Dua Makmum

By Cherry_Alaric

158K 6K 169

'Pernikahan ini memang bukan pernikahan yang kuinginkan. Namun, aku harus menjaga perempuan yang dipilih oran... More

Part 1
Part 2
Part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
part 13
Chapter 14
Chapter 15
Part 16
Part 18
Part 19

part 17

4.8K 254 6
By Cherry_Alaric

Semua panik menunggu dokter keluar dari ruangan tempat Ayra berada. Afka sedari tadi terus berdoa untuk istrinya. Suami mana yang tidak khawatir pada istri yang pingsan tiba-tiba. Afka tidak peduli dengan rencana liburan yang lagi-agi harus gagal karena ada insiden yang tak terduga.

Krek...

Pintu tempat Ayra berada terbuka dan dokter perempuan itu menatap mereka. Setelahnya dia mengatakan jika Ayra baik baik saja, hanya saja dia banyak pikiran dan kurang istirahat. Afka tersenyum lega karena keadaan istrinya baik-baik saja. Namun, senyum lega itu harus berakhir mengatakan satu fakta lain tentang Ayra. Dengan perasaan yang campur aduk Afka menghubungi keluarganya.

Ayra terbaring lemas di ranjang rumah sakit, dengan infus terpasang ditangannya. Afka mengelus kepala istrinya lembut yang dibalut hijab itu. Semua yang ada di ruangan itu menunggu Ayra membuka mata juga hal yang ingin disampaikan Afka.

"Abang" Afka tersenyum lembut pada istrinya.

"Syukurlah kamu udah sadar sayang, lihat semuanya ada disini mengkhawatirkan kamu" Ayra tersenyum tipis.

"Ayra dimana yang sakit nak?" Umi Syarifah menghampiri anak bungsunya itu.

"Cuma kepala Ayra yang agak pusing Mi"

"Hmm Afka ingin menyampaikan sesuatu sama kalian" semua menatap Afka. "Mulai hari ini kalian jangan biarkan Ayra capek, angkat alat-alat berat, jangan buat pikiran Ayra lelah...."

"....Sebenarnya Ayra kenapa Ka. Kamu jangan bikin Umi, Abi sama Walet dan Umi Ayra khawatir" Aisyah yang tidak sabaran langsung memotong perkataan Afka.

"Karena sekarang Ayra gak sendiri lagi tapi ada kehidupan lain disini" Afka mengelus perut rata Ayra.

"Masuk kamu Ayra hamil?" Afka menganggukkan kepalanya.

"Bang, Abang gak bohong kan?"

"Enggak sayang, usia kandungan kamu udah dua 4 Minggu." Afka tersenyum tenang.

"Tapi selama ini Ayra gak merasakan apa apa bang" Ayra masih gak percaya jika ada kehidupan dalam rahimnya.

"Yang penting dia  baik-baik saja sayang" Afka mengelus perut Ayra.
***

Intan tersenyum bahagia menyambut adik kesayangannya itu, apa lagi kabar yang dia terima jika adik kecilnya tengah mengandung. Iqbal dam Asyraf bahkan tidak jadi pulang karena kabar Ayra yang tengah mengandung. Intan dan kakak iparnya pun sudah siap menghidangkan makanan kesukaan Ayra.

"Ayo Ayra kita makan! Hmm ada yang buat kamu mual gak?" Istri dari Asyraf itu terlihat khawatir.

"Enggak kok kak."

"Hmm kalau Kak Mira pas hamil Wulan gak bisa bangun dari tempat tidur" cerita Mira sekilas saat dia hamil

"Itu kamu, bahkan dia manjanya minta ampun" komentar Asyraf.

"Sudah sudah kita makan aja dulu, Vivi sama yang lain juga jangan sungkan sungkan" Intan melerai.

"Iya Tan"
***
Krisla duduk ditaman belakang rumah Ayra sambil main ayunan. Pikirannya kembali melayang pada suasana makan siang  sama keluarga besar Ayra dan Afka. Tanpa Krisla sadari Aris memperhatikan Krisla dan dia melangkah mendekati Krisla.

