chapter 6 END.....
WARNING. ⚠
ff ini khusus fujoshi.
Mengandung unsur sara
Yang bukan fujoshi, puter balik anda sedang salah alamat😂
Dosa tanggung masing²😂
.
.
.
"Aduh.... Syakit..."
suara pekikan renyah terdengar dari sudut apartemen. Sedangkan Yoongi benar-benar merasa pusing. Perutnya yang sangat besar sudah menyulitkannya untuk berjalan. Kini gadis kecilnya yang binal benar-benar menyulitkan otaknya untuk bekerja juga.
Duk.. duk.. duk..
Suara bola terjatuh saat Yoonji tiba-tiba berdiri dari acara berbaring dan merintihnya.
"Langkah pertama adalah membawa orang yang sudah mengalami.. Em.. Kons...- Konstruksi ke rumah beranak dengan tenang"
Yoongi benar-benar merasa perutnya mulas melihat presentasi dadakan Yoonji yang katanya ingin menjadi dokter.
Yoonji menunjuk-nunjuk dengan telunjuk nya, bibirnya terus mengoceh, seolah sedang benar-benar mengadakan acara presentasi. Dengan bekal melihat penjelasan pada acara televisi yang ia dan daddy nya lihat tadi, Yoonji dengan semangat mempraktekkan menjadi seorang ibu hamil yang akan melahirkan dan menjadi dokter yang menjelaskan tata cara penanganannya dalam waktu hampir bersamaan.
Yoongi menghela nafas lelah. Berfikir, sekiranya sejak ia hamil, Jimin jadi sedikit gila, dan Yoonji total menjadi gila. Ia mendudukkan bokongnya di sofa, sedikit meluruskan tubuhnya dan mencoba merileks kan dirinya sendiri. Mengelus-elus perut gendutnya, dengan mata tertutup.
"Oh... !Ada pasien ternyata, ayo.. Nyonya hamil bisa mulai berbaring" Yoongi berjingit kaget saat mendengar pekikan riang Yoonji, saat membuka matanya, ia melihat Yoonji yang sedang tersenyum dan berdiri di sampingnya, dengan baju rajut putih dan stetoskop menggantung di lehernya.
Tunggu! Dari mana Yoonji mendapatkan stetoskop itu.
"Shut!! Nyonya hamil diam ya!! Dokter Yoonji sedang berkonsentrasi"
Belum sempat Yoongi membuka mulut untuk menanyakan, bagaimana yoonji bisa mendapatkan stetoskop. Namun Yoonji sudah menutup mulutnya dengan satu tangan, dan memulai menjadi dokter dengan fantasinya.
Menempelkan stetoskop pada dada, perut, dan kepala Yoongi, sesekali menunduk dan mengusap perut bulat pasien dadakannya itu. Mencatat dengan tulisan yang benar-benar abstrak.
"Nah..., ternyata bayinya sudah be- Holly... Kembali!!" Yoonji berteriak. Saat melihat anjingnya keluar dari rumah, Meninggalkan acara fantasinya yang menjadi dokter dan lebih memilih berlari dengan kuas berlumur cat ditangannya, ia tak lagi mempedulikan mommy nya yang. Sedang menjadi pasien. Atau fantasinya tentang menjadi seorang dokter. Karena holly lebih penting.
"Aku tidak yakin dia anakku!!"
5 menit kemudian...
"Astaga!! Yoonji, kau apakan lagi holly..?!"
pekikan Yoongi, menggema didalam apartemen besar itu.
Yoongi membelalakkan matanya kaget, saat melihat anjing coklat kesayangannya, kini penuh dengan berbagai warna, dengan baju rajut Yoonji yang ia jahit sudah terpakai compang-camping ditubuh Holly.
"Apa!?" Yoongi tersentak kaget mendengar jawaban dan penampilan Yoonji, gadis mungil itu terlihat sangat kesal. Dan.. Apa-apaan ini, Yoonji tidak memakai atasan apapun.
Tolong ingatkan Yoongi tentang, baju rajut yang holly pakai.
"Astaga!! Kau kenapa? Kau mengageti adik kecilmu" Yoongi mengelus perutnya, merasa terkejut dengan ucapan Yoonji yang terkesan membentak.
