#Adzkya
Adzkya Ramadhani Wijaya, nama pemberian orang tuaku 20 tahun yang lalu. Banyak yang memanggilku Adzky, kya dan Iia. Tapi ada satu orang yang memanggilku Ara, dia bilang supaya berbeda dengan yang lain. Orang itu adalah Mohammad Arland Al-Farisi yang merupakan putra sulung dari sahabat ayahku sekaligus teman masa kecilku dan orang yang telah mencuri hatiku. Namun sekarang dia akan menjadi milik sepupuku, Mira.
Setelah mendengar berita tentang pertunangan Mira dan Arland, aku benar-benar tidak tahu harus bersikap seperti apa ketika bertemu dengan mereka. Aku berharap tidak akan bertemu dengan mereka, karena hatiku terlalu sakit untuk menerima kenyataan ini. Seperti hari ini, ketika ada acara pertemuan kedua keluarga untuk membahas pesta pertunangan Mira dan Arland, aku terus memutar otak untuk mencari alasan yang meyakinkan agar tidak perlu hadir dalam acara tersebut.
"Aduh,, apa ya alasan yang tepat? Aku benar-benar gak sanggup kalo harus ketemu mereka". Aku terus mondar-mandir di dalam kamarku berharap menemukan ide yang tak kunjung datang.
"Hufft. Gimana ini?"
Tok tok tok. Suara ketukan pintu kamarku. Itu pasti tante Ambar, batinku.
"Ky, ayo sayang keluar. Sebentar lagi tamunya akan datang. Kita harus nyambut mereka" Teriak tante Ambar, Mamanya Mira.
"I.. i.. iya tante, bentar. Adzky masih mau ke kamar mandi"
"Cepet ya sayang. Mereka udah deket kompleks kita." Aku sangat gelisah. Ku tarik nafas dan menghembuskannya untuk menetralkan perasaanku. Huffttt...
"Kamu pasti bisa Ky." Ku semangati diriku sendiri. Segera ku langkahkan kakiku ke ruang tamu.
Tak lama kemudian keluarga Arland datang. Hal tersebut membuat jantungku berolahraga kencang.
"Assalamualaikum" ucap om Hadi, ayah Arland.
"waalaikumsalam" jawabku dan semua anggota keluarga Mira. Kucoba untuk tersenyum saat tak sengaja pandanganku bertemu dengan Arland. Dengan segera ku tundukkan pandangan.
"Ya Allah, kenapa sesakit ini saat ku harusmengtahui kebenaran ini?" batinku. Mereka membicarakan tentang perjodohan antara Mira dan Arland. Aku tidak bisa menahan sakit yang telah kurasa,sehingga aku merasa tuli atau tak mendengar apa yang mereka bicarakan.
Kring..kring.. kring..
Sebuah ponselpun berbunyi.
Ponsel siapa ya?