"Napa melamun buk dokter?"

"Enggak gue lagi mikir sesuatu aja," Krisla tersenyum pada Aris yang duduk di ayunan disampingnya.

"Apa? Kalau gue boleh tau sih"

"Gue pengen punya keluarga seperti Ayra dan Afka. Keluarga mereka harmonis dan saling mendukung." Aris menatap Krisla yang terlihat serius itu.

"Semua keluarga punya cara sendiri untuk bahagia." Aris mengeluarkan pendapatnya.

"Papi sama Mami gue selalu bertengkar kalau pulang ke rumah" Jujur Krisla sedih.

"Sudah jangan banyak dipikiran. Gue, Ayra, Afka, Vivia, Sara dan cowok yang naksir lo Dava, selalu ada buat lo." Aris tidak pandai menghibur. Lebih baik mengalihkan saja.

"Dava? Naksir gue? Ngehalu lo Ris?" Bingung Krisla sekaligus terkejut.

"Halu? Gue liat lo sama Dava cukup dekat. Dava kan Pepet lo terus." Kata Aris l

"Lo salah paham, mana ada Dava naksir gue. Dia lagi incar Vivia."  Kata Krisla.

"Eh?" Aris menatap ragu pada jawab Krisla.

"Kenapa gak percaya?"

"Bukan gitu hanya saja, Dava bilang dia akan cari istri tipe tipe kayak Ayra. Dan menurut gue lo hampir mirip Ayra" jelas Aris.

"Tapi nyatanya Dava menyukai Vivi, yang jauh dari sifat Ayra. Lagian gue sama kalian seamin tapi tak seiman." Ujar Krisla dengan senyum khasnya.

"Kok bisa ya? Vivi kalau ngamuk kan lebih seram dari singa?" Aris tidak yakin.

"Ya mana gue tahu. Namanya aja cinta datang yang seperti hujan di musim panas. Dadakan." Mendengar perkataan Krisla, mereka tersenyum membenarkan.
***
Di lain tempat Sheva terus menangisi kehidupannya. Orang yang dia cintai kini dengan tegas memilih perempuan lain, bahkan dia tak peduli dengan penyakitnya yang bisa drop tiba tiba. Menyesal tentu saja karena dia meminta cerai dulu, permintaan yang tak pernah dia bayangkan akan dikabulkan oleh orang yang dia cintai.

Hendra sebagai Abang yang sangat mencintai adiknya hanya bisa melihat penderitaan adik kesayangannya. Mungkin dulu dia menutup mata dan telinganya asal Sheva bisa bahagia, tapi tidak lagi sekarang dia ingin tahu kebenarannya. Banyak narasumber yang terpercaya yang sudah diwawancarai. Dan yang perkataan Afka sendiri adalah fakta yang menyakitkan.

"Hend kamu harus ketemu sama Afka dan kasih tau dia gimana keadaan adik kamu nak" Hendra menatap ibunya.

"Enggak Mah, Afka gak perlu tau. Kita jangan merusak kebahagian keluarganya lagi" tolak Afka

"Apa kamu tega melihat kondisi adik kamu? Dia butuh Afka" bujuk ibunya tidak tega melihat keadaan Sheva.

"Enggak Mah dia bukan butuh Afka. Yang dia butuhkan pengobatan, dukungan dari kita dan kepercayaannya pada Allah. Dia bisa sembuh bukan karena Afka." Keluarga ini harus membuka matanya dan melihat kenyataan jika bersama Afka, Sheva bukan bahagia tapi dia hanya membohongi dirinya.

"Kamu gak sayang lagi sama adikmu"

"Semua yang aku lakukan ini karena sayang sama Sheva Mah. Dia gak akan bahagia sama Afka karena Afka mencintai Ayra"

"Suruh aja Afka menceraikan Ayra dia pasti akan kembali mencintai Sheva" Hendra diam mendengar perkataan yang keluar dari mulut Mamahnya.

