang pun bukan jam kerjanya, kenapa dia disini sekarang.
"Aku diminta Direktur untuk menggantikan Ax dulu hari ini, bukankah dia tidak masuk,"
Aku mengangguk, jika sudah berurusan dengan Direktur semua tidak bisa membantah.
"Ah ya, aku baru tahu bahwa seorang Livia ternyata bisa juga memikat seorang pria,"
Aku memutar bola mataku, kenapa Michael berkata seperti itu sih?
"Mike, aku tidak mengerti apa maksudmu,"
Aku mengalihkan mataku, mencoba tidak menggubris apapun yang dikatakan Michael.
"Lihat, dia memperhatikanmu sejak tadi,"
Aku menoleh ke arah dia, dan rasanya wajahku sudah seperti tomat sekarang.
Michael benar, Calum memperhatikanku.
•••