[kth] Married To My Bestfriend

By givieen

211K 10.7K 674

[SUDAH DIBUKUKAN, TERSEDIA DI SHOPEE DAN TOKOPEDIA] Kupikir menikah dengan sahabat itu hanya ada di cerita no... More

Prologue
(1) D+1 Our Wedding
(2) Dating
(3) Work
(4) Mother-in-law came
(5) Drunk
(6) New Boss
(7) Jealously?
(8) I Love You, but...
(9) Sick?
(10) Ex-lovers (Kim Taehyung POV's)
(11) Pregnant?
(12) Hacking
(13) Why Don't be Honest?
(14) The Third
(15) Kim Seokjin
(16) Park Jimin
(17) Lie
(18) Worried
(19) Do You Love Me?
(20) Argument
(22) End
(23) Im Yoomi
(24) Fact : You're My First Kiss
(25) Bae Irene
My Girlfriend, Masternim (Park Jimin FF)
Sefruit Sequel
Tes Ombak
INFO TERBIT
VOTE COVER!
Spoiler EXPART: D-DAY
PO SUDAH DIBUKA!!

(21) Aggressive Jeon

3.6K 299 12
By givieen

Jungkook membisikkan sesuatu yang membuatku semakin takut padanya.

"Kalau saja kau bukan milik Tae-hyung, mungkin kau sudah jadi milikku sekarang."

Tanganku bergetar, mataku terpejam, dengan tenggorokanku yang tercekat, aku berusaha untuk mengeluarkan sepatah kata yang mungkin bisa menjadi pembelaan bagiku.

"K-kook, pa-pakai bajumu," ucapku terbata.

Jungkook tak mengindahkan perkataanku. Dengan cepat ia langsung melumat bibirku dengan paksa dan kasar, aku terus memukul dadanya, tapi apa daya tenagaku lebih lemah daripada Jungkook.

Tangan Jungkook menuntun tanganku untuk mengalung dilehernya.

Hati dan pikiranku tentu menolak, tapi tubuhku tidak. Aku merasa kotor pada diriku sendiri, dan yang lebih parah adalah aku merasa sangat, sangat, sangat bersalah pada Taehyung.

Maafkan aku Tae, aku tidak bisa menjaga diriku, aku mencintaimu.

Jungkook melepas ciumannya dan memberiku kesempatan untuk meraup oksigen.

"Noona, sudah lama aku ingin menciummu seperti ini," bisik Jungkook.

Mataku membulat sempurna, sebelum aku memberi komentar, Jungkook sudah lebih dulu membungkam mulutku dengan bibirnya lagi. Tangannya menarik pinggangku hingga tak ada lagi jarak di antara kita.

Perlahan air mataku meleleh. Dalam hati, aku terus merutuki Jungkook dengan sumpah serapah. Memangnya setan apa yang merasukinya? Astaga!

Setelah puas melecehkanku, akhirnya dia melepas ciumannya, benar-benar dilepas.

Jungkook melepas cengkeraman tangannya dipinggangku dan menatapku nyalang.

Sedangkan aku, aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan memperbaiki penampilanku yang berantakan karena ulah Jeon sialan Jungkook itu tanpa memedulikannya.

Setelah mencuci wajahku, aku keluar dari kamar mandi dan kudapati Jungkook sudah memakai bajunya —tidak telanjang dada lagi —dia sedang duduk di pinggiran kasur sambil menunduk.

Aku berjalan melewatinya lagi, dengan bergegas aku mengambil koperku dan pergi tanpa permisi.




______________________________________

Jungkook POV

Semua yang aku lakukan benar-benar diluar kendaliku. Aku pasti sudah dicap sebagai pria brengsek yang  menjijikan oleh seorang wanita yang sudah kuanggap kakakku sendiri.

Andai saja malam itu setelah pulang dari rumah sakit aku tidak mengambil bajuku di rumah noona lalu tidak sengaja melihat lingerie merah yang ada di lemari, ditambah noona datang di saat yang sangat, sangat, sangat tidak tepat.

Untuk saja tidak sampai 'kecelakaan'.

Dan gara-gara itu, keesokan harinya aku membayangkan Yoora noona yang mencium bibirku dengan rakus.