"Mah, mamah udah keterlaluan demi kebahagian anaknya merusak kebahagian orang lain. Dengar mulai sekarang jangan ada yang berani mengusik kebahagian keluarga Afka. Ayra itu gadis yang baik yang rela dimadu hanya agar anak kita bahagia, tapi apa ?Afka memang tak mencintai Sheva itu faktanya. Kalau dia cinta gak akan menceraikan Sheva," jelas sang kepala keluarga.

"Papah belaian Afka? Anak kita menderita Pah" masih tegas dengan pendirian nya

"Afka dan Ayra lebih menderita. Apapun yang Afka lakuin ini semua demi Ayra bukan Sheva, Ayra yang menyuruh Afka menikahi Sheva, Ayra yang menyuruh Afka baik sama Sheva. Semua karena Ayra, tapi sebagai suami yang mencintai istrinya Afka gak bisa lagi melakukan itu. Sheva gak bersikap sebaik Ayra, semua yang Sheva lakukan demi mendapatkan Afka seutuhnya. Ayra dia melakukan segala cara supaya Afka mau menerima Sheva yang sakit ini. Apa Mamah bahagia anak kita hidup dengan belas kasian?" jelas Papah.

"Cukup Pah"

"Mamah harus tau. Dan terakhir anakmu ini masuk rumah sakit dan dia melarang Afka memberi tahu Ayra, bukan karena dia takut Ayra khawatir pada dasarnya dia hanya ingin Afka yang merawatnya. Menghabiskan banyak waktu bersama Af. .."

"Cukup pah!" Sheva memotong perkataan Papahnya. Yah dia mendengar semua pertengkaran itu. "Semua yang aku lakuin hanya ingin orang yang aku cintai mencintai ku" lirih Sheva.

"Tapi kamu salah nak. Kamu gak akan bahagia dengan cara ini. Kamu harus bisa menerima kenyataan"

"Iya Pah. Dan untuk memulai hidup baru aku ingin meninggalkan Indonesia memulai semuanya dari awal" pinta Sheva.

"Iya sayang Papah akan mengurus semua keberangkatan mu" Sheva memeluk Papahnya.

'Aku akan pergi dan memulai kehidupan yang baru tanpa cinta untuk kamu. Dan semoga kamu bahagia di sini"
***
6 bulan kemudian

Rencana liburan ke Turki memang gagal, dan Afka membawa Ayra pulang ke daerah asalnya Aceh. Selama di Aceh mereka mengelilingi tempat tempat yang bagus di Aceh seperti ke Sabang, Aceh Selatan, Takengon dan beberapa daerah lain. Dan kandungan Ayra juga sangat sehat.

Saat ini usia kandungan Ayra sudah masuk 7 bulan. Dan mereka membuat acara tujuh bulanan, di mana pihak suami akan memasak dan membawanya ke rumah orang tua perempuan. Berhubung Afka bukan asli orang Aceh, dia dan keluarganya memasak di rumah tante Ayra lalu membawa ke rumah orangtua Ayra. Setelahnya dirumah orang tua Ayra mereka melakukan pengajian. Adat ini biasanya hanya dilakukan pada anak pertama.

Di hari bahagia ini juga dihadiri oleh teman teman mereka. Hari ini juga ada pasangan yang baru menikah Sarah dan Aris, pasangan yang tidak diduga Selama ini Aris dan Sarah tidak terlihat sering interaksi saat mereka kumpul. Dalam diam mereka tiba-tiba kirim undangan aja.

"Wah liat acara kaya gini gak sabar buat punya anak" ujar Aris.

"Wah kode keras ni. Kamu harus cepat cepat isi Sarah" kata Krisla yang juga datang dengan pasangannya.

"Apaan sih kalian,"  wajah Sarah sudah bersemu merah.

"Gue bahagia benget bisa liat kalian bahagia gini. Pokok kedepannya kalian harus selalu bahagia" lebay Dava membuat suasana haru tapi lucu.

