Hari ini telah tiba
Dimana...,ketika perpisahan di rayakan. Dimana, ketika kehilangan di sambut oleh nyanyian.
Semenjak dua tahun lamanya. Leefa bukan lagi menjadi gadis yang suka kesiangan.Dan sekarang gadis itu dengan anggunmemasuki,meminjak karpet merah yang digelar panjang menuju kursi utama yang di khususkan untuk kelas 12.
Dengan gaun muslimah merah jambu panjang yang disertai dengan pernak-pernik berwarna silver membuat gaun itu terlihat mewah.
Wajah Leefa di poles dengan make up tipis. Membuat Leefa terlihat sangat cantik dan elegant.wajah nya yang yang putih tak perlu lagi membutuhkan polesan bedak yang tebal.
Kulit nya yang putih pucat. Bibirnya yang merah muda. Disertai dengan sedikit Freckles di bagian pipinya.Juga matanya yang coklat terang.Jika terkena sinar matahari menjadi menyala. Dan di dalam lensa matanya seperti dasar bulan.
Leefa menapakan kakinya yang menggunakan Flatshoes cream dan kaos kaki senada mulai melangkah.
Gaun nya terjerumbai menyentuh Lantai. Leefa suka satu hal yaitu...
Ketika Rasulullah ﷺ menerangkan mengenai bagian bawah pakaian, Ummu Salamah Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah "Lalu bagaimana dengan pakaian seorang wanita wahai Rasulullah" Beliau menjawab, "Hendaklah ia mengulurkan satu jengkal, "Ummu Salamah berkata "jika demikian masih tersingkap" satu hasta saja dan jangan lebih dari itu" Jawab Beliau.
(HR. At-Tirmidzi, Hadist hasan Shahih
***
Pada satu titik. Mata Leefa fokus kepada barisan Laki-laki berkemeja Hitam. Disalah satu barisan para guru Ada satu laki-laki tinggi dan besar.Dengan tubuh yang tegap.siapalagi jika bukan Seseorang yang sering Leefa jerit-jeritkan namanya di dalam hati.Ghibran.
Tapi rasanya. Untuk memandangnya seolah buka hak Leefa. Leefa merasa tak pantas memamdang Milik orang lain.
Banyak pertunjukan dari berbagai eskul yang ditampilkan oleh kelas 10 dan 11 untuk dipersembahkan khususnya untuk kelas 12.
Untaian demi untaian acara berlangsung. Dan ini adalah puncaknya.Dimana seluruh murid bersalam-salaman dengan para Guru.
Di awali dengan guru yang sudah Leefa anggap seperti Ibu sendiri. Guru yang selalu membantu Leefa. Guru yang paling mengerti Leefa.Ibu Rasya Irandra.Leefa menatapnya. Mata Guru itu berkaca-kaca menatap Leefa. Leefa langsung menghabur peluk. Air mata membanjiri keduanya. Dimana kedua orang itu saling menyayangi.
"Terimakasih untuk semuanya Bu. Ibu sudah sangat baik kepada Leefa. Ibu adalah orang yang selalu mengerti bagaimana Leefa" Ucap Leefa di pelukan Bu Rasya.
Bu rasya mencium pipi kanan dan kiri Lafa "Leefa harus jadi wanita yang kuat. Semoga jalanmu kedepannya dapat mengantarkan Leefa menuju titik kebahagiaan"Leefa yeng mendengarkan mengangguk Pilu.
Tiba di hadapannya.Laki-laki itu.Mati rasa untuk melakukan apa-apa. Kaki,tangan,bahkan bola mata Lafa kaku.
Bruk
Tidak tau ada dorongan dari mana. Leefa memeluk Pak Ghibran.Menangis sesegukan di anatara dada bidangnya.Leefa ingin menumpahkan segalanya.Menumpahkan rindu. Menumpahkan perasaannya di dada Ghibran. Seolah ingin menyampaikan ada yang terluka di dalam dada ini.
