Berawal dari arti sebuah kebohongan, perasaan itu muncul, sedikit demi sedikit, kian membanyak, hingga tak mampu aku tampung sendiri-QS
"Sebenarnya gue masih sayang sama lo. Maaf ya gue tiba - tiba gini" ujar Alda sambil menundukkan kepalanya tanda kecewa.
Kiki hanya mendesah, mengingat rasa sakit itu, terus muncul bahkan sampai sekarang. Awalnya Kiki menolak ajakan Alda untuk bertemu, tetapi apa daya Kiki yang hatinya masih sedikit terpaut dengan Alda.
Kemarin sore, Alda sampai di Indonesia, lalu hari ini ia bertekad untuk langsung menemui Kiki. Hati perempuan itu masih terpikat oleh hati mantan kekasihnya dahulu, bagaimana mungkin? Ini sudah 2 tahun lebih tetapi hatinya masih saja menetap. Berbalik dengan Kiki, ia terus mencari suatu hal yang baru agar cepat move on dan melupakan segalanya tentang Alda. Serba - serbi Alda membuatnya seperti orang gila. Akhirnya ia menekuni Matematika, sering bertemu Sasa dan yang terakhir adalah mencari tahu tentang Ila.
Itulah kehidupan Kiki yang sekarang, ia sudah nyaman akan posisi yang ia miliki, lalu dengan kehendak Tuhan, Alda kembali?
Tidak. Ini tidak akan terjadi.
Alda berubah, tidak, hanya sedikit berperilaku seperti orang luar. Kalian tahu? Tuhan maha membolak - balikan hati manusia, begitu pula Alda yang sekarang sedang memaksa Kiki untuk kembali padanya.
"Sorry Al, semua udah terjadi. Clear and done" ucap Kiki gugup.
Kiki memutar otak, kalau saja ia kembali kepada Alda, ia akan mengulang kesalahan yang sama bukan? Membaca novel yang sudah dibaca, lalu dibaca lagi, bukankah akhirnya tetap sama? Iya, semoga berakhir menyenangkan, kalau menyedihkan?
Tidak ada yang tahu.
"Kenapa? Gue udah berusaha jaga hati dan mata gue disana. Bahkan gue belum pernah ngasih first kiss gue "
Dengan senyuman, Kiki berucap. "Syukurlah kalau gitu, lo masih Alda yang gue kenal, ngga akan aneh - aneh. Lo sama seperti dulu, tetapi perasaan gue udah ngga sama seperti dulu lagi"
"Apa gue ngga bisa Ki?" Alda mengharapkan perkataan yang manis dari mulut Kiki.
"Sorry Al. Gue ngga bisa, perasaan gue udah lepas dari segalanya tentang lo. Makasih, lo masih jaga perasaan buat gue..."
"Ki...."
"Gue mohon..." Alda berucap seakan - akan ia sudah menyesal.
"Ngga Al, kita ngga cocok, daripada gue sakitin hati lo dengan kebohongan gue, mending gue tolak lo lebih dulu" perkataan itu lolos dari mulut Kiki, begitu lancar, dan ia mengembuskan napas lega.
Alda tersenyum menyesal. "Iya udah ngga papa, tapi suatu saat lo bakal bisa mencintai gue lagi"
"Gue permisi..."
Kiki menatap punggung Alda yang keluar dari cafe, perempuan itu masih sama seperti dulu, santun dan sopan, hanya berbeda karena perempuan itu sedikit membuatnya kesal.
Dengan logat polosnya, Ila tertawa, terbahak - bahak, pasalnya film my stupid boss lolos membuatnya terjungkal karena lucunya. Ya, hari ini Ila menonton film itu sendirian dirumah, tanpa ditemani siapapun, Ibunya dirumah sakit, Adiknya entah kemana, untuk hari ini ia hanya ingin bersantai dirumah. Perkataan Devon kemarin lolos membuatnya stress dadakan.