"Aghhh.... "
Yoonji menggerung frustasi, matanya melirik tajam kearah anjing berbulu coklat yang berlarian disampingnya. Ingin rasanya ia memukul anjing itu, tapi ia tak tega, mata berbinar dan bulu coklat keriting itu membuat anjingnya terlihat menggemaskan.
"Dia suka bermain dengan anjing nona Jung, mom!!" Yoongi mengerutkan dahinya bingung, apa salahnya, sesama anjing bermain bersama?
"Apa yang salah?" Yoonji menggeram, kakinya menghentak-hentak, dengan bibir mengerucut, dan berkomat-kamit.
"Anjingnya itu betina!! Holly lebih cantik dari anjing nyonya Jung! Aku akan mencarikan anjing jantan untuk holly!!"
Duagh...
Yoonji terjatuh saat berniat meninggalkan Yoongi yang hendak mengoceh, kemudian kembali berdiri dari jatuhnya, matanya melirik sedikit ke arah Yoongi yang sedang menahan tawanya. Yoonji mengibaskan rambutnya dan mengerucutkan bibirnya sebal, sebelum akhirnya meninggalkan Yoongi. Gagal sudah.., Acara ngambek swag nya.
"Huuhh"
Yoongi menghembuskan nafasnya kasar. Kepalanya semakin pening karena ulah Yoonji yang semakin menjadi-jadi. Yoonji tetaplah Yoonji, gadis binal dan keras kepala yang tidak bisa di kendalikan. Kebiasaan nya sejak beberapa bulan lalu adalah mendandani Holly, atau mungkin menyiksanya.
Flashback.
"Holly.... Jangan lari... "
Guk Guk.....
.
.
Bruk....
"Astaga!!!" Yoongi memekik saat Holly menabrak kakinya, bukan, bukan karena merasa sakit tapi pemandangan si manis Holly yang mengerikan membuatnya memekik.
Itu.. Butt plug limited edition nya, bagaimana bisa tertancap di lubang pantat Holly? Jimin bahkan membelikannya 2 bulan setelah Yoongi meminta, dan itu sangat mahal. Apa boleh Yoongi mengambilnya dari pantat holly, dan mencucinya untuk dipakai lagi? Sungguh, ia tak rela. Bolehkah Yoongi mencaci orang sekarang? Tapi siapa yang harus di caci maki?
"Park Yoonji!!!"
...
Yoonji tersenyum manis. Berdiri dengan tangan yang di satukan di depan perut. Menunduk sebentar dan kembali tersenyum, mengabaikan wajah frustasi Yoongi yang ada di depannya.
"Mianhamnida Yoongi mommy, tolong maafkan kesalahan Holly"
Yoongi kembali memijat pangkal hidungnya, tangannya yang bebas mengelus pelan perut ratanya. Merapalkan do'a agar anaknya kelak tidak se-nakal bocah perempuan di depannya ini.
"Astaga... Bisakah kau diam Yoonji? Jangan membuat ulah terus" Yoonji menggeleng, tak lupa dengan senyum manisnya yang masih terpancar, menampilkan gigi-gigi susunya.
"Holly sendiri yang nakal mommy, aku melihatnya, Dia mengambil sendiri, eum.. ekor cantik mommy" Ekspresi meyakinkan dengan tangan bebas yang bergerak acak membuat Yoonji nampak meyakinkan. Tak lupa tatapan yang seolah mengintimidasi anjing yang kini tengah duduk gelisah di samping Yoongi.
"Holly mengambilnya mom, lalu dia memasangkan pada pantatnya sendiri. Jadi kenapa anakmu yang cantik ini, yang di salahkan?" Yoonji mencebikkan bibirnya. Tangannya menepuk dada lemah, seolah ia kecewa dituduh begitu. Matanya mengatakan seolah ia tak bersalah. Oh... Cukup sudah, Yoongi rasa Yoonji benar-benar harus ikut casting. Bakat akting nya benar-benar tidak bisa di ragukan. Dan yang bisa Yoongi lakukan hanya pasrah pada tingkah anak ajaibnya itu.
Flashback end
"Sayang... Aku ingin daging babi panggang.."
Jimin berjalan tergopoh, menghampiri Yoongi yang tengah duduk frustasi di sofa, Tangan Jimin, memegang toples berisi biskuit kelapa, wajahnya sembab dengan piyama tidur yang melekat pada tubuhnya yang mulai mengendor diisi lemak.