Walaupun sebenarnya hanya aku yang menciumnya, dia tidak merespon apapun.

Tapi suara pintu apartemen membuyarkan fantasiku yang dimana dalam khayalanku, Yoora noona sedang menciumku dengan rakus dan penuh nafsu hingga saat dia datang, aku benar-benar menjadi lupa diri.

AARRRGGGHHHH ini membuatku frustasi.

Bahkan noona pergi tanpa melirikku sedikit pun, sepertinya noona terkejut atas perlakuanku dan sudah membenciku.

Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat ini, yang aku bisa hanyalah terus menyalahkan diriku.

Tae hyung, maafkan kookie...





Aku mengambil ponselku untuk menelepon Hoseok hyung, aku ingin mabuk walaupun ini masih siang.

"Ada apa Kookie?"

"Apa hyung ada club?"

"Tidak, aku sedang jalan mau jenguk Tae, kenapa?"

Mendengar nama 'Tae' membuatku semakin bersalah.

"Aku hanya ingin club mu, aku ingin mabuk"

"Kalau kau ingin mabuk, datanglah saat malam, bukan siang-siang begini bodoh! Lebih baik kau ikut jenguk Tae, sepertinya yang lain juga akan kesana."

Haruskah aku kesana? Aku tidak berani menampakkan wajahku depan Tae-hyung, apalagi noona.

"Maaf mengganggumu hyung, hati-hati dijalan."

Aku menutup teleponku secara sepihak.

Aku bersiap untuk pergi ke rumah sakit, cukup lama bagiku untuk mengumpulkan niat untuk pergi karena dipikiranku dipenuhi dengan ketakutan akan bertemu noona.

***


Bau obat-obatan khas rumah sakit menyeruak kedalam hidungku, dengan berat hati kakiku kulangkahkan menuju kamar dimana tempat Tae-hyung dirawat.

Aku terdiam cukup lama di depan pintu, rasanya sulit sekali bagiku untuk memutar knop pintu. Tapi tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan dengan gerak refleks aku langsung memutar badanku untuk melihat siapa orang yang menepukku.

"Hyung, kau mengagetkanku!"

"Kau bilang kau ingin mabuk, kenapa malah kesini?"

"Kau bilang aku boleh datang ke club-mu sore nanti dan mengajakku ke rumah sakit, bagaimana sih." Si kuda ini malah terkekeh mendengar jawabanku.

"Ayo masuk," ajaknya.

Aku mengikuti Hoseok hyung masuk ke kamar rawat Tae-hyung, dengan perasaan cemas aku masuk kedalam sana dan kudapati noona sedang memeluk Tae-hyung dengan posesif.

Jujur saja, aku takut noona menceritakan semua kejadian tadi pada Tae-hyung, tapi setelah melihat respon Tae-hyung saat melihatku, kekhawatiranku sedikit berkurang. Sepertinya noona memendamnya sendiri.

"Ra-ah, lepaskan pelukanmu itu, karena kau harusnya menyambut kedatangan kami, lagipula kau bisa memeluk Tae kapan saja," ucap Hoseok.

Noona pun mulai melepaskan pelukannya dan memandangi Hoseok tapi tidak denganku—aku dilewat.

"Lihat apa yang kubawa," ujar Hoseok hyung sambil mengangkat kedua tentengan yang dipegangnya.

Noona mendekati Hoseok dan mengambil alih kedua tentengan itu, mengeluarkan isinya, dan mengambil salah satu buah apel untuk dikupas dan diberikan ke Tae-hyung.

Tidak ada sepatah kata pun yang terucap, bahkan seulas senyum pun tidak.


Melihat dari gelagat noona yang menganggapku seperti tak ada bisa kusimpulkan, noona membenciku.














Tbc.

***

Maaf kalo chapter ini pendek, lagi nggak mood.

Jangan lupa mampir ke lapak sebelah

Continue Reading

You'll Also Like

39.9K 5.4K 21
Jennie yang baru saja pulang dari kantornya tiba-tiba menemukan gadis kecil gelandangan di jalan dan menjadikan gadis itu sebagai putri angkatnya. ak...
304K 31.3K 56
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
185K 21.2K 57
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
AZURA By Semesta

Fanfiction

263K 12.2K 24
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...