"Iya Dava. Kamu juga harus bahagia" ujar Ayra.

"Dan lo Ris jangan cari Makmum kedua lo. Ribet urusannya" nasehat Dava.

"Insyallah gak akan. Udah liat pengalaman kawan gue" Aris melirik Afka.

"Udah gak usah ngomong masa lalu" kesal Afka.

"Sebenarnya ini salah Ayra yang menyuruh Bang Afka menikah lagi" wajah ibu hamil itu jadi sedih.

"Ini bukan salah Ayra, Afkanya aja gak bisa tegas sama perasaanya. Coba dulu dia bilang gini 'aku gak bisa menikahi Sheva karena hati aku mencintai kamu" ujar Dava.

"Ngomong buat orang gampang. Lo udah jujur sama Vivi kalau lo cinta sama dia" Afka ikut menyindir Dava.

"Khem Afka lo apaan sih" Dava kalang kabut dengan ucapan Afka.

"Lo cinta sama gue?" Kaget Vivia

"Bukan gitu maksudnya Vi, gue itu...." Bingung Dava untuk melanjutkan perkataannya.

"Kalau lo gak masalah sama sifat Singa gue pulang dari Aceh lo lamar gue" ujar Vivia santai lebih berani dari Dava

"Lo nerima perasaan gue?" Kaget Dava tidak percaya.

"Dan kalau lo nikah sama gue dilarang keras poligami, walaupun poligami itu diizinkan tapi gue gak mau lo punya dua makmu, apa lagi lebih. Jika lo berani hidup lo dan selingkuhan lo habis ditangan gue." Ancam Vivia.

"Iya gue janji" ucap Dava cepat.

"Pasangan yang unik," komentar Ayra.

"Tinggal gue yang jomblo" celetuk Amel  adik Dava yang ikut mereka ke Aceh.

"Mel sepupu aku yang baru pulang dari Kairo mau ta'aruf sama kamu" ujar Ayra tiba-tiba membuat yang lain kaget.

"Enggak adek gue masih bocah." Tolak Dava cepat.

"Apa? Namanya siapa Ra?" Semangat Amel.

"Woi bocah jangan macem-macem lo." Afka cepat menyeret Dava menjauh."lepaskan gue Afka!!!" Amuknya.

"Said Ikhsan yang duduk dekat bang Iqbal. Dia suka pas liat kamu gendong Zuhra tadi," tunjuk Ayra

"Ya Allah tampannya" heboh tim cewek melihat Ikhsan.

"Jaga mata woi!"

"Cie adek Dava bakal nikah ni ye" sorak mereka.

"Apaan sih?" muka Amel bersemu merah.

"Jadi kamu mau ga?" Amel menganggukkan kepalanya pelan. Sedangkan yang lain tersenyum dengan tingkah Amel.

"Ayo masuk biar aku kenalkan sama orang tuanya" ajak Ayra.

"Orang tua langsung coy"

"Enggak Ah malu dong Ayra"

"Nanti aku jelasin kalau bang Ikhsan udah mau kenal jauh sama kamu pasti Bunda aku senang ayo."

Yang lain hanya tersenyum melihat Ayra dan Amel yang masuk kedalam rumah keluarga Ayra. Dan mereka sangat terhibur dengan tingkah Dava masih memberontak adiknya dikenalkan sama cowok.
@@@
Makasih semuanya. Akhirnya cerita ini hampir tiba di bagian endingnya.

Continue Reading

You'll Also Like

133K 5.3K 24
"Jadi kamu gak bakal nembak aku? " Ujar risa lirih "Gak aku gak bakal nembak kamu"ujar raffi tegas kendati hatinya ingin menembak risa namun ia urun...
2.3M 27K 37
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
750K 28K 43
Yang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.
165K 10.4K 21
Kata orang, cinta itu manis! Benarkah??? Masnya ganteng banget, badannya gedhe, hehe... aku mau jadi istri masnya... ~Aldora Lestari Ya Allah, karma...