Ingin rasanya Yoongi memukuli orang saat ini. Kenapa anak dan daddy sama-sama memusingkan. Jimin yang sedang mengalami masa ngidam, itu benar-benar menyebalkan dan merubah kebiasaannya. Sialan!
Ya... Untuk kehamilan kedua Yoongi. Jimin yang mengalami masa ngidam, Awalnya Yoongi terkejut untuk itu, namun setelah membaca sebuah artikel tentang morning sickness Yoongi merasa lega. Walaupun istrinya yang sedang hamil, karena terlalu cinta terkadang suaminya yang mengalami morning sickness dan masa ngidam. Dan jujur saja hal itu membuat Yoongi selalu merona jika mengingatnya, bukankah itu artinya Jimin sangat mencintainya?
"Aku tidak tau dimana yang menjual daging babi panggang, ada.. Tapi burger dengan daging babi, kau mau?" Jimin menggeleng pelan di pelukan Yoongi. Mengendus-endus bahu Yoongi dan menggigitinya.
Yoongi? Dia hanya diam, salah satu kebiasaan Jimin sejak mengalami morning sickness adalah menggigitinya. Jimin bilang bahu Yoongi, wangi lotion susu. Dan itu membuat Jimin selalu tergiur untuk mencicipi aroma susu dari tubuh Yoongi.
"Kalau ingin pantatmu boleh tidak?" Jimin tetaplah Jimin, si brengsek, mesum dengan tingkat rayuan gila melebihi rata-rata.
"Sialan! Dasar Pantat babi" Yoongi mengumpati Jimin yang sedang tersenyum tidak waras didekat selangkangan Yoongi.
"Ckckck... "
Decakan keluar bersama dengan gelengan kepala Yoonji yang berhenti dan menatap mereka dari atas anak tangga.
"Bagaimana...otak polos ku tidak terkontaminasi, jika sejak kecil aku sudah di beri asupan umpatan terus. Dan sekarang di tambah dengan..." Yoonji mengucapkan panjang lebar, berfikir sebentar, mengingat-ingat apa yang bisa dia ucapkan sebagai lanjutannya.
"Eum... Adegan por- porso aksi, yang kalian lakukan di depan anak kecil seperti anak kalian ini"
Tidak.. Ucapan Itu, bukan dari otak jeniusnya sendiri, tapi dengan bekal melihat penjelasan pada acara televisi yang ia tonton tadi. Yoonji dengan semangat mempraktekannya di depan mommy nya, agar mommy nya tau, kalau Yoonji benar-benar pintar. Tapi... Yoonji sedikit merasa ragu di salah satu kalimatnya, sepertinya.. Itu tidak tepat, tapi.. Entahlah.. Yoonji tidak peduli. Dia hanya lupa.
Yoongi terperangah. Astaga.. Dari mana anaknya tau hal seperti itu, atau jangan-jangan itu memang benar karena dirinya dan Jimin yang sering mengumpat atau bermesraan di dekat Yoonji?
Astaga! Dimana otak si bajingan ini, dia bahkan masih bertahan dari acara bersembunyi di celah pahanya. Sialan!
Yoongi benar-benar merasa kepalanya pening, dan tiba-tiba perutnya terasa mulas.
"Akh.. Jimin.." Yoongi menggerang.
"Shut!! Sayang... Jangan mendesah dulu! Aku belum melakukan apapun padamu" Jimin hanya tersenyum, dia merasa Yoongi pasti sedang ingin melakukannya, bahkan sampai menggoda Jimin seperti itu.
"Akhh... Hhhhh.. Jimin... " Hormon orang hamil, kenapa sangat menghairahkan sekali sih.., tapi apa Yoongi tidak berfikir, disini ada Yoonji dan sekarang mereka ada di meja. Akan sangat sulit, melakukan itu di tempat sempit seperti ini.
"Heh... Babon Cupang, istrimu mau melahirkan, kenapa kau malah tertawa seperti orang gila" Jimin mengernyitkan keningnya saat mendengar ucapan Yoonji. Siapa yang dia bilang babon cupang? Jimin?
"Yoon- astaga... Yoongi!!" Jimin terkejut sesaat setelah mendongak, mendapati wajah Yoongi yang sudah merah padam dengan peluh dan erangan kesakitan yang menghiasi Yoongi.