Ila mengangkat teleponnya, ah ternyata Devon.
"Ya,"
"Dimana?"
"Hng, gue otw sekarang" balas Ila ketus lalu mematikan teleponnya.
Ila mendengus kesal, membanting handphonenya di kasur, menjambak rambutnya, lalu mengguling - gulingkan tubuhnya di kasur.
"KESEL GUE!!! ARGH!"
"KIKI LAGI KIKI LAGI!! NAPA TU BOCAH SUKA BIKIN KESEL AH!"
Dengan langkah cepat, Ila masuk ke Cafe itu, berlagak sedang membeli minuman lalu Ah! ketemu juga! Ternyata Kiki duduk di sebelah sana, di dekat jendela sebelah kiri ia melihat dari tempatnya berdiri.
Tak heran Devon ingin melakukan ini, Kiki sungguh terlihat sangat menyedihkan, bahkan Ila melihatnya dengan iba.
"Hei Ki. Gue numpang duduk ya, boleh kan ya? Pasti boleh dong, makasi yaa!" ucap Ila duduk di depan Kiki.
Kemudian Kiki hanya menengok ke arah Ila, terkaget.
"Lo? Ngapain disini La?"
"Lah? Gue? Beli minum lah, ya masa gue mau adu cupang" tawa Ila, seakan - akan berubah drastis, tapi nyatanya memang begitu.
Kiki sudah membantunya, dan Ila juga harus membantunya.
"Lo kenapa Ki? Sendiri aja disini? Mau meet sama sape lo?" Ila mencoba mencairkan suasana.
"Ga ada, gua cuma bosen aja di apart. Eh? Tiba - tiba kok lo jadi gini sama gue?" Kiki membenarkan posisi duduknya menatap Ila, mencoba mencari tahu.
"Hehe sorry ya kemarin - kemarin gue lagi sensi, gue sadar gue salah" senyum Ila.
"Ohh... Gitu, yaudah, gue maafin, tapi ada syaratnya..." Kiki berpikir keras tadi, dan inilah cara terbaik.
"HAH?! YA GILA LO! PAKE SYARAT!" teriak Ila kencang sambil nge-gas.
"Yaudah sih, gampang aj"
"Iya! Yaudah iya!!"
"Nah gitu dong." senyum licik Kiki membuat Ila merinding.
"Apa?"
"Jadi pacar pura - pura gue"
What?! Ini kan sama kaya yang direncanain Devon? Kok? Kiki tau?
"Gila lo!?"
"Yaud"
"...Iya!!! Yaudah iya! Cuma pura - pura!" dengus Ila kesal.
"Hahaha oke deal! Kita akan putus sampai gue putusin lo, jadi kalau gue ga putusin lo, lo jangan seenak jidat nyinyir putus, apalagi marah sama gue" licik! Kiki licik!
"Wah anjir lo! Berani bikin pasal sendiri!" Ila hendak memukul Kiki tetapi cowok itu hanya tersenyum, ingat akan perkataannya tadi.
"Haish!!!"
"Hahaha penerimaan maaf gue penting banget ya? Sampe lo mau jadi pacar gue?" jahil Kiki membuat Ila semakin memanas.
Woy sabar La! Kalau bukan permintaan Devon! Gue gak akan pernah nerima Kiki! Untung bukan gue yang kegatelan nembak duluan!
"Bangs.."
"Hayooo sayang..."
"Hah? Sayang? Palelo peyang?!" Ila beranjak pergi meninggalkan Kiki.
Dibelakangnya, Kiki tersenyum menyimpan sebuah arti.
Tbc.
Hola! Konnichiwa!
Readyy nii guys, 7part lagi selesae~ Asik! Aku mau update edelweiss wish setelah QS kelar yuhu!!!
Jangan lupa vote & comment!
Keep wait ya, bye!
w/love
Ichaa