Ingin mengetahui apakabar dengan Jantung Ghibran.Akankah berdebar kencang ketika menatapnya.
Tak kunjung melepaskan pelukannya. Leefa ingin menikmati moment ini. Setidaknya satu kali dalam seumur hidupnya Leefa ingin menumpahkan segalanya pada Ghibran. Mengungkapkan segala yang mengganjal.
Allahuakbar
Dadanya sesak. Mengetahui Ghibran akan menikah dengan orang Lain
Leefa tersadar dari apa yang telah di Lakukannya.Karna cinta Leefa seolah terhanyut di dalamnya.
Leefa mengurai pelukan ternyaman itu.Leefa menerutuki egonya yang ingin memeluk seseorang yang bukan mahrom nya.
"Murid pembangkang"Ucap pak Ghibran dengan senyum mengembang di pipinya.
Leefa tertegun, baru kali ini ia melihat dari dekat pak Ghibran tersenyum. Karenanya?
Leefa langsung memutus kontak mata. Rasa gugup menyerangnya.
Leefa menyalamkan tangannya pada pak Ghibran.
"Tetap semangat.Raih apa yang ingin kamu raih.Jangan pantang menyerah. Semoga kebahagiaan lekas menjemputmu"Ucap pak Ghibran dengan penuh ketulusan.
***
Seminggu setelah hari itu. Tak ada kegiatan yang biasa Leefa lakukan. Tak ada buru-buru berangkat sekolah karena takut kesiangan. Tak ada seragam putih abu yang sering di pakainya. Tak ada lagi suasana kelas yang begitu bising. Bahkan Grup yang seminggu lalu namanya Keluarga 12 IPA 3.
Sekarang menjadi alumni 12 IPA
3 angkatan 25.
Tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok...
Saat Leefa buka ternyata orang mengantar undangan.
Leefa menerima undangan berwarna ping tua berpaduan dengan Cream.
Saat membacara dari siapa. Leefa teruduk lemas.Dadanya terasa sesak.
Allahuakbar
Leefa memegang dadanya yang seolah kehabisan pasokan oksigen.
Leefa menangis dengan tatapan nanar ke undangan itu.
Tertera nama Ghibran Arfan Alhusayn menikah dengan Annisa Rahmah.
Yang akan di laksanakan pada tanggal 22 Juli.
Artinya seminggu lagi perikahan itu akan terlaksanakan.
***
Waktu seakan berjalan cepat sekali.Lusa adalah hari pernikahan pak Ghibran akan dilaksanakan.
Leefa di bingungkan dengan pilihan datang atau tidak
Dengan berat hati Leefa memutuskan untuk menghadirinya. Dan sekarang Leefa sedang menyiapkan kado yang berisi dua sajadah couple.
Leefa membayangkan dapat melaksanakan shalat wajib dan sunnah nya satu shaf di belakang
imamnya Ghibran.
Namun kedukan itu Leefa serahkan pada Annisa Rahmah. Leefa pasrahkan semua kepada sang pemilik takdir.
***
Di sepertiga malam Leefa terbangun untuk melaksanakan shalat sunnah Tahajud. Di akhir do'a nya Leefa melangitkan do'a _
Ya Rabku
Sang maha pemberi takdir terbaik
Jika dia bukan jodohku
Tolong hapuskan rasa yang tak pantas ini.
Tolong bersihkan ruang penuh dalam lubuk hati hamba.
Ya Rabku
Tolong tunjukan jalanmu
Tuntun hamba pada takdir yang membahagiakan.
Aamiin
Setelah shalat tahajud Lafa melantunkan surat An-Nissa
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ نَّفۡسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيۡرًا وَّنِسَآءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡ تَسَآءَلُوۡنَ بِهٖ وَالۡاَرۡحَامَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيۡبًا
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
***
Dont Forget Vote
Next Reading