Astaga!! Ini semua karena otak mesumnya. Jimin kira Yoongi tadi sedang mendesah dan menggodanya, namun ternyata Yoongi malah akan melahirkan.
.
..
...
....
.....
Jimin duduk gelisah di bangku dekat ruang operasi yoongi, kakinya tidak berhenti bergerak, dengan tangannya yang saling menaut sesekali bibir penuhnya bergerak mengucapkan doa.
"Jangan khawatir daddy, Mommy ku itu kuat, dia akan baik-baik saja" Yoonji tersenyum senang, kakinya saling menumpu dengan tenang, bahkan bibir kecilnya tidak mengeluarkan isakan atau kata khawatir lainnya. Anak kecil ini terlihat bahagia.
Cklek...
Pintu ruang operasi terbuka, bahkan Jimin tak sadar, saat Lampu di atas pintu ruang operasi sudah berkedip hijau setelah sebelumya berwarna merah.
"Walinya?" Jimin berdiri dari duduknya, suara renyah dari dokter yang baru saja menangani Yoongi, membuat Jimin terkesiap.
"Selamat ya.. Tuan... Istri dan anak-anak anda baik dan juga sehat" Jimin tersenyum lega mendengar ucapan dokter itu. Namun sepersekian detik selanjutnya kerutan siku-siku muncul di dahinya.
"Anak-anak?" Dokter itu mengangguk dan tersenyum, menanggapi kebingungan Jimin.
"Mereka kembar, Dua bayi laki-laki yang sehat"
Jimin terdiam, merasa kepalanya pening. Tidak... Bukannya ia tak bahagia.. Tapi... Ini.. Akan sulit.
"Baik.. Aku permisi dulu dan, kau bisa menjenguk mereka, saat mereka sudah di pindah ruangkan" Dokter itu tersenyum dan berlalu.
Jimin masih terdiam, kembar? Haruskah Jimin berteriak? Apa ini kejutan yang Yoongi ingin berikan? Apa ini juga sebabnya Yoongi tidak pernah mengajaknya periksa kandungan?
Tidak... Bukan karena Jimin tidak senang, tapi...
Mengurus Yoonji saja dia harus babak belur. Apalagi dua baby lagi.. Dia ak...
"Hore... Yoonji punya dua adik..." Yoonji tertawa girang, sedikit melompat dan bersorak. Menghampiri Jimin dan menciumi daddy nya itu.
"Wah... Karena... Babon cupang punya tiga baby.. Jadi... Baby pertama, akan mengangkat Babon cupang, menjadi... Daddy shark.. Chukae ne... New.. Daddy shark" Yoonji mengoceh tak jelas dengan raut bahagia. Ah... Ia jadi tak sabar melihat adik-adiknya.
"Park Hye Yoon, dan Park Seo Yoon. Ya...itu nama adik-adik ku...sudah diputuskan.. Kakaknya yang cantik ini yang menamainya..." Yoonji memekik, saat mendapatkan nama untuk adiknya. Sedangkan Jimin masih terdiam memikirkan nasibnya nanti.
Saat mendengar nama yang di berikan Yoonji untuk anak-anaknya membuat Jimin semakin sakit kepala. Apa itu berarti akan ada dua Yoon lagi, sekarang?
Ok... Mari kita biarkan seorang Park Jimin kembali menjadi daddy baru untuk anak anaknya. Dan membiarkannya menjalani hidup di kelilingi empat Yoon yang ganas dan binal..
Kita do'akan saja yang terbaik, untuk keluarga kecil mereka..
.
.
.
.
.
END~
Hola... Micin miss kalian.... 😭😭
Maaf seribu maaf micin ucapkan. Karena sudah menghilang selama lebih dari satu bulan.
Maaf juga Part ini mengecewakan, gaje dan update nya kelamaan.
Sebagai tanda minta maaf...
Micin nge End in ff ini dan mengupdate semua ff micin yang belum selesai.....🎉🎉
Ucap hamdalah dulu, karena ff ini sudah tamat 🙏
Sekali lagi maaf, micin janji ngga akan nge hilang ngga ada kabar lagi. So... Anggap aja kemaren. Micin lagi hiatus. Dan... Micin akan update setidaknya 2kali seminggu, entah itu new ff atau lanjut lainnya.
Ok... Sekali lagi micin ucapkan terimakasih.. 💗
Dan... Happy 1K followers.. 😍😍